Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

AKUISISI

Kelompok 7 :

1. AYI PUJI SYAESTU (C1B021048)


2. INTAN PURNAMA SARI (C1B021069)
3. ALBERT STEVANUS (C1B021078)
4. RANI ALAWIAH (C1B021083)
5. RONY NEVIN SIMBOLON (C1B021091)
6. BETRICE GITA PRAMESTI (C1B021120)
7. MUHAMMAD ILHAM SYAPUTRA (C1B020072)

Dosen Pengampu : Berto Usman, SE, M.Sc., Ph.D

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Bengkulu
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkah dan rahmat-Nya,
makalah Manajemen Keuangan ini bisa selesai. Makalah ini merupakan bagian tugas
kelompok Mata Kuliah Manajemen Keuangan Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Bengkulu. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Berto Usman,
SE, M.Sc, Ph.D selaku dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen Keunagan yang telah
memberikan arahan selama proses makalah ini dibuat. Akhirnya kami selaku tim penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,maka diperlukannya kritik dan
saran yang membangun guna keberlangsungan dan kebaikan makalah ini di masa yang akan
datang

Bengkulu, Mei 2023

Tim Penyusun
Pengertian akuisisi
PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 2 Paragraf 08 Tahun 1999, menyatakan
bahwa akuisisi perusahaan adalah tindakan penggabungan usaha yang dilakukan oleh salah satu
perusahaan sebagai pihak pengakuisisi (acquirer) yang mendapatkan kendali aktiva neto atau
operasional yang diakuisisi (acquiree).

Sedangkan melansir dari Investopedia, akuisisi adalah aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan
dengan membeli sebagian besar aset atau saham dari perusahaan lain untuk mendapatkan kontrol
perusahan tersebut. Biasanya, kegiatan akuisisi perusahaan membeli lebih dari 50 persen saham
perusahaan.

Dengan akuisisi, perusahaan bisa dengan cepat menguasai pasar bidang usaha tertentu tanpa
merintis usaha dari awal. Selain itu, akuisisi juga menghemat waktu dan biaya. Maka dari itu, akuisisi
adalah kegiatan pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain dengan
membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan.

Tujuan akuisisi
Berikut ini tujuan akuisisi dilansir dari buku Hukum Persaingan Usaha di Indonesia oleh Susanti Adi
Nugroho:

1. Melakukan Perluasan Usaha

Suatu bisnis tentu menginginkan pertumbuhan yang cepat, maka pilihan merger atau akuisisi jadi
solusinya. Hal ini berguna untuk menambah sinergi dari perusahaan yang bergabung kepemilikannya
akibat akuisisi. Sehingga fungsi memperluas usaha dan pangsa pasar bagi produk sangat nyata.

2. Strategi Menumbuhkan Perusahaan

Sebuah perusahaan sejatinya punya tanggung jawab ekonomi untuk mendapatkan keuntungan.
Pada umumnya, tujuan dilakukannya merger dan akuisisi adalah mendapatkan sinergi atau nilai
tambahan. Akuisisi tersebut berguna untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan. Dengan
adanya efisiensi maka harga bisa diturunkan dan kualitas pelayan dapat ditingkatkan.

3. Mengurangi Kompetisi

Selain itu, akuisisi juga dapat mewujudkan tujuan perusahaan. Seperti meningkatkan nilai
perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Kesuksesan dari sebuah langkah
akuisisi biasanya diukur dari seberapa tercapai sebuah peningkatan nilai perusahaan. Harapannya
agar perusahaan ini bisa menjadi yang paling unggul dibandingkan perusahaan saingan lainnya.

4. Update Teknologi

Akuisisi juga berfungsi dalam proses pengembangan teknologi dan meningkatkan likuiditas pemilik
perusahaan. Sebab akuisisi antar-perusahaan juga memungkinkan perusahaan belajar teknologi baru
yang lebih update.
Jenis – jenis akuisisi (berdasarkan cara yang di tempuh)
1. Akuisisi Saham

Akuisisi saham
Akuisisi saham adalah proses di mana suatu perusahaan atau entitas memperoleh sebagian
atau seluruh saham perusahaan lain, yang mengakibatkan perubahan kepemilikan dan
kontrol atas perusahaan tersebut. 
Dalam akuisisi saham, perusahaan pembeli dapat membeli saham langsung dari pemegang
saham perusahaan target, baik melalui kesepakatan langsung antara kedua belah pihak atau
melalui pasar saham.
Tujuan umum dari akuisisi saham adalah untuk mencapai beberapa keuntungan strategis,
operasional, atau finansial, seperti:
 Ekspansi pasar
 Diversifikasi bisnis
 Peningkatan daya saing
 Penciptaan nilai bagi pemegang saham
 Akses ke aset atau teknologi yang berharga
 Konsolidasi pasar atau industri

Dalam proses akuisisi saham, ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk
evaluasi nilai perusahaan target, persetujuan pemegang saham, analisis risiko, integrasi
operasional, dan kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku. Akuisisi
saham juga dapat melibatkan negosiasi harga, syarat-syarat transaksi, dan persetujuan dari
otoritas pengawas yang relevan

2. Akuisisi Aset

Akuisisi Aset adalah proses di mana suatu perusahaan membeli, mengakuisisi, atau mendapatkan
kontrol atas aset yang dimiliki oleh perusahaan lain. Dalam konteks ini, aset dapat mencakup
berbagai hal, seperti properti fisik, tanah, peralatan, paten, merek dagang, lisensi, portofolio produk,
atau bahkan aset tak berwujud seperti basis pelanggan atau keahlian karyawan.

Tujuan umum dari akuisisi aset adalah untuk mencapai beberapa keuntungan, seperti:

 Ekspansi bisnis
 Diversifikasi bisnis
 Penambahan nilai
 Konsolidasi industri

Proses akuisisi aset melibatkan berbagai tahapan, termasuk :


Identifikasi aset yang akan diakuisisi, penilaian nilai aset, negosiasi harga dan syarat-syarat transaksi,
peninjauan hukum dan perizinan, serta persetujuan dari pihak-pihak terkait, seperti pemegang
saham atau otoritas pengawas.

Penting untuk dicatat bahwa akuisisi aset dapat melibatkan risiko dan tantangan tertentu, seperti
penentuan nilai yang akurat, integrasi aset yang berhasil, serta pengelolaan perubahan organisasi
dan budaya yang terkait dengan akuisisi tersebut. Oleh karena itu, manajemen perlu melakukan
analisis menyeluruh dan perencanaan yang matang untuk memastikan keberhasilan dan pencapaian
tujuan yang diinginkan dari akuisisi aset.

Jenis – jenis akuisisi (berdasarkan tujuan)


1. Akuisisi Finansial

Akuisisi finansial merupakan suatu tindakan akuisisi terhadap satu atau beberapa perusahaan
tertentu yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan finansial. Kecenderungannya
adalah usaha membeli perusahaan target dengan harga semurah mungkin untuk dijual kembali
dengan harga jual yang lebih tinggi. Namun demikian apabila transaksi tersebut dilaksanakan antar
perusahaan yang berada dalam satu grup bisnis atau kepemilikan yang sama, harga yang dibeli dapat
menjadi lebih mahal atau pun lebih murah, tergantung pada kepentingan dan keuntungan yang akan
diperoleh pemilik mayoritas bersangkutan. Motif utama akuisisi ini adalah untuk mengeruk
keuntungan finansial sebesar-besarnya.

2. Akuisisi Strategis

Akuisisi strategis merupakan suatu akuisisi yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menciptakan
sinergi dengan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan jangka panjang. Sinergi ini tidak hanya
berupa sinergi finansial tetapi juga mencakup sinergi produksi, sinergi distribusi, sinergi
pengembangan teknologi dan gabungan dari sinergi-sinergi tersebut. Dalam rangka mewujudkan
sinergi tersebut maka perusahaan pertama mengakuisisi perusahaan kedua sehingga dapat menutup
kelemahan-kelemahan mereka yang sekaligus meningkatkan penjualan dan menampilkan kekuatan
yang lebih besar. Sinergi ini mencerminkan penggabungan dua faktor yang akan menghasilkan
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah keuntungan yang dihasilkan apabila
masing-masing faktor tersebut bekerja sendiri-sendiri

Keunggulan Akuisisi
Strategi akuisisi perusahaan mempunyai beberapa keunggulan yang tidak bisa kita pungkiri, antara
lain:

1. Kapitalisasi Bisnis Semakin Besar

Keunggulan yang pertama dari adanya akuisisi adalah kapitalisasi bisnis menjadi semakin besar.
Apabila sebelumnya kapitalisasi sebuah usaha hanya sebatas pada aset yang mereka miliki, maka
proses akuisisi dapat mengakumulasikan aset baru. Sehingga, jumlah dari aset bisnis juga akan
semakin besar, bahkan berlipat ganda.

2. Penguasaan Market Share Semakin Luas

Keunggulan selanjutnya dari adanya akuisisi ini adalah penguasaan market share menjadi semakin
luas. Terlebih bila perusahaan yang sukses diakuisisi adalah pesaing. Karena dengan melakukan
strategi akuisisi ini, maka kamu bisa menguasai market share kompetitor kamu sekaligus.

3. Proses Lebih Sederhana Dibandingkan Merger

Apabila strategi merger dan juga akuisisi dibandingkan dengan segi proses, maka strategi akuisisi
perusahaanlah yang paling mudah untuk dilakukan. Ketiak merger, kedua pihak harus membuat
nama, kebijakan baru, dan juga legalitas. Sedangkan dalam proses akuisisi, kamu bisa langsung
meleburkan bisnis baru dan menyamakan semua legalitas dan juga kebijakannya dengan perusahaan
sebelumnya.

Kelemahan Akuisisi
Walaupun terlihat menguntungkan, akuisisi juga ternyata memiliki beberapa kelemahan yang tidak
bisa dielakkan, antara lain:

1. Biaya Tinggi dari Segi Administrasi dan Modal

Akuisisi merupakan sebuah proses yang memerlukan modal yang tidak sedikit, terlebih dari segi
biaya dan peralihan administratif. Oleh karena itu, proses akuisisi perusahaan kerap melibatkan
bisnis dengan skala kecil atau hampir bangkrut, agar biayanya tidak terlalu besar.

2. Risiko Tidak Bisa Mengendalikan Sumber Daya dalam Jumlah yang Besar

Apabila perusahaan tidak siap untuk melakukan akuisisi, maka akan terjadi banyak goncangan,
terlebih dari pengendalian sumber daya. Pada akhirnya, proses akuisisi ini menjadi inefisien dan
tidak dapat menghasilkan proyeksi keuntungan sesuai dengan harapan.

3. Akulturasi Budaya Perusahaan Terhambat

Kelemahan yang terakhir dari adanya akuisisi adalah proses akulturasi budaya lebih lama
dibandingkan dengan seluruh stakeholder lama bisnis yang diakuisisi. Banyak orang yang
menyamakan akuisisi perusahaan dengan proses pemaksaan budaya. Hal ini akan menjadi beban
berat untuk HRD perusahaan kamu.

Dasar Hukum Akuisisi


1. Keputusan Ketua BAPEPAM Npmpr 5/PM/2000 (Peraturan Nomor IX.E.2) tentang Transaksi
Material Utama dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama
2. Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor 12/PM/1997 (Peraturan Nomor IX.E.I) tentang transaksi
Berbenturan Kepentingan
3. Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor 04/PM/2000 (Peraturan Nomor IX.H.I) tentang
Pengambilalihan Perusahaan Terbuka
4. Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor 10/PM/1997 (Peraturan Nomor XI.F.I) tentang
Penawaran Tender

Proses Akuisisi Melalui Direksi Perseroan


Agar dapat menjalan proses akuisisi perusahaan maka ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan.
Pihak yang akan mengakuisisi menyampaikan maksudnya untuk melakukan akuisisi kepada direksi
perusahaan yang akan diambil alih. Adapun proses akuisisi melalui direksi perseroan adalah sebagai
berikut:

1. Keputusan RUPS

Sebelum melakukan perbuatan hukum akuisisi, direksi dari perusahaan yang akan mengambil alih
dan perusahaan yang akan diambil alih wajib mendapatkan persetujuan dari RUPS.

2. Pemberitahuan direksi perseroan atau perusahaan

Direksi perusahaan yang akan melakukan pengambilalihan wajib mengumumkan ringkasan


rancangan pengambilalihan tersebut dalam 1 surat kabar dan mengumumkan rencana
pengambilalihan secara tertulis kepada karyawan dari perusahaan yang akan melakukan
pengambilalihan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.

3. Penyusunan rancangan akuisisi

Direksi perusahaan target dan perusahaan yang akan mengakuisisi kemudian masing-masing
membuat rancangan pengakuisisi. Rancangan akuisisi ini sekurang-kurangnya memuat nama dan
tempat kedudukan perseroan setiap pihak dalam proses akuisisi, alasan akuisisi dari direksi setiap
perusahaan yang menjadi pihak dalam proses akuisisi, laporan keuangan, tata cara penilaian dan
konversi saham dari perseroan yang akan diakuisisi, jumlah saham dari perseroan yang akan
diakuisisi, kesiapan pendanaan, neraca konsolidasi proforma perusahaan yang akan diambil alih,
perkiraan jangka waktu pelaksanaan akuisisi, rancangan perubahan anggaran dasar.

4. Pengajuan keberatan kreditor

Kreditor dapat mengajukan keberatan atas rencana pembagian kekayaan hasil akuisisi dalam jangka
waktu paling lambat 60 (enam) puluh hari terhitung sejak tanggal pengumuman. Serta dapat
mengajukan gugatan ke pengadilan negeri apabila merasa keberatan dan tidak terpenuhinya hak-
hak para pihak.

5. Pembuatan akta akuisisi dihadapan Notaris

Rancangan perubahan susunan pemegang akuisisi perusahaan yang telah disetujui oleh RUPS
kemudian dituangkan dalam akta akuisisi yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.

6. Pemberitahuan kepada menteri

Hasil akta pengambilalihan atau akuisisi ini lalu wajib dilampirkan pada saat mengajukan
permohonan persetujuan menteri.
7. Pengumuman hasil akuisisi

Setelah disetujui maka direksi perseroan yang sahamnya diambil alih wajib mengumumkan hasil
pengambilalihan tersebut minimal dalam 1 surat kabar selambat-lambatnya 30 hari sejak
pengambilalihan tersebut dilaksanakan.

Motif Melakukan Akuisisi


Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan merger dan
akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan
perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham. Disisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan
perusahaan, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen
perusahaan (Moin, 2003).

1. Motif ekonomi. Merger dan akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya
adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh sebab itu seluruh aktivitas dan
pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Motif sinergi. Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merger dan
akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah
merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan
sebelum merger dan akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan
dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung. 11 Pengaruh sinergi
dapat timbul dari empat sumber, yaitu: (1) Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala
ekonomis dalam manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi; (2) Penghematan
keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh
para analisis sekuritas; (3) Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu
perusahaan, lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah
merger dan (4) Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan (Brigham
dan Houston, 2001).
3. Motif diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi perkembangan bisnis yang dapat dilakukan
melalui merger dan akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan
operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi jika melakukan
diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada
koridor yang mendukung kompetensi inti (core competence).
4. Motif non-ekonomi Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk
kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti
prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi dapat berasal dari manajemen perusahaan atau
pemilik perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai