Anda di halaman 1dari 16

METODE PENELITIAN AKUNTANSI

RPS 1 ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN


KELAS B3
UNIVERSITAS UDAYANA

Oleh:
Kelompok 05

Ni Putu Diah Pranaya Kusuma Putri (26)

I Gusti Ayu Aristya Widya Putri (27)

I Gusti Ayu Sintya Dewi (28)

Ni Putu Diva Intan Lestari (29)

Ni Putu Linda Novita Dewi (33)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2023
PETA KONSEP

ii
DAFTAR ISI

PETA KONSEP ......................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan ...................................................................................... 1
1.2 Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non-Ilmiah ......................................................... 2
1.3 Pentingnya Metodologi Penelitian .............................................................................. 6
1.4 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ........................................................................... 6
1.5 Etika dalam Penelitian ................................................................................................. 9
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

iii
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan ialah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
runtut melalui metode ilmiah. Metode ilmiah atau disebut juga metode penelitian adalah
prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan. Langkah-
langkah sistematis tersebut meliputi:
1) Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah,
2) Menyusun kerangka Pemikiran,
3) Merumuskan Hipotesis,
4) Menguji hipotesis , dan
5) Menarik kesimpulan
Jadi, ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan dalam bidang tertentu yang
disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan, dapat dipelajari dan diajarkan,
dan memiliki nilai guna tertentu. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi,
dengan kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang filsafat yakni ontologi, epistemologi dan
aksiologi, jika ketiga cabang tersebut terpenuhi berarti sah dan diakui sebagai sebuah ilmu.
1) Aspek Ontologis, Aspek ontologis berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa
yang dipikirkan atau yang menjadi masalah. Contoh: Aspek ontologis dalam ilmu
ekonomi adalah perilaku manusia yang dihadapkan pada persoalan sumber daya
manusia yang terbatas, dengan kebutuhan yang tidak terbatas.
2) Aspek Epistimologis, berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek
studinya dengan menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode
ilmiah yang didukung oleh sarana berfikir ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya
merupakan gabungan antara pola berpikir induktif (dari hal-hal yang khusus,
dianalisis menjadi hal-hal yang umum) dan pola berpikir deduktif. (dari hal-hal yang
umum kepda hal-hal yang khusus). Pola berpikir induktif dan deduktif disebut juga
proses “Logico-hypotetico-verifikatif atau “deducto-hypotetico-verifikatif.
3) Aspek aksiologis, berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat ilmu. Nilai
guna ilmu bisa dilihat secara positif dan normatif. Secara positif nilai guna ilmu
adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena
yang sesuai dengan objek studi yang dipelajari. Sedangkan secara normatif, nilai
guna ilmu adalah untuk mengendalikan berbagai fenomena kearah yang dinginkan.

1
Secara normatif aspek aksiologis ilmu erat kaitannya dengan pertimbangan nilai,
etika dan moral. Dalam penelitian aspek aksilogis digambarkan dalam saran-saraan
atau rekomendasi hasil penelitian.

1.2 Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non-Ilmiah


A. Pendekatan Ilmiah
Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan
yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan didasarkan pada uji
validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau verifikasi data secara
realistik. Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakanoleh para ilmuwan untuk
memecahkan suatu permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah yangsistematis,
teratur, dan terkontrol.
Metode Ilmiah, yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional (deduktif) dan
pendekatan empiris (induktif). Metode Ilmiah, merupakan cara dalam memperoleh
pengetahuan secara ilmiah. Escartes adalah pelopor dan tokoh rasionalisme. Kaum
rasionalis menggunakan metode deduktif. Dasar pikiran yang digunakan dalam
penalarannya diperoleh dari ide yang menurut anggapannya sudah jelas, tegas dan
pasti, dalam pikiran manusia. Kelemahan rasionalise yaitu bersifat abstrak, tidak dapat
dievaluasi, kemungkinan dapat diperoleh pengetahuan yang berbeda dari obyek yang
sama, cenderung bersifat subyektif dan solpsistik, yaitu hanya benar dalam kerangka
pemikiran tertentu yang berbeda dalam otakorang yang berfikir tersebut. Kaum
empirisme berpendapat bahwa pengetahuan manusia tidak diperoleh lewat penalaran
rasional yang abstrak, tetapi lewat pengalaman yang konkrit, berpegang pada prinsip
keserupaan, pada dasarnya alam adalah teratur, gejala-gejala alam berlangsung dengan
pola-pola tertentu. Agar supaya himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu
pengetahuan harus digunakan perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan empirisme
(induksi), yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
B. Pendekatan Non-Ilmiah
Pendekatan Non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh banyak orang untuk
memecahkan suatu permasalahan secara cepat tanpa dasar ilmiah, serta menggunakan
langkah-langkah yang kurang sistematis, teratur, dan tidak terkontrol. Pendekatan Non
Ilmiah biasanya menghasilkan beberapa poin yang kurang efektif seperti:

2
1. Perumusan masalah yang kabur atau abstrak
2. Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat
supranatural/dogmatis
3. Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan
4. Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan data dan analisis data
secara logis
5. Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain
C. Tahapan Metode Ilmiah
1. Identifikasi Masalah
Penelitian dimulai dengan pertanyaan yang belum dijawab oleh seseorang peneliti.
Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria antara lain apakah penelitian
itu dapat memecahkann permasalahan, dan apakah penelitian itu dapat diteliti dari
taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan peneliti sendiri dan
lain-lain.
2. Perumusan Masalah
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi
dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka
pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek
permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan
sesama ilmuan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis.
3. Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Rumusan hipotesis yang jelas
dapat membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Oleh
karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir
ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
4. Mengumpulkan Data.
Pengumpulan data merupakan tahapan yang sedikit berbeda dari tahapan-tahapan
sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan.
Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data
berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki

3
peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis.
Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang
dikumpulkan. Dalam teknik pengumpulan data harus dinyatakan variable yang akan
dikumpulkan, sumber data dari mana dan keterangan mengenai variabel tersebut
akan didapatkan. Misalnya untuk mendapatkan data dapat melalui interview.
5. Menguji Hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan
maka akan semakin tinggi pula derajat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.
Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas
kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
6. Hasil Penelitian.
Dalam membahas hasil penelitian maka harus selalu diingat bahwa tujuan kita
adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan
dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan terarah, maka data yang telah
dikumpulkan tersebut dideskripsikan, dibandingkan dan dievaluasi yang
keseluruhannya diarahkan kepada sebuah penarikan kesimpulan, apakah data
tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Pada hakikatnya sebuah
hasil penelitian yang baik tidak berhenti pada kesimpulan, apakah sebuah hipotesis
diterima atau ditolak, melainkan dilengkapi dengan evaluasi mengenai kesimpulan
tersebut. Setelah itu hasil pengukuran dilaporkan yang kemudian dilengkapi dengan
kesimpulan analisis dari data yang telah dikumpulkan. Laporan ini ditulis dalam
bentuuk esei dengan kalimat-kalimat verbal yang mencakup semua pernyataan
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
7. Merumuskan Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat
tetapi jelas. Kesimpulan penelitian ini merupakan sintesis dari keseluruhan aspek
penelitian. Sintesisi ini membuahkan kesimpulan yang ditopang oleh suatu kajian
yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam
perspektif yang menyeluruh didasarkan pada uji validitas melalui berbagai
percobaan di laboraturium dan atau verifikasi data secara realistic.

4
Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan
yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan didasarkan pada uji
validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau verifikasi data secara
realistic. Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan didasarkan
pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau verifikasi data
secara realisticMetode Ilmiah adalah suatusystem pemikiran dan pengembanganilmu
pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dandidasarkan pada
uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atauverifikasi data secara
realistic. Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan
untukmemecahkan suatu permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah
yangsistematis, teratur, dan terkontrol.
Metode Ilmiah, yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional(deduktif)dan
pendekatan empiris (induktif). Metode Ilmiah, merupakan cara dalammemperoleh
pengetahuan secara ilmiah. escartes adalah pelopor dan tokohrasionalisme. Menurut
dia, rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian.Hanya rasio sajalah
yang dapat membawa orang pada kebenaran dandapat memberi pimpinan dalam segala
jalan pikiran.Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif. Dasar pikiran
yangdigunakan dalam penalarannya diperoleh dari ide yang menurut
anggapannyasudah jelas, tegas dan pasti, dalam pikiran manusia. Kelemahan
rasionalise yaitubersifat abstrak, tidak dapat dievaluasi, kemungkinan dapat diperoleh
pengetahuanyang berbeda dari obyek yang sama, cenderung bersifat subyektif dan
solpsistik,yaitu hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berbeda dalam
otakorang yang berfikir tersebut. Kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan
manusia tidak diperoleh lewatpenalaran rasional yang abstrak, tetapi lewat pengalaman
yang konkrit, berpegangpada prinsip keserupaan, pada dasarnya alam adalah teratur,
gejala-gejala alamberlangsung dengan pola-pola tertentu. Dengan mengetahui kejadian
masa laluatau sekarang akan dapat diramalkan kejadian di masa datang.
Kelemahannyabelum tentu sistimatis, dan keterbatasan alat yang digunakan (misal
panca indera).Agar supaya himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu
pengetahuanharus digunakan perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan
empirisme(induksi), yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.

5
Ciri Metode Pendekatan IlmiahAgar supaya himpunan pengetahuan ini dapat disebut
ilmu pengetahuan harusdigunakan perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan
empirisme (induksi),yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1.3 Pentingnya Metodologi Penelitian


Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian
ada 3 macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.
1) Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui.
2) Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya
keraguan terhadap informasi.
3) Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya.
Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkandan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah
atauinformasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti
meminimalkan atau menghilangkan masalah. Mengantisipasi berarti mengupayakanagar
masalah tidak terjadi.

1.4 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Penelitian Kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan jenis desain
penelitiannya. Penelitian kuantitatif banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula
pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, tabel, grafik,
atau lainnya. Adapun karakteristik penelitian kuantitatif yaitu:
1. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional-empiris atau top-down) yang
berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep
umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena tertentu yang bersifat khusus.
2. Logika yang dipakai adalah adalah logika positivistic atau positivisme.
3. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
4. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik, yaitu ilmu
yang berupaya membuat hukum-hukum dari generalisasinya.

6
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan serta
alat pengumpulan data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
6. Pengumpulan data dilakungan melalui pengukuran-pengukuran dengan alat yang
objektif dan sudah baku.
7. Melibatkan perhitungan angka atau kuantifikasi data.
8. Penelitian menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian.
9. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
10. Dalam analisis data, peneliti dituntut untuk memahami teknik-teknik statistic.
11. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan
situasi.
12. Penelitian kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah.
Penelitian Kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga metode etnografi, karena pada awalnya
moetode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Apapun
macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang
senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai
karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya.
Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip interviu mendalam (depth
interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
1. Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik).
2. Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument).
3. Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama.
4. Analisis data secara induktif.
5. Proses lebih berperanan penting daripada hasil.
6. Penelitian dibatasi oleh fokus.
7. Desain penelitian bersifat sementara.
8. Laporan bernada studi kasus.
9. Interpretasi ideografik.

7
Beda Kuantitatif Kualitatif
Desain Spesifik, jelas, terinci - Umum - Fleksibel - Berkembang,
Ditentukan secara mantap sejak tampil dalam proses penelitian
awal - Menjadi pegangan
langkah demi langkah
Tujuan Menunjukkan hubungan antara Memperoleh pemahaman makna :
variabel - Mentest teori - Mencari verstehen - Mengembangkan teori -
generalisasi yang mempunyai Menggambarkan realitas yang
nilai prediktif kompleks
Teknik Eksperimen, survey, observasi Observasi, participant observation -
Penelitian berstruktur - Wawancara Wawancara terbuka
berstruktur
Data Kuantitatif - Hasil pengukuran Deskriptif - Dokumen pribadi,
berdasarkan variabel yang catatan lapangan, ucapan
dioperasionalkan dengan responden, dokumen, dll
menggunakan instrumen
Sampel Besar - Representatif - Sedapat Kecil - Tidak representatif -
mungkin random Purposif
Analisis Pada taraf akhir setelah Terus menerus sejak awal sampai
pengumpulan data selesai - akhir penelitian - Induktif - Mencari
Deduktif - Menggunakan pola, model, tema
statistik
Usulan Desain Luas dan terinci - Banyak Singkat - Sedikit literatur -
literatur yang berhubungan Pendekatan secara umum - Masalah
dengan masalah - Prosedur yang yang diduga relevan - Tidak ada
spesifik dan terinci langkah- hipotesis - Fokus penelitian sering
langkahnya - Masalah diuraikan ditulis setelah ada data yang
dan ditujukan kepada fokus dikumpulkan dari lapangan
tertentu - Hipotesis dirumuskan
dengan jelas dan ditulis terinci
dan lengkap sebelum terjun ke
lapangan

8
1.5 Etika dalam Penelitian
Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang
memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi
itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.
A. Etika Penelitian dan Peneliti
Untuk menunjang etika penelitian, maka National Academy of Science USA (1995)
telah menerbitkan panduan sebagai pegangan dalam melaksanan tugas dan tanggung
jawab sebagai peneliti atau saintis. Panduan tersebut dirumuskan menjadi 7 poin
penting, diantaranya:
1. Penelitian harus mempunyai landasan sosial. Setelah artikel diterbitkan, atau suatu
penelitian dipresentasikan, para pembaca dan pendengar akan menilai hasil itu
berdasarkan apa yang ereka ketahui sebelumnya dari sumber lain. Mekanisme sosial
ini akan membantu membangkitkan dan mempertahankan kumpulan teknik
percobaan, konvensi sosial, dan metode lain ang digunakan oleh para saintis dalam
melakukan dan melaporkan penelitian.
2. Menjadi seorang saintis dan peneliti harus bertanggung jawan dan memahami nilai-
nilai dalam sains. Keinginan untuk melakukan penelitian baik adalah nilai
manusiawi. Demikian juga keharusan bahwa kejujuran dan objektivitas yang baku
harus tetap dipertahankan.
3. Menghindari diri dalam keterlibatan kegiatan yang mempunyai conflict of interest
atau bias kepentingan untuk mengurangi masuknya bisa ke dalam sains.
4. Harus mendorong publikasi dan keterbukaan. Sains bukan hanya pengalaman
pribadi. Namun sains adalah pengetahuan yang dibagikan berdasarkan pemahaman
bersama tentang beberapa aspek dunia fisik dan sosial.
5. Menjaga pemberian kredit yang adil dan seimbang.
6. Menjunjung tinggi praktik kepengarangan (hanya orang-orang yang betul-betul
memberikan sumbangan berarti yang pantas dituliskan sebagai pengarang)
7. Menjaga teknik percobaan dan perlakuan atas data (untuk menjaga kesahihan hasil
yang diperoleh sehingga memudahkan penerimaan hasil tersebut oleh klonsensus
ilmiah).
8. Menghindari tercela dalam sains
9. Harus bereaksi terhada pelanggaran etika.

9
B. Kode Etik Penelitian
1. Kode pertama, Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk
memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi
bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.
Dengan demikian peneliti harus menjunjung sikap ilmiah, yaitu:
• Kritis yaitu pencarian kebenaran yang terbuka untuk diuji.
• Logis yaitu memiliki landasan berpikir yang masuk akal dan betul.
• Empiris yaitu memiliki bukti nyata dan absah.
Tantangan dalam pencarian kebenaran ilmiah adalah:
• Kejujuran untuk terbuka diuji kehandalan karya penelitiannya yang
mungkin membawa kemajuan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi,
dan menghasilkan inovasi.
• Keterbukaan memberi semua informasi kepada orang lain untuk memberi
penilaian terhadap sumbangan dan/atau penemuan imiah tanpa membatasi
pada informasi yang membawa ke penilaian dalam 1 (satu) arah tertentu.
2. Kode kedua, Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang
diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan
kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya,
berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan
kebebasan-kebebasan mendasarnya.
Harus dipastikan bahwa kita tidak berkeberatan jika kita berada pada posisi sebagai
responden. Dengan demikian perlu dibuat aturan seperti:
• Peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyimpang dari metodologi
penelitian yang ada.
• pelaksanan penelitian mengikuti metode ilmiah yang kurang lebih baku,
dengan semua perangkat pembenaran metode dan pembuktian hasil yang
diperoleh.
3. Kode ketiga, Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa
tanggung jawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat
anugerah tersedianya sumber daya keilmuan baginya. Peneliti berbuat untuk
melaksanaan penelitian dengan asas manfaat, diantaranya:
• Hemat dan efisien dalam penggunaan dana dan sumber daya.

10
• Menjaga peralatan ilmiah dan alat bantu lain, khususnya peralatan yang
mahal, tidak dapat diganti, dan butuh waktu panjang untuk pengadaan
kembali agar tetap bekerja baik.
• Menjaga jalannya percobaan dari kecelakaan bahan dan gangguan
lingkungan karena penyalahgunaan bahan yang berbahaya yang dapat
merugikan kepentingan umum dan lingkungan.

11
KESIMPULAN

Ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan dalam bidang tertentu yang


disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan, dapat dipelajari dan diajarkan, dan
memiliki nilai guna tertentu. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi, dengan kata
lain ilmu terbentuk dari 3 cabang filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi. Metode
Ilmiah, yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional (deduktif) dan pendekatan empiris
(induktif). Metode Ilmiah, merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara ilmiah.
Escartes adalah pelopor dan tokoh rasionalisme. Pendekatan Non ilmiah merupakan suatu
cara yang digunakan oleh banyak orang untuk memecahkan suatu permasalahan secara cepat
tanpa dasar ilmiah, serta menggunakan langkah-langkah yang kurang sistematis, teratur, dan
tidak terkontrol. Tahapan metode ilmiah yaitu, sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Merumuskan Hipotesis.
4. Mengumpulkan Data.
5. Menguji Hipotesis.
6. Hasil Penelitian.
7. Merumuskan Kesimpulan
Penelitian Kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga metode etnografi, karena pada awalnya
moetode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Etika
penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang memperhatikan
konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum mengenai pengenaan
sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi itikad dan kesadaran yang
baik dan jujur dalam penelitian.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2020). Retrieved from studocu: https://www.studocu.com/id/document/universitas-


jember/manajemen-pendidikan/pendekatan-ilmiah-dan-non-ilmiah/26894241

Laily, I. N. (2022, Mei 31). Istilah Ekonomi. Retrieved from Dkatadata:


https://katadata.co.id/iftitah/ekonopedia/6295749c7fdd7/pengertian-penelitian-
kuantitatif-karakteristik-dan-jenisnya

Zulkifi, Z. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Deepublish.

13

Anda mungkin juga menyukai