4
Sifat Penggabungan Usaha
Integrasi Horisontal
penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama
Integrasi Vertikal
penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda
secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama
Konglomerasi
penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang
tidak saling berhubungan dan bermacam-macam
5
Bentuk Penggabungan
usaha
1. Merger
Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari
perusahaan yang bergabung yang bertahan dan perusahaan
lainnya dibubarkan.
Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi
dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang
diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah merger operasi
dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di
bawah satu entitas.
Proses merger
Add an image
7
Konsolidasi
9
AKUISISI
Akuisisi saham :
pengambilalihan (takeover) suatu perusahaan oleh
perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar
kepemilikan saham atau asset perusahaan tersebut .
kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas
yang terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa
(hubungan afiliasi).
Skema akuisisi saham
Perusahaan AA Perusahaan AA
Perusahaan BB Perusahaan BB
Karena tidak ada perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi
memperlakukan kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai investasi.
Dalam akuisisi saham, perusahaan pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh
saham milik perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali.
Hubungan yang timbul dari akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak
perusahaan. Induk perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang
mengendalikan perusahaan lain yang disebut sebagai perusahaan anak
(subsidiary), biasanya melalui pemilikian mayoritas di saham biasa.
1
Konsep Akuntansi dari Penggabungan Badan Usaha
13
14
4. AKUNTANSI
PENGGABUNGAN BADAN
USAHA
METODE PENYATUAN
KEPEMILIKAN
Ekuitas Pemegang Saham yang Bergabung dalam
Suatu Penyatuan
Rp 0.000.000
Total
Rp150.000.000
(untuk mencatat penerbitan 7000 lembar saham dalam penyatuan dengan PT Dara)
Kasus 3:Merjer; Saham yang Diterbitkan Melebihi Modal Disetor
PT Jaka, entitas yang tetap beroperasi menerbitkan 9000 lembar saham untuk
memperoleh aktiva bersih PT Dara.Ayat jurnal pada buku PT Jaka untuk
mencatat penyatuan tersebut adalah:
(untuk mencatat penerbitan 9000 lembar saham dalam penyatuan dengan PT Dara)
Kasus 4: Konsolidasi; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan
(untuk mencatat penerbitan 10.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 5.000 lembar
saham kepada PT Dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan
sebagai penyatuan kepemilikan)
Kasus 5: Konsolidasi; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan
(untuk mencatat penerbitan 11.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 6.000 lembar
saham kepada PT Dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan
sebagai penyatuan kepemilikan)
Kasus 6: Konsolidasi; Modal Saham yang Diterbitkan Melebihi Modal
Disetor
(untuk mencatat penerbitan 12.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 7.000 lembar saham kepada PT
Dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan sebagai penyatuan kepemilikan)
Ikhtisar Neraca
Merjer Konsolidasi
Buku PT Jaka Buku PT Pelita
Kasus 1: Merjer
PT Maksi selaku entitas yang tetap beroperasi menerbitkan 22.000 lembar
saham biasa dengan nilai nominal Rp10.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT
Mini pada tanggal 1 Juli 19X5. Ayat jurnal pada buku PT Maksi untuk mencatat
merjer tersebut adalah:
1Juli19X5
Aktiva lain-lain Rp290.000.000
Beban-beban Rp60.000.000
Modal Saham @Rp10.000 Rp220.000.000
Laba ditahan Rp30.000.000
Pendapan Rp100.000.000
(untuk mencatat penerbitan 22.000 lembar saham dalam merjer secara penyatuan dengan PT Mini)
29
Kasus 1: Merjer
Segera setelah ayat jurnal ini dicatat, neraca saldo PT Maksi adalah sebagai
berikut:
Debit Kredit
Aktiva lain-lain Rp1.040.000.000
Beban-beban 210.000.000
Modal saham Rp720.000.000
Laba ditahan 230.000.000
Pendapatan 300.000.000
Rp1.250.000.000 Rp1.250.000.000
30
Kasus 2: Konsolidasi
PT Midi dibentuk untuk mengkonsolidasikan operasi dari PT Maksi dan PT Mini.
Pada tanggal 1 Juli 19X5 PT Midi menerbitkan 72.000 embar saham biasa
dengan nilai nominal Rp10.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT Maksi dan PT
Mini; 50.000 lembar saham untuk PT Maksi dan 22.000 lembar saham untuk PT
Mini. Ayat jurnal pada buku PT Midi untuk mencatat penyatuan kepemilikan
adalah:
1Juli 19X5
Aktiva lain-lain Rp1.040.000.000
Beban-beban Rp210.000.000
Modal disetor. @Rp10.000 Rp720.000.000
Laba ditahan Rp230.000.000
Pendapan Rp300.000.000
(untuk mencatat penerbitan 72.000 lembar saham dalam konsolidasi secara penyatuan PT
Maksi dan PT Mini)
Akuntansi untuk Penggabungan Usaha
Berdasarkan Metoda Pembelian
Biaya Perolehan
PSAK No. 22 paragraph 36 Barang dalam proses dinilai berdasarkan harga jual
2
barang jadi dkurangi; (a) penjumlahan biaya untuk
penyelesaian, (b) biaya penjualan dan (c) taksiran keuntungan
yang wajar atas penjualan yang ditentukan berdasarkan
tingkat keuntungan barang sejenis;
PSAK No. 22 paragraph 36 Apabila akan digunakan untuk tujuan yang berbeda
2
dengan penggunaan sebelumnya, dinilai berdasarkan nilai
pasar dengan tujuan pengunaan yang diterapkan;
PSAK No. 22 paragraph 36 Jika akan digunakan untuk sementara waktu, dinilai
2
berdasarkan harga terendah antara biaya pengganti saat itu
(current replacemen cost) untuk kapasitas yang sebanding
dari nialai realisasi bersih, (Net Realisable Value);
Pedoman akuntansi untuk pembayaran kontijensi dalam penggabungan usaha secara pembelian
dinyatakan dalam PSAK No. 22 paragraf 48.
Perbandingan Biaya
dan Nilai Wajar
Jika biaya investasi melebihi nilai wajar bersih, mula- mula dialokasikan pada
aktiva bersih yang dapat diidentifikasikan berdasarkan nilai wajarnya dan
kelebihannya dialokasikan dengan Goodwill. Jumlah yang ditetapkan pda
goodwill dan aktiva berwujud yang dapat diidentifikasi harus diamortisasi
sepanjang masa aktiva tetap tidak melebihi maksimum periode 20 tahun.
Karena nilai wajar sebesar Rp 1.200.000.000 dan nilai aktiva bersih yang
diperoleh yang dapat diidentifikasi melebihi harga beli Rp 1.000.000.000
sebesar Rp 200.000.000. jumlah yang dapat ditetapkan atas aktiva tidak
lancar dikurangi sebesar 20 persen(kelebihan sebesar Rp 200.000.000/
nalali wajar aktiva tidak lancar Rp 1.000.000.000). pengurangan pada
aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut:
Kurang 20% Pengurangan Jumlah yang Dapat
Nilai Wajar Aktiva
atau Kelebihan Nilai Ditetapkan untuk
Tidak Lancar
*alternatif lain, pengurangan kelebihanWajar
nilaiterhadap Biaya* biaya
wajar terhadap Aktiva
masukTidak Lancar
tiap - tiap aktivaRp Rp dihitung dengan cara: Rp
tidak lancar juga dapat
Tanah 100.000.000 20.000.000 90.000.000
Rp 100.000.000/Rp 1000.000.000
Rp Rp x Rp Rp
Tanah
Bangunan 500.000.000 200.000.000
100.000.000 Rp 20.000.000
400.000.000
Rp 500.000.000/Rp 1000.000.000
Rp Rp x Rp Rp
Bangunan
Peralatan 350.000.000 200.000.000
70.000.000 100.000.000
280.000.000
Rp 350.000.000/Rp 1000.000.000
Rp Rp x Rp Rp
Peralatan
Hak paten 50.000.000 200.000.000
10.000.000 70.000.000
40.000.000
Rp 50.000.000/Rp 1000.000.000
Rp Rp x Rp Rp
Hak Paten
total 1.000.000.000200.000.000
200.000.000 10.000.000
810.000.000
DEFINISI
Secara Teoritis Goodwill Adalah Ukuran
Nilai Sekarang Dari Kelebihan Laba Masa
Yang Akan Datang Selama Periode
Perolehan Laba Dari Usaha Yang Sejenis.
PENGAMORTISASIAN
KONTOVERSI Goodwill Diamortisasi Semapanjang
GOODWILL Umur Manfaatnya Tapi Tidak Lebih
Dari 20 Tahun