Anda di halaman 1dari 6

PROVOSI DAN KONTIJENSI

NAMA : NI KM TRI MONICA PERMATA SARI


NIM : 120211458
FAKULTAS/ JURUSAN : FEB/AKUNTANSI A
MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II
PROVISI

Dalam PSAK 57 ( Revisi 2004), provisi disebut sebagai


kewajiban diestimasi. Liabilitas kontinjensi hanya diungkapkan dalam
laporan keuangan. Istilah provisi dapat juga diartikan sebagai
pencaddangan suatu penurunan yang merupakan akun lawan asset
seperti penurunan nilai depresiasi.

Perbedaan provisi dan liabilitas lain, terletak pada kepastian dari


disisi jumlah dan waktu. Namun provisi telah memenuhi definisi
umum liabilitas yaitu merupakan kewajiban kini, timbuul dari
peristiwa masa lalu dan mengibatkan keluarnya sumber daya entitas.

PENGAKUAN

- Provisi diakui jika :

 Entitas memilki kewajiban kini( baik bersifat hukum


maupun bersifat konstruktif)
 Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut
mengakibatkan arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekenomi dan
 Estimasi yyang andal mengenai jumlah kewajiban
tersebut dapat dibuat jika kondisi di atas tidak
terpenuhi , maka provisi tidak diakui
- Dalam kasus kewajiban kini tidak dapat ditentukan secara jelas :

 Setelah mempertimbangkan semua bukti tersedia


 Terdapat kemungkinan lebih besar terjadi daripada tidak
terjadi bahwa
 Kewajiban kini telah ada ,
 Pada akhir periode pelaporan

- Pertimbangan bukti- bukti yang tersedia :

 Besar kemungkinannya bahwa kewajiban kini telah ada


pada akhir periode pelaporan , entitas mengakui provisi
(jika kreteria pengakuan terpenuhi )
 Jika besar kemungkinan kemungkinan bahwa kewajiban
kini belum ada padda akhir periode pelaporan , entitas
mengungkapkan kewajiban kontijensi.
 Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus
keluar sumber daya kecil

- Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari peristiwa


masa lalu , yang terpisah dari Tindakan entitas pada masa datang
( yaitu penyelenggara entitas pada masa datang)

 ‘’ Independent of future actions ‘’

- CONTOH
 Denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan ,
yang mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban itu tanpa memandang Tindakan
entitas pada masa datang .
 Biaya kegiatan purna – operasi ( decommissioning)
instalansi nuklir sebatas jumlah yang harus ditanggung
entitas untuk memperbaiki kerusakan yang telah
ditimbulkan.

- Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan :

 Nilai tercatat pada awal dan akhir periode;


 Provisi tambahan yang dibuat dalam periode yang
bersangkutan , termasuk peningkatan jumlah pada provisi
yang ada ;
 Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan
dibebankan pada provisi pada periode bersangkutan;
 Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama
periode bersangkutan ; dan
 Peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam
nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan
dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto

- Entitas juga harus mengungkapkan pula :

 Uraian singkat yang mengenai karakteristik kewajiban dan


perkiraan saat arus keluar sumber daya terjadi;
 Indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar
tersebut jika diperlukan dalam rangka menyediakan informasi yang
memadai, entitas harus menggungkapkan asumsi utama yang
mendasari prakiraan peristiwa masa depan.
 Jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan
menyebutkan jumlah asset yang telah diakui untuk estimasi
penggantian tersebut.

KONTINJENSI
Kontinjensi adalah istilah umum yang digunakan untuk sesuatu yang
memiliki ketidakpastian dari sisi kejadian dan jumlah . Dalam
akuntansi, kontinjensi dapat muncul sebagai liabilitas kontinjensi atau
asset kotinjensi . Liabilitas kontinjensi lebih sering dijumpai
dibandingkan dengan asset kontinjensi. Prinsip konservatisme dan
kehati-hatian menyebabkan asset kontinjensi tidak akan pernah diakui
sampai asset tersebut diperoleh.

Aseet kontijensi jika potensi terjadinya tinggi dan nilai dapat


diestimasi dengan andal, hanya boleh diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan. PSAK 57 ( revisi 2009) mengatur penyajian dan
pengungkapan untuk provisi dan kontijensi.
- Liabilitas kontinjensi menurut PSAK 57 ( revisi 2009) adalah :

 Liabilitas potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu


dan keberadaanya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
 Liabilitas kini timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu,
tetapi tidak diakui karena:
 Tidak terdapat kemungkinan besar (probable)
entitas mengeluarkan sumber daya untuk
menyelesaikan liabilitasnya.
 Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur
secara andal. Liabilitas kontinjensi tidak diakui
dalam laporan keuangan , karena hanya perlu
diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.

Untuk itu PSAK 57( revisi 2009) mengharuskan entitas melakukan


review atas liabilitas kontinjensi , apakah kemungkinan besar dapat
diukur dengan andal sehingga berubah menjadi provisi atau liabilitas
kini lainnya atau sebaliknya .

Anda mungkin juga menyukai