Anda di halaman 1dari 39

Assalamua’alaikum!

Group 8 [P]resent
⊸Celia Lintang
⊸Erina Husnalita
⊸Fajar Sena Intan S
⊸Nurhapis
PENDAPATAN
/REVENUE
1.
Pengertian
/Definisi /Definition /Meaning
1) Menurut FASB
2) Menurut Patton dan Littleton
3) Menurut PSAK
Menurut FASB
Pendapatan adalah arus kas masuk atau
perangkat tambahan lain asset dari suatu
entitas atau penyelasaian kewajiban (atau
kombinasi keduanya) dari pengiriman atau
produksi barang, jasa render, atau kegiatan
alainnya yang merupakan operasi yang
sedang berlangsung di entitas besar atau
pusat selama periode operasi.
Menurut Patton dan Littleton
Pendapatan adalah produk dari
perusahaan yang memperhitungkan
jumlah asset baru yang diterima dari
pelanggan menganut aliran fisik ,
sedangkan aliran dana dari
pelanggan yang diwakili menganut
aliran moneter.
Pendapatan adalah arus masuk bruto
dari manfaat ekonomik yang timbul
dari aktivitas normal entitas selama
suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal.
[PSAK 23]
Karakteristik Pendapatan

Kenaikan Operasi
Aset Perusahaan

Penurun Beragam
Kewajiban Nama
BUKU SUWARDJONO
Pengakuan Pendapatan

⊸Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi


kedalam system akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi
dalam statement keuangan. Pendapatan sebagai produk
perusahaan tidak mengisyaratkan berapa jumlahnya dan kapan
harus dicatat tetapi lebih mengisyaratkan bahwa pendapatan
memang ada atau terwujud (to exist).
⊸Untuk menjabarkan kualitas informasi menjadi kriteria
pengakuan pendaapatan, perlu dipahami dua konsep penting
yaitu:
-Penbentukan pendapatan (earning of revenue)
-Realisasi pendapatan ( realization of revenue)
Pembentukan Pendapatan

⊸Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan


dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu
timbul atau menjadi ada. Konsep pembentukan pendapatan
menyyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak ( to
be earned) bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas
proses berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil
transaksi tertentu. Dengan kata lain sebelum penjualan terjadi
pendapatan sydah dianggap terbentuk seiring dengan berjalannya
operasi perusahaan. Operasi perusahaan meliputi kegiatan prooduksi,
penjualan dan pengumpulan piutang. Konsep ppembentukan ini sering
disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan (earning process
approach). Atau pendekatan kegiatan (activities approach ).
Realisasi Pendapatan

⊸Dalam konsep ini pendapatan baru dapat dikatakan terjadi


atau terbentuk pada saat terjadi kesepaakatan atau kontrak
dengan pihak independen 9pembeli) untuk embayar produk
baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum
dibuat sama sekali. Berdasarkan konsep, pendapatan
sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi
penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atas
kontrak itu terjadi pendapatan beum terjadi atau terbentuk.
Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih
menekankan kejadian (event) yang dapat
menandai pengakuan pendapatan yaitu:

⊸Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain


melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya.
(misalnya kontrak penjualan)
⊸Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut
dengan diperolehnya asset lancer ( kas, setara kas, atau
piutang).
Kriteria Pengakuan Pendapatan

FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan


yang keduanya harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5 , prg.
83):

⊸Terealisasi atau cukup pasti terealisasi (realized or


realizable)
⊸Terbentuk/Terhak ( earned)
Kam (1990, hlm. 243-252) mengemukakan kriteria
pengaakuan secara lebih teknis, pendapatan baru dapat
diakui bilaa dipenuhi syarat syarat beriku:

⊸Keterukuran nilai asset (measurability of asset value)


⊸Adanya suatu transaksi ( existence of transaction)
⊸Proses penghimpunan secara substansial telah
selesai (substantial completion of the earning process )
AICPA memberikan kaidah pengakuan umum untuk
penjualan jasa sebagai berikut:
⊸Kalua pemberian jasa terdiri (performance) atas pelaksanaan suatu pekerjaan atau tindakan
(act), pendapatan harus diakui pada saat pekerjaan tersebut telah dilakukan.
⊸Kalua pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan atau tindakan secara
bertahap, pendapatan harus diakui selama periode pelaksanaan pekerjaan secara proporsional.
⊸Kalua pemberian jasa terdiri atas serangkaian pekerjaan atau tiidakan secara bertahap,
pendapatan dapat diakui pada saat seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan, bila kondisi
berikut dipenuhi:
i. -Proporsi jasa yang dilaksanakan pada tahap akhir pekerjaan begitu kritisnya sehingga
seluruh pekerjaan tidak dapat dikatakan selesaisebelum tahap akhir dilaksanakan.
ii. -Jasa harus diberikan dalam beberapa tahap yang tidak dapat ditentukan di muka selama
waktu yang tidak pasti dan tidak ad acara yang cukup layak untuk menentukan tigkat
peenyelesaiian pekerjaan.
⊸Kalua terdapat tingkat ketidakpastian yang tnggi berkenaan dengan ketertagihan atau
kolektibilitas pendapatan jasa, pendapatan baru diakui setelah kas terkumpul.
IAI mengeksplisitkan asymsi atau kondisi yang
melandasi keterterapan pengakuan atas dasar
kemajuan pelaksanaan yaitu:
⊸Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
⊸Besar kemmungkinan manfaat ekonomi sehubungan
dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan
⊸Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi oada tanggal
neraca dapat diukur dengan andal
⊸Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
GOODFREY
Analisis Kriteria Pengakuan Pendapatan
⊸Terukurnya nilai asset
Pendapatan dapat dilihat sebagai arus masuk yang meningkatkan nilai
total asset perusahaan dengan peningkatan bersamaan dalam ekuitas,jadi
terukurnya nilai asset adalah kriteria yang wajar untuk mengakui pendapatan.
⊸Adanya Transaksi
Ketikia pihak eksternaal dalaam transaksi yang wajar mengungkapkan
kesediaan untuk membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan,
transaksi tersebut merupakan bukti obyektif peniingkatan nilai dalam perusahaan.
⊸Penyelesaian substansial dari proses produktif
Pendapatan tidak dihasilkan (diterima) sampai perusahaan telah
melakukan sebagian besar kegiatan perusahaan sampai memperoleh
pendapatan. Dalam kriteria ini dapat diterapkan bahwa pendapatan tidak dianggap
sebagai penghasilan perusahaan sampai perusahaan mengelurkan biaya atau
melakukan pekerjaan.
Saat Pengakuan Pendapatan

a. Pada Saat Kontrak Penjualan

Dapat terjadi ketika perusahaan telah menandatangani


kontrak perusahaan dan bahkan sudah menerima kas untuk
seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum mulai
memproduksi barang. Pendapatan sudah terealisasi tetapi
belum terbentuk karena hanya satu kriteria yang terpenuhi
dan tidak dapat diakui sebagai pendapatan.
b. Selama Proses Produksi Secara Bertahap

Dalam hal ini, pengakuan pendapatan dapat dilakukan


secara bertahap (per periode akuntansi) sejalan dengan
kemajuan proses produksi atau sekaligus pada saat projek
selesai dilakukan. Yang pertama disebut metode persentase
penyelesaian, sedangkan yang terakhir disebut metode kontrak
selesai.
Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama proses
produksi ini adalah :

Penghemata
Akresi Apresiasi
n Kos
c. Pada Saat Produksi Selesai

Pengakuan semacam ini setaa dengan pengakuan


pendapatan metode kontrak selesai. Pengakuan pendapatan atas
dasar saat produk selesai diproduksi dapat dianggap layak untuk
industri ekstraktif (pertambangan) termasuk pertanian, bahan
dasar hasil produksi biasanya memiliki harga yang sudah pasti.
Kondisi ini memungkinkan untuk menaksir dengan cukup tepat
nilai jual yang dapat direalisasi suatu sediaan barang jadi ada
pada tanggal tertentu, sehingga kedua kriteria pengakuan
dianggap dapat terpenuhi.
d. Pada Saat Penjualan

Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena


pada saat penjualan kriteria penghimpunan dan realisasi telah
terpenuhi. Kriteria terealisasi telah terpenuhi karena telah ada
kesepakatan pihak lain untuk membayar jumlah rupiah pendapatan
secara objektif.
Masalah pengakuan saat penjualan :

Kembalian dan potongan tunai Kos purna-jual

Kerugian Piutang Transaksi Penjualan


e. Pada Saat Kas Terkumpul

Pengakuan dasar kas digunakan untuk transaksi penjualan


yang barang atau jasanya telah diserahkan/dilaksanakn tetapi
kasnya baru akan diterima secara berkala dalam waktu yang cukup
panjang.

Saat Pengakuan Penjualan Jasa

Pengakuan pendapatan dari penjualan jasa secara umum


mengikuti pemikiran yang melandasi pengakuan pendapatan untuk
penjualan barang. Masalah teoritis yang dihadapi lebih banyak
menyangkut kriteria realisasi daripada pembentukan pendapatan.
Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan
FASB meringkas pedomam umum dalam SFAC No. 5 paragraf 84
sebagai berikut:
1. Kriteria terbentuk dan terealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk
diserahkan kepada konsumen.
2. Kalau kontrak penjualan atau penerimaan kas mendahului produksi atau
pengiriman barang, pendapatan dapat diakui pada saat terhak dan pengiriman.
3. Kalau produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara
bertahap dengan metode persentase penyelesaian pada saat sudah terbentuk
asalkan dapat diukur secara andal.
4. Kalau jasa diberikan atau hak untuk menggunakan aset berlangsung secara
terus-menerus selama suatu periode dengan kontrak harga yang pasti, pendapatan
dapat diakui bersamaan dengan berjalannya waktu.
5. Kalau produk atau aset lain dapat segera terealisasi karena dapat
dijual dengan harga yang cukup pasti tanpa biaya tambahan berarti,
pendapatan dan untung rugi dapat diakui pada saat selesainya produksi
atau pada saat harga aset tersebut berubah.

6. Kalau produk, jasa atau aset lain ditukarkan dengan aset non moneter
yang tidak segera dapat dikonversi menjadi kas, pendapatan atau untung
rugi dapat diakui pada saat telah terhak atau transaksi telah selesai
asalkan nilai wajar aset non moneter yang dapat ditentukan dengan
layak.

7. Kalau ketertagihan aset yang diterima untuk produk, jasa, atau aset
lain meragukan, pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.
Prosedur Pengakuan

Untuk dapat dilaksanakan di level perusahaan, kaidah


pengakuan pendapatan harus dijabarkan secara teknis
dan procedural dalam bentuk kebijakan akuntansi.

menetapkan kejadian atau kegiatan


internal dan bukti apa yang dapat
diguanakan sebagai pemicu pencatatan
ke dalam system akuntansi.
No Kaidah pengakuan Kegiatan Internal Kegiatan pemicu dan
yang terlibat bukti pengakuan

1 pada saat penjualan selesai pembuatan Faktur penjualan


faktur yang
bersamaan dengan
pengiriman barang

2 Pada saat kas Pengiriman surat Nota pembayaran atau


terkumpul ( sudah ada tagihan angsuran, bukti transfer
kontrak dan barang penerimaan kas atau
telah dikirim ) nota transfer via bank
Pengukuran Pendapatan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK )


No. 23 dan IAS 118 18/AASB tentang pendapatan
menyatakan bahwa pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi
berikut ini :
⊸Penjualan Barang
⊸Penjualan Jasa
⊸Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalty, dan deviden
Transaksi bisa dikatakan Andal jika :

⊸Bebas dari pengertian yang menyesatkan


⊸Bebas dari kesalahan material
⊸Dapat diandalkan pemakainya sebagai pemakaian yang tulus dan jujur untuk
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan disajikan
⊸Harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
tanggal neraca

Informasi yang Andal memiliki karakteristik :


⊸Penyajian jujur
⊸Dapat di verifikasi : dapat diuji, apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali hasil
atau simpulannya tidak berbeda jauh
⊸Netralitas : Informasi diarahkan pada kebutuhan umum, tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
a. Pendapatan dari Penjualan Barang harus diakui
jika :

⊸Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah


memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli
⊸Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian
efektif atas barang yang dijual
⊸Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal
⊸Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan
transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut
⊸Biaya yang terjadi dan akan terjadi sehubungan dengan transaksi
dapat diukur dengan andal
b. Pendapatan dan Penjualan Jasa harus diakui jika :

⊸Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan


transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan
⊸Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi dari tanggal neraca dapat
diukur secara andal
⊸Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
⊸Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk
penyelesaian transaksi tersebut dapat diukur dengan andal

Bila transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi


dengan andal, pendapatan yang diakui hanya berkaitan dengan
beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.
c. Pendapatan dari Bunga, Royalti, Deviden harus
diakui atas dasar :

⊸Bunga harus diakui dengan menggunakan metode bunga efektif


⊸Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi
perjanjian yang relevan
⊸Deviden diakui bila hak pemegang saham untuk menerima
pembayaran ditetapkan

Pengakuan atas dasar tersebut dilakukan bila :


⊸Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan
⊸Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
Tantangan Bagi Pembuat atau Pengatur
Standar Tentang Pendapatan

Pengakuan dan pengukuran pendapatan


IASB dan FASB telah menekankan proyek bersama dalam kaitanya
dengan pengakuan dan pengukuran pendapatan, karena kurang
tersedia literatur yang ada. IASB dan FASB mengajukan prinsip-prinsip
yang akan menghilangkan ketidakkonsistenan dalam literature yang
ada dan praktek-praktek yang berlaku :
1. Sebuah pelaporan entitas harus mengakui pendapatan dalam
periode akuntansi dan mengukur nilai wajarnya pada tanggal tersebut
2. Entitas harus mengukur pendapatan yang timbul dari peningkatan
asset atau penurunan kewajiban ( atau kombinasi keduanya ) pada nilai
wajar
⊸Pengukuran nilai wajar
Berdasarkan atribut model pengukuran campuran, semua item yang diukur
pada nilai wajar pada saat akuisisi dan selanjutnya dicatat pada biaya historis.
⊸Penyajian laporan keuangan
IASB bersama FASB melakukan proyek bersama, dalam kaitannya dengan
penyajian statement keuangan, dewan telah mencapai kesimpulan sementara
sebagai berikut :
⊸In-All Inclusive, single income statement. Setiap perubahan asset dan
liabilitas akan ditunjukkan dalam statement keuangan, sementara di masa
lampau hanya beberapa item yang dimasukkan dalam laporan laba/rugi
⊸Realisation is not the basis for inclusion of items. Tujuan dari laporan
laba rugi adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan. Faktanya item tidak terealisasi tidak akan dikecualikan
dari cakupan statement keuangan
⊸Separate disclosure of performance and remeasurement. Laporan laba
rugi akan membedakan antar arus pendapatan dan penyesuaian penilaian.
Perubahan dalam nilai wajar akan menyebabkan perubahan : kinerja selama
periode, perubahan kondisi ekonomi, atau perubahan dalam ekspektasi pasar.
Issu Untuk Auditor
OVERSTATEMENT OF REVENUE
/Pendapatan yang dilebih-lebihkan, dapat timbul jika:
⊸Transaksi atau aktivitas pendapatan yang diakui
sebenarnya belum terjadi atau tidak berhubungan
dengan entitas.
⊸Jumlah pendapatan belum terdata secara
akurat/tepat.
⊸Pendapatan selama periode transaksi yang diakui
berkaitan untuk pendapatan pada periode
mendatang.
⊸Selain itu, risiko yang tidak diungkapkan dengan
benar.
Hal yang harus diperhatikan
oleh auditor:
1) Auditor perlu peka terhadap tingginya risiko melingkupi
klien yang mungkin akan diaudit lebih lanjut
2) Auditor harus mencari bukti untuk mendukung pendapat
mereka melampaui mempercayakan hasil prosedur analitis
atau pengujian pada daerah lain (piutang dan persediaan).
3) Auditor tidak cukup menyelidiki hasil yang tak terduga yang
signifikan dari pengujian mereka.
4) Auditor perlu memverifikasi keandalan penjelasan manajer
dengan mendapatkan bukti lain bahwa pendapatan harus
diakui.
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai