Anda di halaman 1dari 33

TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN

 Pengaruh transaksi antara perusahaan afiliasi (transaksi antar-perusahaan) harus


dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasi.

 Transaksi antar-perusahaan mengakibatkan saldo akun resiprokal pada buku perusahaan


afiliasi.

 Keuntungan dan kerugian dari transaksi antar-perusahaan harus dieliminasi sampai


direalisasi melalui penggunaan atau melalui penjualan kepada pihak2 diluar entitas yang
dikonsolidasikan.

 PSAK No. 4 : Laporan konsolidasi seharusnya tidak memasukkan keuntungan atau


kerugian dari transaksi antar-perusahaan dalam grup. Karenanya setiap laba atau rugi
antar-perusahaan didalam grup harus dieliminasi; konsep yang biasanya diterapkan untuk
tujuan ini adalah laba atau rugi kotor (bruto).
TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN

 PSAK No. 4 juga menekankan bahwa jumlah laba antar-perusahaan yang dieliminasi tidak dipengaruhi
oleh keberadaan minoritas dan harus dieliminasi semuanya.

• Alasan pengeliminasian laba dan rugi antar perusahaan adalah bahwa manajemen dari perusahaan induk
dapat mengendalikan semua transaksi antar-perusahaan, termasuk otorisasi dan penetapan harga, tanpa
tawar menawar antar-perusahaan afiliasi.

• Tujuan eliminasi adalah untuk menunjukkan laba rugi dan posisi keuangan entitas yang dikonsolidasikan
yang seharusnya tampak jika transaksi antar-perusahaan tidak ada.

• Kebanyakan transaksi antar-perusahaan yang menyangkut keuntungan dan kerugian dapat


dikelompokkan ke dalam persediaan, aktiva tetap, dan obligasi.
TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN

 Pendapatan diakui (dicatat sebagai pendapatan) ketika pendapatan tersebut direalisasi, yaitu
ketika pendapatan tersebut diperoleh.

• Pendapatan/penjualan antar-perusahaan2 afiliasi tidak dapat diakui sampai barang dagangan


tersebut dijual keluar dari entitas yang dikonsolidasikan.

• Penjualan persediaan oleh suatu perusahaan kepada suatu perusahaan afiliasi menghasilkan
akun resiprokal penjualan dan pembelian jika entitas pembeli mempunyai sistem persediaan
periodik dan akun resiprokal penjualan dan harga pokok penjualan jika entitas pembeli
menggunakan sistem persediaan perpetual.
Eliminasi Pembelian dan Penjualan Antar-Perusahaan

Jika sistem persediaan periodik digunakan, ayat jurnal kertas kerja untuk
mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-perusahaan adalah :
D Penjualan
K Pembelian

* Jika sistem perpetual yang digunakan, ayat jurnal kertas kerja untuk
mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-perusahaan adalah :
D Penjualan
K Harga Pokok Penjualan
ILUSTRASI : ELIMINASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN ANTAR-
PERUSAHAAN

 PT Prima mendirikan perusahaan anak, PT Sarana, tahun 2001 untuk menjual lini produk PT
Prima.

 Semua pembelian PT S berasal dari PT P dengan harga 20% diatas harga perolehan PT Prima.

 Selama tahun 2001 PT P menjual barang dagangan senilai Rp 20.000 kepada PT S dengan harga
Rp 24.000.

 PT S menjual semua barang dagangannya pada para pelanggannya dengan harga Rp 30.000.

 Selama tahun 2001, penjualan PT P termasuk yang dijual ke PT S adalah Rp 24.000


Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah oleh
PT P dan PT S :

Buku PT Prima
1. Mencatat pembelian kredit dari entitas lain
Persediaan 20.000
Utang dagang 20.000
2. Mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana
Piutang dagang – PT S 24.000
Penjualan 24.000
3. Mencatat HPP atas penjualan ke PT Sarana
HPP 20.000
Persediaan 20.000
Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah oleh
PT P dan PT S :

Buku PT Sarana
1. Mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima
Persediaan 24.000
Utang dagang – PT Prima 24.000
2. Mencatat penjualan ke pelanggan diluar entitas yang dikonsolidasikan
Piutang dagang 30.000
Penjualan 30.000
3. Mencatat HPP atas penjualan ke pelanggan
HPP 24.000
Persediaan 24.000
Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi

PT Prima PT Sarana Penyesuaian dan Konsolidasi


Eliminasi
Penjualan 24.000 30.000 24.000 30.000

HPP 20.000 24.000 24.000 20.000

Laba Bruto 4.000 6.000 10.000

•Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih


konsolidasi karena jumlah penjualan dan harga pokok
penjualan yang sama dieliminasi, dan gabungan laba bruto
adalah sama dengan laba bruto konsolidasi.
ILUSTRASI : ELIMINASI LABA YANG BELUM DIREALISASI DALAM PERSEDIAAN
AKHIR

• Selama tahun 2002 PT P menjual barang dagangan


senilai Rp 30.000 kepada PT S dengan harga Rp
36.000.
• PT S menjual kembali semuanya kecuali Rp 6.000,
dengan harga Rp 37.500 (Dari HPP 30.000, karena
yang 6.000 belum terjual).
Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah
oleh PT P dan PT S :

Buku PT Prima
1. Mencatat pembelian kredit dari entitas lain
Persediaan 30.000
Utang dagang 30.000
2. Mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana
Piutang dagang – PT S 36.000
Penjualan 36.000
3. Mencatat HPP atas penjualan ke PT Sarana
HPP 30.000
Persediaan 30.000
Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah
oleh PT P dan PT S :
Buku PT Sarana
1. Mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima
Persediaan 36.000
Utang dagang – PT Prima 36.000
2. Mencatat penjualan ke pelanggan diluar entitas yang dikonsolidasikan
Piutang dagang 37.500
Penjualan 37.500
3. Mencatat HPP atas penjualan ke pelanggan
HPP 30.000
Persediaan 30.000
Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi
PT Prima PT Sarana Penyesuaian dan Konsolidasi
Eliminasi
Laporan L/R
Penjualan 36.000 37.500 36.000 37.500
HPP 30.000 30.000 1.000 36.000 25.000

Laba Bruto 6.000 7.500 12.500

Neraca
Persediaan 6.000 1.000 5.000

Ayat jurnal kertas kerja konsolidasi :


1. Mengeliminasi penjualan dan pembelian atar perusahaan
Penjualan 36.000
HPP 36.000
2. Mengeliminasi laba antar-perusahaan dari HPP dan persediaan
HPP 1.000
Persediaan 1.000
• Seluruh laba antar-perusahaan atas penjualan antara perusahaan2 afiliasi
direalisasi dan diakui oleh entitas yang dikonsolidasikan pada periode
dimana barang dagangan tersebut dijual kembali kepada entitas2 luar.

• Sampai barang dagangan tersebut terjual kembali, setiap laba/rugi atas


penjualan antar-perusahaan yang belum direalisasi harus dieliminasi
dalam proses konsolidasi.

• Setiap laba/rugi yang belum direalisasi atas penjualan antar-perusahaan


direfleksikan dalam persediaan akhir dari afiliasi pembeli karena
persediaan tersebut merefleksikan harga transfer antar-perusahaan
bukan biaya bagi entitas yang dikonsolidasikan.
ILUSTRASI : PENGAKUAN LABA YANG BELUM DIREALISASI DALAM
PERSEDIAAN AWAL

• Selama tahun 2003 PT P menjual barang dagangan


senilai Rp 40.000 kepada PT S dengan harga Rp
48.000.
• PT S menjual 75% dari barang dagang tersebut
seharga Rp 45.000.
• PT S juga menjual barang dagang dari persediaan
awalnya (yang Rp 6.000) dengan harga Rp 7.500.
Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah
oleh PT P dan PT S :

Buku PT Prima
1. Mencatat pembelian kredit dari entitas lain
Persediaan 40.000
Utang dagang 40.000
2. Mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana
Piutang dagang – PT S 48.000
Penjualan 48.000
3. Mencatat HPP atas penjualan ke PT Sarana
HPP 40.000
Persediaan 40.000
Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah
oleh PT P dan PT S :
Buku PT Sarana
1. Mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima
Persediaan 48.000
Utang dagang – PT Prima 48.000
2. Mencatat penjualan sebesar Rp 45.000 dan Rp 7.500
Piutang dagang 52.500
Penjualan 52.500
3. Mencatat HPP (dari pembelian Rp 48.000x75%, dan dari persediaan
awal Rp 6.000)
HPP 42.000
Persediaan 42.000
Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi
PT Prima PT Sarana Penyesuaian dan Konsolidasi
Eliminasi
Laporan L/R
Penjualan 48.000 52.500 a.48.000 52.500
HPP 40.000 42.000 c. 2.000 a.48.000 35.000
b. 1.000
Laba Bruto 8.000 10.500 17.500

Neraca
Persediaan 12.000 c. 2.000 10.000
Investasi pd PT S b. 1.000
Ayat jurnal kertas kerja konsolidasi :
a. Mengeliminasi penjualan dan pembelian atar perusahaan
Penjualan 48.000
HPP 48.000
b. Mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan
Investasi pada PT S 1.000
HPP 1.000
c. Menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir
HPP 2.000
Persediaan 2.000
PENJUALAN ARUS KE BAWAH DAN ARUS KE ATAS
• Penjualan oleh perusahaan induk kepada perusahaan anak disebut
dengan penjualan arus ke bawah.

• Penjualan oleh perusahaan anak kepada perusahaan induk disebut


dengan penjualan arus ke atas.

• Dalam kasus penjualan arus ke bawah, pendapatan terpisah


perusahaan induk meliputi seluruh jumlah laba yang belum
direalisasi (termasuk dalam akun penjualan dan harga pokok
penjualannya), dan pendapatan perusahaan anak tidak
terpengaruh.
PENJUALAN ARUS KE BAWAH DAN ARUS KE ATAS

• Pendapatan hak minoritas mungkin terpengaruh jika laba bersih


perusahaan anak memasukkan laba yang belum direalisasi (situasi
arus ke atas).

• Sebaliknya pendapatan hak minoritas tidak terpengaruh jika


pendapatan terpisah perusahaan induk memasukkan laba yang
belum direalisasi (situasi arus ke bawah).

• Jika laba bersih perusahaan anak disajikan terlalu besar (dari sudut
pandang entitas yang dikonsolidasikan), karena perusahaan anak
memasukkan laba yang belum direalisasi, pendapatan yang
dialokasikan kepada hak minoritas seharusnya didasarkan pada
pendapatan perusahaan anak yang telah direalisasi.
PENJUALAN ARUS KE BAWAH DAN ARUS KE ATAS

• Laba dan rugi yang belum direalisasi dari penjualan


arus ke atas dialokasikan secara proporsional antara
laba bersih konsolidasi (hak mayoritas) dan
pendapatan hak minoritas (hak minoritas).
ILUSTRASI : PENGARUH ARUS KE BAWAH DAN ARUS KE ATAS PADA PERHITUNGAN
PENDAPATAN

• Pendapatan terpisah perusahaan induk dan 80% kepemilikannya pada perusahaan anak tahun 2005
sbb :
Induk (Rp) Anak (Rp)
Penjualan 600.000 300.000
HPP 300.000 180.000
Laba Bruto 300.000 120.000
Beban2 -100.000 - 70.000
Pendapatan terpisah induk 200.000
Pendapatan bersih anak 50.000

• Penjualan antar perusahaan selama 2005 Rp 100.000.


• Pada 31 Desember 2005, dalam persediaan termasuk Rp 20.000 laba yang belum direalisasi.
Perhitungan Laba Bersih Konsolidasi
Catatan : Perbedaan dalam perhitungan laba bersih konsolidasi
berdasarkan asumsi arus ke atas dan arus ke bawah hanya
terletak pada perhitungan pendapatan hak minoritas.

Arus ke Bawah Arus ke Atas

Pendapatan terpisah induk 200.000 200.000


Tambah : Pendapatan dari anak
*Arus ke bawah :
Ekuitas dalam laba yg dilaporkan anak dikurangi laba yg belum
direalisasi (50.000x80%) -20.000 20.000
*Arus ke atas :
Ekuitas dalam pendapatan anak yg telah direalisasi
(50.000 – 20.000) x 80% 24.000

Laba bersih induk (dan konsolidasi) 220.000 224.000


PERUSAHAAN INDUK DAN PERUSAHAAN ANAK
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2005
Penjualan Penjualan
Arus ke Bawah Arus ke Atas
Penjualan (900.000 – 100.000) 800.000 800.000
HPP (480.000+20.000-100.000) -400.000 -400.000
Laba Bruto 400.000 400.000
Beban-beban (100.000+70.000) -170.000 -170.000
Total pendapatan yang telah direalisasi 230.000 230.000
Dikurangi : Pendapatan hak minoritas -10.000 -6.000
Laba bersih konsolidasi 220.000 224.000
LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS KE
BAWAH

• Karena seluruh jumlah laba bruto atas barang dagangan yang dijual secara arus ke
bawah dan sisanya yang terdapat pada persediaan perusahaan anak meningkatkan
pendapatan perusahaan induk, maka seluruh jumlah tersebut harus dieliminasi dari
laporan laba bersih perusahaan induk berdasarkan metode ekuitas.

• Konsisten dengan metode konsolidasi satu baris, hal ini dilakukan dengan mengurangi
pendapatan investasi dan akun investasi.

• Dalam laporan konsolidasi, laba bruto yang belum direalisasi dieliminasi dengan
meningkatkan HPP konsolidasi dan mengurangi persediaan atas dasar harga perolehan
bagi entitas yang dikonsolidasikan.
ILUSTRASI : PENANGGUHAN LABA ANTAR-PERUSAHAAN DALAM PERIODE
PENJUALAN ANTAR-PERUSAHAAN

• PT Perkasa mempunyai 90% saham berhak suara PT Sakti.


• Laporan L/R terpisah PT P dan PT S tahun 2007, sebelum
mempertimbangkan laba yang belum direalisasi:
PT P PT S

Penjualan 100.000 50.000


HPP 60.000 35.000
Laba Bruto 40.000 15.000
Beban-beban 15.000 5.000
Laba Operasi 25.000 10.000
Pendapatan dari PT Sakti 9.000
Laba Bersih 34.000 10.000
• Penjualan PT P termasuk Rp15.000 yang dijual ke PT S dengan laba Rp
6.250.
• Dalam persediaan PT S 31 Des 2007, termasuk 40% barang dagangan
dari transaksi antar-perusahaan. Laba yang belum direalisasi dalam
persediaan PT S Rp 2.500 (harga transfer 6.000 – harga pokok 3.500)
direfleksikan dalam laba operasi PT P.
• Pengakuan bagian atas pendapatan PT S dan penangguhan
pengakuan laba yang belum direalisasi :
Investasi pada PT S 9.000
Pendapatan dari PT S 9.000

Pendapatan dari PT S 2.500


Investasi pada PT S 2.500
PT PERKASA DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SAKTI
SEBAGIAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2007
PT P 90% PT S Penyesuaian dan Eliminasi Konsolidasi

Laporan Laba Rugi


Penjualan 100.000 50.000 a.15.000 135.000
Pendapatan dari PT S 6.500 c. 6.500
HPP -60.000 -35.000 b. 2.500 a.15.000 -82.500
Beban-beban -15.000 -5.000 -20.000
Pendapatan hak minoritas -1.000
Laba Bersih 31.500 10.000 31.500
Neraca
Persediaan 7.500 b. 2.500 5.000
Investasi pada PT S xxx c. 6.500
ILUSTRASI : LABA ANTAR-PERUSAHAAN SAAT PENJUALAN KEPADA
ENTITAS LUAR
• Barang dagangan yang diperoleh dari PT P selama 2007, dijual oleh PT
S selama 2008, dan tidak ada transaksi antar-perusahaan sepanjang
2008.
• Laporan L/R terpisah PT P dan PT S tahun 2008, sebelum
mempertimbangkan laba yang belum direalisasi:
PT P PT S

Penjualan 120.000 60.000


HPP 80.000 40.000
Laba Bruto 40.000 20.000
Beban-beban 20.000 5.000
Laba Operasi 20.000 15.000
Pendapatan dari PT Sakti 13.500
Laba Bersih 33.500 15.000
• Dari sudut pandang PT P, laba yang belum direalisasi dari tahun
2007 direalisasi tahun 2008 dan pendapatan investasinya dicatat
dan disesuaikan :
Investasi pada PT S 13.500
Pendapatan dari PT S 13.500

Investasi pada PT S 2.500


Pendapatan dari PT S 2.500
PT PERKASA DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SAKTI
SEBAGIAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2008
PT P 90% PT S Penyesuaian dan Eliminasi Konsolidasi

Laporan Laba Rugi


Penjualan 120.000 60.000 180.000
Pendapatan dari PT S 16.000 b.16.000
HPP -80.000 -40.000 a. 2.500 -117.500
Beban-beban -20.000 -5.000 -25.000
Pendapatan hak minoritas -1.500
Laba Bersih 36.000 15.000 36.000
Neraca
Persediaan
Investasi pada PT S xxx a. 2.500 b.16.000
LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS KE
ATAS

• Penjualan arus ke atas meningkatkan penjualan, HPP, dan


laba bruto anak, tetapi tidak mempengaruhi laba operasi
induk sampai barang dagangan dijual oleh induk ke
entitas lain.
• Laba bersih induk dipengaruhi, karena induk mengakui
bagiannya atas pendapatan anak atas dasar ekuitas.
• Induk menangguhkan laba yang belum direalisasi sebesar
persentase kepemilikannya pada perusahaan anak.

Anda mungkin juga menyukai