Anda di halaman 1dari 34

Oleh:

Aspek Keperilakuan pada : Kelompok 4

• Perencanaan dan Penganggaran Laba


• Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya

Pertemuan ke-5
Anggota Kelompok:

• Ni Kadek Githa Prastya Putri (2107531039)

• Ni Made Widiani (2107531049)

• Alinda Chandra Theana (2107531218)


1
Aspek Keperilakuan pada
Perencanaan & Penganggaran Laba
Pokok Bahasan RPS 5
Fungsi Perencanaan dan Anggaran Laba

Perilaku Penyusunan Anggaran

Konsekuensi Penyampaian Proses Penganggaran

Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan

Case Study: Review Artikel

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Berbagai Fungsi dari Perencanaan Laba dan Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun Fungsi Anggaran


secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan)
moneter dan berlaku untuk periode mendatang.
Hasil akhir dari proses perencanaan

Cetak biru perusahaan untuk bertindak

Sebagai alat komunikasi internal perusahaan

Anggaran adalah alat manajerial yang Sebagai standar terhadap hasil operasi aktual
memastikan pencapaian target operasional dan
memberikan pedoman yang terperinci untuk Sebagai alat pengendalian
operasi harian.
Memotivasi manajer dan karyawan

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Pandangan Perilaku terhadap Proses Penyusunan Anggaran

Untuk menyusun suatu anggaran, langkah-langkah yang perlu diambil adalah:

Manajemen puncak harus Tujuan harus ditetapkan Suatu anggaran atau rencana Anggaran digunakan
memutuskan tujuan dan sumber daya laba yang komprehensif untuk mengendalikan
jangka pendek perusahaan dialokasikan harus disusun, disetujui, dan biaya
dan strategi yang akan dikomunikasikan kepada
penyelia dan karyawan yang
digunakan
kinerjanya dikendalikan

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran

Penetapan Pengendalian dan


Tujuan Evaluasi Kinerja

Manajer tingkat bawah dan Setelah diimplementasikan,


karyawan sebaiknya anggaran berfungsi sebagai
diberikan kesempatan elemen kunci dalam sistem
untuk berpartisipasi dalam Implementasi pengendalian dan evaluasi.
Konsep keperilakuan dalam
proses penetapan tujuan.
Konsep keperilakuan pengendalian dan evaluasi
dalam penetapan tujuan : kinerja : tekanan, motivasi,
perilaku partisipasi, Rencana yang telah aspirasi, dan kegelisahan.
kesesuaian tujuan, dan ditetapkan harus
komitmen. dikomunikasikan secara
efektif. Konsep
keperilakuan dalam tahap
implementasi :
komunikasi, kerja sama
dan koordinasi.

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Konsekuensi Penyampaian Proses Penganggaran

Rasa Tidak Konflik Internal


Percaya

Efek Samping
Resistensi Lainnya

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Rasa Tidak Percaya
Efek Samping Lainnya
• Anggaran cenderung terlalu mendistorsi situasi riil
• Anggaran mencerminkan variabel-variabel kualitatif • Terbentuknya kelompok-kelompok informal yang kecil
• Anggaran hanya mengimformasikan hal yang telah yang menentang tujuan anggaran
diketahui penyelia • Memicu berbagai tindakan yang disfungsional;
• Anggaran sering digunakan untuk memanipulasi penyelia
mendistorsi proses pengukuran
sehingga ukuran kinerja yang diindikasikan dicurigai
• Laporan anggaran menekankan pada hasil, bukan pada • Penekanan yang berlebihan pada kinerja
alasan departemental dan kurang menekankan pada kinerja
• Anggaran mengganggu gaya kepemimpinan penyelia organisasi secara keseluruhan
• Anggaran cenderung menekan kegagalan

Resistensi Konflik Internal


• Anggaran menandai dan membawa perubahan • Ketidakmampuan mencapai kerja sama antar
sehingga merupakan suatu ancaman terhadap pribadi dan antar kelompok selama proses
status aquo penganggaran
• Proses anggaran memerlukan waktu dan
perhatian yang besar
• Wujud nyata dari penolakan terhadap anggaran

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan

Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan dalam Lingkungan Perencanaan


Lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, dan pola-pola interaksi dalam penetapan
kerja. Hal ini meliputi tingkat formalitas dalam interaksi manusia, penerimaan manajemen puncak
terhadap ide-ide baru, prosedur dan perangkat untuk membuat agar pekerjaan dilakukan, perasaan
identifikasi dengan organisasi, tingkat kohesi dari tenaga kerja dan seterusnya.

Faktor yang mempengaruhi lingkungan :

Ukuran dan struktur dari organisasi Gaya kepemimpinan mempengaruhi


mempengaruhi perilaku manusia dan lingkungan perencanaan organisasi. Untuk
pola interaksi dalam tahap penetapan mempraktikkan gaya kepemimpinan secara
tujuan, implementasi, serta pengedalian efektif, manajer atau atasan harus
dan evaluasi terhadap, dan proses memperhatikan dan menyesuaikan dengan
perencanaan. tingkat perkembangan bawahannya

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan

Konsep Keperilakuan yang Relevan dalam Proses Penyusunan Anggaran

1. Tahap Penetapan Tujuan 2. Keselarasan Tujuan


Tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh tujuan anggota Keselarasan atau kompabilitas akan terjadi ketika individu
organisasi yang dominan secara kolektif mempunyai memandang bahwa kebutuhan pribadinya dapat dipenuhi
kendali yang mencukupi atas sumber daya organisasi dengan mencapai tujuan organisasi.
untuk membuat komitmen atasnya kearah tertentu atau
untuk menahannya dari yang lain.

3. Partisipasi
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan 4. Manfaat Partisipasi
bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana Partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong
keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan inisiatif yang lebih besar pada semua tingkatan
terhadap mereka yang membuatnya. Agar partisipasi manajemen. Partisipasi yang berarti juga meningkatkan
menjadi efektif, partisipan harus memiliki input riil terhadap rasa kesatuan kelompok, yang pada gilirannya cenderung
keputusan dan pandangan mereka harus memiliki bobot untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok
tertentu dalam hasil akhir. dalam penetapan tujuan

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Case Study : Review Artikel

Identitas Artikel

Judul Pengaruh Partisipasi Anggaran, Tekanan Anggaran, Locus of Control,


Asimetri Informasi, dan Komitmen Organisasi terhadap Kesenjangan
Anggaran pada Perusahaan BUMN di Kota Lubuklinggau

Penulis Yuli Nurhayati, Dian Wulan, dan Endar Pradesa

Volume Volume 10, Nomor 1, halaman 237-248

Tahun 2022

ISSN 2338-8412

DOI https://doi.org/10.37676/ekombis.v10i1

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Tujuan dan Metode Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Partisipasi Anggaran, Tekanan
Anggaran, Locus Of Control, Asimetri Informasi, dan Komitmen Organisasi terhadap
Kesenjangan Anggaran ada Perusahaan BUMN di Kota Lubuklinggau.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan observasi. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari objek yang akan diteliti atau tidak melalui perantara. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dengan cara survey langsung dengan menggunakan instrumen
kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mengunjungi dan membagi
kuesioner secara langsung kepada responden (manajer) di perusahaan BUMN Kota
Lubuklinggau. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS (Statistica Package For Social Science) versi 22.0 for windows.

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Hasil dan Pembahasan Penelitian

1. Pengaruh Partisipasi Anggaran pada Kesenjangan Anggaran


Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa partisipasi anggaran merupakan salah satu penyebab timbulnya kesenjangan anggaran. Hal ini
kerap terjadi karena untuk meningkatkan kinerja dan mencapai target anggaran sesuai dengan tujuan perusahaan, para manajer cenderung
melonggarkan anggaran. Hal tersebut dilakukan dengan mengestimasi pendapatan lebih rendah dan biaya lebih tinggi dalam hal ini dengan
menciptakan kesenjangan dalam anggaran. Namun, hal tersebut justru bertentangan dengan hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini mendukung
teori perilaku.

2. Pengaruh Tekanan Anggaran pada Kesenjangan Anggaran


Dalam teori agensi dijelaskan bahwa, tekanan anggaran dapat menyebabkan timbulnya kesenjangan anggaran. Hal ini dikarenakan
anggaran seringkali digunakan sebagai alat pengendali dan tolak ukur kinerja manajer dalam suatu perusahaan yang menyebabkan para manajer
berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja mereka, yaitu dengan mencapai target anggaran.
Atasan seringkali menjanjikan adanya reward atau bonus kepada manajer ketika manajer dapat mencapai target anggaran. Sehingga, untuk
mencapai target anggaran serta mendapatkan reward dan bonus tersebut manajer akan melakukan kesenjangan anggaran.

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Hasil dan Pembahasan Penelitian

3. Pengaruh Locus of Control pada Kesenjangan Anggaran


Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa locus of control dapat menyebabkan timbulnya kesenjangan anggaran. Individu
dikatakan memiliki locus of control internal yang tinggi ketika individu yakin bahwa ia mampu mengendalikan hidupnya sendiri
dan yakin bahwa segala sesuatu yang dihasilkannya merupakan hasil kerjanya sendiri. Ketika seorang manajer memiliki keyakinan
tersebut ia akan yakin bahwa ia mampu mencapai target anggaran sesuai dengan tujuan perusahaan. Namun, hasil penelitian ini
justru bertentangan dengan hal tersebut. Hasil penelitian ini justru menunjukkan bahwa manajer cenderung memikirkan
kepentingan dirinya sendiri. Keyakinan bisa mengendalikan diri yang dimiliki manajer justru mendorong manajer untuk melakukan
apapun yang bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar selalu terlihat baik didepan atasan. Sehingga, untuk
meningkatkan kinerjanya tersebut manajer cenderung melakukan kesenjangan anggaran, artinya semakin tinggi locus of control
internal manajer, maka akan meningkatkan kesenjangan anggaran.

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Hasil dan Pembahasan Penelitian

4. Pengaruh Asimetri Informasi pada Kesenjangan Anggaran


Dalam teori agensi dijelaskan bahwa asimetri informasi dapat menyebabkan timbulnya kesenjangan anggaran. Asimetri
informasi seringkali terjadi di dalam perusahaan ketika atasan mendelegasikan wewenang kepada manajer, yang menyebabkan
manajer memiliki kewajiban untuk melaporkan pertanggungjawabannya melalui informasi yang dimilikinya. Hal tersebut
menyebabkan manajer cenderung memiliki informasi yang lebih banyak dibanding atasan terkait perusahaan. Sehingga,
menyebabkan manajer cenderung memanfaatkan situasi yang ada, yaitu dengan melaporkan informasi yang bias kepada atasan
yang menyebabkan timbulnya kesenjangan anggaran, artinya semakin tinggi asimetri informasi yang terjadi dalam perusahaan
maka akan meningkatkan kesenjangan anggaran.

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Hasil dan Pembahasan Penelitian

5. Pengaruh Komitmen Organisasi pada Kesenjangan Anggaran


Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa komitmen organisasi merupakan salah satu penyebab timbulnya kesenjangan
anggaran. Seorang manajer yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi terhadap perusahaan akan selalu memihak dan
melakukan semua yang terbaik untuk kemajuan perusahaan dengan berupaya menurunkan kemungkinan terjadinya kesenjangan
anggaran. Namun, hasil penelitian ini justru bertentangan dengan hal tersebut. Aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu
pada perilaku manusia yang muncul dalam proses penyusunan anggaran (Ikhsan dan Ishak, 2005). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan komitmen organisasi yang tinggi justru menyebabkan meningkatnya kesenjangan anggaran. Hal ini
terjadi karena manajer berupaya agar selalu terlibat dalam kegiatan perusahaan yang berarti bahwa manajer otaannya dalam
perusahaan.

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


Kesimpulan Penelitian

1. Partisipasi anggaran yang tinggi dapat menurunkan kesenjangan anggaran, karena ketika manajer merasa diperlukan dan
dipercaya oleh atasan maka manajer tersebut akan bekerja semaksimal mungkin untuk kemajuan dan perkembangan
perusahaan.
2. Tekanan anggaran yang tinggi dapat meningkatkan kesenjangan anggaran, karena anggaran seringkali digunakan sebagai
tolak ukur kinerja manajer, sehingga manajer akan berupaya untuk mempertahakan atau bahkan meningkatkan kinerjanya.
3. Locus of control dan asimetri informasi yang tinggi dapat meningkatkan kesenjangan anggaran, karena ketika manajer
memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengendalikan diri, maka manajer akan cenderung melakukan upaya untuk
kepentingan dirinya sendiri.
4. Komitmen organisasi yang tinggi dapat meningkatkan kesenjangan anggaran, karena ketika manajer memiliki komitmen
organisasi yang tinggi, ia akan mengutamakan kesetiaannya kepada perusahaan dengan melakukan upaya agar tetap
mempertahankan keanggotaannya dan selalu terlibat dalam perusahaan.

Akuntansi Keperilakuan pada Perencanaan dan Penganggaran Laba


2
Aspek Keperilakuan pada
Pengakumulasian & Pengendalian Biaya
Pokok Bahasan RPS 6
Sistem Biaya Standar dibandingkan Tradisional

Penentuan Biaya dan Aspek Keperilakuan Tahap Pemilihan Akuntansi Biaya

Kegunaan Evaluasi Kinerja

Motivasi sebagai Pendorong Efisiensi

Aspek Keperilakuan dari Langkah Evaluasi Kinerja

Case Study: Review Artikel

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Sistem Biaya Standar Versus Biaya Tradisional (Historis)

Sistem Biaya Standar Sistem Biaya Tradisional (Historis)

Sasaran biaya per unit produk atau jasa yang Fokus pada identifikasi dan akumulasi biaya per unit
ditentukan sebelumnya dikembangkan melalui produk atau jasa.
studi Teknik dan akuntansi.

Informasi yang diberikan tidak sesuai dengan tujuan


Mencerminkan pencampuran yang potensial
pengendalian modern.
efektif dari akuntansi dengan konsep
pengendalian dan teori organsasi modern.
Mendorong respon yang tidak diinginkan dan destruktif jika
Aspek pengendalian yang melekat dari digunakan dalam evaluasi kinerja dari individu yang

perhitungan biaya standar adalah kapabilitasnya ditugaskan melaksanakan berbagai aktivitas dalam batasan
anggaran tertentu.
untuk membandingkan.

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Kompabilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern

Langkah-langkah pengendalian menurut Edwin Caplain dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai
dengan konsep teori organisasi modern:

1) 2) 3) 4) 5) 6)

Penetapan tujuan Penetapan pusat Pengisian staf dari Pengembangan Desain dan
Penciptaan jalur
organisasi pertanggungjawaban pusat proseedur implementasi
komunikasi antar
pertanggungjawaban mekanisme
pusat
pengendalian
pertanggungjawaban
dan unit organisasi

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Aspek Keperilakuan Tahap Pemilihan Akuntansi
Biaya

1. Penetapan Standar 3. Standar Ketat versus Standar Longgar


Standar memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai Standar yang ketat berguna bagi mandor atau
tujuan untuk memotivasi pengendalian biaya dan manajer saja yang akan termotivasi oleh
sebagai alat evaluasi kinerja. Penetapan Standar kebutuhan akan prestasi yang luar biasa.
akan menghasilkan perilaku kinerja pekerja yang Sementara itu, standar yang longgar tidak
efisien hanya jika standar tersebut diterima memberikan manfaat motivasional apapun
sebagai aspirasi oleh individu terkait untuk siapa karena standar begitu mudah dicapai, sehingga
standar tersebut dirancang. mandor dan manajer mengabaikan standar
tersebut karena dianggap tidak berarti.
2. Partisipasi dalam
Penetapan Standar 4. Penyerapan overhead

Jika seseorang pekerja berpartisipasi dalam Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan
menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka hal berbeda dari yang telah ditentukan sebelumnya,
ini akan berpengaruh pada perilaku pekerja yang maka varians yang dibebankan sebelumnya
akan membuat komitmen tegas terhadap standar terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi.
tersebut, dan oleh karena itu akan bekerja keras
untuk mencapainya.

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Aspek Keperilakuan Tahap Pemilihan Akuntansi
Biaya

5. Alokasi Biaya Tidak Langsung 7. Keputusan Investigasi Varians


Tujuan alokasi biaya tidak langsung adalah Variansi ini memiliki signifikansi pengendalian
adanya pelaporan keuangan eksternal, evaluasi hanya jika varians tersebut berasal dari penyebab
kinerja internal, penentuan harga berbasis biaya, yang dapat ditentukan atau, dengan kata lain,
dan pengambilan keputusan. tidak bersifat acak dan rentan terhadap tindakan
perbaikan.

6. Analisis Varians 8. Aspek Keperilakuan


Unsur utama dari pengendalian biaya adalah Komponen khusus dari kebijakan pengendalian
perbandingan secara periodik antara biaya aktual yang dapat mempengaruhi respon manusia
dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan adalah faktor-faktor seperti batas yang ditetapkan
sebelumnya, baik dalam bentuk anggaran oleh manajemen, jenis hasil umpan balik,
maupun standar. Perbandingan ini akan keketatan pemaksaan, serta penghargaan dan
menghasilkan sejumlah varians. Varians tersebut sanksi yang terkait dengan kebijakan
dapat berupa hasil dari berbagai penyebab, pengendalian.
beberapa diantaranya dapat dijelaskan dan
dikendalikan.

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Kegunaan Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pegawai secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Evaluasi kinerja sebagai proses
penilaian oleh penilai yang melakukan penilaian mengumpulkan informasi mengenai kinerja
ternilai (pegawai) yang dinilai (appraise) yang didokumentasikan secara formal untuk menilai
kinerja ternilai dengan membandingkannya dengan standar kinerjanya secara priodik untuk
membantu pengambilan keputusan manajemen SDM.

Adanya evaluasi kinerja adalah akan memberi pengaruh terhadap perilaku karyawan yaitu
dengan memotivasi para karyawan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan
agar para karyawan mematuhi standar perilaku yang telah ditentukan sehingga tindakan
dan hasil pekerjaan lebih baik.

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Motivasi Sebagai Pendorong Efisiensi

Motivasi fokus terhadap bagaimana cara untuk dapat mendorong manusia dalam berperilaku sesuai dengan ketentuan atau harapan. Salah
satu alat prediksi motivasi dan kinerja adalah teori harapan.

Teori harapan menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh upayanya untuk mencapai kepuasan pribadinya.

Teori Harapan:
Hubungan antara upaya
untuk mencapai tujuan
dengan kinerja karyawan • Hubungan antara upaya dengan kinerja
dipersepsikan bahwa individu mengeluarkan sejumlah upaya
tertentu sehingga dapat mendorong kinerja.
Teori harapan • Hubungan antara kinerja dengan hasil
memfokuskan
pada tiga tingkatan kinerja tertentu dapat mendorong tercapainya suatu
hubungan hasil yang diharapkan.
• Hubungan antara hasil dengan tujuan pribadi
karyawan dapat berusaha mencapai hasil yang diharapkan
Hubungan antara kinerja Hubungan antara hasil yang
karyawan dan hasil yang diharapkan dengan tujuan untuk memenuhi tujuan pribadinya.
didapatkan pribadi,

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Aspek Keperilakuan Dari Langkah Evaluasi Kinerja

--------------------------------
Untuk menghasilkan motivasi karyawan yang efektif, ada Langkah-langkah mengukur dan mengevaluasi kinerja
beberapa kriteria yang harus dipenuhi:
Langkah Awal Langkah Evaluasi
Kinerja

• Tanggung jawab harus konsisten terhadap masing-masing 1)Menentukan segmen- 1)Membandingkan kinerja
segmen dan aktivitas- sesungguhnya dengan
wewenang manajer untuk menentukan pendapatan dan biaya.
aktivitas yang sasaran yang ditentukan
• Definisi tanggung jawab harus akurat dan adil dikendalikan oleh sebelumnya.
individu. 2)Menentukan penyebab
• Lingkup dari tanggung jawab harus efektif dan efisien serta 2)Menentukan kriteria operasional dan
adanya pembagian tugas yang jelas. kinerja untuk setiap keperilakuan selisih-
segmen atau aktivitas selisih.
• Kriteria evaluasi kinerja harus sesuai dengan lingkup dari organisasi. 3)Mendorong perilaku
3)Mengukur kinerja yang diinginkan dan
tanggung jawab yang telah ditugaskan.
sesungguhnya. bertindak untuk
mencegah perilaku yang
tidak diinginkan.

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Aspek Keperilakuan Dari Langkah Evaluasi Kinerja

Mengukur Kinerja Aktual


Menetapkan Kriteria Kinerja
Meskipun pengukuran tampak objektif, namun pengukuran masih
Banyaknya tujuan perusahaan yang ingin dicapai menyebabkan
memicu tanggapan disfungsional karena manusia dapat berusaha
perusahaan harus menentukan kriteria kinerja yang berisi
untuk memanipulasi informasi agar sesuai dengan tujuan pribadinya.
profitabilitas, pangsa pasar, dan lain-lain. Beberapa kriteria kinerja:
Beberapa cara untuk mengatasi perilaku disfungsional adalah:
• Keterukuran kriteria
• Manajemen laba atau pemerataan laba
• Rentang waktu sumber dan biaya
• Pembiasan
• Bobot yang ditentukan untuk kriteria
• Permainan
• Indikasi kinerja vs Kriteria kinerja
• Pemusatan dan tindakan illegal
• Aspek penggunaan keperilakuan

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Case Study : Review Artikel

Identitas Artikel

Judul Efektivitas Pengendalian Biaya Operasional Pada PT. Berkat Jaya Pangestu
Medan

Penulis Rahmad Gusrifa

Volume Volume 3, Nomor 2, halaman 215-225

Tahun 2022

ISSN 2723-665X

URL https://jurnal.ceredindonesia.or.id/index.php/akmami

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Tujuan dan Metode Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengendalian yang dilakukan
PT. Jaya Pangestu Medan sudah efektif dalam penggunaan biaya operasional dan untuk
mengetahui faktor penyebab penyimpangan anggaran biaya operasional.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan narasumber.

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Hasil dan Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam menyusun anggaran secara total berjalan kurang
efektif karena realisasi biaya operasional belum memenuhi batas standar biaya perusahaan sebesar 5 %.
Anggaran dan realisasi secara total setiap tahun mempunyai persentase yang tidak menguntungkan dimana
varians yang terjadi merugikan (unfavorable). Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang dijelaskan
oleh Munandar (2004:. 10) bahwa anggaran sebagai alat pengendalian adalah sebagai tolak ukur dan alat
pembanding untuk menilai efisiensi penggunaan biaya.

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Kesimpulan Penelitian

Efektivitas pengendalian biaya operasional yang diterapkan oleh PT. Berkat Jaya Pangestu Medan belum
berjalan efektif. Pengendalian biaya operasional oleh setiap bidang yang ada di perusahaan belum sesuai
target perusahaan dimana terjadi penyimpangan biaya operasional dengan yang dianggarkan melebihi
standar perusahaan 5%. Adanya faktor-faktor yang menyebabkan tingginya biaya operasional adalah
meningkatnya kegiatan operasional perusahaan diantaranya biaya pegawai, biaya umum, biaya pemasaran,
biaya pengembangan SDM, biaya bunga dan dana lainnya dan biaya penyusutan.

Akuntansi Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Referensi

Lubis, A. I. (2009). Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.


Sekian, terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai