Anda di halaman 1dari 48

LOADING

Sedang mempersiapkan data


Om
Swastyast
u
Nama Kelompok

I Made Agus Suma Arta 1506305025

Luh Putu Gita Cahyani 1506305038

Ni Ketut Ari Susant 1506305044


PENGERTIAN
PENGGABUNGAN usaha pengembangan atau perluasan
BADAN perusahaan dengan cara
menyatukan perusahaan dengan
USAHA satu atau lebih perusahaan lain
menjadi satu kesatuan ekonomi.

4
Sifat Penggabungan Usaha

Integrasi Horisontal
penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama

Integrasi Vertikal
penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda
secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama

Konglomerasi
penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang
tidak saling berhubungan dan bermacam-macam

5
Bentuk Penggabungan
usaha

1. Merger
Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari
perusahaan yang bergabung yang bertahan dan perusahaan
lainnya dibubarkan.
Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi
dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang
diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah merger operasi
dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di
bawah satu entitas.
Proses merger
Add an image

Contoh proses merger adalah Tahun 2008 Lippo B ank


merger dengan B ank CIMB Niaga. Dalam proses
mergernya, Lippo Bank tidak beroperasi lagi dan melebur
menjadi satu menggunakan nama Bank C IMB Niaga.

7
Konsolidasi

Penggabungan usaha di mana kedua perusahaan yang


bergabung dibubarkan serta aktiva dan kewajiban dari
perusahaan perusahaan tersebut dipindahkan ke perusahaan
yang baru dibentuk.
Operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang
berada di bawah satu entitas dan tidak satu pun perusahaan
yang bergabung masih tetep berdiri sejak dilakukan konsolidasi
Proses Konsolidasi
Add an image

Contoh perusahaan yang melakukan konsolidasi a dalah BBD,


Bank Bapindo, Bank Dagang Negara, Bank Exim melakukan
ko nsolidasi menghasilkan satu bank yaitu Bank Ma ndiri .

9
AKUISISI

Akuisisi saham :
pengambilalihan (takeover) suatu perusahaan oleh
perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar
kepemilikan saham atau asset perusahaan tersebut .
kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas
yang terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa
(hubungan afiliasi).
Skema akuisisi saham

Perusahaan AA Perusahaan AA

Perusahaan BB Perusahaan BB
Karena tidak ada perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi
memperlakukan kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai investasi.
Dalam akuisisi saham, perusahaan pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh
saham milik perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali.

Hubungan yang timbul dari akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak
perusahaan. Induk perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang
mengendalikan perusahaan lain yang disebut sebagai perusahaan anak
(subsidiary), biasanya melalui pemilikian mayoritas di saham biasa.

Contoh akuisisi adalah PT XL Axiata Tbk yang mengakuisisi PT Axis Telekom


Indonesia tahun 2004. Keduanya tetap ada dan beroperasi, namun
kepemilikan mayoritas PT Axis Telekom Indonesia adalah EXCL. Selain itu,
Aqua diakuisisi oleh danone, Pizza Hut diakuisisi oleh coca cola

1
Konsep Akuntansi dari Penggabungan Badan Usaha

Konsep akuntansi dari penggabungan usaha direfleksikan


dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22, tentang
Akuntansi Pengabungan Usaha yang berlaku efektif sejak 1
adadua macam
Januari 1995.
metode akuntansi yang
Metode Penyatuan
dikembangkan di
Kepemilikan
Amerika Serikat dan
Metode Pembelian
kemudian dipakai di
Indonesia yaitu:

13
14

4. AKUNTANSI
PENGGABUNGAN BADAN
USAHA
METODE PENYATUAN
KEPEMILIKAN

Ekuitas Pemegang Saham yang Bergabung dalam
Suatu Penyatuan

Dalam metode Penyatuan Kepemilikan, penggabungan beberapa badan usaha


menjadi satu kesatuan entitas bisnis yang baru tanpa harus meniadakan
kepemilikan para pemilik lama pada perusahaan yang baru sehingga para
pemilik lama pada umumnya tetap menjadi pemilik atau pemegang saham
perusahaan yang baru didirikan.

Penggunaan metode penyatuan kepemilikan dalam hal penggabungan


beberapa badan usaha menjadi suatu perusahaan yang baru, akan mencatat
aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik sebesar nilai buku yang tertera dalam
pembukuan perusahaan lama yang didasarkan oleh perinsip
mempertahankan kesinambungan hak kepemilikan para pemilik perusahaan
lama yang telah bergabung dalam perusahaan yang baru.

Ekuitas Pemegang Saham yang Bergabung dalam
Suatu Penyatuan
Modal saham (Capital Stock) perusahaan yang didirikan pada umumnya tetap
sama nilainya dengan total nilai Modal saham dari perusahaan-perusahaan lama
yang telah bergabung. Tetapi nilai Laba Ditahan ( Retained Earning) bisa sama
namun bisa juga berbeda.

Jika total modal disetor dari perusahaan-perusahaan yang bergabung melebihi


nilai nominal atau nilai tercatat saham yang beredar dari entitas yang tetap
beroperasi, maka jumlah kelebihan tersebut menjadi tambahan modal distor
dari entitas yang tetap beroperasi.
Alternative lain, jika nilai nominal atau nilai tercatat saham yang beredar dari
entitas yang tetap beroperasi melebihi total modal distor perusahaan-
perusahaan yang bergabung, maka saldo laba ditahan gabungan berkurang
dengan kelebihan tersebut, dan entitas yang tetap beroperasi tidak mempunyai
tambahan modal disetor.
Ekuitas Pemegang Saham yang
Bergabung dalam Suatu Penyatuan

Prosedur perhitungan ini Prosedur perhitungan akan


tidak diperlukan pada diperlukan ketika modal
merjer yang saham yang diterbitkan
diprtanggungjawabkan melebihi total modal
sebagai penyatuan bila disetor dari perusahaan
total modal distor dari yang bergabung lainnya.
perusahaan yang bergbung
lainnya melebihi nilai
nominalsaham yang
diterbitkan 17

Asumsikan bahwa akun modal pemegang saham PT Jaka dan PT Dara
sesaat sebelum penggabungan usaha secara penyatuan kepemilikan
adalah sebagai berikut:
PT Jaka

Modal Saham, @Rp 10.000 Rp100.000.000


PT Dara

Rp 0.000.000
Total

Rp150.000.000

Tambahan Modal Disetor 10.000.000 20.000.000 30.000.000

Total Modal Disetor 110.000.000 70.000.000 180.000.000

Laba Ditahan 50.000.000 30.000.000 80.000.000

Aktiva bersih dan ekuitas Rp160.000.000 Rp100.000.000 Rp260.000.000



Kasus 1: Merger; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan

PT Jaka perusahaan yang tetap beroperasi menerbitkan 5.000 lembar saham


untuk memperoleh aktiva bersih PT Dara. Ayat jurnal pada buku PT Jaka untuk
mencatat penyatuan tersebut adalah:
Aktiva bersih Rp100.000.000
Modal Saham @10.000 Rp50.000.000
Tambahan modal disetor Rp20.000.000
Laba ditahan Rp30.000.000
(untuk mencatat penerbitan 5000 saham dalam penyatuan kepemilikan dengan PT Dara)

PT Dara mencatat pembubarannya dengan menutup buku besarnya sebagai berikut:


Modal Saham @Rp10.000 Rp50.000.000
Tambahan modal disetor Rp20.000.000
Laba ditahan Rp30.000.000
Aktiva bersih Rp100.000.000
(untuk mencatat merjer dengan PT Jaka dan pembubaran akhir)

Kasus 2: Merjer; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan

PT Jaka perusahaan yang tetap beroperasi menerbitkan 7.000 lembar saham


untuk memperoleh aktiva bersih PT Dara. Ayat jurnal pada buku PT Jaka untuk
mencatat penyatuan tersebut adalah:

Aktiva Bersih Rp100.000.000


Modal saham @Rp10.000 Rp70.000.000
Laba ditahan Rp30.000.000

(untuk mencatat penerbitan 7000 lembar saham dalam penyatuan dengan PT Dara)

Kasus 3:Merjer; Saham yang Diterbitkan Melebihi Modal Disetor

PT Jaka, entitas yang tetap beroperasi menerbitkan 9000 lembar saham untuk
memperoleh aktiva bersih PT Dara.Ayat jurnal pada buku PT Jaka untuk
mencatat penyatuan tersebut adalah:

Aktiva bersih Rp100.000.000


Tambahan modal disetor Rp10.000.000
Modal saham @Rp10.000 Rp90.000.000
Laba ditahan Rp20.000.000

(untuk mencatat penerbitan 9000 lembar saham dalam penyatuan dengan PT Dara)

Kasus 4: Konsolidasi; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan

PT Pelita menerbitkan 15.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp10.000


sebanyak 10.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 5.000 lembar saham
kepada PT Dara untuk aktiva bersih mereka. PT Pelita membuka bukunya dengan
ayat jurnal sebagai berikut:

Aktiva bersih Rp260.000.000


Modal saham Rp150.000.000
Tambahan modal disetor @Rp10.000 Rp30.000.000
Laba ditahan Rp80.000.000

(untuk mencatat penerbitan 10.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 5.000 lembar
saham kepada PT Dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan
sebagai penyatuan kepemilikan)

Kasus 5: Konsolidasi; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan

Pelita menerbitkan 17.000 lembar saham dengan nilai ominal Rp10.000,


sebanyak 11.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 6.000 lembar saham
kepada PT Dara untuk aktiva bersih mereka. PT Pelita membuka bukunya dengan
ayat jurnal sebagai berikut:

Aktiva bersih Rp260.000.000


Modal saham @Rp10.000 Rp170.000.000
Tambahan modal disetor Rp10.000.000
Laba ditahan Rp80.000.000

(untuk mencatat penerbitan 11.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 6.000 lembar
saham kepada PT Dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan
sebagai penyatuan kepemilikan)

Kasus 6: Konsolidasi; Modal Saham yang Diterbitkan Melebihi Modal
Disetor

PT Pelita menerbitkan 19.000 lembar saham dengan nilai ominal Rp10.000,


sebanyak 12.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 7.000 lembar saham
kepada PT Dara untuk aktiva bersih mereka. PT Pelita membuka bukunya dengan
ayat jurnal sebagai berikut:

Aktiva bersih Rp260.000.000


Modal saham @Rp10.000 Rp190.000.000
Laba ditahan Rp70.000.000

(untuk mencatat penerbitan 12.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 7.000 lembar saham kepada PT
Dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan sebagai penyatuan kepemilikan)

Ikhtisar Neraca

Merjer Konsolidasi
Buku PT Jaka Buku PT Pelita

Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3 Kasus 4 Kasus 5 Kasus 6

Aktiva Bersih Rp260.000 Rp260.000 Rp260.00 Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000


0
Modal Rp150.000 Rp170.000 Rp190.00 Rp150.000 Rp170.000 Rp190.000
saham,@Rp10.000 0
Tambahan modal 30.000 10.000 - 30.000 10.000 -
disetor
Laba ditahan 80.000 80.000 70.000 80.000 80.000 70.000

Ekuitas pemegang Rp260.000 Rp260.000 Rp260.00 Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000


saham 0
Peraga 1-1 ikhtisar Neraca untuk Keenam Kasus Penyatuan Kepemilikan
(dalam 000)
26
Pelaporan Operasi Gabungan dalam Suatu
Penyatuan Kepemilikan

Ketika suatu penggabungan usaha diperlakukan sebagai penyatuan


kepemilikan, laporan keuangan dari entitas yang tetap beroperasi (gabungan)
disiapkan seolah-plah perusahaan-perusahaan telah bergabung pada awal
tahun.

Pendapatan dan beban entitas gabungan sebelum penggabungan selama


suatu periode akuntansi harus dicatat dalam catatan-catatan entitas yang
tetap beroperasi ketika penggabungan usaha dilakukan.
27
ILUSTRASI KASUS

penyatuan kepemilikn PT Maksi dan PT Mini tanggal 1 Juli19X5. Neraca saldo


untuk kedua perusahaan pada tanggal 30 Juni 19X5 adalah sebagai berikut:
PT Maksi PT Mini
Aktiva lain-lain Rp750.000.000 Rp290.000.000
Beban-beban 150.000.000 Rp60.000.000
Total debit Rp900.000.000 Rp350.000.000
Modal saham, Rp500.000.000 Rp200.000.000
@Rpp10.000
Laba ditahan 200.000.000 50.000.000
pendapatan 200.000.000 100.000.000
28

Kasus 1: Merjer
PT Maksi selaku entitas yang tetap beroperasi menerbitkan 22.000 lembar
saham biasa dengan nilai nominal Rp10.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT
Mini pada tanggal 1 Juli 19X5. Ayat jurnal pada buku PT Maksi untuk mencatat
merjer tersebut adalah:

1Juli19X5
Aktiva lain-lain Rp290.000.000
Beban-beban Rp60.000.000
Modal Saham @Rp10.000 Rp220.000.000
Laba ditahan Rp30.000.000
Pendapan Rp100.000.000
(untuk mencatat penerbitan 22.000 lembar saham dalam merjer secara penyatuan dengan PT Mini)
29

Kasus 1: Merjer
Segera setelah ayat jurnal ini dicatat, neraca saldo PT Maksi adalah sebagai
berikut:
Debit Kredit
Aktiva lain-lain Rp1.040.000.000
Beban-beban 210.000.000
Modal saham Rp720.000.000
Laba ditahan 230.000.000
Pendapatan 300.000.000
Rp1.250.000.000 Rp1.250.000.000
30

Kasus 2: Konsolidasi
PT Midi dibentuk untuk mengkonsolidasikan operasi dari PT Maksi dan PT Mini.
Pada tanggal 1 Juli 19X5 PT Midi menerbitkan 72.000 embar saham biasa
dengan nilai nominal Rp10.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT Maksi dan PT
Mini; 50.000 lembar saham untuk PT Maksi dan 22.000 lembar saham untuk PT
Mini. Ayat jurnal pada buku PT Midi untuk mencatat penyatuan kepemilikan
adalah:
1Juli 19X5
Aktiva lain-lain Rp1.040.000.000
Beban-beban Rp210.000.000
Modal disetor. @Rp10.000 Rp720.000.000
Laba ditahan Rp230.000.000
Pendapan Rp300.000.000
(untuk mencatat penerbitan 72.000 lembar saham dalam konsolidasi secara penyatuan PT
Maksi dan PT Mini)
Akuntansi untuk Penggabungan Usaha
Berdasarkan Metoda Pembelian

Akuntansi Keuangan Lanjutan


Secara umum, metoda pembelian mengikuti prinsip
akuntansi yang sama pecatatan penggabungan usaha
seperti yang diikuti dalam akuntansi untuk aktiva
aktiva dan kewajiban kewajiban berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum

Biaya Perolehan

Biaya perolehan bagi entitas pembeli atas pemerolehan


perusahaan lain dalam suatu penggabungan usaha secara
pembelian diukur dengan jumlah kas yang dikeluarkan atau
nilai wajar aktiva lain yang didistribusikan atau surat berharga
yang diterbitkan.

Biaya perolehan juga meliputi biaya langsung penggabungan


(seperti akuntansi, hokum, konsultan, dan biaya biaya pendiri)
selain dari biaya biaya untuk pendaftaran atau penerbitan
surat berharga ekuitas
Penerbitan 100.000 lembar saham dicatat pada

Ilustrasi buku PT Popi

Investasi pada PT Sani Rp 1.600.000.000


Modal saham@ Rp 10.000 Rp 1.000.000.000
Sebagai ilustrasi, anggaplah Pt. Popi menerbitkan Tambahan modal disetor Rp 600.000.000
100.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal
Rp 10.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT Sani
Untuk mencatat penerbitan 10.000 saham biasa (nilai nominal Rp
dalam suatu penggabungan usaha secara pembelian 10.000) dengan nilai pasar Rp 16.000 per lembarSaham dalam suatu
pada tanggal 1 Juli 19X5. Harga pasar saham biasa penggabungan usaha secara pembelian dengan PT Sani.
PT Popi pada tanggal tersebut Rp 16.000 per
lembar saham. Tambahan biaya biaya langsung Investasi PT Sani Rp 80.000.000
untuk penggabungan usaha terdiri dari biaya Tambahan modal Rp 40.000.000
Bapepam sebesar Rp 5.000.000, biaya akuntan Kas(atau aktiva bersih lain) Rp 120.000.000
sehubungan dengan pencatatan di Bapepam
sebesar Rp 10.000.000, biaya biaya percetakan
dan penerbitan serifikat saham biasa sebesar Rp
Untuk mencatat tambahan biaya biaya langsung penggabungan
25.000.000, dan biaya biaya pendiri dan dengan PT Sani, biaya pendiri dan konsultan sebsar Rp 80.000.000
konsultan sebesar Rp 80.000.000. dan untuk Pencatan dan penrbitan surat berharga sebesar Rp
40.000.000.

Akuntansi Keuangan Lanjutan 33


Tambahan biaya biaya langsung untuk
penggabungan usaha tersebut dicatat
Ayat Jurnal
Piutang piutang Rp XXX
sebagai:
Persediaan persediaan Rp XXX
Aktiva aktiva tetap Rp XXX
Goodwill Rp XXX
Biaya biaya pencatatan dan penerbitan sebesar Rp Hutang hutang usaha Rp XXX
40.000.000 diperlakukan sebagai pengurang nilai Wesel bayar kredit Rp XXX
wajar dari saham yang diterbitkan dan dibebankan Investasi pada PT SaniRp 1.680.000.000
sebagai pengurang tambahan modal disetor. Biaya
biaya langsung lainnya dari penggabungan usaha (Rp
80.000.0000) ditambahkan ke biaya perolehan PT Untuk mencatat alokasi biaya perolehan PT Sani
Sani. Total biaya bagi PT Popi atas perolehan PT Sani sebesar Rp 1.680.000.000 pada aktiva bersih yang
Rp 1.680.000.000, dimasukkan kedalam akun dapat diidentifikasi Sesuai dengan nilai wajarnya dan
pada Goodwill.
investasi pada PT Sani. Total biaya yang terjadi
dalam pembelian perusahaan lain dalam suatu akun
investasi tunggal perlu dakumulasikan,mengabaikan
apakah perusahaan yang digabung lainnya
dibubarkan atau perushaan yang digabung
melanjutkan operasi dalam hubungan induk-anak.

Akuntansi Keuangan Lanjutan 34


Pengalokasian Biaya Dalam
Penggabungan Usaha dengan Metoda
Pembelian

Pedoman umum menentukan nilai wajar aktiva dan


kewajiban

Surat berharga yang dapat diperjual belikan


(marketable securities) dinilai berdasarkan harga pasar
yang berlaku;
Surat berharga yang tidak dapat diperjualbelikan
(nonmarketenle securities) dinilai berdasarkan nilai
estimasi dengan mempertimbangakan ukuran seperti
price earning ratio, pembagian deviden dan tingkat
pertumbuhan
PSAK No. 22 paragraph 36

Akuntansi Keuangan Lanjutan 35


Pengalokasian Biaya Dalam
Penggabungan Usaha dengan Metoda
Pembelian

Pedoman umum menentukan nilai wajar aktiva dan


kewajiban

Piutang dinilai berdasarkan nilai sekarang dari jumlah


yang akan diterima dengan menggunakan tingkat
bunga yang sesuai, dikurangi penyisihan piutang ragu
ragu dan biaya penagihan, sesuai keadaan.

PSAK No. 22 paragraph 36

Akuntansi Keuangan Lanjutan 36


Persediaan

1 Barang jadi dan barang dagang dinilai berdasarkan


harga jual dikurangi: (a) pemjumlahan biaya penjualan(cost of
disposal) dan (b) taksiran keuntungan yang wajar atas
penjualan yang ditentukan berdasarkan tingkat keuntungan
barang sejenis;

PSAK No. 22 paragraph 36 Barang dalam proses dinilai berdasarkan harga jual
2
barang jadi dkurangi; (a) penjumlahan biaya untuk
penyelesaian, (b) biaya penjualan dan (c) taksiran keuntungan
yang wajar atas penjualan yang ditentukan berdasarkan
tingkat keuntungan barang sejenis;

3 Bahan baku dinilai berdasarkan nilai pengganti pada


saat itu(current replacemen cost);

Akuntansi Keuangan Lanjutan 37


Tanah dan bangunan

1 Apabila akan digunakan sesuai dengan tujuan


penggunaan sebelumnya, dinilai berdasarkan nilai
pasar untuk tujuan penggunaan tersebut;

PSAK No. 22 paragraph 36 Apabila akan digunakan untuk tujuan yang berbeda
2
dengan penggunaan sebelumnya, dinilai berdasarkan nilai
pasar dengan tujuan pengunaan yang diterapkan;

3 Apabila akan dijual atau sementara ditahan dan


selanjutnya akan dijual kembali, dinilai berdasarkan nilai
realisasi bersih (Net Realisable Value);

Akuntansi Keuangan Lanjutan 38


Pabrik dan peralatan

1 Jika akan digunakan, dinilai berdasarkan nilai pasar


yang ditentukan oleh perusahaan penilai. Jika sulit untuk
menentukan harga pasar, karena pabrik atau perelatan
tersebut sangat khusus sifatnya. Dinilai berdasarkan biaya
pengganti saat ini setelah memperhitungkan jumlah
penyusutan

PSAK No. 22 paragraph 36 Jika akan digunakan untuk sementara waktu, dinilai
2
berdasarkan harga terendah antara biaya pengganti saat itu
(current replacemen cost) untuk kapasitas yang sebanding
dari nialai realisasi bersih, (Net Realisable Value);

3 Apabila akan dijual atau sementara ditahan untuk


selanjutnya akan dijual kembali, dinilai berdasarkan nilai
realisasinya;

Akuntansi Keuangan Lanjutan 39


Aktiva tidak berwujud, seperti paten dan lisensi, dinilai berdasarkan
nilai taksiran

Aktiva bersih atau kewajiban program pensiun mafaat pasti, ditentukan


berdasarkan nilai sekarang aktuaria(actuarial present velue) dari
mafaat pensiun yang dijanjikan dikurangi nilai wajar aktiva yang
tersedia untuk program pensiun;

Tagihan dan kewajiban pajak; ditentukan sesuai dengan peraturan


perundang undaangan perpajakan yang berlaku berkenaan dengan
PSAK No. 22 paragraph 36 terjadinya penggabungan usaha

Hutang usaha, wesel bayar, hutang jangka panjang, kewajiban akrual


dan hutang lainnya deinilai berdasarkan nilai sekarang(present velue)

Kewajiaban sehubungan dengan penutupan pabrik dan pemutusan


kontrak akubat akuisisi, dinilai berdasrkan nilai sekarang

Akuntansi Keuangan Lanjutan 40


Pembayaran Kontijensi dalam Penggabungan Usaha Secara
Pembelian.
One Column

Pedoman akuntansi untuk pembayaran kontijensi dalam penggabungan usaha secara pembelian
dinyatakan dalam PSAK No. 22 paragraf 48.

Pembayaran kontijen yang dapat ditentukan pada tanggal


Ketika kontijen tertanggung pada tingkat penghasilan
akuisisi dicatat sebagai bagian dari biaya penggabungan.
tertentu dimasa yang akan datang, nilai pasar yang wajar dari
Pembayaran kontijen yang tidak dapat ditentukan pada tanggal
pembayaran yang didistribusikan atau diterbitkan diakui sebagai
akuisisi diakui ketika kontijen diselesaikan dan pembayaran
biaya tambahan dari perusahaan yang dibeli
diterbitkan atau menjadi dapat diterbitkan.

Jika kontijensi didasarkan pada harga surat


berharga(security price), biaya yang tercatat pada perusahaan
yang dibeli tidak berubah. Sebaliknya jika kontijensi
diselesaikan, pembayaran tambahan yang didistribusikan
dicatat pada nilai pasar wajar

Akuntansi Keuangan Lanjutan 41


Pembayaran Kontijensi dalam Penggabungan Usaha Secara
Pembelian.

Perbandingan Biaya
dan Nilai Wajar
Jika biaya investasi melebihi nilai wajar bersih, mula- mula dialokasikan pada
aktiva bersih yang dapat diidentifikasikan berdasarkan nilai wajarnya dan
kelebihannya dialokasikan dengan Goodwill. Jumlah yang ditetapkan pda
goodwill dan aktiva berwujud yang dapat diidentifikasi harus diamortisasi
sepanjang masa aktiva tetap tidak melebihi maksimum periode 20 tahun.

Akuntansi Keuangan Lanjutan 42


Ilustrasi penggabungan
secara pembelian
PT Putih memperoleh aktiva bersih PT Salju melalui penggabungan dengan
metoda pembelian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Desemer 19X5.
Aktiva dan kewajiban PT Salju pada tanggal tersebut, pada nilai buku dan
nilai wajarnya adalah sebagai berikut:
Nilai Buku Nilai wajar
Aktiva
Kas Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Piutang bersih Rp 150.000.000 Rp 140.000.000
Persediaan Rp 200.000.000 Rp 250.000.000
Tanah Rp 50.000.000 Rp 100.000.000
Bangunan-
bersih Rp 300.000.000 Rp 500.000.000
Peralatan-bersih Rp 250.000.000 Rp 350.000.000
Hak paten - Rp 50.000.000
total aktiva Rp 1.000.000.000 Rp 1.440.000.000
Kewajiban
Hutang usaha Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
Wesel bayar Rp 150.000.000 Rp 135.000.000
Kewajiban lain-
lain Rp 40.000.000 Rp 45.000.000
total
Kasus 1: goodwill

PT Putih membayar Rp 400.000.000 tunai dan menerbitkan 50.000


lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000. nilai pasar Rp
20.000 persaham untuk memperoleh aktiva bersih PT Salju. Ayat
jurnal untuk mencatat penggabungan usaha pada buku PT Putih
pada tanggal 27 Desember 19X5 adalah sebagai berikut
Kas Rp 50.000.000
Piutang bersih InvestasiRppada PT Salju
140.000.000 Rp 1.400.000.000
Persediaan Kas
Rp 250.000.000 Rp 400.000.000
Tanah Rp 100.000.000
Saham biasa-@Rp 10.000 Rp
Bangunan Rp 500.000.000
Peralatan 500.000.000
Rp 350.000.000
Hak paten Tambahan
Rp 50.000.000 saham disetor Rp
Goodwill Rp 200.000.000
500.000.000
Hutang usaha Rp Menetapkan biaya perolehan
Untuk
60.000.000 mencatat pembelian 50.000 lembar saham biasa nominal Rp 10.000
PT Salju atas aktiva yang
ditambahkan
Wesel bayar dengan kas Rp 400.000.000
Rp dalam Penggabungan
diperoleh usahan
Yang dapat
secara pembelian dengan PT Salju
135.000.000 diidentifikasikan dan kewajiban
Kewajiban lain-lain Rp yang ditanggung Atas dasar
45.000.000 penilaian wajarnya dan
Investasi pada PT Salju Rp
Kasus 2;
Goodwill Negatif
PT Putih menerbitkan 40.000 lembar saham biasa dengan nilai
nominal Rp 10.000, nilai pasar Rp 20.000 dan juga memberikan
wesel bayar 5 tahun, bunga 10% dengan nilai nominal Rp
200.000.000 untuk aktiva bersih PT Salju. Ayat jurnal pada
buku PT Putih untuk mencatat penggabungan usaha PT
Putih/PT SaljuRp
Kas pada tanggal 27 Desember 19X5 adalah sebagai
50.000.000
Investasi
Piutang bersih Rppada PT Saljuberikut:
140.000.000 Rp
Persediaan1.000.000.000
Rp 250.000.000
Tanah Saham biasa nominal Rp 10.000
Rp 80.000.000 Rp
Bangunan 400.000.000Rp 400.000.000
Peralatan Tambahan modal disetor
Rp 280.000.000 Rp
Hak paten 400.000.000
Rp 40.000.000
Hutang usaha Rp10%,5 tahun
Wesel bayar, Untuk menetapkan
Rp biaya perolehan
60.000.000
Untuk PTsaham
mencatat penerbitan 40.000 lembar
200.000.000 Salju atas
biasaaktiva lancar
nominal dan
Rp 10.000
Wesel bayar
ditambah Rp sebesar Rp 200.000.000,
dengan Wesel(10%) Kewajiban dalam
berdasarkan nilai
penggabungan
135.000.000
saham usaha secara pembelian dengan PT Salju.
wajarnya dan atas aktiva tidak
Kewajiban lain lain Rp lancar Berdasarkan nilai wajar
45.000.000 dikurangi dengan bagian yang
Investasi pada PT Salju Rp proposional Kelebihan nilai wajar
PENGURANGAN PADA AKTIVA
TIDAK LANCAR

Karena nilai wajar sebesar Rp 1.200.000.000 dan nilai aktiva bersih yang
diperoleh yang dapat diidentifikasi melebihi harga beli Rp 1.000.000.000
sebesar Rp 200.000.000. jumlah yang dapat ditetapkan atas aktiva tidak
lancar dikurangi sebesar 20 persen(kelebihan sebesar Rp 200.000.000/
nalali wajar aktiva tidak lancar Rp 1.000.000.000). pengurangan pada
aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut:
Kurang 20% Pengurangan Jumlah yang Dapat
Nilai Wajar Aktiva
atau Kelebihan Nilai Ditetapkan untuk
Tidak Lancar

*alternatif lain, pengurangan kelebihanWajar
nilaiterhadap Biaya* biaya
wajar terhadap Aktiva
masukTidak Lancar
tiap - tiap aktivaRp Rp dihitung dengan cara: Rp
tidak lancar juga dapat
Tanah 100.000.000 20.000.000 90.000.000
Rp 100.000.000/Rp 1000.000.000
Rp Rp x Rp Rp
Tanah
Bangunan 500.000.000 200.000.000
100.000.000 Rp 20.000.000
400.000.000
Rp 500.000.000/Rp 1000.000.000
Rp Rp x Rp Rp
Bangunan
Peralatan 350.000.000 200.000.000
70.000.000 100.000.000
280.000.000
Rp 350.000.000/Rp 1000.000.000
Rp Rp x Rp Rp
Peralatan
Hak paten 50.000.000 200.000.000
10.000.000 70.000.000
40.000.000
Rp 50.000.000/Rp 1000.000.000
Rp Rp x Rp Rp
Hak Paten
total 1.000.000.000200.000.000
200.000.000 10.000.000
810.000.000
DEFINISI
Secara Teoritis Goodwill Adalah Ukuran
Nilai Sekarang Dari Kelebihan Laba Masa
Yang Akan Datang Selama Periode
Perolehan Laba Dari Usaha Yang Sejenis.

PENGAMORTISASIAN
KONTOVERSI Goodwill Diamortisasi Semapanjang
GOODWILL Umur Manfaatnya Tapi Tidak Lebih
Dari 20 Tahun

PSAK NO. 22 PARAGRAF 39


Goodwill Harus Diamortisasi Sebagai
Beban Selama Masa Manfaatnya
SEKIAN &
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai