Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
akuntansi penggabungan usaha.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagaai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang akuntansi penggabungan usaha
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................

BAB I DASAR TEORI..............................................................................................

1.1 Metode Penyatuan Kepentingan (Pooling Of Interest)........................................

1.2 Metode Pembelian (Purchase Method)................................................................

BAB II ANALISIS.....................................................................................................

10

BAB III KESIMPULAN............................................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

13

BAB I
DASAR TEORI
1.1 Metode Penyatuan Kepentingan (Pooling Of Interest)
1. Pengertian
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No.
22 untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan
metode penyatuan. Dengan metode ini, aktiva-aktiva perusahaan baru dinilai sama
dengan nilai buku. Perusahaan yang baru, dimiliki bersama oleh para pemegang
saham perusahaan-perusahaan lama. Aktiva total dan ekuitas total tidak mengalami
perubahan. Pada metode penyatuan ini, aktiva dan kewajiban dari perusahaanperusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai
bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan
yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi
(disatukan). Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung juga
dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk
seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
2. Prosedur Akuntansi Penggabungan Usaha Metode Penyatuan Kepentingan

Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai
buku saat diadakan penggabungan

Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal
perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung

Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang
diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun
aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus
diadakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung.

Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik


perusahaan yang bergabung.

3. Alasan Perusahaan Menggunakan Metode Penyatuan Kepentingan

Terhindar dari peningkatan biaya depresiasi atas aktiva yang direvaluasi.

Terhindar dari beban amortisasi goodwill.

Peningkatan fleksibilitas manajemen terkait dengan dividen.

Manajemen memiliki kesempatan menciptakan laba yang sebelumnya belum


dilaporkan

Menyembunyikan nilai kepentingan yang diberikan dalam penggabungan usaha

Melindungi manajemen dari kritik pemegang saham (harga beli aktiva yang
lebih tinggi dari nilai wajar aktiva

4. Ilustrasi Kasus Metode Penyatuan Kepentingan


PT. Untung Selalu dan PT. Tak Mau Rugi pada tanggal 1 September 2010
mengadakan perjanjian untuk bergabung. Neraca masing masing perusahaan
sebagai berikut:
Keterangan
Aktiva
Kas
Piutang
Persediaan
Aktiva Lancar lainnya
Aktiva Tetap
Kewajiban
Utang Usaha
Utang Bank
Modal
Modal Saham
Agio Saham
Laba Ditahan

PT. Untung Selalu

PT. Tak Mau Rugi

40.000.000
30.000.000
100.000.000
20.000.000
120.000.000

36.000.000
24.000.000
80.000.000
30.000.000
100.000.000

24.000.000
26.000.000

20.000.000
10.000.000

200.000.000
24.000.000
36.000.000

192.000.000
18.000.000
30.000.0000.

Nilai nominal saham PT Untung Selalu Rp 10.000/lembar dan PT. Tak Mau Rugi Rp
8.000/lembar. Catatlah transaksi penggabungan usaha kedua perusahaan tersebut jika:

a. Penggabungan dalam bentuk merger, dimana PT. Untung Selalu mengganti kekayaan
PT. Tak Mau Rugi dengan 9.900 lembar saham
b. Penggabungan dalam bentuk konsolidasi dengan perusahaan baru PT. Untung Bersama
dengan menerbitkan modal saham 40.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 10.000.
pembagian kepemikan berdasarkan aktiva bersih
Penyelesaian
Pencatatan Merger dengan metode Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest)

Nominal saham yang diserahkan kepada PT. Tak Mau Rugi


= Saham yang diserahkan x Nilai Nominal Saham PT. Untung Selalu
NN = 9.900 x 20.000 = Rp 198.000.000

Aktiva Bersih PT. Tak Mau Rugi


AB = Total Aktiva Total Kewajiban
= Rp 270.000.000 30.000.000
= Rp 240.000.000

Agio Saham dapat dihitung:


Jumlah Investasi sebesar aktiva bersih
Nominal Saham

Rp 198.000.000

Laba ditahan

Rp

Rp 240.000.000

30.000.000
Rp 228.000.000

Agio Saham

Rp

12.000.000

Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Untung Selalu adalah sebagai berikut:
1. Mencatat investasi pada PT. Tak Mau Rugi
Investasi pada PT. Tak Mau Rugi

Rp 240.000.000

Modal Saham

Rp 198.000.000

Agio Saham

Rp

12.000.000

Laba Ditahan

Rp

30.000.000

2. Mencatat Pengambilalihan kekayaan PT. Tak Mau Rugi


Kas

Rp

36.000.000

Piutang

Rp

24.000.000

Persediaan

Rp

80.000.000

Aktiva Lancar lainnya

Rp

30.000.000

Aktiva Tetap

Rp 100.000.000

Hutang Usaha

Rp

20.000.000

Hutang Bank

Rp

10.000.000

Investasi pd PT. Tak Mau Rugi

Rp 240.000.000

3. Pencatatan Konsolidasi dengan metode penyatuan kepentingan


Keterangan
Aktiva
Kas
Piutang
Persediaan
Aktiva Lancar lainnya
Aktiva Tetap
Kewajiban
Utang Usaha
Utang Bank
Modal
Modal Saham
Agio Saham
Laba Ditahan

PT. Untung Selalu

PT. Tak Mau Rugi

Gabungan

40.000.000
30.000.000
100.000.000
20.000.000
120.000.000
310.000.000

36.000.000
24.000.000
80.000.000
30.000.000
100.000.000
270.000.000

76.000.000
54.000.000
180.000.000
50.000.000
220.000.000
580.000.000

24.000.000
26.000.000
50.000.000

20.000.000
10.000.000
30.000.000

44.000.000
36.000.000
80.000.000

200.000.000
24.000.000
36.000.000

192.000.000
18.000.000
30.000.000

66.000.000

Nominal saham yang diserahkan kepada yang diterbitkan


NN = 40.000 lembar x Rp 12.000/lembar = Rp 480.000.000

Aktiva Bersih PT. Tak Mau Rugi Rp 240.000.000

Aktiva Bersih PT. Untung Selalu Rp 260.000.000

Agio (Disagio) Saham dapat dihitung:


Jumlah Investasi sebesar aktiva bersih
Nominal Saham

Rp 400.000.000

Laba ditahan

Rp

Rp 500.000.000

66.000.000
(Rp 466.000.000)

Agio Saham

Rp

34.000.000

Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Untung Bersama adalah sebagai berikut:
1. Mencatat investasi pada kedua perusahaan
Investasi

Rp 500.000.000

Modal Saham

Rp 400.000.000

Agio Saham

Rp

34.000.000

Laba Ditahan

Rp

66.000.000

2. Mencatat Pengambilalihan kekayaan kedua perusahaan


Kas

Rp

76.000.000

Piutang

Rp

54.000.000

Persediaan

Rp 180.000.000

Aktiva Lancar lainnya

Rp

Aktiva Tetap

Rp 220.000.000

Hutang Usaha

Rp

44.000.000

Hutang Bank

Rp

36.000.000

Investasi

Rp 500.000.000

50.000.000

3. Neraca PT. Untung Bersama

Aktiva
Kas
Piutang
Persediaan

PT. UNTUNG BERSAMA


NERACA
Per 1 September 2010
Rp
Rp
76.000.000
Rp
54.000.000
Rp 180.000.000

Aktiva Lancar lainnya


Aktiva Tetap
Total Aktiva
Kewajiban
Utang Usaha
Utang Bank
Total Kewajiban
Modal
Modal Saham
Agio Saham
Laba Ditahan
Total Modal
Total Kewajiban dan Modal

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

50.000.000
220.000.000
580.000.000
44.000.000
36.000.000
80.000.000
400.000.000
34.000.000
66.000.000
500.000.000
580.000.000

1.2 Metode Pembelian (Purchase Method)


1. Pengertian
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan
yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang
ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya
perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini
dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan
nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19
setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh
dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.
2. Prosedur Akuntansi Penggabungan Usaha Metode Pembelian (purchase method)

Apabila penggabungan dianggap sebagai pembelian maka harus ada dasar baru
untuk membukukan dan mempertanggungjawabkan aktiva yang diperoleh.
Dalam hal ini, aktiva harus dicatat sebesar harga pokoknya bagi pembeli

sehingga jumlahnya tidak perlu sama dengan nilai yang perlu dilaporkan pada
buku penjual.

Ketika transaksi pembelian berlangsung ,kita perlu menyesuaikan atau


menentukan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung
sebesar nilai wajarnya pada saat itu.

Nilai agregat yang diberikan kepada aktiva bersih yang diperoleh (termasuk
goodwill) akan sama dengan biaya yang terpakai dalam transaksi pembelian
tersebut.

Pada penggabungan usaha yang tergolong sebagai pembelian ,alat tukar yang
diberikan untuk mengambil alih perusahaan lain bisa berupa uang ,bisa juga
berupa aktiva lain atau surat berharga dari pembeli. Jika aktiva selain kas
digunakan ,maka nilainya saat itu perlu diperhatikan agar total harga beli bisa
ditentukan.

Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan).


Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar
harga pasar pada tanggal transaksi penggabungan. Bila harga pasar tidak dapat
digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan
pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan dengan
menggali factor-faktor lain dari transaksi pertukaran).

Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang


digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang
diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam
rekening goodwill pada kelompok aktiva.

Jika harga beli lebih rendah dari jumlah aktiva bersih yang dapat diidentifikasi
ada beberapa perlakuan akuntansi yang bisa dipertimbangkan

untuk

digunakan,mungkin kita berpendapat bahwa penghematan tersebut yang


diperoleh berkat kemampuan pembeli untuk membeli dengan harga lebih murah
harus diakui sebagai laba periode berjalan.

3. Ilustrasi Kasus Metode Pembelian


PT Poli menerbitkan 100.000 saham Rp1.000 par untuk memperoleh asset
neto PT Suni dalam penggabungan dengan metode pembelian pada 1 juli 20x4.
Harga pasar saham Poli saat itu Rp1.600 per saham. Tambahan biaya langsung
penggabungan terdiri dari fee Bappepam Rp500.000, fee akuntan sehubungan
dengan laporan untuk registrasi ke Bappepam Rp1.000.000, biaya pencetakan dan
penerbitan saham Rp 2.500.000 dan fee perantara serta konsultan Rp8.000.000.
Penerbitan 100.000 saham dicatat dalam buku-buku PT Poli sbb :
Investasi dalam Suni

Rp160.000.000

Saham biasa Rp1000 par

Rp100.000.000

Tambahan modal setor

Rp 60.000.000

Mencatat penerbitan 100.000 saham Rp1.000 par dengan nilai wajar Rp1.600 per
saham dalam penggabungan Suni dengan metode pembelian

Tambahan biaya langsung penggabungan dicatat sebagai berikut:


Investasi dalam Suni

Rp 8.000.000

Tambahan modal setor

Rp 4.000.000

Kas (Atau net asset lain)

Rp 12.000.000

Mencatat tambahan biaya langsung penggabungan dengan Suni, Rp 8.000.000


untuk fee penemu dan konsultan dan Rp4.000.000 untuk pendaftaran dan
penerbitan saham.

BAB II
ANALISIS
Penggabungan usaha dapat berarti sebagai penyatuan aktiva dari dua atau lebih
perusahaan dibawah kepemilikan yang sama. Sebuah penggabungan usaha, dapat
mengakibatkan perubahan dalam kepemilikan semula. Seperti, apabila aktiva perusahaan
yang satu dijual menggunakan kas kepada perusahaan yang lain. Namun, dalam beberapa
sudut pandang lain, penggabungan usaha tidak menimbulkan perubahan dalam kepemilikan
semula.
Akuntansi untuk penggabungan usaha terdiri dari dua metode, yaitu penggabungan
usaha berdasarkan penyatuan kepentingan (pooling of interest) dan dengan metode
pembelian (purchase method). Perbedaan yang mendasar dua metode ini adalah metode
penyatuan kepentingan tidak menimbulkan perubahan dalam kepemilikan semula, hal ini
terjadi misalnya, jika aktiva perusahaan yang satu diserahkan kepada perusahaan lain
dengan penukarannya menggunakan saham dan kepemilikan semula memberikan
keberlanjutan kepentingan dalam aktiva serta pengendalian atas aktiva ini. Sedangkan
metode pembelian ada unsur untung atau rugi dalam transaksi penggabungannya. Dalam
metode pembelian, penggabungan menyangkut perubahan dalam kepemilikan semula.
Metode Penyatuan Kepentingan Vs Metode pembelian
Ada beberapa perbedaan yang mungkin harus dipertimbangkan dalam penerapan
metode yang digunakan untuk penggabungan usaha yang disebabkan oleh merger dan
konsolidasi. Contohnya adalah metode pembelian (purchase method) dalam konsolidasi.
Biasanya digunakan, bilamana aktiva dinilai kembali nilai wajarnya (fair value) pada
tanggal terjadinya akuisisi atas perusahaan lain, dan perbedaan antara harga pembelian dan
aktiva bersih yang telah dinilai kembali dicerminkan sebagai goodwill dalam konsolidasi.
Sedangkan metode penyatuan kepentingan (pooling of interests method) juga
diperbolehkan untuk digunakan dalam keadaan tertentu. Dalam hal ini, misalnya aktiva
tidak dinilai kembali, tidak ada goodwill yang muncul, tidak ada perbedaan antara

10

pendapatan sebelum dan sesudah akuisisi. Untuk lebih lanjutnya, dibawah metode
purchase, investasi atau pengambil alihan oleh induk perusahaan dicatat menggunakan
harga pasar (market value) dan aktiva serta hutang dari perusahaan yang diakuisisi secara
umum dinilai kembali nilai wajarnya, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada
tanggal terjadinya penggabungan usaha.
Bila menggunakan metode pooling of interest, pengambil alihan dicatat pada nilai
nominal (book value), dan tidak dilakukan penilaian kembali atas aktiva dan hutangnya.
Efek dari perbedaan ini adalah, dengan menggunakan metode akuisisi, keuntungan setelah
penggabungan mungkin akan berkurang karena bertambahnya biaya depresiasi berkaitan
dengan penilaian kembali aktiva. Keuntungan juga mungkin berkurang karena amortisasi
goodwill.
Akuntansi untuk penggabungan usaha tergantung pada apakah penggabungan usaha
tersebut memenuhi beberapa kriteria yang pas untuk dikelompokkan sebagai penyatuan
kepentingan (pooling of interest). Jika penggabungan usaha tersebut tidak memenuhi
kriteria tersebut, maka hal itu harus diperlakukan sebagai pembelian. Dalam hal ini, dimana
sebuah perusahaan membeli perusahaan lainnya dan pemegang saham dari saham
perusahaan yang dibeli berhenti untuk memiliki hak kepemilikan, metode purchase dinilai
cocok. Namun di sisi lain, jika terdapat kelanjutan kepemilikan melalui penggantian saham,
maka metode pooling of interest dinilai cocok. Asumsi yang mendasari akuntansi merger
adalah bahwa yang berubah adalah ukuran bisnis yang perlu dihitung, dengan kedua
perusahaan tetap beroperasi seperti sebelumnya, dengan kata lain, terdapat penyatuan
kepentingan. Sebaliknya, akuntansi purchase memperlakukan penggabungan usaha dari
sudut pandang pemegang saham yang diakuisisi. Perusahaan yang diambil alih juga
diperlakukan seperti jika aktiva, hutang dan goodwillnya telah dibeli secara terpisah dan
memberikan manfaat secara bisnis pada tanggal penggabungan. Sehingga, aktiva dan
hutangnya dinilai kembali untuk menggambarkan nilai belinya, atau nilai beli yang baru,
pada tanggal terjadinya akuisisi.

11

BAB III
KESIMPULAN

12

DAFTAR PUSTAKA
Beams, Floyd A, Boseph H. Anthony, Robin P Clement, Suzanne H Lowensohn. Advanced
Accounting 8th Ed. Prentice Hall Englewoods Cliff, New Jersey. 2003.
Drebin, Allan R,.Advanced Accounting 5th Ed. South Western Publishing Co, Ciccinnati,
Ohio. 1992.
http://pustakabakul.blogspot.co.id/2012/02/metode-penyatuan-kepentingan-by-pooling.html
http://yana-anggraini.blogspot.co.id/2013/03/penggabungan-usaha-dengan-metode.html
http://accounting-media.blogspot.co.id/2013/05/metode-pencatatan-dalam
penggabungan.html

13

Anda mungkin juga menyukai