OLEH :
KELOMPOK IV
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Karunia-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
bertema “Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik”tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Akuntansi Sektor Publik”
penulis
DAFTAR ISI
1
Kata pengantar 1
Daftar isi 2
Bab I Pendahuluan 3
A. Latar belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 4
Bab II Pembahasan 5
A. kesimpulan 16
B. Saran 16
Daftar Isi 17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
A.
Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk
memberikan jaminan dilaksanakannnya strategi organisasi secara efektif dan
efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen
meliputi beberapa aktivitas yaitu :
1. perencanaan
2
2. koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi
3. Komunikasi informasi
4. pengambilan keputusan
5. motivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai
dengan tujuan organisasi
6. pengendalian dan
7. penilaian kinerja
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana system pengendalian manajemen sector public
2. Apa saja tipe-tipe pengendalian manajemen
3. Bagaimana struktur pemgemdalian manajemen
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui system pengendalian manajemen sector
public
2. Agar mahasiswa mengetahui tipe-tipe pengendalian manajemen
3. Agar mahasiswa mengetahui struktur pemgemdalian manajemen
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
perencanaan stretegik yang dijabarkan dalam bentuk program-
program.
2. Pengendalian operasional (operasional control). Dalam tahap ini
pengendalian manajemen terkait dengan pelaksanaan pengawasan
program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran
ini menghubungkan perencanaan dan pengendalian
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa
analisis evaluasi kinerja berasarkan tolak ukur kinerja yang telah
ditetapkan.
B. Struktur Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
pengendalian yang baik . Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk
pusat pertanggungjawaban (responsibility centers). Pusaat
pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer
yang bertangungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan kumpulan dari suatu pusat
pertanggungjawaban. Tujuan dibuatnya pusat pertanggungjawaban
tersebut adalah:
5
7. Sebagai alat pengendali anggaran
1. Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat 4 pusat pertanggungjawaban yaitu :
a) Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan.
Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat biaya apabila ukuran
kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bulan nilai
output yang dihasilkan). Pusat biaya banyak dijumpai pada sektor
publik karena output yang dihasilkan seringkali ada akan tetapi
tidak dapat diukur atau hanya dapat diukur secara fisik tidak dalam
nilai rupiahnya. Contoh pusat biaya adalah dep. produksi, Dinas
Sosial dan DPU.
b) Pusat pendapatan (revenue center)
Pusat pendapatan adalah pusat petanggungjawaban yang
prestasi manjernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan.
Contahnya Dinas Pendapatan Daerah dan dep. Pemanasaran
6
investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Contah : Dep Riset dan Pengembangan dan Balitbang.
7
mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yang leih
tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.
8
5. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan,
menginterprestasikan hasil dan menyiapkan ikhtisar laporan untuk
manajer pusat pertanggungjawaban
9
puncak. Dalam organisasi pemerintahan perumusan strategi dilakukan oleh
dewan legislatif yang hasilnya berupa GBHN yang akhirnya merupakan
acuan bagi eksektutif dalam berindak.
Hasil perumusan strategi bersifat permanen dan jangka panjang
bisa berjangka 4,5, 10 bahkan 20 tahun. Perubahan visi, misi dan tujuan
oragnisasi sangat jarang dilakukuan oleh organisasi baik itu pemerintahan
atau swasta. Yang berubah hanyalah strategi untuk mewujudkan visi, misi
dan tujuan yang telah ditetapkan. Pertimbangan untuk revisi strategi
biasanya kalau muncul perubahan lingkunan yang berupa ancaman atau
peluang baru. Perubahan lingkungan dalam organisasi sektor publik sanat
mungkin karena karena organisasi sektor publik dipengaruhi oleh faktor
politik, ekoomi, sosial dan budaya. Ketidakstabilan ekonomi dan politik
yang terjadi secara terus menerus dapat mendorong pemerintah untuk
sewaktu-waktu mengeluarkan kebijakan dan strategi baru. Ancaman dan
peluang baru dapat muncul setiap saat. Karenanya perumusan strategi
bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan
dalam mencapai tujuan organisasi. Salah satu metode penentuan strategi
adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analsisi ini dikembangkan
dengan menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan dalam suatu organisasi dan faktor eksternal yang merupakan
ancaman dan peluang. Berdasarkan analisis SWOT oganisasi dapat
menentukan startegi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi
perusahaann dapat berubah atau mengalami revisi jika terdapat lingkungan
yang berubah yang dipengaruhi adanya ancaman dan kesempatan,
misalnya adanya inovasi teknologi baru, peraturan pemerintah baru atau
perubahan lingkungan politik dan ekonomi lokal dan global.
Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk
mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku
sesuai dengan tujuan organisasi. Prengendalian organisasi dapat berupa
10
aturan dan prosedur birokrasi atau melalui sistem pengendalian dan
manajemen informasi yang dirancang secara formal.
Dalam suatu organisasi setiap individu pasti mempunyai tujuan
person. Untuk menyingkapi ini perlu adanya jembatan yang mampu
menghantarkan organisasi mencapai tujuannya, yaitu tercapainya
keselarasan antara tujuan individu dan tuuan oraganisasi.Dalam hal ini
hendaknya pengendalian manajemen dapat digunakan sebagai jembatan
untuk mewujudkan goal congruence yaitu keselaran antara tujuan individu
dan tujuan organisasi.
Faktir yang mempengaruhi goal congrunce dapat dikategorikan
dalam 2 kelompok yaitu faktor pengendalian formal dan informal. Faktor
pengendalian formal misalnya : sistem pengendalian manajemen dan
sistem aturan. Sedangkan faktor informal terdiri dari ekstrenal dan
internal. Yang bersifat eksternal contohnya etos kerja dan loyalitas
karyawan ( dalam pemerintahan kita kenal sebagi abdi negara dan abdi
masyarakat), sedangkan yang bersifat internal : kulktur organisasi, gaya
manajemen dan gaya komunikasi.
Proses perumusan pada organisasi sektor publik banyak
dipengaruhi perkembangan disektor swasta. Sama halnya dengan sektor
swasta tahap awal dari manajemen strategi adalah perencnaan.
Perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Menurut Olsen dan Eadi
(1982) proses perumusan strategi terdiri dari 5 komponen dasar yaitu :
1. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan
oleh manajemen eksekutif organisasi dan memberikan rerangka
pengembangan strategi serta target yang akan dicapai
2. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari
pengidentifikasian dan pengukuran faktor-faktor eksternal yang sedang
dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimangkan pada saat
merumuskan strategi organisasi
11
3. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategic
4. Perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi
5. Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
2. Perencanaan Strategi (strategic planning)
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan
strategik. Perencanaan strategik adalah proses pemantauan program-
program, aktivitas atau proyek yang akan dilaksdankan suatu
organisasidan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan
dibutuhkan
Perbedaan dengan perumusan strategi adalah bahwa perumusan
strategi merupakan proses untuk menentukan strategi, sedangkan
perencanaan strategik adalah proses menentukan bagaimana
mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik
berupa rencana-rencana strategik. Dalam proses perumusan strategi ,
manajemen memutuskan visi,misi dan tujuan oganisasi. Perencanaan
strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk program-
program.
12
· Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang
telah ditetapkan
· Kultur organisasi
13
4. Restrukturisasi dapat didasarkan pada prinsip
a. Perubahan strktur organisasi hendaknya dapat meningktakan
kapasitas untuk mencapai strategi yang efektif
b. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan
strategi dan arahan kebijakan hingga level bawah. Visi, misi dan
tujuan organisasi harus selalu dikomunikasiokan kepada seluruh
anggota organisasi
c. Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan
strategi, kebijakan dan otorisasi alokasi sumber daya dan menilai
kinerja manajemen.
5. Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor
publik merupakan tahap yang pang dominan, karena memiliki
karakteristik yang agak berbeda dengan penganggraan pada sektor swasta.
Perbedaan tersebut terletak pada pengaruh politik dalam proses
penganggaran.
14
6. Pengukuran Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses pengendalian
manajemen yang dapat digunakan sebagai alat penegndalian. Pengendalian
manajemen melalui sistem penilaian kinerja dapat dilakukan dengana
menciptakan mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian
penghargaan dan hukuman dapat digunakan sebagai pendorong untuk
pencapaian suatu strategi. Sistem reward dan punishment harus didukung
oleh manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi
merupakan mekanisme penting untuk mendorong motivasi manajer untuk
mencapai tujuan organisasi. Intensif positif pada manajer disebut sebagai
reward dan intensif negatinya disebut sebagai punishment. Peran peting
adanya penghargaan dalam suatu organisasi akan mendorong tercapainya
tujuan oragnisasi dan untuk menciptakan kepuasan setiap individu.
Pemberian reward dapat berupa financial atau non financial, yang
bersifat financial misalnya kenaikan gaji, bonus dan pemberian tunjangan,
sedangkan non financial dapat berupa promosi jabatan, penambahan
tanggung jawab, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi
yang lebih baik dan pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan
hukuman pada kondisi tetentu diperlukan, tetapi orientasi penilaian harus
selalu pada pemberian penghargaan.
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
A.
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan dalam 3 kelompok :
1. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini
pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan
perencanaan stretegik yang dijabarkan dalam bentuk program-
program.
2. Pengendalian operasional (operasional control). Dalam tahap ini
pengendalian manajemen terkait dengan pelaksanaan pengawasan
program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran.
Anggaran ini menghubungkan perencanaan dan pengendalian
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen
berupa analisis evaluasi kinerja berasarkan tolak ukur kinerja yang
telah ditetapkan.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
https://sharingilmupajak.blogspot.com/2013/11/sistem-pengendalian-
manajemen-sektor.html
https://id.search.yahoo.com/yhs/search?hspart=itm&hsimp=yhs-
001&type=wcg_sutdxjmpkvoouns29v98b3e1g_19_45_ssg00&p=sistem
%20pengendalian%20manajemen%20sektor%20publik¶m1=1¶m2=f
%3
https://www.scribd.com/doc/311552281/Makalah-Sistem-
Pengendalian-Manajemen-Sektor-Publik
17