Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini tidak satu pun perusahaan yang telah didirikan oleh para
pemiliknya, tidak menghendaki adanya suatu perkembangan kelak dikemudian
hari. Agar tingkat perkembangan perusahaan itu sesuai dengan yang diharapkan,
sudah barang tentu di perlukan suatu perencanaan yang kongkret. Hal inilah yang
melatar belakangi perusahaan melakuakan penggabungan badan usaha (businees
combination).
Tujuan perusahaan-perusahaan melakukan penggabungan-penggabungan
badan usaha salah satunya adalah mengurangi tingkat persaingan di antara
perusahaan sejenis serta adanya skala operasi yang lebih besar akan dapat
menghemat berbagai macam biaya yang dihasilkan dalam proses operasional.
Di samping itu penggabungan badan usaha dapat memperkuat posisi perusahaan
didalam pasar.
Perusahaan menggabungkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki masing-
masing perusahaan yang bergabung. Dan pada saat ini banyak perusahaan
mengalami krisis sehingga prusahaan-perusahaan tersebut melakukan
penggabungan badan usaha agar dapat mempertahankan identitas serta
melanjutkan usahanya.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Businees Combination ?
2. Apa saja metode dalam Businees Combination ?
3. Apa yang dimaksud dengan Businees Consolidated ?
4. Apa saja metode dalam Businees Consolidated ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Businees Combination.
2. Untuk mengetahui metode dalam Businees Combination.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Businees Consolidated.
4. Untuk mengetahui metode dalam Businees Consolidated.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1. Pengertian Businees Combination (Penggabungan Usaha)


Penggabungan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan kedalam satu kesatuan ekonomis. Dalam
akuntansi ada dua metode pencatatan yang dipakai yaitu metode by
purchase dan pooling of interest.

2.1.1. Metode Businees Combination


a. Metode Pembelian (Metode By Purchase)
harta kekayaan yang diperoleh oleh suatu badan usaha yang melakuakan
pengambilan tersebut dicatat dan diakui sebesar nilai pasarnya hal ini mendorong
perlunya pengakuan atas aktiva tak berwujud atau goodwill yang merupakan
selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan pengakuisisi
atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal
transaksi.

b. Metode Penyatuan Kepemilikan (Metode Pooling Of Interest)


Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang
bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif
seluruh aktiva netto dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan
selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada
entitas gabungan sehingga tidak ada pihak yang dapat di identifikasi sebagai
perusahaan pengakuisisi (acquirer).

2.2. Pengertian Businees Consolidated (konsolidasi usaha)


Suatu gabungan dua perusahaan menjadi satu perusahaan yang memiliki
nama baru. Pada umumnya konsolidasi ini akan menghasilkan perusahaan baru
dengan mengambil alih asset, hak dan kewajiban yang dimiliki oleh kedua
perusahaan yang bergabung tersebut.
2.2.1. Metode Businees Consolidated
a. Metode Biaya
Metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investasi, investor
mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost accounting). Dividen maupun
distribusi laba dicatat sebagai penghasilan, namun apabila dividen yang di terima
melebihi bagian investor atas laba investee di pandang sebagai pemulihan
investasi dan dicatat sebagai pengurang investasi sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 tentang akuntansi untuk investasi.

b. Metode Ekuitas
Metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investor mencatat
investasi sebesar biayanya, dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai
pengurang akun investasi. Nilai investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian
laba/rugi investor pada perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Untuk
investasi dalam perusahaan asosiasi diatur dalam PSAK No. 15 tentang Akuntansi
untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Businees Combination (Penggabungan Usaha)


Penggabungan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan kedalam satu kesatuan ekonomis. Dalam
akuntansi ada dua metode pencatatan yang dipakai yaitu metode by
purchase dan pooling of interest.

3.1.1. Metode Businees Combination


a. Metode Pembelian (Metode By Purchase)
harta kekayaan yang diperoleh oleh suatu badan usaha yang melakuakan
pengambilan tersebut dicatat dan diakui sebesar nilai pasarnya hal ini mendorong
perlunya pengakuan atas aktiva tak berwujud atau goodwill yang merupakan
selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan pengakuisisi
atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal
transaksi.
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan
yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang di terima dan kewajiban
yang di tanggung sebesar nilai wajarnya.
Prosedur akuntansi penggabungan usaha metode purchase:
1. Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan akan di
gabung sebesar nilai wajarnya.
2. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya
perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham tersebut sebesar harga
pasar pada tanggal transaksi penggabungan. Bila harga pasar tidak dapat
digunakan sebagai indikator, maka di estimasi secara proporsional
perusahaan pengakuisisi atau yang di akuisisi (mana yang lebih tepat di
tentukan).
3. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang di
gabung. Apbila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih
yang di terima perusaan pengakuisisi, maka selisih tersebut di catat ke
dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva.
Contoh kasus:
Misalkan PT Poli menerbitkan 100.000 saham Rp1000 par untuk memperoleh
aset neto pt sani dalam penggabungan dengan metode pembelian pada 1 juli 20x4.
Harga pasar saham poli saat itu Rp1600 per saham. Tambahan biaya langsung
penggabungan terdiri dari fee bappepam Rp500.000, fee akuntan sehubungan
dengan laporan untuk registrasi ke bappepam Rp1.000.000, biaya percetakan dan
penerbitan saham Rp2.500.000 dan fee perantara serta konsultan Rp8000.000.
penerbitan 100.000 saham di catat dalam buku-buku Poli sebagai berikut:

Investasi dalam suni Rp.160.000.000


Saham biasa Rp1.000 par Rp.100.000.000
Tambahan modal di setor Rp. 60.000.000

mencatat penerbitan 100.000 saham Rp1.000 par dengan nilai wajar Rp.1600
per saham dalam penggabungan suni dengan metode pembelian).

Tambahan biaya langsung penggabungan dicatat sebagai berikut:

Investasi dalam suni Rp. 8.000.000


Tambahan modal di setor Rp. 4.000.000
Kas (atau net asset lain) Rp. 12.000.000

mencatat tambahan biaya langsung penggabungan dengan suni, Rp.8.000.000


untuk fee penemu dan konsultan, dan Rp.4.000.000 untik pendaftaran dan
penerbitan saham.

b. Metode Penyatuan Kepemilikan (Metode Pooling Of Interest)


Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang
bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif
seluruh aktiva netto dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan
selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada
entitas gabungan sehingga tidak ada pihak yang dapat di identifikasi sebagai
perusahaan pengakuisisi (acquirer). Dalam penyatuan kepemilikan, di asumsukan
bahwa kepemilikan perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara
relatif tetapi tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada
salah stupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada
pembelian, tidak ada harga pembelian seingga karenanya tidak ada dasar
pertanggung jawban yang baru.
Prosedur akuntansi penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest:
1. Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung di nilai
pada nilai buku saat di adakan penggabungan.
2. Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah
modal perusahaan yang di gabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan
yang di gabung.
3. Bila terjadi selisih antara jumlah yang di bukukan sebagai modal saham
yang di terbitkan ditambah kompensasai pembelian lainnya dalam bentuk
kas atau aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang di peroleh,
maka harus di adakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan
di gabung.
4. Laporan keuangan gabungan adlah penjumlahan dari lapooran keuangan
milik perusahaan yang bergabung.
Contoh kasus:
Neraca saldo PT Bunga dan PT Mawar
Per 31 Maret 20x6
KETERANGAN PT. BUNGA PT. MAWAR
Aktiva Lain-lain 750.000.000 290.000.000
Beban-beban 150.000.000 60.000.000
Total debit 900.000.000 350.000.000
Modal saham @10.000 500.000.000 200.000.000
Laba di tahan 200.000.000 50.000.000
Pendapatan 200.000.000 100.000.000
Total kredit 900.000.000 350.000.000
Apabila PT Bunga bermaksud ingin menggabungkan diri dengan PT Mawar,
dengan penerbitan 22.000 lembar saham biasa dengan nominal Rp. 10.000 untuk
memperoleh aktiva tetap milik PT Mawar dimana dalam hal ini identitas PT
Bunga tetap atau tidak akn ada perusahaan baru yang terbentuk, maka pencatatan
yang di lakukan di dalam pembukuan PT Bunga sebagai berikut:

Aktiva Lain-lain Rp. 1.040.000.000


Beban-beban Rp. 210.000.000
Modal saham Rp. 720.000.000
Laba di tahan Rp. 230.000.000
Pendapatan Rp. 300.000.000

3.2. Pengertian Businees Consolidated (konsolidasi usaha)


Suatu gabungan dua perusahaan menjadi satu perusahaan yang memiliki
nama baru. Pada umumnya konsolidasi ini akan menghasilkan perusahaan baru
dengan mengambil alih asset, hak dan kewajiban yang dimiliki oleh kedua
perusahaan yang bergabung tersebut. Konsolidasi ini lebih banyak di tunjukan
untuk kebutuhan bisnis dengan adanya konsolidasi maka di harapkan dua
perusahaan yang bergabung bisa mendapatkan keuntungan melalui perusahaan
yang baru.
3.2.1. Metode Businees Consolidated
a. Metode Biaya
Metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investasi, investor
mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost accounting). Dividen maupun
distribusi laba dicatat sebagai penghasilan, namun apabila dividen yang di terima
melebihi bagian investor atas laba investee di pandang sebagai pemulihan
investasi dan dicatat sebagai pengurang investasi sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 tentang akuntansi untuk investasi.
Secara akuntansi metode biaya harus di terapkan oleh investor yang memiliki
saham berhak suara pada perusahaan lain (investee) baik secara langsung maupun
secara tidak langsung dengan kepemilikan kurang dari 20 %.
Contoh Kasus:
Keterangan PT A PT B
Kas 500.000 175.000
Piutang 250.000 125.000
Persediaan barang dagang 300.000 250.000
Macam-macam aset tetap 450.000 300.000
Total Aset 1.500.000 850.000
Macam-macam hutang 600.000 400.000
Modal saham @10 500.000 300.000
Agio saham 100.000 50.000
Saldo laba 300.000 100.000
Total kewajiban dan ekuitas 1.500.000 850.000

Informasi:
Pada tanggal 2 Januari 2013, PT A melakukan pembelian tunai atas saham
PT B sebanyak 24.000 lembar saham dengan nilai Rp. 384.000.
Diminta:
1. Jurnal saat pembelian
2. Jurnal eliminasi
3. Work sheet konsolidasi
4. Laporan keuangan konsolidasi.
Jawab:
PT A = Induk
PT B = Anak
Kepemilikan sebanyak 24.000 lembar.
1. Perhitungan selisih atas NB dengan harga perolehan.
300.000
Modal Saham = @10 = 30.000 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
24.000
= 30.000 𝑥 100% = 80%

Perolehan PT B.
Modal saham 300.000
Agio saham 50.000
Saldo laba 100.000
Harga pokok PT B (100%) 450.000
Untuk PT A = 80% PT B
 450.000 x 80 % = 360.000
Jadi, harga perolehan > nilai perolehan, dengan selisihnya (+) 24.000.

Jurnal pada saat pembelian :

Investasi saham PT B 384.000

Kas 384.000

2. Jurnal Eliminasi

Modal saham perusahaan anak 240.000

Agio saham perusahaan anak 40.000

Saldo laba perusahaan anak 80.000

Selisih lebih 24.000

Investasi perusahaan anak PT B 384.000

3. Work sheet Konsolidasi


Eliminasi Konsolidasi
Akun PT A PT B
Debit Kredit Debit Kredit
Kas 116.000 175.000
Piutang 250.000 125.000 291.000
Persediaan barang dagang 300.000 250.000 375.000
Macam-macam Aset tetap 450.000 300.000 550.000
Eliminasi : 750.000
Modal saham 80% 240
Agio saham 80% 40
Saldo laba 80% 80
Selebih lebih 24.000
Total
Macam-macam hutang 600.000 400.000 240 1.000.000
Modal saham 80% 500.000 500.000
Hak minoritas 20% 40 60.000
Agio saham 80%
Hak minoritas 20% 80 10.000
Saldo laba 80%
Hak minoritas 20% 20.000
Agio saham A 100.000 100.000
Saldo laba A 300.000 300.000
Total 1.990.000 1.990.000
4. Laporan Keuangan Setelah Konsolidasi

Keterangan Debit Kredit


Kas 291.000
Piutang 375.000
Persediaan 550.000
Macam-macam aset tetap 750.000
Selesih lebih 24.000
Macam-macam hutang 1.000.000
Modal saham 500.000
Agio saham PT B 60.000
Hak minoritas 10.000
Hak monoritas saldo laba 20.000
Agio saham PT A 100.000
Saldo laba PT A 300.000
TOTAL 1.990.000 1.990.000

b. Metode Ekuitas
metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investor mencatat
investasi sebesar biayanya, dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai
pengurang akun investasi. Nilai investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian
laba/rugi investor pada perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Untuk
investasi dalam perusahaan asosiasi diatur dalam PSAK No. 15 tentang Akuntansi
untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi. Metode ekuitas harus diterapkan oleh
investor yang memiliki saham berhak suara pada perusahaan investee baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan kepemilikan 20% atau lebih.

Keterangan PT A PT B
Asset
Macam-macam aset lancer 2.500.000 1.200.000
Macam-macam aset tetap 1.000.000 800.000
Total asset 3.500.000 2.000.000
Kewajiban dan Ekuitas
Macam-macam hutang 1.800.000 700.000
Modal saham @100 1.000.000 1.000.000
Agio saham 200.000 100.000
Saldo laba 500.000 200.000
Total kewajiban dan Ekuitas 3.500.000 2.000.000
Informasi:
Pada tanggal 2 Januari 2013, PT A melakukan pembelian tunai atas saham
PT B sebanyak 8.000 lembar saham dengan harga Rp. 1.000.000, dengan
nilai nominalnya 100.
Diminta:
1. Hitunglah selisih atas NB dengan harga perolehan
2. Jurnal saat pembelian
3. Jurnal eliminasi
4. Work sheet konsolidasi
5. Laporan keuangan konsolidasi.
Jawab :
1.000.000
Modal saham = @100 = 10.000 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
8.000
= 10.000 𝑥 100% = 80%
1. Harga perolehan PT B
Modal saham 1.000.000
Agio saham 100.000
Saldo laba 200.000
1.300.000

Untuk PT A = 80% PT B
 1.300.000 x 80 % = Rp. 1.040.000
Selisih kurang PT B 40.000
Selisih lebih 40.000

2. Jurnal saat pembelian


Investasi saham PT B 1.000.000
Kas 1.000.000

3. Jurnal Eliminasi
Modal saham 800.000
Agio saham 80.000
Saldo laba 160.000
Selisih lebih 40.000
Investasi saham PT B 1.000.000
4. Work sheet konsolidasi
Eliminasi konsolidasi
Keterangan PT A PT B
Debit Kredit Debit Kedit
Aset
Macam-macam Aktiva Lancar 1.500.000 1.200.000 2.700.000
Macam-macam Aktiva Tetap 1.000.000 800.000 1.800.000
Investasi pada PT B 1.000.000
Eliminasi
Modal saham 800.000
Agio saham 80.000
Saldo laba 160.000
TOTAL 3.500.000 2.000.000 1.040.000 4.500.000
Macam-macam Hutang 1.800.000 700.000 2.500.000
Modal saham 1.000.000 1.000.000
Agio saham 200.000 200.000
Saldo laba 500.000 500.000
Modal saham 1.000.000
Eliminasi 80% modal saham 800.000
Hak mnoritas 20% 200.000
Agio saham 100.000
Eliminasi 80% agio saham 80.000
Hak minoritas 20% 20.000
Saldo laba 200.000
Eliminasi 80% saldo laba 160.000
Hak minoritas 20% 40.000
Selisih lebih 40.000

5. Laporan keuangan setelah konsolidasi


Aset Kewajiban dan Ekuitas
Macam-macam Aset Lancar 2.700.000 Macam-macam Hutang 2.500.000
Macam-macam Aset Tetap 1.800.000 Selisih lebih 40.000
Hak minoritas :
Modal saham 200.000
Agio saham 20.000
Saldo laba 40.000
Modal saham PT A 1.000.000
Agio saham PT A 200.000
Saldo laba PT A 500.000
TOTAL Rp. 4.500.000 TOTAL Rp. 4.500.000
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Businees Combination adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan kedalam satu kesatuan ekonomis. Dalam
akuntansi ada dua metode pencatatan yang dipakai yaitu metode by
purchase dan pooling of interest.
Businees Consolidated adalah Suatu gabungan dua perusahaan menjadi satu
perusahaan yang memiliki nama baru. Pada umumnya konsolidasi ini akan
menghasilkan perusahaan baru dengan mengambil alih asset, hak dan kewajiban
yang dimiliki oleh kedua perusahaan yang bergabung tersebut.

4.2. Saran
Dalam melakukan Businees Combination dan Businees Consolidated
haruslah terlebih dahulu perusahaan menganalisa kondisi keuangan perusahaan
yang akan digabung. Kemudian untuk meningkatkan kinerja perusahaan banyak
cara yang dapat dilakukan perusahaan, diantaranya pemberian motivasi,
lingkungan kerja yang sehat dan harmonis, pemberian reward dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai