Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DI PEMERINTAHAN: TEORI DAN APLIKASI


Dosen Pengampu:
“Muhammad Ahyaruddin, SE.,M.Sc.,AK”

Disusun Oleh

Lia Apriani (170301183)

Vani Dwi Jayanti (170301301)

Oky Eka Putra (170301245)

Masril (170301330)

PROGRAM STUDI AKUTANSI

FAKULTAS OKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

PEKANBARU
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “PUSAT
PERTANGGUNGJAWABAN DI PEMERINTAHAN: TEORI DAN APLIKASI” sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik tahun ajaran
2017.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis dengan hati terbuka mengharapkan saran-saran dan kritikan-kritikan yang
membangun (konstruktif) demi kesempurnaan tugas akhir di masa yang akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata Penulis mengharapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
memerlukannya.

Pekanbaru, November 2019


Hormat Kami,

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk
program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisisen
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manajemen
organisasi dapat mengukur bagaimana kinerjanya selama proses hinggga tujuan itu dapat
tercapai dan dapat menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini
tujuan dari Akuntansi Sektor Publik tidak untuk mencari keuntungan melainkam pelayanan
terhadap masyarakat.

Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu: (1) Perencanaan, (2)


Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3) Komunikasi informasi, (4)
Pengambilan keputusan, (5) Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku
sesuai dengan tujuan organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6)
Pengendalian, (7) Penilaian kinerja. Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau
beberapa tahap dalam proses pengendalian manajemen.

Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana melaksanakan


strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain
berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang
digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung. Struktur
organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen, karena sistem
pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat
pertanggungjawaban. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan basis
perencanaan, pengendalian, dan penilaian kerja.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maslah yang telah dipaparkan terlebih dahulu, maka penulis
mengemukakan pokok permaslahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari sistem pengendalian manajemen sektor publik ?
2. Apa fungsi sistem pengendalian manajemen ?
3. Bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor publik ?
4. Bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor publik ?
5. Bagaimana proses pengendalian manajemen sektor publik ?
1.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa pengertian sistem pengendalian manajemen sektor publik


2. Untuk mengetahui apa fungsi pengendalian manajemen
3. Untuk mengetahui bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor publik
4. Untuk mengetahui bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor publik
5. Untuk mengetahui bagaimana proses pengendalian manajemen sektor publik
1.4 Manfaat

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai sistem


pengendalian manajemen sektor publik.
2. Diharapkan dapat memberi informasi bagi kita semua sehingga dapat memperkaya
bahan kajian tentang sistem pengendalian manajemen sektor publik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM PENGENDALIAN MMANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Maksud dari sistem pengendalian manajemen menurut Robert N. Anthony dan John
Dearden dalam Management Control System (Homewood: Illinois Richard D. Irwin, Inc. 1984)
dalam Ayuningtyas (2006) adalah sebagai berikut.

Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan proses sistematis yang terorganisir
yang digunakan oleh manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan operasi
organisasi sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi.

Pengendalian manajemen menurut Halim, dkk. (2003:8) adalah sebagai berikut.

Pengendalian manajemen adalah proses di mana manajer memengaruhi anggotanya untuk


melaksanakan strategi organisasi

Suatu sistem pengendalian mempunyai beberapa eleman yang memungkinkan pengendalian


berjalan dengan baik. Elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut.

a. Detector atau sensor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi
dalam suatu proses yang sedang dikendalikan.
b. Assesor atau pembanding yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukuran
yang dipakai adalah dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah
ditetapkan atau dari apa yang seharusnya terjadi.
c. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoolah dari assesor.
d. Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detector dan assesor dan
antara assesor dan efektor.

Mardiasmo (2009) membagi aktivitas pengendalian manajemen meliputi:

a. Perencanaan;
b. Koordinasi antar-berbagai bagian dalam oragnisasi;
c. Komunikasi informasi;
d. Pengambilan keputusan;
e. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berprilaku sesuai dengan tujuan
organisasi;
f. Pengendalian; dan
g. Penilaian kerja.

Sedangkan, Mahmudi (2007) sistem pengendalian terbagi atas duaa bagian, yaitu proses
pengendalian manajemen dan struktur pengendalian manajemen. Proses pengendalian
manajemen merupakan tahap-tahap yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan organisasi yang
hendak dicapai. Proses pengendalian manajemen terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

a. Perumusan strategi;
b. Perencanaan strategis;
c. Pembuatan program;
d. Penganggaran;
e. Implementasi;
f. Pelaporan kinerja;
g. Evaluasi kinerja; dan
h. Umpan balik.

Tahapan dalam proses pengendalian manajemen tersebut merupakan sebuah siklus yang
berproses dari awal sampai kembali ke siklus awal lagi. Siklus tersebut dapat dgambarkan
sebagai berikut.

Perumusan
Strategi

Perencanaan
Umpan Balik
Strategik

Penyusunan
Evaluasi Kerja Program dan
Kegiatan

Pelaporan
Penganggaran
Kinerja

Implementasi

Proses Pengendalian Manajemen Organisasi Sektor Publik


Sumber: Mahmudi, 2007, hlm.59

Proses pengendalian manajemen tidak bisa dilaksanakan tanpa ada dukungan dari struktur
pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen merupakan jaringan yang dimiliki
organisasi untuk sarana melaksanakan proses pengendalian manajemen (Mahmudi, 2007).
Struktur pengendalian manajemen terdiri atas tigga elemen, yaitu:

1. Pusat pertanggungjawaban;
2. Kompensasi;
3. Jejaring informasi.

B. STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN

Pusat pertanggungjawaban menurut Robert N. Anthony dan John Deaerden dalam


Management System Control (Homewood: Illionis, Richard D. Irwin, Inc., 1984) dalam
Ayuningtyas (2006) adalah sebagai berikut.

Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer
yang mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam rangka
melaksanakan sebagian kegiatan-kegiatan organisasi yang menjadi tanggungjawabnya.

Adapun tujuan yang dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban menurut Mardiasmo (2009)


adalah:

1. Sebagai perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi
yang dipimpinnya;
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki komperensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat;
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien;
7. Sebagai alat pengendalian manajemen.
C. KONSEP PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DI ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK

Pusat ppertanggungjawaban pada organisasi sektor publik dibedakan menjadi empat oleh
Mardiasmo (2009) adalah sebagai berikut.

1. Pusat biaya (expense center)


Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban prestasi manajernya dinilai berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan bukan nilai output yang dihasilkan. Pada pusat standar
biaya manajer bertanggungjawab hanya terhadap biaya (Hansen dan Mowen, 2007 dan
Hilton, 2008).
2. Pusat pendapatan (revenue center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan pendapatan yang dihasilkan, sebagaimana pada organisasi perusahaan
manajer pada pusat pendapatan hanya bertanggungjawab terhadap penjualan (Hansen
dan Mowen, 2007; Hilton, 2008)
3. Pusat laba (profit center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan input (expense)
dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan. Contohnya adalah BUMN dan BUMD, objek pariwisata milik
PEMDA, bendahara, dan pelabuhan.
4. Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada
pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

Sedangkan menurut literatur akuntansi manajemen seperti Hansen dan Mowen (2007) dan
Hilton (2008) menambahkan satu pusat pertanggungjawaban lagi, selain empat pusat
pertanggungjawaban di atas, yaitu pusat beban terbatas (discretionary expense center). Pusat
beban terbatas (discretionary expense center) merupakan unit yang menghasilkan output yang
tidak dapat diukur secara fiansial atau bagi unit yang tidak ada hubungan yang kuat antara
pemakaian sumber (input) dan hasil yang dicapai (output). Contoh dari pusat beban terbatas
dalam organisasi perusahaan adalah departemen administrasi dan umum, departemen penelitian
dan pengembangan, dan beberapa aktivitas pemasaran seperti periklanan, promosi, dan
pergudangan.
D. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN
PENGUKURAN KINERJA

Pusat pertanggungjawaban merupaka basis pengukuran kinerja, yaitu membandingkan


antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan. Dua
alasan manajer perlu menerapkan pengukuran kinerja pada unit kerja (desentralisasi) yaitu terkait
dengan kesesuaian tujuan dan masalah eksternal.

Dua alasan manajer perlu melakukan pengukuran kinerja pada unit kerja (desentralisasi)
yaitu terkait dengan kesesuaian tujuan dan masalah eksternal.

a. Masalah Kesesuaian Tujuan


Hilton ( 2008) menjelaskan bahwa hasil dari kesesuaian tujuan adalah ketika manajer sub
unit membantu organosasi dalam memenuhi tujuannya sesuai degan yang ditetapkan oleh
manajemen puncak. Dalam konteks organisasi pemerintah di Indonesia, yang menerapkan
pengannngaran berbasis kinerja, pengukuran kinerja mutlak diperlukan. Pengukuran kinerja
dalam organisasi sector public dilakukan untuk mengukur value for money (3E) program dan
kegiatan yaitu : ekonomi , evisiensi dan efektivitas. Tanpa adanya pengukuran kinerja akan sulit
untuk mengidentivikasi apakah suatu program atau kegiatan dinyatakan berhasil atau gagal, atau
dengan kata lain sesuai atau tidak sesuai dengan tujuan yang telah diirencanakan.
b. Masalah eksternalitas
Interaksi antara unit-unit organisasimengenal permasalahan ketika unit lokal
berfokus pada pengukuran kinerja individu. Ketika interksi ada tindakan individu memengaruhi
tidak hanya mengukur kinerjanya sendiri tetapi juga mengukur kinerja unit yang lain. Kinerja
unit disentralisasi yang juga memengaruhi pengukuran kinerja dari sebuah unit individu.
Penerapan BSC dapat menjadi cara untuk menilai pengukuran kinarja, karena BSC memiliki
pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan, yang sesuai dengan karakteristik organisasi
sector public.

E. IMPLEMENTASI PUSAT PERTANGGGUNG JAWABAN DI ORGANISASI


PEMERINTAHAN
Menurut Mardiasmo (2009) pusat pertangggungjawaban diorganisasi sector public di
bagi menjadi 4 yaitu,

1. Pusat Biaya
Hampir sebagian besar unit organisasi dalam organisasi pemerintahan merupakan
pusat biaya, karena memang tujuan utama organisasi sector public adalah pelayanan public.
Ukuran kinerja yang digunakan untuk menilai unit organisasi sebagai pusat biaya adalah
seberapa besar input yang digunakan oleh unit organisasi tersebut untuk mencapai atau
menghasilkan output tertentu pula baik berupa fisik maupun nonfisik, tanpa memperhitungkan
tingkat pengembalian secara finansialnya. Pada puasat biaya efisiensi dapat ditetukan dengan
membandingkan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilakan atau dengan
standar biaya yang telah di tetapkan. Sedangkan efektifitas unit organisasi dapat di tentukan
dengan misalnya, mengukur tingkat keterjangkauan, kualitas dan kapuasan public dari output
yang telah dihasilkan tersebut dengan metode survei.
2. Pusat Pendapatan
Pada organisasi sector public, unit organisasi yang berfungsi sebagai pusat
pendapatan adalah unit organisasi nyang tujuan utamanya adalah memungut dan menghasilkan
pendapatan. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada imput yang digunakan (biaya), namun
semua sumber daya yang digunakan ( misalnya adalah angggaran) digunakan dalam rangka
untuk
melaksanakan pemungutan, ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan. Pada organisasi
pemerintah pusat, unit organisasi yang berfungsi sebagai pusat pendapatan adalah kementrian
keuangan, terutama untuk dirjen pajak,dan dirjen Bea dan Cukai.
3. Pusat Laba
Yaitu organisasi yang berfungsi menghasilkan laba untuk
membantumeningkatkan pendapatan daerah untuk menjalankan pelayanan public. kinerja
manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Biasanya unit organisasi ini adalah unit bisnis
milik pemerintah atau sebagian usahanya dimiliki pemerintah atau sebagian sahamnya dimiliki
oleh pemerintah. Pada unit orgnaisasi ini, proses pembiayaaanya tunduk pada aturan perundang-
undangan yang mengatur pengelolaan keuangan Negara atau daerah, sedangkan operasionalnya
organisasi bisnis.
4. Pusat investasi
Yaitu pusat pertangggungjawaban yang presentasi manajernya dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Menurut Hartono (2009) investasi adalah pengorbanan
konsumsi pada masa saat ini untuk mmemperoleh manfaat di masa mendatang. Dilihat dari segi
manfaat yang akan diperoleh, investasi yang dilakukan oleh organisasi sector public tidak harus
langsung menghasilkan imbalan keuangan (return), tetapi dapat juga bersifat tidak langsung
yaitu apabila keputusan investasinya ddapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
public dan kesejahteraan masyarakat sekitar sehingga nantinya akan meningkatkan kapasitas
anggaran pemda.
Sedangkan Literature Akuntansi Manajemen Kontenporer membagi pusat
pertanggungjawaban menjadi 5, juga ada pusat beban terbatas.

5. Pusat beban terbatas


Pusat beban terbatas (discretionary expence center ) merupakan unit yang
menghasilkan output yang tidak dapat diukur secara finansial atau bagi, unit yang tidak ada
hubungan yang kuat antara pemakaian sumber (input) dan hasil yang dicapai (output).
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu: (1) perencanaan, (2)


koordinasi, (3) komunikasi informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi, (6)
pengendalian, dan (7) penilaian kinerja. Akuntansi manajemen sektor publik memegang
peran kunci sebagai penyedia informasi bagi manajer untuk perencanaan dan pengendalian.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Sistem pengendalian
manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi orang-orang di dalam
organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Sistem pengendalian
manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi
termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility centers).

Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan
yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan
dikaitkan dengan target kinerja. Tiap-tiap pertanggungjawaban bertugas untuk
melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan program-program dari
tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut seharusnya mendukung program pusat
pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum
organisasi dapat tercapai. Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan
untuk dilakukannya bottom-up budgeting. Karena pusat pertanggungjawaban mengemban
fungsi sebagai budget holder, maka proses penyiapan dan pengendalian anggaran harus
menjadi fokus perhatian manajer pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban
merupakan basis kinerja, yaitu perbandingan antara apa yang telah dicapai oleh unit
organisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai