Anda di halaman 1dari 5

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesei diproduksi dan penjualan benar-benar
telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan kata lain, pendapatan belum dapat
dikatakan ada dan diakui sebelum ada penjualan yang nyata. Hal ini didasarkan pada gagasan
bahwa pengakuan suatu jumlah rupiah dalam akuntansi harus didasarkan pada konsep dasar
keterukuran dan reliabilitas jumlah rupiah harus cukup pasti dan ditentukan secara objektif oleh
pihak independen.

Sebaliknya, terjadinya kontrak penjualan belum cukup untuk mengakui pendapatan sebelum
barang atau jasa sudah cukup selesai dikerjakan walaupun jumlah rupiah pendapatan telah
terealisasi karena belum ada upaya yang membentuk pendapatan. Atas dasar konsep kesatuan
usaha, tidak ada pendapatan tanpa upaya. Tanpa upaya yang cukup pendapatan belum dapat
diakui.

FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya harus
dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83):

a. Terealisasi atau cukup pasti terealisasi (realized or realizable)

Telah terealisasi bilamana produk (barang atau jasa), barang dagangan, atau aset lain telah terjual
atau ditukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Cukup pasti terealisasi bilamana aset berkaitan
yang berterima atau ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti
jumlahnya. Mudah dikonversi bila mempunyai (a) harga satuan yangtetap tidak bergantung
bentuk dan penyajian barang dan (b) daftar harga barang tersedia disuatu pasar aktif tersedia.

b. Terbentuk atau terhak (earned)

Pendapatan dikatakan dapat terbentuk bila mana perusahaan telah melakukan secara substansial
kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat menghaki manfaat atau nilai yang melekat pada
pendapatan.
B. Selama proses produksi secara bertahap
Dalam industri tertentu, pembuatan produk memerlukan waktu yang cukup lama. Misalnya
dalam industri konstruksi bangunan. Biasanya produk semacam itu diperlakukan sebagai projek
dan dilaksankan atas dasar kontrak sehingga pendapatan terealisasi untuk seluruh periode
kontrak tetapi mungkin belum cukup terbentuk pada akhir tiap periode akuntansi. Dalam hal ini,
pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap (per periode akuntansi) sejalan dengan
kemajuan proses produksi atau sekaligus pada saat projek selesai dilakukan. Yang pertama
disebut metode persentase penyelesaian (percentage of completion method), sedangkan yang
terakhir disebut metode kontrak selesai (completed contarct method).
Diasumsi projek memakan waktu liga tahun di mulai 1 Juli 2004 (titik A) dan perusahaan
menggunakan tahun kalender sebagai tahun buku. Dalam gambar ini,
area AEUQ adalah nilai kontrak,
area AEPL adalah kos taksiran untuk kontrak,
dan titik E adalah saat penyerahan produk.

Kalau seluruh pendapatan diakui di titik E bersamaan dengan penyerahan produk (yaitu
menggunakan metoda kontrak selesai), kemungkinan terjadi ketidakseimbangan volume
pendapatan dan kegiatan produksi antartahun. karena projek-projek tidak terjadi secara merata
antartahun sementara perusahaan tetap menggunakan perioda sebagai takaran dan pengukuran
laba.
Masalah juga timbul kalau perusahaan mengakui pendapatan pada saat produk diserahkan tanpa
mengakumulasi kos yang berkaitan dengan produk sehingga penandingan yang tepat (proper
matching) tidak tercapai.

Suatu alternatif untuk memecahkan ini adalah penggunaan projek atau angkatan produksi
sebagai wadah atau takaran penentuan dan pelaporan laba bukanya perioda waktu. Jadi statemen
operasi perusahaan yang harus disusun sebelum projek selesai dan diserahterimakan adalah
statemen yang menunjukkan kemajuan fisis dan akumulasi kos sampai tanggal statemen.
Kemudian, pada waktu pekerjaan selesai dan diserahkan diterima seluruhnya, dapat disusun
suatu laporan operasi tahun tertentu yang menunjukkan laba tiap projek.
Sebagai alternatif
lain, perusahaan dapat mengakui pendapatan secara bertahap dan tetap menggunakan perioda
sebagai takaran penghitungan laba. Walaupun secara keseluruhan proses penghimpunan belum
selesai, pendapatan dapat diakui secara proporsional untuk perioda tersebut.

Misalnya di akhir tahun 2004, walaupun kegiatan baru mencapai kurang dari 20% dari seluruh
kegiatan, untuk tahun 2004 pendapatan sebesar ABRQ dianggap sudah cukup terbentuk
ekonomik sehingga perusahaan dapat mengakuinya. Karena pendapatan AEUQ telah terrealisasi
dan pasti jumlahnya, pendapatan ABRQ yang harus diakui dapat ditentukan berdasarkan
perbandingan kos ABMI, terhadap kos AEPL taksiran. Sekali lagi, pengakuan seperti ini dapat
didukung secara konseptional kalau dilandasi konsep dasar upaya dan hasil kos. Dengan konsep
tersebut, kalau kos sebesar ABML telah terjadi maka dapat dianggap bahwa pendapatan sebesar
ABRQ telah terbentuk pula. Oleh karena itu, pendapatan ABRQ dapat diakui dalam tahun 2004.
Begitu seterusnya untuk pendapatan BCSR, CDTS, dan DEUT dapat diakui dalam tahun 2005,
2006, dan 2007.

Persentase kemajuan fisis produk bukan merupakan proporsi yang tepat untuk dasar pengukuran
pendapatan yang harus diakui karena persentase tersebut belum tentu menunjukkan persentase
penyerapan kos kecuali kenyataannya memang demikian. Demikian juga, jumlah rupiah kas
yang telah diterima atas dasar terma (termin) pembayaran kontrak tidak dapat dijadikan basis
untuk menentukan pendapatan yang harus diakui. Alasannya, jumlah pembayaran tidak selalu
menggambarkan kemajuan fisis maupun penyerapan kos oleh kegiatan.

Walaupun kontrak konstruksi menetapkan adanya harga yang pasti, hasil pekerjaan helum pasti
sehingga kos bagi perusahaan kontraktor juga tidak pasti. Karena hal inilah pengukuran
pendapatan atas dasar tingkat penyelesaian produk lebih jarang digunakan dibanding Metoda
kontrak-selesai.
Akresi
akresi (accretion) yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses alamiah lainnya, \

Dalam usaha perkebunan dan pertanian, produk biasanya dapat dijual setiap saat pada berbagai
tingkat pertumbuhan.

Sebagai contoh, bibit pohon cemara hias atau bonsai atau lainnya dapat dijual pada sembarang
tingkat pertumbuhan (umur bibit) dengan harga pasar tertentu. Biasanya makin lama umur bibit
maki mahal pula harganya. Pertumbuhan semacam ini juga terjadi dalam usaha peternakan yang
melibatkan pertumbuhan alamiah. Demikian juga, produk anggur dan barang antik, dengan
berjalannya waktu (proses penuaan atau aging), nilai aset makin bertambah. Keadaan ini sering
dijadikan alasan untuk praktik penentuan nilai sediaan akhir sebesar nilai jualnya pada saat itu
dikurangi dengan taksiran biaya penjualan.

Apakah kenaikan aset semacam itu memenuhi definisi pendapatan dan kalau demikian dapatkah
kita diakui?

Per definisi, akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas telah bertambah dan
banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara objektif. Pertambahan tersebut juga
berkaitan dengan operasi utama perusahaan (dalam hal PT Perhutani). Apa yang terjadi adalah
pendapatan sudah terbentuk tetapi belum terrealisasi. Untuk merealisasi pertambahan nilai
tersebut, proses produksi masih diperlukan dan masih harus diikuti dengan perubahan bentuk
aset menjadi aset lancar baru (kas atau piutang). Oleh karena itu, tidak selayaknyalah akresi
diakui sebagai pendapatan, karena tidak ada aliran sumber ekonomik baru yang masuk ke unit
usaha.

Dari segi pelaporan laba periodik, tidak diakuinya akresi sebagai pendapatan bukan berarti
meniadakan arti penting akresi, lebih-lebih untuk kepentingan analisis internal. Bila harus
dilaporkan, pelaporan harus sedemikian sehingga tidak memberi kesan bahwa akresi telah
terrealisasi. Jumlah rupiah kreditnya harus dilaporkan terpisah dari laba yang telah benar-benar
terealisasi.

Seperti pada kasus tentang konstruksi jangka panjang, pemecahan yang paling baik untuk
pengakuan pendapatan sehubungan dengan akresi adalah pergantian takaran penandigan
pendapatan dan biaya dari perioda tahunan ke angkatan produk (angkatan tanam kehutanan).
Kalau cara ini ditempuh, dasar saat penjualan untuk pengakuan tetap dapat dipakai walaupun
perioda akuntansinya menjadi lebilı panjang mulai dari pembiakan bibit sampai terjualnya
produk.

Anda mungkin juga menyukai