Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MATA KULIAH KELOMPOK 10

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


‘’ SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK’’

Dosen:
Komang Sri Widiantari, S.E., M.Si

Nama Anggota Kelompok:

1. Ni Putu Fiona Adys Citradewi (119211415)


2. Ni Made Nopi Narayani (120211425)
3. Ni Km Tri Monica Permata Sari (120211458)
4. I Gede Risky Pranata Dharma (120211485)
5. Adrian Wijaya (120211505)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
SEKTOR PUBLIK

- Pengertian dan fungsi sistem Pengendalian Manajemen


sektor Publik
1. Pengertian sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen adalah merupakan suatu proses
untuk menentukan suatu sasaran agar seluruh fungsi dapat dilaksanakan
sesuai dengan fungsinya.
2. Fungsi Pengendalian Manajemen Meliputi:
1) Perencanaan
2) Koordinasi
3) Komunikasi informasi
4) Pengambilan keputusan
5) Memotivasi orang-orang dalam organisasi
6) Pengendalian
7) Penilaian kinerja

- Tipe Pengendalian Manajemen


Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok,
yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini
pengendalian
manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic
yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini
pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan
program
yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan
untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa
analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah
ditetapkan.

- Struktur Pengendalian Manajemen


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk
struktur pusat pertanggung jawaban (Responsibility centers). Pusat
pertanggung jawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pusat pertanggung jawaban
yang dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai
pusat pertanggung jawaban. Adapun Tujuan dibuatnya pusat pertanggung
jawaban tersebut adalah:
1) Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer
dan unit organisasi yang dipimpinnya.
2) Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.
3) Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.
4) Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki
kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.
5) Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.
6) Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisien.
7) Sebagai alat pengendalian anggaran.
Pusat pertanggung jawaban merupakan suatu unit organisasi yang
dipimpin.
Pusat-Pusat Pertanggung jawaban (Responsibility Centre) pada
dasarnya terbagi menjadi 4 jenis pertanggung jawaban, yaitu:
1. Pusat biaya
Pusat biaya merupakan pusat pertanggung jawaban yang presentasi
manajer di nilai berdasarkan biaya yang telah di keluarkan suatu unit
organisasi disebut suatu pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai
berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan nilai output yang di
hasilkan). Contoh pusat biaya adalah departemen produksi, dinas sosial,
dan dinas pekerjaan umum.

2. Pusat Pendapatan (Revenue Centre)


Merupakan pusat pertanggung jawaban dimana pimpinannya bertanggung
Jawab atas pendapatan. Bertanggungjawab artinya mempunyai
kewenangan atas hal-hal yang dapat meningkatkan pendapatan, seperti
menentukan harga jual dan biaya-biaya yang secara tidak langsung bisa
relevan atau tidak sama sekali.Contoh pusat pendapatan, dinas
pendapatan daerah dan departemen pemasaran.

3. Pusat Laba (Profit Centre)


Pusat laba merupakan pusat pertanggung jawaban dimana kinerja
finansialnya diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih antara
pendapatan dan pengeluaran.
Manfaat pusat laba yaitu:
a) Keputusan operasional dapat dilakukan lebih cepat karena tidak
memerlukan pertimbangan dari kantor pusat.
b) Kualitas keputusan cenderung lebih baik, karena dilakukan oleh orang
yang benar-benar mengerti tentang keputusan tersebut.
c) Manajemen kantor pusat bebas dari urusan operasional rutin dan bias
lebih focus pada keputusan yang lebih luas.

4. Pusat Investasi (Investment Centre)


Yaitu pusat pertanggung jawaban yang kinerja pimpinannya dinilai dari
prestasinya memanfaatkan asset perusahaan, sehingga menghasilkan
pendapatan atau laba yang maksimal bagi perusahaan. Kewenangan pusat
investasi menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan
biaya) serta mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh laba.
Pusat investasi prestasinya diukur berdasarkan perbandingan antara laba
yang diperoleh dengan asset (investasi) yang dipergunakan.

-Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat
dilakukan dengan cara komunikasi formal dan informal. Saluran
komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang
terdiri dari : (1) perumusan strategi (2) perencanaan strategi (3)
penganggaran, dan (4) penilaian/evaluasi kinerja. Saluran informasi dapat
dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu pertemuan informal, diskusi
dll.
Faktor yang mempengaruhi goal congrunce dapat dikategorikan dalam
dua
kelompok yaitu faktor pengendalian formal dan informal. Faktor
pengendalian formal misalnya : sistem pengendalian manajemen dan
sistem aturan. Sedangkan faktor informal terdiri dari ekstrenal dan
internal. Yang bersifat eksternal contohnya etos kerja dan loyalitas
karyawan ( dalam pemerintahan kita kenal sebagi abdi negara dan abdi
masyarakat), sedangkan yang bersifat internal : kulktur organisasi, gaya
manajemen dan gaya komunikasi.
A. Perumusan Strategi (strategy formulation)
Perumusan strategi merupakan proses pehnentuan visis, misi, tujuan,
sasaran, target, arah dan kebijakan serta strategi organisasi. Perumusan
strategi merupakan tugas dan tanggungjawab manajemen puncak. Dalam
organisasi pemerintahan perumusan strategi dilakukan oleh dewan
legislatif yang hasilnya berupa GBHN yang akhirnya merupakan acuan
bagi eksektutif dalam berindak.

B. Perencanaan Strategi (strategic planning)


Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik.
Perencanaan strategik adalah proses pemantauan program-program,
aktivitas atau proyek yang akan dilaksdankan suatu organisasidan
penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan Perbedaan
dengan perumusan strategi adalah bahwa perumusan strategi merupakan
proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik
adalah proses menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi
tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencana-rencana strategik.
Dalam proses perumusan strategi , manajemen memutuskan visi,misi dan
tujuan oganisasi.

C. Penganggaran
Apabila tahap perencanaan strategi telah selesai dilakukan, tahap
berikutnya adalah menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam
proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap yang
dominan. ProseS penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki
karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor
swasta. perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politik
dalam proses penganggaran.
D. Penilaian/Evaluasi Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses pengendalian
manajemen yang dapat digunakan sebagai alat penegndalian.
Pengendalian
manajemen melalui sistem penilaian kinerja dapat dilakukan dengana
menciptakan mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian
penghargaan dan hukuman dapat digunakan sebagai pendorong untuk
pencapaian suatu strategi.

Anda mungkin juga menyukai