Anda di halaman 1dari 5

Menurut Triyono (2007) dalam Evayanti (2009), prinsip-prinsip pemerintahan yang baik meliputi

1.akutabilitas (accountability) yang diartikan sebagai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan


kinerjanya

2.keterbukaan dan transparansi (oppeness and transparencey )dalam arti masyarakat tidak hanya dapat
mengakses suatu kebijakan tetapi juga ikut berperan dalam proses perumusannya

3.ketaatan pada hukum, dalam arti seluruh kegiatan didasarkan pada aturan hukum yang berlaku dan
aturan hukum tersebut dilaksanakan secara adil dan konsisten

4.partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pemerintahan umum dan pembangunan

Terdapat perbedaan dalam sistem pemerintahan lama dengan yang baru letak perbedaan tersebut
diantaranya ada pada sistem pertanggungjawaban kinerja pemerintah daerah. Sistem yang baru
mengacu pada akutabilitas publik, yaitu pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah ditunjukkan
kepada pemerintah pusat dan masyarakat melalui DPRD. Dalam sistem pemerintahan yang lama,
pertanggungjawaban kinerja pemerintah daerah hanya kepada pemerintah pusat saja.

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Sistem pengendalian manajemen menurut Robert N.Anthony dan Jhon Dearden dalam Management
control system (Homewood: Illinois, Richard.D Irwin Inc.1984) dalam Ayuningtyas (2006) adalah sebagi
berikut: Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan proses sistem matis yang terorganisir
yang digunakan oleh majemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan operasi organisasi
sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi. Pengendalian manajemen menurut Halim ,dkk.(2003:8)
adalah: pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer memengaruhi anggotanya untuk
melaksanakan strategi organisasi .

Suatu sistem pengendalian mempunyai beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan
dengan baik. Elemen - elemen tersebut adalah sebagai berikut:

1.Detectur atau sensor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam suatu
proses yang sedang dikendalikan

2.Assessor atau pembanding yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukuran yang
dipakai adalah dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan atau dari apa yang
harus diterapkan.

3.Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari Assessor

4.jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan assessor dan antara
assessor dan efektor.

Pengendalian manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan perencanaan dan pengendalian kegiy
yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian manajemen melibatkan hubungan antara atasan -
bawahan. Proses ini meliputi 3 aktivitas , yaitu:

1. Komunikasi agar bawahan bertindak secara efektif

2. Motivasi bawahan harus diberi motivasi untuk menyelesaikan tugasnya


3. Evaluasi efisien atau efektifnya seorang bawahan melakukan tugasnya harus dievaluasi terlebih
dahulu oleh manajer.

Madiasmo(2009) membagi aktivitas pengendalian manajemen meliputi:

a.Perencanaan

b.Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi

c.Komunikasi informasi

d.Pengambilan keputusan

e.Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berprilaku sesuai dengan tujuan organisasi

f.Pengandalian, dan

g.Penilaian kerja

Sedangkan menurut Mahmudi (2007) membagi sistem pengendalian manajemen terdiri atas 2 bagian,
yaitu proses pengendalian manajemen dan struktur pengendalian manajemen . Proses pengendalian
manajemen merupakan tahap-tahap yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan organisasi yang
hendak dicapai. Proses pengendalian manajemen terdiri atas beberapa tahapan, yaitu: perumusan
strategi, perencanaan strategis, pembuatan program, pengggaran, implementasi, pelaporan kinerja,
evaluasi kinerja, dan umpan balik. sedangkan Struktur pengendalian manajemen merupakan jaringan
yang dimiliki organisasi untuk sarana melaksanakan proses pengendalian manajemen. Struktur
pengendalian manajemen terdiri atas 3 elemen, yaitu: Pusat pertanggungjawaban, kompensasi, dan
jaringan komunikasi.

STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN

Pusat pertanggungjawaban menurut Robert N.Anthony dan Jhon Dearden dalam Management control
system (Homewood: Illinois, Richard.D Irwin Inc.1984) dalam Ayuningtyas (2006) adalah:Pusat
pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai
wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam rangka melaksanakan sebagian
kegiatan-kegiatan organisasi yang menjadi tanggung jawabnya.

Adapun tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban menurut Mardiasmo ( 2009) adalah:

Sebagai basis perencanaan,pengendalian,dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya, untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi, memfasilitasi terbentuknya goal
congruence, mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi hingga
mengurangi beban tugas manajer pusat, mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan, sebagai alat
untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien, dan sebagai alat pengendali
manajemen.

KONSEP PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


konsep pusat pertanggungjawaban merupakan wujud dari model pengambilan keputusan secara
desentralisasi. Secara garis besar pusat pertanggungjawaban pada organisasi sektor publik di bedat
menjadi 4 oleh Mardiasmo (2009) yaitu:

1.Pusat biaya ( expense center ) adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan bukan nilai Output yang dihasilkan.contoh kementerian
pendidikan, dinas pekerjaan umum,dsb.

2.Pusat pendapatan (revenue center) adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan, sebagaimana pada organisasi perusahaan manajer pada
pusat pendapatan hanya bertanggungjawab terhadap penjualan.

3.Pusat laba (profit center) adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input (expense)
dengan output (revenue) dalam di satuan moneter. Contoh BUMN dan BUMD, objek wisata milik
PEMDA, bandara, dan pelabuhan.

4.Pusat investasi (Investment center) adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN PENGUKURAN KINERJA

Ada 2 alasan mengapa manajer perlu menetapkan pengukuran kinerja pada unit kerja (desentralisasi)
yaitu:

1.masalah kesesuaian tujuan

2. Masalah Eksternalitas

IMPLEMENTASI PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DI ORGANISASI PEMERINTAHAN

Implementasi pusat pertanggungjawaban pada organisasi sektor publik tidak hanya dilihat sndari fungsi
dan kewenangannya tetapi juga ukuran kinerja yang digunakannya. Penjelasan mengenai implementasi
pusat pertanggungjawaban dalam organisasi pemerintahan adalah

1.pusat biaya,adalah pusat pertanggungjawaban uang prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya
yang telat dikeluarkan.contoh pada pemerintah pusat kementerian pendidikan Nasional, kementerian
kesehatan dsb.dan pada pemerintah daerah contoh dinas pendidikan, dinas kesehatan, dinas pekerjaan
umum dsb.

2.pusat pendataan, adalah unit organisasi yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan
yang dihasilkan.contoh pada pemerintah pusat kementerian keuangan terutama dirjen pajak dan dirjen
bea cukai. Dan pada pemerintah daerah contoh dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
daerah (DPPKAD) dan kator pelayanan perizinan terpadu (KPPT).

3.pusat laba, adalah unit organisasi yang menghasilkan sebuah laba untuk membantu meningkatkan
pendapatan daerah untuk menjalankan pelayanan publik.contoh BUMN dan BUMD, objek wisata milik
PEMDA, bandara, dan pelabuhan.
4.pusat investasi, adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi managernya dinilai berdasarkan laba
yang dihasilkan terkait dengan investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya.

5.pusat beban terbatas, adalah unit yang menghasilkan output yang tidak dapat diukur secara finansial
atau bagi unit yang tidak ada hubungan yang kuat antara pemakaian sumber (input) dan hasil yang
dicapai (output).

PENGUKURAN KINERJA DAN FUNGSI PENGENDALIAN MANAJEMEN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Fungsi pengendalian manajemen dalam suatu organisasi ada sejak organisasi tersebut berdiri dan akan
tetap ada seiring dengan keberlangsungan organisasi.Mahmudi (2007)membagi fungsi pengendalian
manajemen menjadi 2 jenis, yaitu pengendalian formal dan informal.pengendalian formal dilakukan
melalui saluran komunikasi formal berupa aktivitas-aktivitas resmi organisasi yang bersifat rutin seperti
perumusan strategi, perencanaan strategis, pengganggaran, operasional anggaran, dan evaluasi kinerja.
Pengendalian informal dilakukan melalui jalan komunikasi informal seperti komunikasi langsung,
pertemuan informal, diskusi, memo, observasi ke lapangan, jamuan atau disebut juga melalui metode
management by walking around . Sistem pengendalian manajemen yang baik adalah yang mampu
menyelaraskan antara pengendalian manajemen formal da informal.

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer
publik menilai capaian suatu strategi melalui tolak ukur kinerja yang ditetapkan. Tolak ukur kinerja
tersebut dapat berupa pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan.,

Mahmudi (2007:14) mengidentifikasi tujuan dilakukannya pengukuran kinerja pada organisasi sektor
publik, yaitu:

a.mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

b.menyediakan sarana pembelajaran bagi pegawai

c.memperbaiki kinerja untuk priode berikutnya

d.memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan
punishment

e.motivasi pegawai

f. Menciptakan akuntabilitas publik

Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi 3 maksud adalah sebagai berikut:

✓pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah,
maksudnya adalah untuk membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja.
Akibatnya, hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam
memberikan pelayanan publik
✓Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dan pembuatan
keputusan

✓Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas publik dan memperbaiki
komunikasi kelembagaan

KESESUAIAN DESAIN PENGUKURAN KINERJA DENGAN DESAIN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Begitu juga dengan struktur organisasi yang merupakan bagian dari struktur pengendalian manajemen.
Integrasi sistem manajemen kinerja dengan struktur pengendalian manajemen terlihat pada kesesuaian
sistem pengukuran kinerja dengan struktur organisasi yang terdiri atas pusat-pusat
pertanggungjawaban.Oleh karena itu desain sistem pengukuran kinerja harus sesuai dengan desain
sistem pengendalian manajemen.

KONSEP VALUE FOR MONEY PADA PENGUKURAN KINERJA

Konsep value for money merupakan konsep untuk mengukur ekonomi, efektivitas, dan efisiensi kinerja
program, kegiatan dan organisasi. konsep value for money (VFM) adalah konsep yang penting dalam
organisasi sektor publik sehingga sering kali disebut dengan inti dari pengukuran kinerja sektor publik.

 Pengukuran ekonomi
Dalam konteks organisasi pemerintahan, ukuran ekonomi berupa beberapa angggaran yang
dialokasikan untuk membiayai aktivitas tertentu.
 Pengukuran efisiensi
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Pengukuran efisiensi dilakukan
dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang
digunakan
 Pengukuran efektivitas
Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir dari suatu pelayanan dikaitkan dengan outputnya
(cost of outcome).

Anda mungkin juga menyukai