Community Development
Di Susun Oleh
I Wayan Angga Kusumanata
1
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
efektif dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Dengan tercapainya
proses hinggga tujuan itu dapat tercapai dan dapat menilai apakah manajemen itu
sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini tujuan dari Akuntansi Sektor Publik tidak
Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3) Komunikasi informasi, (4)
berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan atau
kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses pengendalian
manajemen.
2
Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan organisasi
perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian
manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang
Berdasarkan latar belakang maslah yang telah dipaparkan terlebih dahulu, maka
3
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari
1.4 Manfaat
sebelumnya, maka manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Tipe Pengendalian Manajemen
program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan
3. Pengendalian kinerja
6
2.3 Struktur Pengendalian Manajemen
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisisen;
hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output
dihasilkan, kemudian dikaitkan dengan target kinerja. input diukur dengan jumlah
sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output
yang dihasilkan.
7
Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi disebut sebagai
pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan
(bukan nilai output yang dihasilkan. Contoh pusat biaya adalah Departemen
(expense) dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan. Contoh: BUMN dan BUMD, obyek pariwisata
8
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungajawaban merupakan
alat untuk melaksanakan strategi dan program-program yang telah diseleksi melalui
peran yang sangat penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran.
dilaksanakan.
daya input berupa tenaga kerja, material, dan sebagainya yang dengan input tersebut
diharapkan dapat menghasilkan output dalam bentuk barang atau pelayanan pada
sejalan dengan program atau struktur aktivitas organisasi. Dengan perkataan lain,
pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan
(pengeluaran) yang telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa
anggaran. Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen untuk
9
dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang dicapai dengan
angggaran. Jika sistem pengendalian anggaran berjalan dengan baik, maka informasi
anggaran karena merekalah yang paling dekat dan berhubungan langsung dengan
dan komite anggaran pada pusat pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu
sebagai berikut:
10
2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
3. Penganggaran
5. Evaluasi kinerja
organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi atau
Dalam tujuan organisasi setiap orang memiliki tujuan personal (individual goal).
Untuk menyikapi hal tersebut perlu adanya suatu “jembatan” yang mampu
individual goal dengan organization goal. Dalam hal ini, sistem pengendalian
dalam dua kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor
11
pengendalian formal misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan
(rules of the game), dan reward & funishment system. Sementara itu, faktor informal
terdiri atas faktor eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat
eksternal misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan (dalam sistem pemerintahan
dikenal istilah “abdi negara dan abdi masyarakat”, sedangkan yang bersifat internal
target (outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi
legislatif yang hasilnya berupa Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang
global (makro) atau dalam perusahaan disebut corporate level strategy. Strategi
(strategy revision), jika terdapat lingkungan yang berubah yang dipengaruhi oleh
12
adanya ancaman (threat) dan kesempatan (opportunity) misalnya adanya inovasi
teknologi baru, peraturan pemerintah baru, atau perubahan lingkungan politik dan
oileh sektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta, tahap paling awal dari
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan proses perumusan strategi terdiri atas
organisasi.
13
Sementara itu, Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk
aktivitas, atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan
memutuskan visi, misi, dan tujuan organisasi serta strategi untuk mencapai tujuan
bentuk program-program.
14
Proses strategik merupakan proses yang sistematik yang memiliki prosedur
dan skedul yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan
terjadinya beban kerja anggaran (budget workload) yang terlalu berat, alokasi
sumber daya yang tidak tepat sasaran, dan dilakukannya pilihan strategi yang
strategic organization.
telah ditetapkan;
action);
antara manajer puncak dengan manajer level bawahannya. Adanya komunikasi ini
15
akan memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer
level bawah mengenai strategi terbaik untuk mecapai tujuan organisasi yang
c. Kultur organisasi
sesuai. Visi, misi, tujuan, dan strategi yang sudah disusun secara baik dapat gagal
dicapai apabila struktur organisasi tidak mendukung strategi. Oleh karena itu perlu
16
c. Dewan bertang jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan
dan otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai kinerja manajemen (eksekutif).
C. Penganggaran
pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan
D. Penilaian Kinerja
sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward &
17
digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Pemberian imbalan
dan social reward. Imbalan atau penghargaan yang sifatnya finansial misalnya
berupa kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan yang bersifat psikologis dan
kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih
baik, dan pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman untuk kondisi
18
BAB III
STUDI KASUS
Analisa kasus :
19
Jawaban :
1. Dalam menghadapi kasus ini, sudah semestinya pemerintah meminta BPK atau
KPK untuk mengaudit PLN. Seperti audit terhadap penyaluran dana pemerintah
kepada PLN apakah dana tersebut digunakan sebagaimana mestinya serta perlu
juga dilakukan audit manajemen dan audit investigasi dalam tubuh PLN sehingga
akan diketahui penyebab-penyebab terjadinya masalah yang saat ini dihadapi
PLN. Tidak hanya melakukan audit, PLN juga harus diperbaiki sistem
pengendalian internnya sehingga permasalahan-permasalahan yang telah terjadi
tidak akan terulang kembali serta dapat meningkatkan kinerja PLN untuk
kedepannya. Dalam melakukan perbaikan Sistem Pengendalian Internnya dapat
digunakan beberapa pendekatan yaitu :
a. Preventif yaitu Yaitu segala tindakan yang diarahkan untuk mencegah sedini
mungkin kemungkinan terjadinya penyelewengan/ penyimpangan dengan cara
melakukan pembenahan sistem, prosedur dan tatacara untuk menutup peluang
terjadinya pelanggaran tersebut.
b. Operational control
pengendalian.
20
terlanjur terjadi, maka semaksimal mungkin penyelewengan tersebut dapat
2. Penyebab utama dari masalah ini adalah karena buruknya Sistem Pengendalian
Intern yang dimiliki oleh PLN seperti kurangnya pengawasan dan pemeliharaan
terhadap gardu listrik serta kurangnya pengelolaan yang baik atas sistem dan
prosedur pengoperasian gardu listrik, selain itu dengan dimilkinya hak monopoli
yang diberikan oleh pemerintah membuat pihak PLN dapat memanfaatkan hak
monopoli tersebut sekehendak hatinya, adanya penyalahgunaan dana yang tidak
semestinya oleh pihak PLN juga menjadi salah satu penyebab masalah ini. Dana
yang seharusnya dipergunakan untuk membeli gardu baru serta untuk
pengoperasian, perbaikan sistem, dan merawat gardu yang lama malah
dipergunakan tidak sebagaimana mestinya karena dikorupsi atau diselewengkan
pihak PLN.
Solusi :
Seperti yang sudah kita ketahui, jika masyarakat terlambat membayar maka
pihak PLN akan memberikan sanksi kepada masyrakat tersebut dengan
memutus aliran listrik untuk sementara waktu. Namun jika PLN yang
melakukan pemadaman baik secara bergilir maupun mendadak, pihak PLN tidak
bertanggungjawab baik secara moril maupun material kepada masyarakat yang
21
dirugikan. Sudah seharusnya pihak PLN membenahi diri agar dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
koordinasi, (3) komunikasi informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi, (6)
memegang peran kunci sebagai penyedia informasi bagi manajer untuk perencanaan
organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
23
dan penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban
lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai. Pusat
holder, maka proses penyiapan dan pengendalian anggaran harus menjadi fokus
basis kinerja, yaitu perbandingan antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi
24
DAFTAR PUSTAKA
http://lestachi.blogspot.com/2013/10/sistem-pengendalian-manajemen-sektor.html
http://santigustiani.wordpress.com/2009/10/30/sistem-pengendalian-manajemen-sektor-
publik/
http://winterwithsunshine.wordpress.com/2011/04/04/sistem-pengendalian-manajemen-
sektor-publik/
25