Anda di halaman 1dari 17

Pengungkapan dan Sarana Interpretif

KHODI ZULHARMAN (1102120210) ALNOPRIKA M (1102120362) HASRI RAKA SAHRI (1102112856) TRY PUTRA ANALDO (1102113456) RYAN ARISTA (1102136121)

12/24/2013

Transi 1

Pengertian Pengungkapan
Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian intergral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan.

Masalah Teoretis Pengungkapan

1. 2. 3. 4.

Siapa dituju dan untuk apa? Perlukah disampaikan? Seberapa banyak atau rinci? Bagaimana cara menyampaikan?

12/24/2013

Transi 3

1. Siapa dituju dan untuk apa?


Investor dan kreditor sebagai fokus Kepentingan publik secara umum juga harus dilindungi dan dilayani Informasi kualitatif juga dituntut untuk disediakan Pengungkapan cenderung meluas

12/24/2013

Transi 4

2. Perlukah disampaikan?
Masalah ini berkaitan dengan fungsi dan tujuan pengungkapan. Tujuan: 1. Melindungi 2. Informasional 3. Melayani kebutuhan khusus

12/24/2013

Transi 5

3. Seberapa banyak atau rinci?


Tingkat pengungkapan: 1. Memadai 2. Wajar atau etis 3. Penuh

Pertimbangan: 1. 2. 3. 4. 5.

Tujuan Kos penyediaan Keberlebihan informasi (overload) Keengganan manajemen Wajib atau sukarela

12/24/2013

Transi 6

Regulasi Pengungkapan
Mempercayakan pengungkapan sepenuhnya kepada manajemen sama saja dengan menyerahkan penyediaan informasi kepada pasar. Beberapa argumen mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan informasi. Alasan tersebut adalah : : 1. Penyalahgunaan 2. Eksternalitas 3. Asimetri informasi 4. Keengganan manajemen

12/24/2013

Transi 7

Metode Pengungkapan
1. Bentuk dan susunan laporan formal 2. Terminologi dan penyajian yang terinci 3. Informasi parentesis 4. Catatan kaki 5. Laporan dan data pelengkap 6. Laporan Auditor 7. Pembahasan dan analisis manajemen serta surat direktur utama.

12/24/2013

Transi 8

Sarana Interpretif
Perekayasaan pelaporan keuangan diarahkan paling tidak untuk menghasilkan informasi yang disediakan melalui rerangka akuntansi pokok. Rerangka akuntansi pokok menyediakan paling tidak informasi berbasis data dasar yaitu kos historis. Kos historis dijadikan basis karena alasan keterandalan. Keterandalan menuntut data kos dipelihara dalam sistem pencatatan dan menjadi pembanding terhadap perubahan akibat penilaian.

Sarana Interpretif
Sarana interpretif adalah upaya-upaya untuk meningkatkan kebermanfaatan rerangka akuntansi pokok dengan berbagai usulan untuk mengatasi kelemahan kos historis sebagai basis penilaian. Merupakan bagian dari masalah pengungkapan. Masalah teoretis: Dengan berjalannya waktu, nilai berubah sementara kos tidak. Apakah rerangka akuntansi pokok diganti atau sekadar ditambah sarana interpretif.

Kos dan Nilai


Kos: penghargaan sepakatan pada saat suatu objek diperoleh dan menjadi data dasar dalam akuntansi. Nilai: persepsi terhadap manfaat suatu objek setiap saat dan dinyatakan dalam satuan moneter.

Pada saat transaksi yang melibatkan objek, kos dan nilai identik.
Persepsi selalu berubah dengan berjalannya waktu. Perlukah kos direvisi terus secara periodik?

Pro dan Kontra


Pendukung revisi: Kos historis tidak berpaut dengan keputusan internal maupun eksternal. Penyanggah: 1. Kos terandalkan. 2. Revisi akan netral dalam jangka panjang. 3. Fluktuasi nilai adalah gejala umum sehingga perubahan tidak perlu dilakukan dengan mengganti kos tercatat. 4. Data kos harus tetap dijaga keutuhannya dalam sistem agar dapat dijadikan pembanding.

Revisi Kos Fasilitas Fisis


Perbedaan kos dan nilai makin penting untuk fasilitas fisis jangka panjang. Pendukung:
1. Distorsi informasi ekonomik. 2. Distorsi dana penggantian.

Penyanggah:
1. 2. 3. 4. Prosedur tidak praktis. Penilaian tidak terandalkan. Depresiasi bukan akumulasi dana. Revisi dimungkinkan sebagai pelengkap dan pencatatan dilakukan dengan akun kontra atau penambah.

Penurunan Kemampuan Aset


Bila fluktuasi nilai bukan gejala umum tetapi khusus, write-down dapat dijustifikasi asalkan syarat-syarat tertentu dipenuhi. PSAK No. 48 memberi pedoman untuk mengidentifikasi adanya penurunan kemampuan aset (asset impairment).

Pengangguran sementara bukan gejala yang menuntut revisi kos aset.

Konversi Kos ke Daya Beli


Fluktuasi nilai lebih berkaitan dengan persepsi manfaat atau daya tukar barang/objek. Ini masalah penilaian. Perbedaan kos dan nilai dapat pula disebabkan oleh perubahan nilai tukar uang atau daya beli. Ini masalah unit pengukur. Akuntansi daya beli konstan (general price-level accounting) diusulkan sebagai sarana interpretif untuk menambah keberpautan informasi.

Simpulan Sarana Interpretif


Rerangka akuntansi pokok mempunyai kelemahan. Sarana interpretif sangat didukung asalkan rerangka akuntansi pokok tetap dipertahankan.

Sarana interpretif menjadi penambah (to supplement) informasi yang disediakan oleh rerangka akuntansi pokok tetapi tidak menggantinya (to supplant).
Pembahasan lebih mendalam diuraikan di Bab 13.

Thanks

Anda mungkin juga menyukai