Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

NAMA : NI KM TRI MONICA PERMATA SARI


NIM : 120211458
FAKULTAS/JURUSAN : FEB/AKUNTANSI A
MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II
PENGERTIAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

Liabilitas jangka pendek adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang
harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun.

 Jenis- Jenis Liabilitas Jangka Pendek


1. Utang Usaha ; atau Utang Dagang
2. Wesel Bayar
3. Utang Bank Jangka Pendek
4. Liabilitas Jangka Panjang yang akan jatuh tempo
5. Liabilitas Jangka Pendek yang akan didanai kembali
6. Utang dividen
7. Pendapatan yang diterima dimuka
8. Utang PPN/ PPnBM
9. Utang pajak penghasilan
10. Utang gaji
11. Utang pajak pihak ketiga

 Utang dagang
Utang dagang ( Account Payable) adalah jumlah yang belum dibayarkan
atas barang atau jasa yang telah diserahkan atau diselesaikan dari
supplier.

Pada Utang Dagang terdapat perjanjian pembelian seperti 2/10, n/30


maksud dari perjanjian pembelian tersebut adalah pembelian akan
diberikan potongan 2% jika dibayarkan dalam waktu 10 hari, dalam
jangka waktu kredit 30 hari
 Wesel Bayar
Wesel bayar atau Notes Payable adalah janji untuk membayar sejumlah
tertentu pada waktu yang telah ditentukan.

Wesel bayar diterbitkan unttuk melunasi utang atau pembayaran


pembelian yang dapat bersifat jangka pendek atau jangka Panjang. Wesel
bayar seringkali berbunga, jika tidak berbunga maka diterbitkan dengan
diskon.

 Utang Bank Jangka Pendek


Utang bank jangka pendek termasuk kedalam klarifikasi sebagai liabilitas
jangka pendek. Pencatatan transaksi pada utang bank jangka pendek
hamper sama dengan wesel bayar.

Biaya transaksinya akan menambah nilai utang dan provisi akan


mengurangi nilai utang. Terdapat bunga dan tingkat suku bunga akan
diitung ulang untuk memperoleh tarif bunga efektif. Tarif bunga efektif
tersebut digunakan untuk menghitung bunga.

 Liabilitas Jangka Panjang Yang Akan Jatuh Tempo


Liabilitas jangka Panjang yang akan jatuh tempo periode berikutnya atau
current portion of longterm liability adalah liabilitas jangka Panjang yang
akan dilunasi periode berikutnya diklasifikasikan menjadi liabilitas
jangka pendek, kecuali :

1. Dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak diklasifikasikan


sebagai asset lancar.
2. Dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan liabilitas jangka
Panjang yang baru
3. Dikonversi menjadi saham

Liabilitas jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan, diklasifikasikan dalam jangka pendek meskipun:

1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih


dari 12 bulan
2. Perjanjian untuk ppembiayan kembali atau pendjadwalan kembali
pembayaran atas dasar jangka Panjang telah diselesaikan setelah
periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan
keuangan untuk tidak mensyaratkan pembayran sebagai
konsekuensi atas pelanggran tersebut.

Entitas mengklasifikasi liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka


pendek karena pada akhir periode pelaporan entitas tidak memiliki hak
untuk menunda penyelesaian liabilitas tersebut dalam jangka waktu
sekurang- kurangnya 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

Perubahan perjanjian kredit dapat terjadi juga untuk liabilitas jangka


pendek. Utang bank jangka pendek misalnya dapat saja dilakukan
pendanaan kembali (refinancing) dengan menggunakan utang bank
jangka Panjang.

 Liabilitas Jangka Pendek Yang Akan Dibiayai Kembali.


Liabilitas jangka pendek yang akan dibiayai kembali yang akan jatuh
tempo dalam 12 bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai
liabilitas jangka pendek , jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat
untuk membiayai kembali.
Pelanggaran perjanjian utang yang mengikabtkan kreditur meminta
percepatan pembayaran, maka liabilitas tersebu disajikan sebagai
liabilitas pendek meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran
selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuam tersebut
diperoleh setelah tanggal pelaporan.

 Utang dividen
Utang dividen yang diakui hanyalah dividen tunai atau dividen yang
diberikan dalam bentuk asset. Utang dividen diakui pada saat
pengumuman dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Dividen saham tidak dicatat oleh penerima dan tidak ada pengakuan
utang. Dividen saham akan dicatat dengan mereklasifikasikan saldo laba
ke modal atau agio saham.

Contoh : Tanggal 30 Desember 2002 diumumkan akan dibagikan dividen


sebesar Rp 500.000,00 kepada para pemegang saham, maka perusahaan
akan menjurnal:
Des 30 Laba ditahan Rp 500.000,000
Hutang dividen Rp 500.000,00

(pengumuman pembagian dividen kepada pemegang saham)

 Pendapatan diterima dimuka


Pada saat kas diterima dari pelanggan, entitas akan mencatat pendapatan
diterima dimuka. Jika pekerjaan telah diselesaikan atau barang telah
dikirimkan, pendapatan diterima dimuka tersebut akan didebit atau diakui
sebagai pendapatan (kredit).
 Utang PPN/ PPnBM
PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang
diciptakan oleh perusahaan. PPN sebenarnya ditanggungg oleh konsumen
sebagai pemakai barang atau jasa, namun pengusaha kena pajak atau
entitas yang bertugas melakukan pemungutan pajak.

PPN tidak mempengaruhi nilai penjualan atau persedian (pembelian)


kecuali PPN yang tidak dapat dikredditkan. Hal ini sesuai dengan PSAK
14 (Revisi 2010) Persediaan dan PSAK 16 (Revisi 2011) Aset tetap yang
menyatakan bahwa pajak yang dapat dikreditkan tidak boleh menambah
harga perolehan persediaan dan asset tetap.

Utang PPN akan dibayarkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.


Jika PPN masukan lebih besar, maka kelebihan pembayaran PPN ini akan
dikompensasi pada pembayaran pajak periode berikutnya atau dimintakan
restisusi diberikan, pihak raja akan melakukan pemeriksaan.

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang


dikenakan atas penjualan barang mewah. PPnBM tidak dapat dikreditkan.
Bagi produsen barang mewah, PPnBM dikenakan harus disetorkan ke kas
negara. Bagi importir barang mewah, PPnBM dibayarkan ke kas negara
bersamaan dengan pembayaran pajak impor dan bea masuk.

 Utang Pajak Penghasilan


Beban pajak penghasilan terdiri dari dua yaitu pajak kini dan pajak
tangguhan. Pajak kini adalah pajak yang dihitung menurut ketentuan
pajak atas penghasilan yang diperoleh entitas dalam satu periode. Pajak
kini juga merupakan pajak terutang dalam satu tahun fiscal yang
tercantum dalam Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan ditambah pajak
final jika ada.

Pajak terutang dalam satu fiscal dikurangi pajak yang telah dipotong
pihak lain akan menghasilkan pajak kurang (PPh 29) atau lebih bayar
akhir tahun (PPh 28). PPh 29 atau pajak kurang bayar akan disajikan
sebagai utang pajak kini.

 Utang gaji
Imbalan kerja diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pension,
dan lainnya, untuk mengelola pembayaran gaji, entitas biasanya memiliki
sistem gaji (payroll system) yang dapat menghitung gaji untuk tiap
karyawan, potongan untuk tiap individu. Gaji menurut UU Pajak
Penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima gaji dan
entitas yang membayarkan harus memotong pajak saat pembayaraan gaji
dilakukan.

Pajak yang dipotong oleh badan atas gaji dan penghasilan lain yang
diterima oleh pekerja disebut PPh Pasal 21. Gaji perbulan tersebut
disetahunkan, kemudian dikalikan dengan tarif yang berlaku (PPh Pasal
17 wajib pajak pribadi) untuk mendapatkan pajak setahun Karyawan
biasanya diberikan asuransi kecelakaan kerja, asuransi Kesehatan,
jaminan hari tua.
 Utang Pajak Pihak Ketiga
Pajak yang dipotong diantaranya adalah PPh 21 atas gaji yang diterima.
PPh 26 atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri, PPh 23
atas jasa, sewa, bunga royalty. Jika pembayaran pajak tidak dilakukan
secara bersamaan dengan pembayaran kepada pihak ketiga maka akan
timbul utang pajak penghasilan.

 KESIMPULAN
Liabilitas jangka pendek adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga
yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai