Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

METODE PURCHASE

DIAJUAKAN UNTUK MEMENUHHI TUGAS SALAH SATU MATA KULIAH AKUNTANSI


LANJUTAN 1

DOSEN PENGAMPU : MEKO NANDA TEJAKUSUMA S.E., M.Ak

Disusun Oleh :
Iqbal Jabbaar Setiawan (1613120006)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INSAN CENDEKIA MANDIRI
2020
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memasuki era pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaanperusahaan
yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan agar dapat bertahan
atau bahkan berkembang dan lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan
eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu cara untuk mengembangkan
perusahaan adalah dengan cara perluasan usaha baik itu secara internal maupun
eksternal. Yang dibahas di sini adalah perluasan usaha secara eksternal berupa
penggabungan usaha (business combination).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode purchase ?
2. Apa saja sifat penggabungan perusahaan ?
3. Apa alasan melakukan metode purchase ?
4. Apa saja perbedaan pooling of interst dengan metode purcashe ?
5. Bagaimana perhitungan metode purchase ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode purchase
2. Untuk mengetahui sifat penggabungan perusahaan
3. Untuk mengetahui alasan melakukan metode purchase
4. Untuk mengetahui perbedaan pooling of interst dengan metode purcashe
5. Untuk mengetahui perhitungan dengan metode purchase
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Purchase
Metode pembelian atau purchase memandang penggabungan usaha sebagai pembelian
perusahaan yang sama halnya seperti pembelian aktiva atau sekelompok aktiva.Maka
seluruh aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang dibeli harus dicatat berdasarkan nilai
wajar.Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran
aktiva atau penyelesaian kewajiban.Penggabungan usaha dengan metode purchase didasari
pada anggapan pemilik perusahaan yang akan digabung menyerahkan aktiva bersihnya
kepada perusahaan penggabung dengan diganti saham atau sejumlah aktiva lainnya.
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No.22 paragraf 08 tahun
1999:”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan
operasi perusahaan lain”
Sedangkan menurut Hadori Yunus (1981 : 224), pengertiannya adalah sebagai berikut:
”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan
satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.”
2.2 Sifat Penggabungan Perusahaan
Penggabungan badan-badan usaha tersebut dapat dipengaruhi oleh metode akuntansi
yang diterapkan untuk mencatat akuisisi dan merger. Berdasarkan pendapat Beams
(2002:6), ada dua macam metode akuntansi yang dikembangkan di Amerika Serikat dan
kemudian dipakai di Indonesia yaitu:
1. Pooling of interest method (Metode Penyatuan Kepemilikan).
2. Purchase method (Metode Pembelian).
Dan ada juga beberapa sifat dari penggabungan usaha ini, contohnya seperti :
1. Horizontal integration Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha
atau pasar yang sama, misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan
perusahaan consumer product juga.
2. Vertical integration Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi
yang berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama,
misalnya Merck & Co salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco
Containment Services, Inc, distributor obat-obatan dokter.
3. Conglomeration Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau
jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam
2.3 Alasan Melakukan Perusahaan Purchase
Ada beberapa alasan perushaan melakukan purchase, Seperti :
1. Manfaat biaya (Cost Advantange). Acapkali lebih murah bagi perusahaan untuk
memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui penggabungan dibandingkan melalui
pengembangan, terutama pada keadaan inflasi
2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan
biasanya lebih besar risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan
pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah
diversifikasi.
3. Penundaan Operasi Lebih Sedikit (Fewer Operating Delays). Fasilitasfasilitas pabrik
yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi.
Sedangkan apabila membangun fasilitas perusahaan yang baru akan menimbulkan
masalah yang baru juga misalnya perlunya izin pemerintah.
4. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa perusahaan
bergabung untuk mencegah pengambilalihan diantara mereka.
5. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).Penggabungan usaha
melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Akusisi atas
hak paten, hak atas mineral, database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin
menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan usaha.
6. Selain untuk perluasan, perusahaan-perusahaan mungkin memilih penggabungan usaha
untuk memperoleh manfaat dari segi pajak

2.4 Perbedaan Metode Penyatuan (Pooling of Interest) dengan Metode Purcashe


Ada beberapa perbedaan metode penyatuan dengan metode purchase, seperti :
1. Ketika aset, kewajiban, dan cadangan digabungkan dan ditampilkan pada nilai
historisnya, pada tanggal penggabungan, metode ini disebut metode penyatuan
kepemilikan. Sebaliknya, Ketika aset dan liabilitas entitas pengalih ditunjukkan
pada nilai pasarnya dalam neraca entitas penerima, pada tanggal penggabungan,
disebut metode pembelian atau purchase.
2. Metode penyatuan kepentingan diterapkan ketika penggabungan merupakan sifat
merger. Namun, untuk penggabungan dalam sifat pembelian, metode pembelian
diterapkan.
3. Dalam penyatuan metode bunga, aset dan liabilitas muncul pada nilai bukunya,
sedangkan, ketika metode akuntansi pembelian digunakan, aset dan liabilitas
ditampilkan pada nilai pasar wajarnya.
4. Dalam metode penyatuan kepemilikan, pencatatan aset dan liabilitas perusahaan
penggabungan digabungkan. Di sisi lain, ketika menyangkut pencatatan aset dan
liabilitas, hanya aset dan liabilitas tersebut yang diperlihatkan dalam neraca
perusahaan pengakuisisi, yang diambil alih olehnya.
5. Dalam metode penyatuan kepentingan, identitas cadangan perusahaan pemindah
tetap sama. Sebaliknya, dalam metode pembelian, identitas cadangan perusahaan
pemindah kecuali cadangan wajib tidak tetap sama.
6. Dalam metode penyatuan kepentingan, perbedaan antara pertimbangan pembelian
dan modal saham disesuaikan dengan cadangan, yaitu jika pertimbangan pembelian
lebih besar dari modal saham, maka cadangan tersebut didebitkan, dan dikreditkan
jika pertimbangan pembelian kurang dari modal saham. Sebaliknya, dalam metode
pembelian, ketika pertimbangan pembelian lebih besar dari nilai bersih, goodwill
didebit dan jika pertimbangan pembelian kurang dari aset bersih, maka saldo
dikreditkan sebagai cadangan modal.

2.5 Contoh Metode Purchase


Misalkan PT Poli menerbitkan 100.000 saham Rp1.000 par untuk memperoleh asset
neto PT Suni dalam penggabungan dengan metode pembelian pada 1 juli 20x4. Harga pasar
saham Poli saat itu Rp1.600 per saham. Tambahan biaya langsung penggabungan terdiri
dari fee Bappepam Rp500.000, fee akuntan sehubungan dengan laporan untuk registrasi ke
Bappepam Rp1.000.000, biaya pencetakan dan penerbitan saham Rp 2.500.000 dan fee
perantara serta konsultan Rp8.000.000. Penerbitan 100.000 saham dicatat dalam buku-
buku PT Poli sbb :
Investasi dalam PT Suni Rp160.000.000
Saham biasa Rp1000 par Rp100.000.000
Tambahan modal setor Rp 60.000.000
Mencatat penerbitan 100.000 saham Rp1.000 par dengan nilai wajar Rp1.600 per saham
dalam penggabungan Suni dengan metode pembelian

Tambahan biaya langsung penggabungan dicatat sebagai berikut:


Investasi dalam PT. Suni Rp 8.000.000
Tambahan modal setor Rp 4.000.000
Kas (Atau net asset lain) Rp 12.000.000
Mencatat tambahan biaya langsung penggabungan dengan PT. Suni, Rp 8.000.000 untuk
biaya penemu dan konsultan dan Rp4.000.000 untuk pendaftaran dan penerbitan saham
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan Penggunaan metode purchase akan
memberikan keuntungan yaitu dapat melakukan revaluasi aktiva tetap dan
memunculkan goodwill, sehingga nilai aktiva perusahaan pengakuisisi nampak lebih
besar dan hal tersebut dapat mempercantik laporan keuangan perusahaan pengakuisisi,
yaitu dengan meningkatnya harta perusahaan, akan tetapi dengan munculnya goodwill,
maka perusahaan akan menanggung beban amortisasi goodwill yang secara otomatis
akan mengurangi laba bersih perusahaan. Jika merger dan akuisisi dicatat dengan
menggunakan metode pooling of interest maka akan berpengaruh terhadap
penghematan pajak karena tidak ada pajak yang dibebankan atas aktivitas merger dan
akuisisi tersebut, sehingga perusahaan dapat melakukan penghematan. Penggunaan
metode pooling of interest pada umumnya akan menghasilkan pendapatan bersih yang
lebih tinggi dibandingkan metode purchase

Anda mungkin juga menyukai