Anda di halaman 1dari 6

Nama : Evan Nur Syahbani

Kelas : Akuntansi 20’A


NPM : 21.0102.0040

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


A. Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Di sebuah organisasi tentu memerlukan sistem pengendalian manajemen yang
dimana berguna untuk memberikan jaminan dilaksanakannnya strategi organisasi secara
efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen
meliputi beberapa aktivitas yaitu:
1. Perencanaan
2. Koordinasi Antar Berbagai Bagian Dalam Organisasi
3. Komunikasi Informasi
4. Pengambilan Keputusan
5. Motivasi Orang-Orang Dalam Organisasi Agar Berperilaku Sesuai Dengan Tujuan
Organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian Kinerja
Sistem pengendalian manajmenen tersebut harus didukung dengan adanya
perangkat lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian
manajemen yang digunakan, MSDM dan lingkungan yang mendukung. MSDM harus
dilalakukan sejak proses seleksi dan rekruitmen, training, pengembangan dan promosi
hingga pemberhentian karyawan. Faktor lingkungan meliputi kestabilan politik, ekonomi,
sosial, keamanan dsb. Dimana semua unsur tsb harus dapat mendukung pelaksanaan
strategi organisasi.
B. Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan dalam 3 kelompok:
1. Pengendalian preventif (preventive control).
Pengendalian ini berkaitan dnegan perumusan strategi dan perencanaan startegi yang
dijabarkan dalam bentuk program-program
2. Pengendalian operasional (operasional control).
Pengengendalian ini berkaitan dengan pelaksanaan program yang telah ditetapkan
melalui alat berupa anggaran.
3. Pengendalian kinerja.
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berasarkan
tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.
C. Struktur Pengendalian Manajemen
Pusaat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer
yang bertangungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Sehingga dapat dikatakan juga suatu organisasi merupakan kumpulan dari suatu pusat
pertanggungjawaban.
Tujuan dibuatnya pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisai yang dipimpinnya
2. Untuk meudahklan mencapai tujuan organisasi
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan wewenang dan tugas ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
7. Sebagai alat pengendali anggaran
Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
1. Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Pusat Pendapatan Pusat pendapatan
merupakan pusat dari pertanggungjawaban dimana prestasi manajernya dinilai atas dasar
pendapatan yang dihasilkan.
Contohnya: dinas pendapatan daerah dan dep. Pemasaran
2. Pusat Laba (profit center)
Pusat laba merupakan pertanggungjawaban yang menandingkan input
(expenses) dan output (revenue) dalam satuan moneter.
Contohnya: BUMD dan BUMN, obyek pariwisata milik PEMDA, bandara dan
Pelabuhan.
3. Pusat incestasi (investment center)
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban dimana prestasi manajernya
memiliki nilai berdasarkan laba yang dihasilkan dengan investasi yang telah ditanamkan
pada pusat pertanggungjawaban yang sedang dipimpinnya.
Contohnya: dep. Riset dan Pengembangan dan balitbang.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai berlanja
(pengeluaran) yang telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa anggaran.
Laporan kinerja disiapkan dan dikirim ke setiap level manajemen untuk dievaluasi
kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan anggaran. Jika
sistem pengendalian anggaran berjalan dengan baik maka informasi yang dikirimkan
kepada manajer harus relevan dan tepat waktu. Informasi yang relevan harus up to date
(terbaru) dan biaya yang dikendalikan secara langsung (controllable) dengan biaya-biaya
yang tidak dikendalikan (uncontrollable) oleh manajer pusat pertanggungjawaban.
Informasi yang terkait dengan system pengendalian anggaran biasanya banyak
diketahui oleh bagian departemen anggaran. Departemen anggaran memiliki fungsi,
yaitu:
1. Menetapkan prosedur dan formular untuk persiapan anggaran
2. Mengkoordinasi dan membuat asumsi sebagai dasar anggaran (misalnya: asumsi
tingkat inflasi, nilai tukar, harga migas)
3. Membantu mengkomunikasikan anggaran ke selurih bagian dalam organisasi
4. Menganalisis anggaran yan diajukan dan membuat rekomendasi kepada budgeter
dan manajer pusat pertanggungjawaban
5. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, menginterpretasikan hasil dan
menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat pertanggungjawaban
6. Menyiapkan revisi anggaran jika diperlukan.

D. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan
dengan cara komunikasi formal dan informal. Prengendalian organisasi dapat berupa aturan
dan prosedur birokrasi atau melalui sistem pengendalian dan manajemen informasi yang
dirancang secara formal. Dalam suatu organisasi setiap individu pasti mempunyai tujuan
person.
Faktor yang mempengaruhi goal congrunce dapat dikategorikan dalam 2 kelompok
yaitu faktor pengendalian formal dan informal. Faktor pengendalian formal misalnya:sistem
pengendalian manajemen dan sistem aturan. Sedangkan faktor informal terdiri dari ekstrenal
dan internal. Yang bersifat eksternal contohnya etos kerja dan loyalitas karyawan (dalam
pemerintahan kita kenal sebagi abdi negara dan abdi masyarakat), sedangkan yang bersifat
internal: kulktur organisasi, gaya manajemen dan gaya komunikasi.
Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visis, misi, tujuan, sasaran,
target,arah dan kebijakan serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan
tanggungjawab manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintahan perumusan strategi
dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya berupa GBHN yang akhirnya merupakan
acuan bagi eksektutif dalam berindak.
Yang berubah hanyalah strategi untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang telah
ditetapkan. Perubahan lingkungan dalam organisasi sektor publik sangat mungkin karena
organisasi sektor publik dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Karenanya perumusan strategi bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan
organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis
SWOT.
Menurut Olsen dan Eadi (1982) proses penyusunan strategi terdiri dari 5 komponen dasar
1. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan manajemen eksekutif
dan memberikan rerangka strategi dan target yang akan dicapai.
2. Analisis atau scanning linkungan, yang terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran
factor-faktor eksternal yang sedang atau akan terjadi serta kondisi yang harus
dipertimbangkan dalam merumuskan strategi perusahaan.
3. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi pada berbagai factor untuk dipertimbangkan
dalam perencanaan.
4. Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi
5. Implementasi dan pengendalian rencana strategi.
Menurut Bryson Jm model 8 langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi yaitu:
1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategi
2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi
3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi
4. Menilai lingkungan eksternal
5. Menilai lingkungan internal
6. Identifikasi isu strategi yang sedang dihadapi organisasi
7. Perumusan strategi untuk me-manage isu-isu
8. Menetapkan visi organisasi untuk masa ke depan
Perencanaan Strategi (strategic planning)
Perbedaan dengan perumusan strategi yaitu perumusan strategi adalah proses untuk
menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategi yaitu proses menentukan bagaimana
mengimplementasikan strategi tersebut. Perencanaan strategik adalah proses menurunkan
strategi dalam bentuk program-program.
Manfaat Perencanaan Strategik
- Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif
- Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan
- Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal
- Sebagai rerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek
- Sebagai sarana manajemen untuk memahami strategi organisasi secara lebih jelas
- Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi
antara manajer puncak dengan manajer dibawahnya, sehingga memungkinkan terjadi
persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level dibawahnya mengenai strategi
terbaik untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan, yang nantinya akan
mendorong goal congruence.
Mengubah perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata
Perencanaan strategik bukan merupakan hasil akhir, tapi masih perlu ditranslasikan
dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Untuk itu harus didukung oleh:
- Struktur pendukung, baik secra manajerial maupun secara politik
- Proses dan praktek implementasi di lapangan
- Kultur organisasi
Visi, misi, tujuan dan strategi yang telah ditetapkan secara biak dapat gagal bila
struktur organisasi tiudak mendukung strategi, karenanya perlu adanya restrukturisasi dan
reorganisasi agar selaras dengan startegi dan sistem pengendalian manajemen.
Restrukturisasi dapat didasarkan pada prinsip:
1. Perubahan strktur organisasi hendaknya dapat meningktakan kapasitas untuk
mencapai strategi yang efektif
2. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan
kebijakan hingga level bawah. Visi, misi dan tujuan organisasi harus selalu
dikomunikasiokan kepada seluruh anggota organisasi
3. Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan
dan otorisasi alokasi sumber daya dan menilai kinerja manajemen.
Proses dan praktik di lapangan terkait dengan prosedur dan sistem pengendalian.
Prencanaan strategik tidak akan efektif jika prosedur dan sistem pengendalian tidak sesuai
dengan strategi. Arus ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian
wewenang dan tugas. Selain itu harus didukung oleh regulasi keuangan, pengendalian
personel dan manajemen kompensasi yang jelas dan fair.
Kultur organisasi terkait dengan lingkungan kerja dan kesediaan anggota untuk
melakukan perubahan. Perencanaan srtategik harus didukung adanya budaya organisasi yang
kuat, dan harus didukung oleh perubahan perilaku dan sikap anggota organisasi untuk
melaksanakan program-program secara efektif dan efisien. Program akan gagal bila personel
di lapangan bertindak tidak sesuai dengan arah dan strategi organisasi.
Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan
tahap yang pang dominan, karena memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan
penganggraan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terletak pada pengaruh politik dalam
proses penganggaran.
Pengukuran Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses pengendalian manajemen yang
dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja dapat dilakukan dengana menciptakan mekanisme reward dan punishment.
Sistem pemberian penghargaan dan hukuman dapat digunakan sebagai pendorong untuk
pencapaian suatu strategi.. Peran peting adanya penghargaan dalam suatu organisasi akan
mendorong tercapainya tujuan oragnisasi dan untuk menciptakan kepuasan setiap individu.
Pemberian reward dapat berupa financial atau non financial, yang bersifat financial
misalnya kenaikan gaji, bonus dan pemberian tunjangan, sedangkan non financial dapat
berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab, otonomi yang lebih besar,
penempatan kerja di lokasi yang lebih baik dan pengakuan.

Anda mungkin juga menyukai