MODUL -07
PENGUKURAN KINERJA PADA
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Oleh :
Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA, CPMA, CA, ACPA, CACP
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
1. Pusat Biaya:
a. Pemerintah Pusat (Kemenkes, Kemendikbud dll)
b. Pemerintah daerah (Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas
Pekerjaan Umum dll).
2. Pusat Pendapatn:
a. Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak, Ditjen Bea& Cukai dll)
b. Pemerintah daerah (Dinas Pendapatan, Pengelolaan, keuangan dan
Aset Daerah/DPPKAD) dan kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
(KPPT).
3. Pusat laba: BUMN, BUMD, Obyek Wisata Pemda dll
4. Pusat Investasi: Dinas Bina Marga, Dinas Pekerjaan umum.
5. Pusat Beban terbatas (Discretionary Expense Centre): bagian sekteratriat
atau bagan tata Usaha pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat daerah)
yang betangungjawab atas belanja, adminsitrasi kantor untuk
mendukung operasional kantor sehari-hari serta pelaksanan program
dan kegiatan SKPD secara keseluruhan.
Pengukuran Kinerja pada
Pemerintah Teori dan Aplikasi
1. Pengukuran ekonomi
Hanya mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan
a. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah
dianggarkan oleh organisasi?
b. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya
organisasi lain yang sejenis yang dapat
diperbandingkan?
c. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya
finansialnya secara optimal?
Konsep Value for Money pada
Pengukuran Kinerja
2. Pengukuran efisiensi
➢ Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input.
➢ Perbaikan terhadap efisensi dapat dilakukan dengan beberapa
cara:
1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
2. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada
proporsi peningkatan input.
3. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
4. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada
proporsi penurunan output.
➢ Penyebut atau input seringkali diukur dalam bentuk satuan mata
uang.
➢ Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah uang
ataupun satuan fisik.
Konsep Value for Money pada
Pengukuran Kinerja
a. Efisiensi alokasi
Terkait dengan kemampuan mendayagunakan
sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal
b. Efisiensi teknis atau manajerial
Terkait dengan kemampuan mendayagunakan
sumber daya input pada tingkat output tertentu
Konsep Value for Money pada
Pengukuran Kinerja
3. Pengukuran efektivitas
➢ Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuannya.
➢ Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa
besar biaya yang telah dikeluarkan untuk
mencapai tujuan tersebut.
➢ Efektivitas hanya melihat apakah suatu
kegiatan atau program telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Konsep Dasar : Input, Output dan
Outcome
1. Indikator Input.
➢ Input adalah semua jenis sumber daya masukan yang
digunakan dalam suatu proses tertentu untuk
menghasilkan output.
➢ Input dibagi 2 (dua):
a. Input primer (kas)
b. Input sekunder (bahan baku, personil, infrasktur dll.
➢ Pengukuran input dilakukan dengan cara
membandingkan input sekunder dengan input primer.
➢ Pengukuran input = pengukuran ekonomi untuk
mengetahui biaya per unit input (cost of input).
Konsep Dasar : Input, Output dan
Outcome
2. Indikator Output.
➢ Output adalah hasil langsung dari suatu proses.
➢ Pengukuran output adalah pengukuran keluaran yang
dihasilkan dari proses.
➢ Ukuran ouput menunjukkan hasil implementasi program atau
aktivitas.
➢ Pengukuran output memeiliki harus karakteristik:
a. Ditujukan ke bidang kinerja sesungguhnya.
b. Tepat sasaran.
c. Tepat waktu.
d. Obyektif.
➢ Jika pengukuran output tidak memiliki salah satu dari 4
karakteristik tsb maka sistem pengendalian yang berorientasi
pada output dapat mengalami kegagalan.
Konsep Dasar : Input, Output dan
Outcome
3. Indikator Outcome.
➢ Outcome adalah dampak suatu kegiatan terhadap masyarakat.
➢ Outcome lebih tingginya nilainya dari pada output, karena output
hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap
masyarakat.
➢ Outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan
➢ Pengukuran outcome memiliki dua peran,
1. Peran retrospektif penilaian kinerja masa lalu: menentukan
apakah manfaat yang diharapkan (expected benefit) dari suatu
program publik telah terwujud.
2. Peran prospektif terkait dengan perencanaan kinerja di masa
yang akan datang: memberikan bukti terhadap praktik yang
baik (good management). Bukti tersebut dapat menjadi dasar
untuk menetapkan target di masa yang akan datang dan
mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik.
Konsep Best Value
Oleh :
Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA,CPMA,CA,ACPA, CACP
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
(STIE TRISAKTI) JAKARTA
Edisi 02 – Agustus 2021
MATERI KULIAH
Basis Akuntansi
➢ Basis Akuntansi:
o Perlakuan pengakuan atas hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi
keuangan.
o Perbedaan basis akan berpengaruh terhadap proses akuntansi.
➢ PP No 71 tahun 2010 (berbasis akrual):
o Basis akuntansi yang digunakan tidak sepenuhnya berbasis akrual.
o Mengarah pada penggunana Basis Akrual Modifikasian (Modified Accrual
basis), transaksi tertentu dicatat menggunakan basis kas dan untuk sebagai
besar transaksi menggunakan basis akrual.
o SAP yang mengakui:
▪ Pendapatan-LO, beban, aset, utang dan ekuitas dalam pelaporan finansial
berbasis akrual.
▪ Pendapatan-LRA, belanja dan pembiayaan dalam Pelaporan Pelaksanaan
Anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN / APBD (basis
kas).
➢ SAP berbasis akrual secara bertahap akan diatur dalam Permenkeu untuk
Pemerintah Pusat dan Permendagri untuk Prmrrintah Daerah.
Peraturan Pemerintah (PP) No 71 Tahun 2010
tentang Akuntansi Sektor Pemerintah (SAP)
➢ Di Indonesia:
o penyusunan standar akuntansi pemerintahan dilakukan
oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP),
yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres)
no 84 tahun 2004 tentang keanggotaan KSAP.
o Penetapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
melalui Peraturan Pemerintah (PP).
➢ Di Amerika serikat:
o Terdapat Pemerintah Pusat (State Government) dan
Pemerintah Daerah (Local Government).
o Standar akuntansi dikeluarkan oleh Government
Accounting Standard Board (GASB).
Perbandingan Standar Akuntansi Sektor Publik atau
Pemerintah di Indonesia dengan Amerika
9. Jumlah PSAP pada SAP dan jumlah PSAK pada SAK. SAK
jauh lebih matang daripada SAP. Jumlah PSAP hanya 12 ,
sedangkan PSAK bertambah seiring dengan adanya
penyesuaian / adopsi IFRS.
Terdapat keunikan tersendiri yang dimiliki oleh organisasi
pemerintah yang tidak dapat dinaungi oleh PSAK.
PSAK dapat dijadikan pembanding bagi KSAP dalam
menyusun atau merevisi PSAP.
Referensi
Oleh :
Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA,CPMA,CA,ACPA,CACP
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
Definisi LRA
➢ Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu
komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan
informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan
secara tersanding untuk suatu periode tertentu.
PSAP No. 2 : Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Basis Akuntansi
Aset Donasi
1. Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus
dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
2. Perolehan suatu aset tetap yang memenuhi kriteria
perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut diakui
sebagai pendapatan operasional.
Pengeluaran setelah Perolehan.
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang
memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar
memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam
bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar
kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang
bersangkutan.
PSAP No. 7 : Aset Tetap
Penyusutan dan Prasyarat Penyusutan
Penyusutan
1. Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap
yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset
ybs.
2. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban
penyusutan dalam laporan operasional.
3. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap
dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tsb.
Prasyarat Penyusutan
1. Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan.
2. Identifikasi aset yang nilainya menurun.
3. Harus diketahui masa manfaatnya
4. Diketahui Kondisi yang menyebabkan penurunan aset tetap (misalnya yang
mudah obsolet).
PSAP No. 7 : Aset Tetap
Metode Penyusutan
Definisi:
Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti
bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
Manfaat Sosial:
Manfaat yang tidak dapat diukur secara langsung dengan satuan
uang namun berpengaruh pada peningkatan pelayanan Pemerintah
pada masyarakat luas maupun golongan masyarakat tertentu.
Investasi yang dilakukan Pemerintah dapat berupa pemanfaatan
surplus anggaran untuk mendapatkan pendapatan dalam jangka
Panjang dan pemanfaatan dana menganggur untuk investasi jangka
pendek dalam rangka manajemen kas.
PSAP No. 6 : Akuntansi Investasi
Investasi Jangka Pendek
1. Jika mempunyai pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, nilai
pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar
2. Investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan
nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.
3. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya
saham dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya
perolehan.
4. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa
biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar
investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar.
Apabila tidak ada nilai wajar, investasi dinilai berdasarkan nilai
wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tsb.
PSAP No. 6 : Akuntansi Investasi
Pengukuran Investasi
1. Metode biaya:
Investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut
diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi
besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.
2. Metode ekuitas:
Pemerintah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan
ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah
tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang
diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah.
Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi
kepemilikan investasi pemerintah, misalnya adanya perubahan yang timbul
akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan:
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
PSAP No. 6 : Akuntansi Investasi
Kriteria Metode Penilaian Investasi
Ruang Lingkup
Manfaat LO
Menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional
keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO,
beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan
yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
PSAP No. 12 :Laporan Operasional (LO)
Konsepsi Basis
Aset &
Pendapatan Beban Cost Kinerja
Kewajiban
Mengaitkan cost dengan kinerja
LAPORAN LAPORAN
EVALUASI KINERJA
KEUANGAN KINERJA
PSAP No. 12 :Laporan Operasional (LO)
Peranan LO - Ekuitas
Surplus/defisit LO pada
periode bersangkutan
• Pendapatan/Beban yg
• Sifatnya tidak rutin, termasuk Kegiatan Non bukan n operasi biasa
surplus/defisit dari penjualan Pos Luar Biasa • Tidak diharapkan
aset non lancar dan Operasional sering/rutin terjadi
penyelesaian kewajiban • Di luar kendali/ pengaruh
jangka panjang entitas ybs
• Sifat & jumlah diungkap
dalam CalK
69
PSAP No. 12 :Laporan Operasional (LO)
Struktur dan Isi
Oleh :
Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA,CPMA,CA,ACPA,CA
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
No Beban Belanja
1 Diukur dan diakui dengan basis Diukur dan diakui dengan basis
Akuntansi Akrual Akuntansi Kas.
1. Pengakuan Persediaan.
Persediaan diakui saat:
a. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah.
b. Mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
c. Telah diterima atau hak kepemilkannya dan/ atau kepenguasaannya
berpindah.
2. Pengakuan Beban Persediaan.
Terdapat 2 pendekatan:
a. Pendekatan Aset.
Pengakuan beban persediaan diakui ketika persediaan telah dipakai
atau dikonsumsi.
Pendekatan aset disarankan untuk persediaan yang nilainya material
dan penggunaannya selama satu periode.
b. Pendekatan beban.
Setiap pembelian persediaan akan langsung dicatat sebagai beban.
Akuntansi Persediaan
Metode Pencatatan Persediaan
1. Metode Perpetual.
➢ Fungsi akuntansi selalu mengkinikan nilai persediaan setiap ada persediaan yang
masuk maupun keluar.
➢ Umumnya digunakan untuk jenis persediaan berkaitan dengan operasional
utama dan membutuhkan pengendalian yang kuat.
➢ Contoh: Persediaan obata-obatan di RSUD, persediaan pupuk di Dinas Pertanian
dll.
2. Metode Periodik.
➢ Fungsi akuntansi tidak langsung mengkinikan nilai persediaan ketika terjadi
pemakaian persediaan.
➢ Jumlah persediaan akhir diketahui dengan melakukan perhitungan fisik (stock
opname) pada akhir periode dan dibuatkan jurnal penyesuaian untuk
mengkinikan nilai persediaan.
➢ Umumnya digunakan untuk jenis persediaan yang sifatnya sebagai pendukung
kegiatan Pemda.
➢ Contoh: Persediaan ATK di sekretariat.
Akuntansi Persediaan
Pengakuan Selisih Persediaan
Permendagri 64 Th 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
➢ Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
➢ Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang
dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban Desa.
AKUNTABILITAS PEMERINTAH DAN DESA
Oleh :
Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA,CPMA,CA,ACPA,CACP
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
➢ Pengertian Parpol:
Organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota masyarakat, bangsa dan
negara serta memelihara keutuhan Negara kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD negara RI
tahun 1945. 2
PARTAI POLITIK SEBAGAI SEBUAH ENTITAS
Tujuan Umum dan Khusus Parpol
Parpol berfungsi:
1. Untuk mengembangkan kesadaran atas hak dan
kewajiban politik rakyat.
2. Menyalurkan kepentingan masyarakat dalam
pembuatan kebijakan negara.
3. Untuk membina dan mempersiapkan anggota
masyarakat untuk mengisi jabatan-jabatan politik
sesuai dengan mekanisme demokrasi.
4. Sebagai sarana pengatur konflik dengan mengatasi
persaingan dan perbedaan pendapat dalam
4
masyarakat.
PARTAI POLITIK SEBAGAI SEBUAH ENTITAS
Karakteristik Aktivitas Parpol
3. Entitas Pelaporan
▪ DPP dapat diperlakukan sebagai entitas pelaporan.
▪ Laporan dana kampanye harus dilakukan pada tingkat DPP, DPW dan DPC
secara terpisah, sesua dengan pembagian pada Pemilu (Legislatif),
Pemilihan anggota DPR, DPRD Proviinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
6
PARTAI POLITIK SEBAGAI SEBUAH ENTITAS
Keuangan Parpol
1. Pihak Internal:
a. Ketua Papol.
b. Staf.
c. Anggota.
2. Pihak Eksternal:
a. Donatur.
b. Suplier/Pemasok/Kreditur.
c. Konstituen/Basis Massa.
d. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
e. Pemerintah (Pusat dan Daerah). 9
TINJAUAN TERHADAP PSAK NO 45 DAN KEBUTUHAN
STANDAR AKUNTANSI UNTUK PARTAI POLITIK
5 Hasil kegiatan berupa jasa pelayanan untuk Hasil kegiatan berupa kekuasan
kepentingan umum. politik.
6 Akuntabilitas berupa kegiatan sesuai dengan Akuntabilitas: bersih dari politik uang,
tujuan organisasi dan manajemen yang baik. kepatuhan pada hukum dan posisi
politik sesuai janji kepada rakyat.
7 Kinerjanya dinilai dari rasio biaya terhadap Kinerjanya dinilai dari rasio biaya dan
kualitas jasa/ produk social yang dihasilkan. jumlah suara yang didapatkannya
dalam Pemilu.
8 Kecuali Ormas, Kebutuhan publik untuk Kebutuhan publik untuk menilai
menilai kinerjanya lebih kecil dibanding kinerjanya Parpol lebih besar 11
Parpol. dibanding Organisasi Nirlaba lainnya
LAPORAN KEUANGAN PARTAI POLITIK
PEDOMAN PENYUSUNAN & AUDIT
13
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Keuangan BLUD
1. Kebijakan Akuntansi.
➢ Meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi,
peraturan dan prosedur yang digunakan BLUD.
➢ Pertimbangan dan pemilihan kebijakan akuntansi perlu
disesuaikan dengan kondisi BLUD, sbb:
a. Penyajian wajar.
b. Substansi mengungguli bentuk (substance over form).
c. Materialitas.
3. Prosedur Akuntansi.
➢ Digunakan untuk menganalisis, mencatat, mengklasifikasi dan
mengikhtisarkan informasi untuk disajikan di laporan
keuangan.
➢ Mengacu pada sikulus akuntansi (accounting cycle).
4. Bagan akun Standar (BAS).
➢ Merupakan daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan
disusun secara sistematis oleh pimpinan BLUD untuk
memudahkan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
anggaran serta akuntansi dan pelaporan keuangan.
➢ Untuk tujuan konsolidasi Laporan keuangan BLUD dengan
Laporan Keuangan Daerah digunakan BAS yang telah
ditetapkan oleh Kepala daerah. 17
Penyusunan Laporan Keuangan
20
Penyajian Laporan Keuangan
22
MATERI KULIAH ONLINE AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
MODUL -12
AKUNTANSI UNTUK LSM DAN LEMBAGA NON
PROFIT LAINNYA (UNIVERSITAS, YAYASAN,
RUMAH SAKIT & TEMPAT IBADAH)
Oleh :
Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA,CPMA,CA,ACPA,CACP
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
1. Pengertian LSM.
2. Ciri-ciri dan Tipologi LSM.
3. Fungsi dan Peran LSM.
4. Struktur Organisasi LSM.
5. Pengelolaan keuangan LSM.
6. Akuntabilitas LSM.
7. Mengembangkan Akuntansi untuk LSM.
8. Sistem Akuntansi LSM.
Akuntansi untuk LSM
Pengertian LSM
1. Akuntansi Universitas.
2. Badan Layanan Umum (BLU).
3. Akuntansi BLU Universitas.
4. Implikasi penerapan BLU terhadap
Aplikasi Akuntansi.
Akuntansi Universitas