METODOLOGI PENELITIAN
FAKULTAS TEKNIK
2019
IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW
ISBN : 978-602-3730-82-2
RINGKASAN ISI BUKU
BAB I. PENDAHULUAN
B. Penelitian Ilmiah
Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasi oleh cara
brfikir yang rasional berdasarkan logika dan berfikir empiris berdasarkan dengan fakta. Salah
satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan penelitian.
Penelitian merupakan langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah untuk
mengambil keputusan.
1. Proses Berfikir
Charles S. Pierce menyatakan bahwa seorang manusia yang berjuang untuk bertahan
hidup pasti akan mengembangkan kebiasaan berfikir dan bereaksi untuk memenuhi kebutuhan
hiduo manusia. Berpikir merupakan ciri utama yang membedakannya dengan makhluk yang lain.
Maka dengan berpikir manusia dapat mengubah dunia. Berpikir merupakan proeses bkerjanya
akal, manusia dapat berfikir karena manusia berakal.
Secara garis besar berfikir dapat dibedakan menjadi 2 yaitu berfikir ilmiah dan alamiah.
Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari hari dari pengaruh
alam sekelilingnya.
Berfikir ilmiah digunakan sebagai alat untuk mengembangkan pengetahuan berdasarkan
metode ilmiah . pengethuan ilmiah di peroleh menggunakan penalaran induktif dan deduktif,
berupa : bahasa, logika, matematika, dan statistika.
Pnelitian dalam ilmu-ilmu social menganut filsofi artinya masalah penelitian di pecahkan
dengan proses berfikir deduktif melalui pengajuan hipotesis yang dideduksi dari teori-teori yang
bersifat umum, dan dapat diverifikasi secara empiris melalui proses berfikir indukif dengan
bantuan statistika.
a. Deduktif
Merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang
diajukan berdasarkan hasil analisis data. Prses pengambilan kesimpulam degan cara
ini didasari oleh alasan yang benar dan valid.
Deduksi dikatakan tepat jika alasan dan konklosi benar dan sahih, hal ini berarti:
1. Alasan yang diberikan untuk kesimpulan harus sesuai dengan kenyataan.
2. Kesimpulan harus diambil dari alasannya.
b. Induktif
Merupakan proses pengambilan kesimpulan yang berdasarkan pada satu atau dua
fakta atau bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi. Tidak ada
hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pengambilan kesimpulan
berdasarkan data yang di observasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses
induksi., metodenya disebut dengan metode induktif dan penelitannya disebut dengan
penelitian induktif. Dengan demikian, pendekatan induksi mengumpulkan data
terlebih dahulu baru hpotesis yang dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung
diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada
penelitian dengan pendekatan kualitatif.
A. Menemukan Masalah
Tidak ada jawaban yang tegas dan pasti di mana peneliti dapat menemukan masalah
penelitiannya. Sumber bisa dari pengalaman pribadi, informasi yang dibacanya, ercakapan, apa-
apa yang diekspos di media massa, teori yang dipelajarai, kejadian yang dilihat sehari-sehari,
nilai yang dianut, dan lain sebagainya.
Pada umumnya, penelitian dilakukan guna mencapai sasaran tertentu. Suatu penelitian
bisa mempunyai kegunaan praktis jika masalah penilitian yang dipilhnya adalah yang berkenaan
dengan yang dijumpai peneliti dalam lingkungan dimana dia hidup. Yang dimaksud dengan
masalah dalam konteks ini adalah sesuatu hal yang dianggap negative dalam ukuran tertentu.
Penelitian dapat diawali dengan adanya imajinasi dan keingintahuan tang kuat dari
peniliti. Tanpa adanya kejadian yang istimewa , seseorang dapat melakukan penelitian dengan
adanya sesuatu hal yang ingin diketahuinya sendiri, guna kepentingan ilmunya sendiri.
Agar masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya masalah perlu
dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan beberapa parameter antara lain:
1. Menarik
2. Memiliki Nilai Tambah
3. Hindari Plagiasi
4. Dapat Diuji (Diukur)
5. Mampu Dilaksanakan
6. Etika Penelitian
C. Judul Penelitian
Jika masalah penelitian telah diperoleh dan kemudian dirumuskan, langkah berikutnya
ialah menyusun judul penelitian. Judul penelitian benar-benar harus mampu menggambarkan
secara tepat dan jelas tentang apa yang di teliti. Bebrapa syarat agar judul penelitian dapat
disebut baik antara lain:
1. Menyebutkan Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan masalah utama penelitian. Kalau masalah utamanaya
adalah “Komitmen Organisasi” maka kata “Komitmen organisasi” ini secara eksplisit
harus ada dalam judulnya.
2. Menyebutkan Unit Analisis Penelitian
Semua penilitian memiliki unit analisis. Yang dimaksud dengan unit analisis adalah
organisasi, elompok orang, kejadian, atau hal-hal yang lain yang dijadikan objek.
3. Menyebutkan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana unit analisis penelitian berada.
4. Disusun Sesingkat Mungkin
Arti sesingkat mungkin yaitu hindari dari kata-kata yang tidak seharusnya ada dalam
judul, karena tanpa kata-kata ini juga, maka judul telah dapat dimengerti.
A. Penelitian Kualitatif
Menurut Denzin dan Licoln (2009), kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses
dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kantitas, jumlah, intensitas,
atau frekuensinya. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdarkan metodologi yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini, penelitui menekankan sifat realitas yang terbangun secara social, hugungan erat
antara peniliti dan subjek yang diteliti.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam
penelitian kualitatif peneliti merupakan instrument kunci. Penelitian kualitaitif digunakan jika
msalah belum jelas, mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi social,
mengembangkan teori, memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Penelitian kualitatif memiliki 6 jenis penelitian yaitu:
1. Penelitian deskriptif
2. Studi kasus
3. Biografi
4. Fenomenologi
5. Grounded Teory
6. Etnografi
B. Penelitian Kuantitatif
Penilitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara
meneliti hubungan antarvariabel. Variable ini di ukur sehingga data yang terdiri dari angka-
angka dapat dinalaisi berdasarkan prosesur statistic. Lapoan akhir untuk penelitian umumnya
memiliki struktur yang ketat dan konsisten muali dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan , kesimpulan serta saran-saran. Pada penilitian
kuantitatif memiliki 4 jenis penelitian yaitu:
1. Penelitian Survei
2. Studi Kasual Komperatif
3. Studi Korelasioanal
4. Penelitian Eksperimen
A. Pengertian Variabel
Merupakan kegiatan menguji hipotesis , yaitu menguji kecocokan antara teori dan fakta
empiris di dunia nyata. Hugungan nyata ini lazim dibaca dengan bersandar pada variable.
Variable adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka atau nilai mutu. Variable merupakan
pengelompokkan secara logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang diteliti.
Variable penelitian pada dasarnya merupakan suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain, variable penelitian adalah setiap hal dalam
penilitian yang datanya ingin diperoleh. Dinamakan variable karena nilai datanya tersebut
bervariasi.
B. Kategori Variabel
Variable dapat di klasifikasikan menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
1. Variable Bebas
Variable ini merupakan sebab yang di perkirakan dari beberapa perubahan dalam variable
terikat. Dengan kata lain variable terikat adalah variable yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable terikat.
2. Variabel Terikat
Variable ini merupakan vaktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi atau
dipengaruhi oleh beberapa factor lain dan biasanya di notasikan dengan Y. Dengan kata
lain variable terikat inilah yang sebaiknya kita kupas tuntas di latar belakang.
3. Variabel Moderator
Merupakan variable yang mempunyai pengarih ketergantungan yang kuat dengan
hubungan variable terikat dan variable bebas yaitu kehadiran variable ketiga.
4. Variabel Antara
Variable yang menghugungkan antara variable bebas dan terikat yang dapat memperkuat
atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau di ukur. Sehingga
menyebabkan hubungan antara X dan Y menjadi hubungan yang tidak langsung,
biasanya di notasikan denan X dan Z.
C. Hubungan Antarvariabel
1. Hubungan Simetris
Hubungan variable yang satu tidak disebabkan oleh yang lainnya. Model hubungan ini
yaitu tanpa arah, atau tidak meneliti pengaruh antarvariabel. Yang diteliti adalah pola
hubungannya yang negatif atau positif atau hubungannya lemah , sedang, atau tinggi. Jika
pola hubungan positif, maka senakin tinggi X, maka semakin tinggi Y.
2. Hubungan Timbal Balik
Hubungan suatu variable dapat menjadi sebab dan akibat dari variable lainnya. Hubungan
timbal balik disini bukanlah hubungan, dimana tidak dapat di tentukan variable yang
menjadi sebab dan akibat.
Tetapi yang dimaksudkan disini adalah apabila suatu waktu, variable X mempengaruhi
variable Y, sedang pada waktu yang lain, variable Y mempengaruhi variable X.
3. Hubungan Asimetris
Hubunngan variable satu mempengaruhi variable lainnya. Dengan kata lain jika X maka
Y. artinya jelas bahwa ada yang mempengaruhi da nada yang di oengaruhi. Dalam
hubungan kasual ii terlihat jelas besaran pengaruh yang di timbulkkan X terhadp Y.
A. Model
Model adalah abstraksi kenyataan, gambaran sederhana dari bebrapa fenomena nyata
dunia. Istila model digunakan dalam penelitian bsnis dan perilaku organisasi untuk
menggambarkan fenomena melalui pemakaian analogi. Model di definiskn sebagai representasi
dari suatu sistem yang dibangun untuk mempelajari suatu aspek dari sistem itu atau sistem secara
keseluruhan.
Model merupakan saran penting untuk mengajukan teori dan membantu pengambilan
keputusan. Model digunakan untuk menelaah dan menjelaskan pola hubungan antara dua
variable atau lebih, dimana jenis penelitian ini membutuhakan dukungan teori, baik digunakan
sebagai landasan dalam mengajukan hipotesis maupun untuk menentukan kretria pengukuran
terhdap adanya hubungan antara variable yang di teliti diantaranya melalui pengujian hipotesis.
Terdapat tiga bentuk model sebagai berikut:
1. Model Verbal
2. Model grafis
3. Model matematis
B. Kajian Teori
Penjabaran konsep penting dalam penelitian adalahmenentukan teori yang sesuai untuk
digunakan dalam mengeksplorasi rumusan masalah. Dalam proposal skiripsi, tesis, dan disertasi,
semenjak awal mahasiswa menegaskan teorinya dalam beberapa bentuk, seperti hipotesis,
pernyataan logika, atau bentuk grafis/visual.
Kajian teori adalah gambaran terhadap seperangkat kumpulan konsep , defenisi, dan
proposisi yang terkait secara sistematis untu menjelaskan dan emmprediksi tentang suatu
fenomena/gejala (Cooper, 2008). Secara umum teori diartikan sebagai pendapat. Konsep adalah
sekumpulan makna atau karakteristik yang dikaitkan dengan kejadian, objek, kondisi, situasi,
atau peilaku tertentu (Cooper, 2008).
Dalam pedoman penulisan karya ilmiah, teori dikaji dalam suatu subbab tersendiri
dengan istilah yang berbeda, namun hakikatnya sama sama mengkaji teori yang menjelaskan
variable yang diteliti.
2. Sintesis Peneliti
Sintesis peneliti adalah pernyataan peneliti dalam membentuk makna suatu konsep atau
istilah tertentu yang diambil dari berbagai pendapat para pakar, yang banyak
membicarakan, menulis tentang variable yang ditelitinnya. Makin banyak pendapat para
ahli yang dikutip, main besar kemungkinan kebenaran makna definisi konseptual varibael
penelitiannya. Umumnya , sintesis peneliti dijadikan sebuah definisi konseptual.
Untuk memudahkan, langkah awal yang dapat diambil guna menyusun definisi
konseptual variable penelitian dengan cara mencari literature yang membahas konsep
atau variable penelitiannya. Jika literature di peroleh dari buku teks asing, menfaatkan
indeks yang ada di buku tersebut.
C. Rambu-Rambu Mengkaji Teori
Hal-hal yang harus diperhatiakn dalam penulisan kajian teori sebagai berikut:
1. Mengkaji teori tidak harsu seperti memindahkan seluruh isi buku.
2. Mengutip suatu kalimat dari refreansi
3. Mengutip suatu refrensi tetapi tidak membuat sumber refrensinya.
D. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah merupakan konseptual mengenai bagaiaman suatu teori
berhubungan di antara berbagai factor yang tealah di identifikasikan penting terhadap masalah
penelitian. Dalam keragka pemikiran, peniliti harus menguraikan konsep atau variabl
penelitianya secara terperinci. Dalam menguraikan krangka berpikirnya, peneliti tidak sekedar
memfookuskan pada variable penelitiannya saja tetapi juga harus menghubungkan konsep
penilitian dalam kerangka yang lebih luas lagi.
Dalam kerangka berfikir, hal inti yag perlu dikemukakan ialah hubungan antarvariabel
yang di teliti. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Mengemukakan bagaimana hubungan variable bebas dan variable terikatnya.
2. Harus ada penjelasan gemblang menganai mengapa kita memperkirakan hubungan
tersebut berlaku.
3. Bila sifat dan arah hubungan dapat di teorikan berdasarkan temuan penilitian
sebelumnya.
A. Pengertian Hipotesis
Menurut Sekaran, mendefiniskan hipotesis sebagai hubungan yang di perkirakan secara
logis diantara dua atau lebih variable yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan penilitian. Dengnan demikian, ada
keterkaitan antara peru,usan masalah denga hipotesis , karena perumasan maslah merupakan
pertanyaan penelitian.
B. Jenis-Jenis Hipotesis
1. Hipotesis Penelitian
Merupakan hipotesis yang mengandung pernyataan mengenai hubungan antara pengaruh,
baik secara positif atau negative antara dua variable atau lebih sesuai dengan teori.
2. Hipotesis statistic
Untuk mengaji hipotesis peneliti , harus terlebih dahulu diterjemahkan menjadi term
statistic yakni:
a. Hipotesi nol
Merupakan tidak adanya hubuangan, atau tdak adanya perbedaan.
b. Hipotesi alternative.
Menyatakan adanya hubungan , atau adanya pengaruh, atau adanya perbedaan.
Langkah – langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis antara lain:
a. Menyatakan hipotesis nol dan alternative
b. Memilih uji statistic yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah
parametik atau nonparametric.
c. Menentukan tingkat signifikan yang diinginkan
d. Memastiakan jika hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat signifikan
terpenuhi.
e. Jika nilai dihitung lebih besar dari pada niali kritis, hipotesis nol ditolak, dan
alternative di terima.
C. Arah Pengujian Hipotesis
1. Uji Satu Arah
Pengajuan H0 dan H1 dalam uji satu arah adalah seagai berikut:
H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
H1 : ditulis dalam bentuk lebih besar (>) atau lebih kecil (<)
2. Uji dua Arah
Pengajuan H0 dan H1 dalam uji dua arah adalah sebagai berikut :
H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
H1 : ditulis dalam bentuk tidak sama dengan (≠)
BAB 7. DEFINISI OPERASIONAL
A. Menentukan Indikator
Definisi operasional berisikan ukuran dari suatu variable. Cara mudah memahami
indicator yang ada dalam definisi operasional adalah sebagai berikut:
1. Item indicator harus sesuatu yang mudah diukur, dinilai, diamati, dan tidak abstrak,
dan tidak menimbilkan keraguan bagi rang lain.
2. Indicator perlu merujuk pada suatu teori.
3. Indikator dapat berupa : ciri-ciri, aspek, atau sifat dan karakteristik dari variable.
4. Buat kata bantu seperti table.
5. Indicator suatu varibel tidak boleh diambil dari indicator variable lain.
B. Instrumen Penelitian
Instrument pengukur variable biasanya digunakan dalam berbagai desain penelitian,
kecuali pada event study, content analisis, dan sosiometri. Instrumen secara garis besar dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu test dan skala. Test adalah suatu prosedur pengujian sistematik
pengujian individu dengan pemberian seperangkat rencangan stimuli dan pemberian bilangan
atau seperangkat bilangan terhadap respons yang timbul dari stimuli tersebut.
Instrument pengukuran variable jika diamati dari dasri sisi varibel adalah proses
menghubungkan konsep dengan fakta empiris. Dari sisi fakta pengukurn variable adalah
pemberian bilangan atau symbol pada peristiwa empiris menurut aturan yang telah di tetapkan.
data Pengukuran variable lebih berguna untuk variable yang bersifat abstrak seperti sikap,
motovasi, kinerja, dan information asymmetry.
Data merupakan salah satu komponen penilitian, artinya tanpa data tidak aka nada
penilitian. Data penilitian harus valid atau benar karena jika tidak valid, maka akan
menghasilkan insformasi dan kesimpulan yang keliru atau salah. Oleh sebab itu, diperlukan
teknik pengambilan data secara benar.
Adapun persyaratan penyusunan instrument adalah sebagai berikut:
1. Validitas mengacu pada kecocokan alat ukur dengan sasaran ukur yang hendak diukur.
2. Reliabilitas mengacu pada adanya konsistensi dan kaejejakan akurasi hasil ukur.
Pemilihan desian penelitian dimulai ketika peniliti telah merumuskan hipotesisnya. Desan
untuk perencanaan penelitian ini bertujuan untuk melaksankan penelitian sehingga dapat
diperoleh suatu logika, baik dala pengujian hipotesis maupun dalam membuat kesimpulan.
A. Rancangan Penelitian
Desain penelitian harus dapat menerjemahkan model model ilmiah kedalam operasional
penelitian secara praktis. Daesian riset merupakan semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Menurut Malhorta (2006), desain penelitian merupakan
kerangka atau cetak biru dalam melaksanakan suatu proyek riset. Rencana penelitian mencakup
garis besar dari apa yang dilakukan seorang peneliti mulai dari penulisan hipotesis serrta
implikasi opersionalnya hingga ke analisis akhir data.
Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli, maka desian penelitian dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu secara menyeluruh dan parsial.
Desain penelitian yang dibuat secara cermat akan memberikan gambaran yang lebih jelas
pada kaitannya dengan penyusunan hipotesis dengan tindakan yang akan diambil dalam proses
penelitian selanjutnya.
1. Penelitian Eksploratif
Penelitian yang memiliki tujuan untuk dapat keterangan, wawasan, pengetahuan, ide,
gagasan, dan pemahaman sebagai upaya untuk meruuskam dan mendefinisikan masalah,
menyusun hipotesis. Desain penelitian ini dapat dianggap sebagi langkah awal yang
diharapkan dapat dipakai untuk merumuskan persoalan dimana pemecahannya dapat
memakai jenis penelitian yang lain. Desain penelitian ini relatiftidak memerlukan teori
dan hipotesis serta bekerja pada satu variable saja.
2. Penelitian Konklusif
Janis penilitiaan yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini didesain untuk
membantu pengambil keputusan dalam menentukan, mengevaluasi, dan memilih
alternative terbaik dalam memecahkan suatu masalah.
3. Pnelitian Deskriptif
Desain ini bertujaun untuk mendeskripsi sifat atau karakteristik dari suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi saat ini. Peneilitian ini relative lebih sedikit
memerlukan teorisasi dan hipotesis serta dapat bekerja pada satu variable saja dapat
jjuga lebih daru satu variable.
Penilitian deskriptif dibedkan berdasrkan horizon waktu yaitu:
a. Penelitian Cross Sectional
b. Penelitian Longitudinal
B. Rancangan Eksperimen
Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan
yang terdefinisikan, sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan utnuk
persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara factual.
Karakteristik dalam penelitian eksperimen sebagai berikut:
1. Memanipulasi
2. Mengontrol Variabel
3. Melakukan Observasi
Aplikasi nyata perlunya desain penelitian eksperimen mengenai model desain penelitian
terbagi dalam tiga kelompok besar yaitu praeksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu.
C. Rancangan Faktorial
Desain fektorial merupakan suatu tindakan terhadap satu variable atau lebih yang di
manipulasi secara stimulant agar dapat mempelajari pengaruh setiap variable terhadap variable
terikat atau pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi antara beberapa variable.
Desain factorial dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu: tipe pertama satu dari variable
bebas dimanipulasi secara eksperimental dengan varibael terikat, tipe kedua adalah dalam suatu
penelitian, semua variable bebas dimanipulasi secara eksperimental Karena peneliti tertarik
terhadap pengaruh beberapa variable bebas dan mengharapkan dapat menilai pengaruh variable
tersebut baik secara terpisah maupun bersama. Desain factorial digunakan untuk mengevaluasi
dampak kombinasi dari dua atau lebih perlakuan terhadap variable terikat.
A. Skala
1. Skala Nominal
Digunakan untuk mengklasifikasi objek, individual, atau kelompok. Sebagai contoh:,
menglasifikasi jenis kelamin, agam, pekerjaan, dan area geografis. Dalam
mengidentifikasi hal ini digunakan angka-angka sebagai seimbol atau label.
2. Skala Ordinal
Skala ini memberikan informasi tentang jumlah relative karateristik berbeda yang
dimiliki oleh objek atau individu tertentu.
3. Skala Interval
Mempunyai karakteristik sepert yang dimiliki oleh skla nomnal dan ordinal dengan
ditambah karakteristik yang lain, yaitu berupa interval yang tetap. Dengan demikian,
peniliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik antara satu individu atau objek
objek dan skala lainnya.
4. Skala Rasio
Skala ini mempunyai karakteristik yang dimiliki oleh semua skala yaitu skala nominal,
ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nlai 0 (nol) empiris absolut.
B. Teknik Pengskalaan
Skala penelitian sikap menurut penentuan skor butir pernyataan dalam penyusunan skala,
yang paling banyak digunakan dalam penelitian manajemen dan perilaku organisasi adalah
linkert summated rating scale, semantics differential scale, dan numeric scale.
1. Reliabilitas
Merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suaatu pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan hasil pengukuran. Suatu alat
pengukur dikatakan mantap atau konsisten apabila untuk mengukur suatu berlang kali
pengukuran tersebut menunjukkan nilai yang sama dalam kondisi yang sama.
2. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar – benar
mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrument.
Ada 3 tipe vliditas yang harus diketahui yaitu sebagai berikut:
a. Validitas isi
Validitas isi memastikan bahwa skala item-item telah cukup memasukkan sejumlah
item yang representative dalam mencerminkan dominan konsep.
b. Validitas konsep/konstruk
Berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep
yang sedang diukur.
c. Validitas kriteria
Menyangut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu
memperkirakan suatu variable yang dirancang sebagai kriteria.
BAB 10. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian. Pada umumnya teknik pengumpulan data dapat
menggunakan teknik seperti berikut ini:
1. Wawancara
Salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan langsung dengan
yang diwawancarai.
2. Kuesioner/Angket
Suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan atau menyebarkan dafatr
pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut.
3. Observasi
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peniliti baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap objek penelitian. Instrument yang yang dapat digunakan yaitu lembar
pengamatan, panduan pengamatan.
4. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Sebagian besar data yang tersedia yatu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata,
laporan, artefak, dan foto.
5. Focus Group Discussion (FGD)
Teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan
tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok.
B. Penyusunan Koesioner
Merumuskan pertanyaan merupakan aspek penting dalam polling, yakni membuat
pertanyaan yang tepat yangd apat desersepsi sama oleh responden. Berikut ini merupakan prinsip
penyusunan pertanyaan dalam koesioner :
1. Pertanyaan harus tepat untuk menangkap variable yang diteliti.
2. Bahasa dan kata-kata dalam koesioner seharusnya disesuaikan dengan tingkat
pemahaman responden.
3. Bentuk dan jenis pertanyaan seharusnya dipilih yang dapat meminimumkan bias
responden.
4. Pengurutan pertanyaan seharsunya mengalirkan tahapan respons secara lembut.
5. Data pribadi seharusnya dikumpulkan dengan memrhatikan sensitivitas perushaan dan
privasi responden.
Dalam penyusunan koesioner maka kita harus:
1. Menyusun pertanyaan yang baik
2. Menghindari bias dalam pertanyaan
3. Menghindari pertanyaan yang tidak dapat dipahami.
4. Menghindari pertanyaan yang bermakna ganda.
A. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi,
sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat dan karakteristiknya akan
membuat kita dapat menggenralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi.
Adapun langkah-langkah dlam penentuan sampel sebagai berikut:
a. Mendefiniskan populasi yang akan dijadikan objek penelitian.
b. Menentukan prosedur sampling
c. Menentukan besarnya sampel.
Dalam pengambilan sampel ada 2 cara yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Sampel Probabilitas (Probability Sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada
setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi Simple Random
Sampling, Startified Random Samplinh, Proportionate Startified Random Sampling,
Cluster Sampling.
2. Sampel Nonprobabilitas
Merupakan teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi tidak memiliki
kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel.
Teknik yang termasuk kedalam Nonprobabilitas adalah Systematic Sampling, Quota
Sampling, Convenience Sampling, Purposive Sampling, Boring Sampling, Snowball
Sampling.