Anda di halaman 1dari 8

1.

1 Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi

Perencanaan adalah salah satu cara bagi suatu organisasi untuk menetapkan tujuan dan
sasarannya. Perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk mencegah keadaan di masa
mendatang. Perencanaan meliputi aktivitas yang bersifat strategis, taktis, dan melibatkan aspek
operasional. Dalam organisasi khususnya sector public, factor politik dan ekonomi ini sangat
berpengaruh terhadap tingkat kestabilan organisasi. Informasi akuntansi diperlukan dalam
membuat prediksi – prediksi dan perkiraan mengenai kejadian ekonomi di masa mendatang yang
dikaitkan dengan keadaan ekonomi dan politik saat ini. Selain itu globalisasi yang semakin pesat
serta pengaruh pesatnya teknologi informasi yang merambah ke semua sector, termasuk sector
public turut akan meningkatkan tingkat ketidakpastian. Untuk itu, akuntansi sebagai perencanaan
memiliki peranan yang utama dalam menentukan arah organisasi. Informasi akuntansi sebagai
alat perencaan pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

- Informasi yang sifatnya rutin


- Informasi yang kuantitatif atau kualitatif
- Informasi yang disampaikan melalui media formal atau informal
1.2 Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi

Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Untuk menjamin bahwa
tujuan yang akan dicapai organisasi agar dapat berjalan secara ekonomis, efisien, dan efektif itu
sangat diperlukan suatu system pengendalian yang efektif. Pengendalian untuk manajemen level
bawah lebih bersifat tegas dan memaksa, sedangkan untuk manajemen level atas justru lebih
bersifat normative. Dalam memahami akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan saat
menggunakan informasi akuntansinya, baik digunakan sebagai alat pengendalian keuangan
maupun sebagai alat pengendalian organisasi. Pengendalian yang berkaitan dengan keuangan ini
mencakup tentang peraturan atau system aliran kas dalam organisasi. Sedangkan pengendalian
yang berkaitan dengan organisasi mencakup tentang pengintegrasian aktivitas fungsional ke
dalam system organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi memerlukan informasi
yang lebih luas dibandingkan dengan pengendalian keuangan.
1.3 Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Peran akuntansi manajemen dalam organisasi khususnya sector public adalah dapat memberikan
informasi akuntansi yang relevan serta handal kepada para manajer dalam melakukan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi yang telah dijelaskan tadi. Dalam sector public,
perencanaan akan dimulai saat telah dilakukannnya perencanaan strategik. Sedangkan
pengendalian dilakukan terhadap pengendalian tugas. Peran akuntansi manajemen dalam sektor
publik dapat meliputi :

1. Perencanaan strategik;
2. Pemberian informasi biaya;
3. Penilaian investasi;
4. Penganggaran;
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tarif pelayanan (charging for
services); dan
6. Penilaian kinerja

1.4 Tipe Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Pengendalian preventif (prevenlive control) merupakan tahapan pengendalian dalam


manajernen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan
dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan
melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan
dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi
kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

1.5 Struktur Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility
centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu
organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggung jawaban.

Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:

1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya;
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat;
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien;
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.

Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk men:uiPnaantkaka hubungan


yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasiin kan
dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang di-sedangkan
output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.

- Pusat-Pusat Pertanggungjawaban

Pada dasarnya terctat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:

1. Pusat biaya (expense center)

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat biaya apabila ukuran
kinerja dinilai berdasarkan biaya yang tel digunakan (bukan nilai output yang dihasilkan). Pusat
biaya banyak dijumpai pada sektor publik karena output yang dihasilkan seringkali ada akan
tetapi tidak dapat diukur atau hanya dapat diukur secara fisik tidak dalam nilai rupiahnya.
Contoh pusat biaya adalah Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
2. Pusat pendapatan (revenue center)

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajemya dinilai


berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh pusat pendapatan adalah Dinas Pendapatan
Daerah dan Departemen Pemasaran.

3. Pusat laba (profit center)

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan input (expense) dengan output
(revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan.
Contoh: BUMN dan 113 UMD, obyek pariwisata milik PEMDA, bandara, dan pelabuhan.

4. Pusat investasi (investment center)

Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh pusat investasi adalah Departemen Riset dan
Pengembangan dan Balitbang.

Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungjawaban, karena pusat


pertanggungjawaban merupakan alat untuk melaksanakan strategi dan program-program yang
telah diseleksi melalui proses perencanaan strategik. Pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi
mempunyai peran yang sangat penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian
anggaran. Meialui pusat pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika telah disahkan
anggaran dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawah untuk dilaksanakan.

Suatu organisasi besar, seperti pernerintah daerah, dapat dianggap sebagai suatu pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban besar tersebut dapat dipecah-pecah lagi
menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban yang kecil hingga pada level pelayanan atau program,
misalnya dinas-dinas dan subdinas-subdinas. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut kemudian
menjadi dasar untuk perencanaan dan pengendalian anggaran serta penilaian kinerja pada unit
yang bersangkutan. Manajer pusat pertanggungjawaban, sebagai budgel holder, memiliki
tanggung jawab untuk melaksanakan anggaran. Pusat pertanggungjawaban memperoleh sumber
daya input berupa tenaga kerja, material, dan sebagainya yang dengan input tersebut diharapkan
dapat menghasilkan output dalam bentuk barang atau pelayanan pada tingkat kuantitas dan
kualitas tertentu. Anggaran mencerminkan nilai rupiah dari input yang dialokasikan ke pusat-
pusat pertanggungjawaban dan output yang diharapkan atau level aktivitas yang dihasilkan.
Pengendalian anggaran meliputi pengukuran terhadap output dan belanja yang riil dilakukan
dibandingkan dengan anggaran. Adanya perbedaan atau varians antara hasil yang dicapai dengan
yang dianggarkan kemudian dianalisis untuk diketahui penyebabnya dan dicari siapa yang
bertanggungjawab atas tcrjadinya varians tersebut, sehingga dapat segera dilakukan tindakan
korektif. Tindakan tersebut biasa dilakukan pada perusahaan-perusahaan swasta. Pada
organisasi-organisasi publik, mekanisme tersebut perlu dilakukan sebagai salah satu cara
pengendalian anggaran.

ldealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian anggaran sejalan dengan
program atau struktur aktivitas organisasi. Dengan perkataan lain, tiap-tiap pusat
pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan
penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut seharusnya
mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada
akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.

Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai belanja (pengeluaran) yang
telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa anggaran sejalan dengan program
kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen untuk dievaluasi kinerjanya yaitu
dibandingkan antara hasil yang telah dicapai anggaran. dibandingkan antara hasil yang telah
dicapai dengan anggaran. Jika sist: anggaran berjalan dengan baik, maka informasi yang
dikirimkan kepada manajer harus relevan dan tepat waktu. Informasi yang relevan merupakan
informasi yang terbaru (up to date) dan akurat. Informasi yang relevan adalah informasi yang
dapat membedakan dengan jelas antara biaya dapat dikendalikan secara langsung (controllable)
dengan biaya-biaya yang tidak dapat dikendalikan (unconfrollable) oleh manajer pusat
pertanggungjawaban.

Untuk biaya-biaya yang sifatnya controllable pengendaliannya dapat dilakukan dengan


menetapkan standar biaya yang tepat. Penetapan standar biaya dapat dilakukan dengan
menggunakan Standard Spending Assessment atau Standar Analisa Belanja (SAB). Sementara
itu, untuk biaya yang sifatnya uncontrollable yang biasanya berupa discretionary expenses maka
pengindahannya dilakukan melalui perencanaan anggaran yang ketat (hard budget). Untuk
menjembatani masalah tersebut, maka setiap pusat pertanggungjawaban perlu ditetapkan tolok
ukur kinerjanya.

Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus dipersiapkan dengan sebaik-
baiknya agar tidak terjadi bias atau penyimpangan. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian
yang paling kompeten untuk menyiapkan anggaran karena merekalah yang paling dekat dan
berhubungan langsung dengan aktivitas pelayanan masyarakat. Pusat pertanggungjawaban dapat
berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up budgeting atau participative
budgeting. Karena pusat pertanggungjawaban mengemban fungsi sebagai budget holder, maka
proses penyiapan dan pengendalian anggaran harus menjadi fokus perhatian manajer pusat
pertanggungjawaban. Keberadaan departemen anggaran dan komite anggaran pada pusat
pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu terciptanya anggaran yang efektif.

Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian anggaran biasanya banyak di-ketahui oleh
bagian departemen anggaran. Departemen anggaran memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Menetapkan prosedur dan formulir untuk persiapan anggaran;


2. Mengkoordinasikan dan membuat asumsi-asumsi sebagai dasar anggaran (asumsi
tersebut misalnya tingkat inflasi, nilai tukar, dan harga migas);
3. Membantu mengkomunikasikan anggaran ke seluruh bagian organisasi;
4. Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat rekomendasi kepada budgetee
(budget dan manajer pusat pertanggungjawaban;
5. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, menginterpretasikan hasil, dan
menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat pertanggungjawaban;
6. Menyiapkan pembuatan revisi anggaran jika diperlukan.

Komite anggaran biasanya terdiri dari para pimpinan puncak, seperti kepala departemen, kepala
dinas, kepala biro, dan sebagainya. Komite anggaran juga memiliki peran yang vital. Komite
anggaran bertugas menyusun anggaran untuk tiap-tiap unit operasi. Departemen anggaran dan
komite anggaran merupakan perangkat yang berada pada pusat pertanggungjawaban. Oleh
karena itu pusat pertanggungjawaban merupakan alat yang sangat vital untuk pelaksanaan dan
pengendalian anggaran. Di samping itu, pusat pertanggungjawaban merupakan basis pengukuran
kinerja, yaitu pembandingan antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran
yang telah ditetapkan.
1.6 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Public

Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri
dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi: (1) perumusan strategi (strategy
formulation), (2) perencanaan strategik (strategic planning), (3) penganggaran, dan (4) penilaian
kinerja

1. Perumusan strategi (Strategy Formulation)

Perumusan strategi adalah proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah
dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab
manajemen puncak (top management). Perumusan strategi dapat bersifat tidak sistematis dan
tidak harus kaku.

2. Perencanaan Strategik (Strategic Planning)

Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik (strategic plannig).


Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang
akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan
dibutuhkan.

Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk
menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalahproses menentukan bagaimana
mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencana-rencana
strategik. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk program-
program

3. Penganggaran

Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap
yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang
agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah
adanya pengaruh politk dalam proses penganggaran.
4. Peniliaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, yang merupakan
bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian.
Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan
mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan hukuman
(punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.

Anda mungkin juga menyukai