Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

PENDAHULUAN
Setiap organisasi baik organisasi public maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai
tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas.
Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi
organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan,
manajemen organisasi dapat mengukur bagaimana kinerjanya selama proses hinggga tujuan itu dapat tercapai dan
dapat menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini tujuan dari Akuntansi Sektor Publik
tidak untuk mencari keuntungan melainkam pelayanan terhadap masyarakat.

PEMBAHASAN
A. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen diperlukan untuk menjamin terlaksananya strategi organisasi secara efektif dan
efisien.
Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu :
1. Perencanaan,
2. Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi,
3. Komunikasi informasi,
4. Pengambilan keputusan,
5. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi,
6. Pengendalian, dan
7. Penilaian kinerja.
Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara
efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus
didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen
yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen, karena sistem pengendalian
manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban. Pusat-pusat
pertanggungjawaban tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kerja. Sistem
Pengendalian Manajemen didukung pula oleh :
1. Struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen kerena Sistem Pengendalian
Manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai responsibility centers yang mirip basis
perencanaan, pengendalian dan penilaian kinerja.
2. Manajemen SDM, yang dilakukan sejak proses seleksi dan rekruitmen, training, pengembangan, promosi,
dan pemberhentian karyawan.
3. Lingkungan yang mendukung, meliputi kestabilan politik, ekonomi, sosial, keamanan, dsb.

B. Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (preventive control). Pada tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan
perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control). Pada tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan
pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran.
Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja
berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

C. STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility centers).
Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya:
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban
tugas manajer pusat;
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien; dan
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan yang optimal antara
sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur
dengan jumlah sumber daya yang digunkan, sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang
dihasilkan. Empat jenis Pertanggungjawaban (responsibility centers), yaitu
1. Expense Center; responsibility center yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah
dikeluarkan. Pada sektor publik, output seringkali ada tetapi tak dapat diukur atau hanya dapat diukur
secara fisik dan tidak dalam nilai rupiah. Contoh pusat biaya tersebut adalah Departemen Produksi,
Dinas sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
2. Revenue Center; responsibility center yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang
dihasilkan. Misalnya Dispenda dan Departemen pemasaran.
3. Profit Center; responsibility center yang menandingkan input (expense) dengan output (revenue) dalam
satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang diperoleh. Misalnya BUMN/D, obyek
pariwisata milik Pemda, bandara, dan pelabuhan.
4. Investment Center; responsibility center yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang
dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada responsibility center yang dipimpinnya.
Contohnya: Dapartemen Riset dan Pengembangan, dan Balitbang.
Pengandalian manajemen berfokus pada responsibility centers, karena responsibility centers merupakan alat
untuk melaksanakan strategi dan program yang telah diseleksi melalui proses perencanaan strategik.
Manajer pusat pertanggungjawaban, sebagai budget holder, memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
anggaran. Pusat pertanggungjawaban memperoleh sumber daya input berupa tenaga kerja, material, dan
sebagainya yang dengan input tersebut diharapkan dapat menghasilkan output dalam bentuk barang atau
pelayanan pada tingkat kuantitas dan kualitas tertentu. Pengendalian anggaran meliputi pengukuran terhadap
output dan belanja yang riil dilakukan dibandingkan dengan anggaran. Adanya perbedaan atau varians antara
hasil yang dicapai dengan yang dianggarkan kemudian dianalisis untuk diketahui penyebabnya dan dicari siapa
yang bertanggungjawab atas terjadinya varians tersebut, sehingga dapat segera dilakukan tindakan korektif.
Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan
penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut seharusnya mendukung
program pusat pertanggungjawaban pada level yang tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat
tercapai.Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai belanja (pengeluaran) yang telah
dilakukan dan output yang dihasilkan selama anggaran. Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua level
manajemen unutk dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan anggaran.
Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up budgeting atau
participative budgeting. Karena pusat pertanggungjawaban mengemban fungsi sebagai budget holder, maka proses
penyiapan dan pengendalian anggaran harus menjadi fokus perhatian manajer pusat pertanggungjawaban.
Keberdaan departemen anggaran dan komite anggaran pada pusat pertanggungjawaban sangat perlu untuk
membantu terciptanya anggaran yang efektif. Pusat pertanggungjawaban merupakan alat yang sangat vital untuk
pelaksanaan dan pengendalian anggaran. Selain itu, pusat pertanggungjawaban merupakan basis pengukuran
kinerja, yaitu pembandingan antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran yang telah
ditetapkan.

D. PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan saluran
komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang
meliputi:
(1) perumusan strategi (strategy formulation)
(2) perencanaan strategik (strategic planning)
(3) penganggaran
(4) operasional (pelaksanaan anggaran), dan
(5) evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan
informal, diskusi, atau melalui metoda management by walking around.
Sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal
congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu
faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian formal misalnya adalah sistem pengendalian
manajemen, sistem aturan (rules of the game), dan reward & punishment system. Sementara itu, faktor informal
terdiri atas faktor eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal, misalnya etos kerja
dan loyalitas karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi (organitation culture), gaya
manajemen (management style), dan gaya komunikasi(communication style).
Perumusan strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah dan kebijakan,
serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top
management). Perumusan strategi dapat bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku. Perumusan strategi yang
dihasilkan dari proses perumusan srategi merupakan strategi global (makro) atau dalam perusahaan disebut
corporate level strategy. Strategi makro tersebut kemudian dijabarkan (break down) menjadi strategi lebih mikro
dalam bentuk program-program, kegiatan, atau proyek.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi. Salah satu
metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat).
Analisis SWOT dikembangkan dengan menganalisis faktor internal oragnisasi yang menjadi kekuatan dan
kelemahan organisasi (care competence) dan memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman dan peluang.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk mencapai tujuan
organisasi.
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar, yaitu:
Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekuitf organisasi dan
memberikan rerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.
Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran (assessment) faktor-faktor
eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi
organisasi.
Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.
Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.
Implementasi dan pengendalian rencana strategik.

Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi,
yaitu:
1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategik.
2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi.
3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi.
4. Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
5. Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
6. Identifikasi isu strategik yang sedang dihadapi organisasi.
7. Prumusan strategi untuk me-manage isu-isu.
8. Menetapkan visi organisasi untuk masa depan.

Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik (strategic plannig). Perencanaan strategik
adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi
dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk menentukan
strategi, sedangkan perencanaan strategik adalahproses menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi
tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencana-rencana strategik. Perencanaan strategik merupakan proses
menurunkan strategi dalam bentuk program-program.
Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi
Perencanaan strategik sangat penting bagi organisasi. Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi, antara
lain:
1. Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektf,
2. Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan,
3. Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal (efektf dan efisien),
4. Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action),
5. Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas, dan
6. Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer puncak dengan
manajer level bawahnya. Adanya komunikasi ini akan memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak
dengan manajer level bawah mengenai strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Hal ini
akan mendorong terwujudnya goal congruence.
Mengubah Perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata
Perencanaan strategik bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencanaan strategik perlu ditranslasikan
dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Maka dari itu, perencanaan strategik harus didukung oleh hal-hal berikut:
1. Struktur pendukun, baik secara majerial maupun political will;
2. Proses dan praktik implementasi di lapangan; dan
3. Kultur organisasi.
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
restrukturisasi dan reoragnisasi (institutional reform) agar selaras dengan strategi dan desain sistem pengendalian
manajemen. Restrukturisasi tersebut didasarkan pada prinsip:
1. Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan kapasitas untuk mencapai strategi yang
efektif.
2. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan kebijakan hingga level
bawah.
3. Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan dan otorisasi alokasi
sumber daya, dan menilai kinerja manajemen (eksekutif).
Perencanaan strategik tidak akan efektif jika prosedur dan sistem pengendalian tidak sesuai dengan strategi.
Harus ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian wewenang dan tugas. Selain itu harus
didukung dengan adanya regulasi keuangan, pengendalian personel, dan manajemen kompensasi yang jelas dan
fair.
Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap yang dominan.
Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan
penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politk dalam proses
penganggaran.
Peniliaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, yang merupakan bagian dari proses
pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui
sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian
penghargaan (rewards) dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Bentuk
reward dapat berupa:
1. Finansial, berupa kenaikan gajiii, bonus, dan tunjangan
2. Nonfinansial, berupa pshycological reward dan social reward. Misalnya promosi jabatan, penambahan
tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di tempat yg lebih baik,
dan pengakuan

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran mirip pernyataan mengengenai estimasi kinerja yg hendak dicapai selama periode waktu tertentu yg
dinyatakan dlm ukuran finansial. Penganggaran adalah proses/metoda untuk mempersiapkan anggaran.
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk program/aktivitas.
Aspek-aspek anggaran sektor publik:
o Perencanaan
o Pengendalian
o Akuntabilitas
Proses penganggaran akan efektif bila diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight body) yg bertugas
mengontrol proses perencanaan & pengendalian anggaran

PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:
o berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja); dan
o berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan).

PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat
1. Pemerintah mewakili kepentingan rakyat, uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat
2. Anggaran menunjukan rencana pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat tersebut
3. Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu:
o Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial-ekonomi,
menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
o Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan
terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.
o Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.

FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu: (1) sebagai alat perencanaan, (2) alat
pengendalian, (3) alat kebijakan fiskal, (4) alat politik, (5) alat koordinasi dan komunikasi, (6) alat penilaian
kinerja, (7) alat motivasi, dan (8) alat menciptakan ruang publik.

ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
o merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan,
o merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan
alternatif sumber pembiayaannya,
o mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun, dan
o menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN
Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif. Anggaran
sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending, underspending dan salah
sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas
Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:
o Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;
o Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances);
o Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat dikendalikan
(uncontrollable) atas suatu varians;
o Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya


Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah,
sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.

Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)
Anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas
penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu

Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. anggaran publik juga berfungsi
sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif

Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja
Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah
ditetapkan

Anggaran Sebagai Alat Motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja secara ekonomis,
efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. target anggaran hendaknya
jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah
untuk dicapai.

Anggaran Sebagai alat untuk Menciptakan Ruang Publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan
Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik.

JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Dua jenis anggaran sektor publik:
1. Anggaran operasional (operation/recurrent budget)
2. Anggaran modal (capital/investment budget)

a.) Anggaran operasional (operation/recurrent budget)
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan harian dlm menjalankan pemerintahan.
Contohnya adl belanja rutin (recurrent expenditure) yaitu pengeluaran yg manfaatnya hanya untuk satu tahun
anggaran & tak untuk menambah aset atau kekayaan pemerintah rutin krn sifat pengeluaran tsb berulang-
ulang ada setiap tahun. Contoh lain Belanja Administrasi Umum; Belanja Operasi & Pemeliharaan

b.) Anggaran modal (capital/investment budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jk panjang & pembelanjaan atas aktiva tetap, al: gedung, peralatan,
kendaraan & perabot. Belanja investasi/modal adl pengeluaran yg manfaatnya cenderung melebihi satu tahun
anggaran & akan menambah aset/kekayaan pemerintah; selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk
biaya operasional & pemeliharaannya

Belanja Publik
Belanja Publik adalah pengeluaran pemerintah yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh
masyarakat. Belanja Publik merupakan belanja modal (capital expenditure) yang dapat diwujudkan berupa
investasi fisik (pembangunan infrastruktur) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun dan
mengakibatkan terjadinya penambahan aset pemerintah.

Belanja Aparatur
Belanja Aparatur adalah belanja yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat, tetapi
dirasakan secara langsung oleh aparatur. Belanja Aparatur menyebabkan terjadinya penambahan aktiva tetap dan
aktiva tidak lancar lainnya. Belanja Aparatur diperkirakan akan memberikan manfaat pada periode berjalan dan
periode yang akan datang.

PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
o Otorisasi oleh legislatif; hrs diotorisasi legislatif sblm eksekutif membelanjakan anggaran tsb.
o Komprehensif; menunjukkan semua penerimaan & pengeluaran pemerintah
o Keutuhan anggaran; penerimaan & belanja pemerintah terhimpun dlm general fund.
o Nondiscretionary appropriation; jml yg disetujui dewan legislatif hrs termanfaatkan sscr ekonomis,
efisien & efektif
o Periodik; anggaran mrp proses periodik (tahunan atau multitahunan)
o Akurat; estimasi anggaran tak memasukkan hidden reserve yg dpt mjd kantong pemborosan & inefisiensi
anggaran, serta dpt memunculkan underestimate pendapatan & overestimate pengeluaran.
o Jelas; sederhana, dpt dipahami, dan tak membingungkan
o Diketahui publik; diinformasikan kpd masyarakat luas

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Proses penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan, yaitu:
o Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antarbagian dalam
lingkungan pemerintah.
o Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses
pemrioritasan.
o Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
o Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRD dan masyarakat
luas.
Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah:
o Tujuan dan target yang hendak dicapai
o Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)
o Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target
o Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan pemerintah yang baru,
fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam, dan sebagainya.

PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN
Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang
tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran
pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat.
Tahap Ratifikasi Anggaran
Tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi
yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.
Tahap Pelaksanaan Anggaran
Dalam tahap pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan publik
adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sitem pengendalian manajemen.
Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran
Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasional anggaran,
sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implemetasi telah didukung
dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting
and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.

PERMASALAHAN DALAM PROSES PENGANGGARAN
Tahap Perencanaan dan Persiapan Anggaran
Permasalahan yang sering muncul dalam tahap perencanaan dan persiapan anggaran adalah munculnya
senjangan anggaran (budgetary slack) dan rendahnya tingkat partisipasi dalam proses anggaran
Tahap Ratifikasi
Permasalahan yang sering terjadi pada tahap ratifikasi adalah lemahnya peran dewan legislatif dalam
pengesahaan anggaran.



Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi anggaran permasalahan yang muncul adalah terjadinya revisi anggaran/mungkin
juga dilakukannyavirement (perubahan jumlah nominal pos-pos dalam anggaran namun tidak mengubah jumlah
total anggaran)
Tahap Pelaporan Anggaran
Permasalah dalam tahap pelaporan anggaran adalah tidak adanya indikator kinerja yang memadai untuk
mengukur kinerja. Selain itu, belum dihasilkannya laporan keuangan yang komprehensif, yang ada baru berupa
nota perhitungan anggaran dan laporan surplus dan defisit. Permasalahan lain adalah orientasi pelaporan
pertanggungjawaban yang bersifat vertical reporting, dan belum bersifat horizontal reporting

PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSES ANGGARAN
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses anggaran dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu:
o Eksekutif
o Legislatif
o Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai