Disusun Oleh
Masril (170301330)
FAKULTAS OKONOMI
PEKANBARU
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “PUSAT
PERTANGGUNGJAWABAN DI PEMERINTAHAN: TEORI DAN APLIKASI” sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik tahun ajaran
2017.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis dengan hati terbuka mengharapkan saran-saran dan kritikan-kritikan yang
membangun (konstruktif) demi kesempurnaan tugas akhir di masa yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengharapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
memerlukannya.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk
program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisisen
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manajemen
organisasi dapat mengukur bagaimana kinerjanya selama proses hinggga tujuan itu dapat
tercapai dan dapat menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini
tujuan dari Akuntansi Sektor Publik tidak untuk mencari keuntungan melainkam pelayanan
terhadap masyarakat.
Berdasarkan latar belakang maslah yang telah dipaparkan terlebih dahulu, maka penulis
mengemukakan pokok permaslahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari sistem pengendalian manajemen sektor publik ?
2. Apa fungsi sistem pengendalian manajemen ?
3. Bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor publik ?
4. Bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor publik ?
5. Bagaimana proses pengendalian manajemen sektor publik ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Maksud dari sistem pengendalian manajemen menurut Robert N. Anthony dan John
Dearden dalam Management Control System (Homewood: Illinois Richard D. Irwin, Inc. 1984)
dalam Ayuningtyas (2006) adalah sebagai berikut.
Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan proses sistematis yang terorganisir
yang digunakan oleh manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan operasi
organisasi sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi.
a. Detector atau sensor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi
dalam suatu proses yang sedang dikendalikan.
b. Assesor atau pembanding yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukuran
yang dipakai adalah dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah
ditetapkan atau dari apa yang seharusnya terjadi.
c. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoolah dari assesor.
d. Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detector dan assesor dan
antara assesor dan efektor.
a. Perencanaan;
b. Koordinasi antar-berbagai bagian dalam oragnisasi;
c. Komunikasi informasi;
d. Pengambilan keputusan;
e. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berprilaku sesuai dengan tujuan
organisasi;
f. Pengendalian; dan
g. Penilaian kerja.
Sedangkan, Mahmudi (2007) sistem pengendalian terbagi atas duaa bagian, yaitu proses
pengendalian manajemen dan struktur pengendalian manajemen. Proses pengendalian
manajemen merupakan tahap-tahap yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan organisasi yang
hendak dicapai. Proses pengendalian manajemen terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
a. Perumusan strategi;
b. Perencanaan strategis;
c. Pembuatan program;
d. Penganggaran;
e. Implementasi;
f. Pelaporan kinerja;
g. Evaluasi kinerja; dan
h. Umpan balik.
Tahapan dalam proses pengendalian manajemen tersebut merupakan sebuah siklus yang
berproses dari awal sampai kembali ke siklus awal lagi. Siklus tersebut dapat dgambarkan
sebagai berikut.
Perumusan
Strategi
Perencanaan
Umpan Balik
Strategik
Penyusunan
Evaluasi Kerja Program dan
Kegiatan
Pelaporan
Penganggaran
Kinerja
Implementasi
Proses pengendalian manajemen tidak bisa dilaksanakan tanpa ada dukungan dari struktur
pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen merupakan jaringan yang dimiliki
organisasi untuk sarana melaksanakan proses pengendalian manajemen (Mahmudi, 2007).
Struktur pengendalian manajemen terdiri atas tigga elemen, yaitu:
1. Pusat pertanggungjawaban;
2. Kompensasi;
3. Jejaring informasi.
Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer
yang mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam rangka
melaksanakan sebagian kegiatan-kegiatan organisasi yang menjadi tanggungjawabnya.
1. Sebagai perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi
yang dipimpinnya;
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki komperensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat;
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien;
7. Sebagai alat pengendalian manajemen.
C. KONSEP PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DI ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK
Pusat ppertanggungjawaban pada organisasi sektor publik dibedakan menjadi empat oleh
Mardiasmo (2009) adalah sebagai berikut.
Sedangkan menurut literatur akuntansi manajemen seperti Hansen dan Mowen (2007) dan
Hilton (2008) menambahkan satu pusat pertanggungjawaban lagi, selain empat pusat
pertanggungjawaban di atas, yaitu pusat beban terbatas (discretionary expense center). Pusat
beban terbatas (discretionary expense center) merupakan unit yang menghasilkan output yang
tidak dapat diukur secara fiansial atau bagi unit yang tidak ada hubungan yang kuat antara
pemakaian sumber (input) dan hasil yang dicapai (output). Contoh dari pusat beban terbatas
dalam organisasi perusahaan adalah departemen administrasi dan umum, departemen penelitian
dan pengembangan, dan beberapa aktivitas pemasaran seperti periklanan, promosi, dan
pergudangan.
D. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN
PENGUKURAN KINERJA
Dua alasan manajer perlu melakukan pengukuran kinerja pada unit kerja (desentralisasi)
yaitu terkait dengan kesesuaian tujuan dan masalah eksternal.
1. Pusat Biaya
Hampir sebagian besar unit organisasi dalam organisasi pemerintahan merupakan
pusat biaya, karena memang tujuan utama organisasi sector public adalah pelayanan public.
Ukuran kinerja yang digunakan untuk menilai unit organisasi sebagai pusat biaya adalah
seberapa besar input yang digunakan oleh unit organisasi tersebut untuk mencapai atau
menghasilkan output tertentu pula baik berupa fisik maupun nonfisik, tanpa memperhitungkan
tingkat pengembalian secara finansialnya. Pada puasat biaya efisiensi dapat ditetukan dengan
membandingkan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilakan atau dengan
standar biaya yang telah di tetapkan. Sedangkan efektifitas unit organisasi dapat di tentukan
dengan misalnya, mengukur tingkat keterjangkauan, kualitas dan kapuasan public dari output
yang telah dihasilkan tersebut dengan metode survei.
2. Pusat Pendapatan
Pada organisasi sector public, unit organisasi yang berfungsi sebagai pusat
pendapatan adalah unit organisasi nyang tujuan utamanya adalah memungut dan menghasilkan
pendapatan. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada imput yang digunakan (biaya), namun
semua sumber daya yang digunakan ( misalnya adalah angggaran) digunakan dalam rangka
untuk
melaksanakan pemungutan, ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan. Pada organisasi
pemerintah pusat, unit organisasi yang berfungsi sebagai pusat pendapatan adalah kementrian
keuangan, terutama untuk dirjen pajak,dan dirjen Bea dan Cukai.
3. Pusat Laba
Yaitu organisasi yang berfungsi menghasilkan laba untuk
membantumeningkatkan pendapatan daerah untuk menjalankan pelayanan public. kinerja
manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Biasanya unit organisasi ini adalah unit bisnis
milik pemerintah atau sebagian usahanya dimiliki pemerintah atau sebagian sahamnya dimiliki
oleh pemerintah. Pada unit orgnaisasi ini, proses pembiayaaanya tunduk pada aturan perundang-
undangan yang mengatur pengelolaan keuangan Negara atau daerah, sedangkan operasionalnya
organisasi bisnis.
4. Pusat investasi
Yaitu pusat pertangggungjawaban yang presentasi manajernya dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Menurut Hartono (2009) investasi adalah pengorbanan
konsumsi pada masa saat ini untuk mmemperoleh manfaat di masa mendatang. Dilihat dari segi
manfaat yang akan diperoleh, investasi yang dilakukan oleh organisasi sector public tidak harus
langsung menghasilkan imbalan keuangan (return), tetapi dapat juga bersifat tidak langsung
yaitu apabila keputusan investasinya ddapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
public dan kesejahteraan masyarakat sekitar sehingga nantinya akan meningkatkan kapasitas
anggaran pemda.
Sedangkan Literature Akuntansi Manajemen Kontenporer membagi pusat
pertanggungjawaban menjadi 5, juga ada pusat beban terbatas.
4.1 Kesimpulan
Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan
yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan
dikaitkan dengan target kinerja. Tiap-tiap pertanggungjawaban bertugas untuk
melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan program-program dari
tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut seharusnya mendukung program pusat
pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum
organisasi dapat tercapai. Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan
untuk dilakukannya bottom-up budgeting. Karena pusat pertanggungjawaban mengemban
fungsi sebagai budget holder, maka proses penyiapan dan pengendalian anggaran harus
menjadi fokus perhatian manajer pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban
merupakan basis kinerja, yaitu perbandingan antara apa yang telah dicapai oleh unit
organisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan.