Anda di halaman 1dari 12

Materi 1: Awal mula perkembangan manusia dan cara mendapatkan kebenaran

Awal mula perkembangan manusia

Pada dasarnya manusia memiliki keingintahuan yang amat besar, hasil dari rasa ingin tahu
tentang sesuatu yaitu pengetahuan. Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan
menggunakan berbagai alat yang menggunakan sumber pengetahuan tersebut dan
dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Menurut Suprihadi Saputro proses pembelajaran
sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan instruksional, jenis dan kegiatannya membutuhkan
rangkaian pemikiran yang cermat. Rangkaian pemikiran yang cermat itu diperlukan agar
jenis dan prosedur kegiatan yang dipilih dan ditetapkan nantinya mempunyai nilai fungsional
yang tinggi sebagi alat untuk mencapai tujuan.

Pengetahuan manusia dapat diperoleh:


 Pertama, dari orang lain termasuk bapak, ibu, saudara, teman, guru, buku, majalah,
dan lain-lain. Terletak pada pemberian reinforcement atas respons-respons yang
dihasilkan. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan dengan cara trial and error,
latihan secara berulang-ulang, atau meniru dari orang lain.
 Kedua, dari diri sendiri yaitu hasil pengamatan/pengalaman sendiri, dengan
mengoptimalkan pengetahuan telah ada dalam dirinya dengan pengetahuan yang
diterimanya sehingga membentuk pengetahuan baru, hal tersebut melalui usaha aktif
individu yang dalam berinteraksi. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa yang lalu. Adapun pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru terbaik”, ini
mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber pengalaman untuk
memperoleh pengetahuan.

cara mendapatkan kebenaran


Dari pengetahuan tersebut yang ingin dicapai adalah menemukan kebenaran. Beberapa cara
ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain yang pertama
 Cara proses penalaran yaitu ada upaya aktif manusia dalam mendapatkan pengetahuan
( kebenaran ) melalui
a. Logika , merupakan pemikiran dalam bentuk penalaran. Kemampuan berpikir
yang dimiliki manusia merupakan kemampuan yang spesifik manusiawi.
Kebenaran logis adalah akal budi yang sesuai dengan realitasnya.
b. Analitika ,Ciri berpikir ilmiah ini, ditandai dengan cara orang dalam
melakukan setiap kegiatan, ia selalu berusaha menimbang-nimbang setiap
permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, dan mana yang menjadi
masalah utama dan sebagainya. Dengan cara ini maka jawaban terhadap
kebenaran akan diperoleh.

 Tidak melalui proses penalaran yaitu mendapatkan kebenaran dengan melalui,


a. Intusionisme , yaitu kegiatan berpikir non-analitis yang tidak mendasarkan diri
pada suatu pola berpikir tertentu, kemampuan memahami sesuatu tanpa
melalui penalaran rasional dan intelektualitas, atau hanya berdasarkan insting,
memahami secara tiba-tiba.
b. Wahyu , merupakan sumber memperoleh kebenaran yang hakiki, pasti dan
mutlak.

Perbedaan antara instuisi dan wahyu terletak pada keaktifak manusianya, Pada
Intuisi ada upaya aktif manusia, sedangkan pd Wahyu tdk ada keaktifan
manusia (diberikan langsung oleh tuhan)

Jika pengetahuan atas kebenaran informasi yang diperoleh manusia dari sumber tersebut
berbeda, akan timbul konflik mana yang benar. Maka diperlukan pengadilan objektif yaitu
Riset atau Penelitian.

Materi 2: Pengertian Riset dan mengapa dilakukan Riset


1. Pengertian Riset
Riset/ Research adalah suatu penyelidikan, pemeriksaan, pencermatan,
percobaan yang membutuhkan ketelitian dengan menggunakan metode/
kaidah tertentu untuk memperoleh suatu hasil dengan tujuan tertentu.
Kegiatan Riset/ Research meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis,
penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang bertujuan
untuk memecahkan suatu masalah. Riset/ penelitian merupakan kegiatan
dalam koridor keilmiahan yang harus sesuai dengan bidang akademika/
keilmuan.
- Beberapa referensi mengenai definisi Riset Menurut Para Ahli antara lain:
a. Kerlinger (1986)
“Scientific research is a systematic, controlled empirical and critical
investigation of propositions about the presumed relationship about various
phenomena.”
Kerlinger memberikan penekanan lebih, dalam definisi nya diatas, yaitu harus
ada faktor investigasi kritis. Ini artinya seorang peneliti tidak harus yakin 100%
terhadap investigasi yang telah dilakukan untuk menjawab permasalahan,
namun juga harus memberikan sedikit kritik atau keraguan terhadap hasil
investigasi nya, dengan harapan nantinya peneliti akan mencari sumber-
sumber lain sebagai bahan komparasi yang mendukung hasil investigasi nya
atau dengan kata lain harus menggunakan sumber eksternal agar
penelitiannya semakin valid dan mampu menjawab permasalahan secara
menyeluruh (holistic).
b. Burns (1994)
“Research is a systematic investigation to find answers to a problem.”
Burn mendefinisikan riset secara lebih sederhana, namun sangat mudah
dipahami. Intinya adalah bagaimana menjawab sebuah pertanyaan atau
permasalahan yang ada dengan langkah-langkah yang sistematik.
- Ruang Lingkup Riset
Berdasarkan perspektifnya, ruang lingkup riset secara umum terbagi menjadi
3 yaitu sebagai berikut ini:
1. Aplikasi dari Riset
Berdasarkan dari perspektif dari aplikasi riset yang dilakukan, terdapat 2
pembagian yaitu:
a. Riset Murni
Riset murni adalah riset yang meliputi pengembangan, pengujian,
verifikasi dan memperjelas metode riset, prosedur, teknik dan juga alat
yang membentuk metodologi riset tersebut.
c. Riset Terapan
Riset terapan adalah riset yang menggunakan teknik, prosedur dan
metode yang diaplikasikan pada pengumpulan informasi mengenai
berbagai aspek suatu situasi, isu, fenomena atau permasalahan sehingga
informasi yang terkumpul bisa digunakan dan dipublikasikan.

2.  Objektif dari Riset


Berdasarkan dari perspektif objektif dari riset, maka riset dibeddakan
menjadi 4 kategori yaitu:
a. Riset Deskriptif
Riset deskriptif adalah sebuah studi yang berusaha untuk menjelaskan
secara sistematis suatu situasi, fenomena, permasalahan, program atau
pelayanan atau memberikan informasi mengenai kondisi kehidupan
sebuah komunitas. Contoh riset deskriptif yaitu studi mengenai perilaku
masyarakat tani setelah adanya industri pertambangan di desanya.
b. Riset Eksploratori
Riset eksploratori yaitu sebuah riset yang tujuannya untuk memperoleh
keterangan, pengetahuan, wawasan, ide, gagasan, dan pemahaman
sebagai upaya dalam merumuskan dan mendefinisikan masalah,
menyusun hipotesis serta bisa diteruskan dengan riset lanjutan yang lebih
advance. Contoh riset eksploratori adalah Wawancara atau Interview
secara mendalam.
c. Riset Korelasional
Riset korelasional adalah studi yang digunakan untuk menetapkan atau
menemukan adanya suatu relationship/ interdependence/ association
antara dua atau lebih aspek dari suatu situasi. Contoh riset korelasional
misalnya apakah pengaruh tutupan vegetasi terhadap zat yang terlarut
dalam air sungai.
d. Riset Explanatory
Riset explanatory adalah sebuah riset yang berusaha untuk menjelaskan
kenapa ddan bagaimana adanya hubungan antara 2 aspek dari suatu
fenomena atau situasi. Contoh riset explanatory yaitu studi untuk
menjelaskan kenapa pada topografi yang miring banyak mengakibatkan
terjadinya longsor.
3. Informasi yang Dicari
Untuk ruang lingkup ini dibedakan menjadi riset kualitatif dan
kuantitatif. Klasifikasi kedua jenis riset tersebut tergantung pada 3 kriteria
berikut ini:
-Maksud dari studi.
-Dengan cara bagaimana variabel dapat diukur.
-Bagaimana informasi di analisa.

2. Mengapa dilakukan Riset


Melihat dari tujuan riset itu sendiri yakni untuk memecahkan masalah,
meningkatkan ilmu, melakukan penafsiran yang labih baik dan menemukan
fakta yang baru. Maka dalam hal inilah riset sangat perlu untuk dilakukan

Materi 3

Penelitian ada 2 (dua) Macam, yaitu “penelitian yang tidak ilmiah” dan “penelitian yang
ilmiah”. Perbedaan antara keduanya itu Terletak pada metode atau cara yang ditempuh /
gunakan untuk mendapatkan pengetahuan.
1. Penelitian yang tidak ilmiah
Penelitian tidak ilmiah merupakan penelitian yang umum dilakukan orang untuk
mencari dan menemukan sesuatu sesuai kebutuhan sehari-hari.
Ciri-Ciri Penelitian yang Tidak Ilmiah:
1) Tidak sistematik.
2) Data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subjektif (terkait
dengan emosi dan perasaan si peneliti).
2. Penelitian yang ilmiah

i(m
T
Es
r
p
k
a
dti
S
P
)nu
le
b
o
L
g Model Stimuli (Problem)

Stimuli (Problem) merupakan permasalahan dalam diri seseorang yang mendorong


terjadinya kegiatan atau tindakan (empiris) menimbulkan rangsangan untuk
menyelesaikan dengan penalaran (logika). Keberhasilan penelitian yang
dilaksanakan tergantung dari penalaran (logika) yang digunakan. Untuk menjawab
permasalahan terletak pada metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Jika
seseorang penalaran (logika) yang digunakan tidak ilmiah maka problem belum dapat
terjawab dengan baik atau jawaban benar.
Berkaitan dengan model diatas, agar dapat mendapatkan jawaban yang baik dan benar
maka perlunya melakukan suatu penelitian yang ilmiah. Penelitian yang Ilmiah
merupakan upaya memperoleh kebenaran dengan menggunakan ‘metode ilmiah’.
Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah.
Penelitian yang dilakukan dengan “metode ilmiah” mengandung 2 (dua) unsur
penting yaitu “pengamatan (observation)” dan “penalaran (reasoning).
Mekanisme Metode Ilmiah (scientific method) untuk pemecahan stimuli (problem)
ada 3 (tiga), Ciri-Ciri Metode Ilmiah yaitu:
1) Sistematis : mempunyai tata urutan tertentu atau suatu aktivitas yang terstruktur.
2) Logis : dapat diterima akal, sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang
ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
3) Empiris : sesuai dengan realita/kenyataan.
Ciri-Ciri Penelitian Ilmiah:
1) Kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah tertentu.
Metode ilmiah merupakan sebuah konsep dimana para ilmuan mencoba untuk
meneliti di setiap masing-masing ilmu pengetahuan yang akan mengembangkan
ilmu-ilmu tersebut dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
2) Bertujuan untuk menemukan informasi ilmiah /teknologi baru, membuktikan
kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis, sehingga dapat dirumuskan teori dan/
proses gejala alam / sosial.
Setiap mansuia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa
fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu objek.
3) Digunakan sebagai wahana ‘pengadilan’ yang obyektif untuk mengakhiri konflik
atas kebenaran suatu pengetahuan. Hal ini karena pengetahuan yang ilmiah pasti
berdasarkan fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya, karena pengetahuan ilmiah
itu bebas dari prasangka dan bersifat objektif.
4) Proses yg sistematis, logis, & empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau
pengetahuan ilmiah.
Metode berpikir ilmiah merupakan prosedur, cara, atau teknik dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu, jadi ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan lewat proses yang sistematis, logis, dan empiris untuk mencari suatu
pengetahuan baru dapat disebut suatu ilmu.
5) Suatu upaya utk mencari jawab yg benar mengenai suatu masalah tertentu.
6) Berupaya mencari kebenaran melalui proses penalaran yang logis (rasional) dan
Analitik (Empiris).

Materi 4

Metode Ilmiah (Scientific Method) untuk mencari kebenaran penelitian yaitu sebagai
berikut:
1. Ratio (Paham Rasionalisme) merupakan sumber pengetahuan (kebenaran) yang
dimulai dari suatu pernyataan yang sudah pasti (aksiomatik). Aksioma dasar yang
dipakai dalam membangun sistem pemikirannya diturunkan dari idea yang dianggap jelas,
tegas, dan pasti dalam pikiran manusia. Pikiran manusia mempunyai kemampuan
“mengetahui” idea tersebut, namun manusia tidak menciptakannya atau mempelajari lewat
pengalaman.
2. Pengalaman (Paham Empirisme) yaitu pengetahuan (kebenaran) diperoleh lewat
fakta yang terungkap lewat pengalaman manusia cara-cara yang dilakukan dapat
diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakannya.

Dasar Metode Ilmiah merupakan sumber menghasilkan ilmu pengetahuan dapat dibagi tiga
yaitu sebagai berikut:
1. Didasarkan pada rasionalisme dan empirisme
Prosedur berpikir ilmiah penalaran rasional dan empiris merupakan dua model yang
menjadi sumber serta metodologis dalam menghasilkan ilmu pengetahuan. Ilmu yang
dihasilkan dari sumber menuntut dilakukan observasi dan penjelajahan baru terhadap
permasalahan yang dihadapi dari praanggapan (hipotesis), pengujian yang dilakukan
melalui studi lapangan (empiris/induksi).
2. Rasionalisme menghasilkan penalaran deduktif, empirisme menghasilkan penalaran
induktif
Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat
khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir
silogismus dan terkait dengan rasionalisme. Pengambilan kesimpulan dari hal yang
bersifat umum biasanya disebut hipotesis yang berfungsi sebagai penunjuk jalan yang
memungkinkan kita untuk memperoleh jawaban. Hipotesis disusun berdasarkan cara kerja
deduktif dengan mengambil premis-premis dari penetahuan ilmiah yang sudah diketahui
sebelumnya.
Sebaliknya pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi
kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup terbatas dalam
menyusun argumentasi dan terkait dengan empirisme. fakta-fakta empiris bisa bersifat
sederhana yang bisa langsung ditangkap oleh pancaindra dan ada juga yang harus
menggunakan alat
3. Gabungan kedua penalaran ini disebut Logico – Hypothetiko – Verifikasi. Inilah dasar
metode ilmiah
Teori dan hipotesis jika tidak didukung dengan pengujian empiris maka tidak dapat
diterima kebenarannya secara ilmiah. Sebaliknya fakta fakta yang ada, tanpa didukung
asumsi rasional maka hanya menjadi fakta yang mati, serta tidak memberikan pengetahuan
kepada manusia. Dengan penggabungan antara logika deduktif rasionalisme dan logika
induktif empirisme berdampingan dalam sebuah sistem, maka sebelum teruji
kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan yang bersifat
sementara (hipotesis). Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang kita hadapi. hipotesis berfungsi sebagai penunjuk jalan yang
memungkinkan kita untuk memperoleh jawaban. Langkah selanjutnya setelah penyusunan
hipotesis adalah menguji hipotesis tersebut dengan mengkonfrontasikannya.
mengomunikasikannya dengan dunia fisik yang nyata dapat diterima pancaindra atau
dengan menggunakan alat bantu, dalam proses pengujian ini merupakan pengumpulan
fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan. Penggabungan tersebut dikenal
sebagai proses logico-hypothetico verifikaflo (logik, hipotetik, sekaligus verifikatif).
Eksistensi penggabungan antara deduktif dan induktif bagian prosedur berpikir ilmiah.

Materi 5
Peranan Penelitian Secara Umum
 Penelitian berperan sebagai pemecah masalah
Dalam hal meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena
dari suatu masalah yang kompleks dan saling berkaitan.
 Memberikan jawaban atas pertanyaan atas bidang yang diajukan
Artinya, meningkatkan kemampuan utnuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-
fenomena dari masalah tersebut.
 Mendapatkan pengetahuan atau ilmu baru.
Berfungsi untuk menemukan pengetahuan atau ilmu baru yang mana belum diketahui
atau sama sekali belum pernah diterapkan dalam masyarakat.

Peranan Penelitian Dalam Perkembangan IPTEK


 Penelitian ilmiah akan menghasilkan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil observasi
atau pengamatan, generalisasi empiris, pengujian kebenaran konsep-konsep,
proposisi-proposisi, dan teori-teori.
Hasil ini merupakan komponen dari ilmu pengetahuan. Hasil-hasil tersebut menjadi
sumbangan perkembangan ilmu pengetahuan.
Kosakata:
- Generalisasi empiris : tesis, hukum, atau hipotesis berdasarkan pengamatan terhadap
kenyataan tertentu dan spesifik.
- Proposisi : pernyataan mengenai suatu hal yang dapat dinilai benar atau salah.
 Hasil dari penelitian dapat diterapkan atau diaplikasikan untuk memecahkan suatu
permasalahan maupun pengembangan teknik-teknik dalam kehidupan manusia.

Materi 6

MACAM-MACAM PENELITIAN
Menurut Jenisnya
1. Penelitian Eksploratif
 penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan, penjelasan dan data
tentang hal-hal yang belum diketahui.
 tujuan : untuk mengembangkan gagasan/ide dasar mengenai topik baru dan
memberikan atau menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.
2. Penelitian Deskriptif
 penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan atau melukisakan sesuatu
permasalahan di daerah tertentu atau pada saat tertentu, dengan berusaha
mengungkapkan fakta selengkap-lengkapnya dan apa adanya.
 tujuan : menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik
mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.
 terbagi atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
- Metode Survei
- Metode Deskriptif Kesinambungan (continuity decriptive research)
- Penelitian Komparatif
- Penelitian Komparatif
- Penelitian Analisis Pekerjaan & Aktivitas
3. Penelitian Eksplanatoris
 penelitian untuk menjelaskan, memperkuat, atau menguji suatu teori atau
hipotesis. Tipe ini selalu menguji keterkaitan antara variabel-variabel penelitian.
 tujuan : untuk menghubungkan pola-pola yang berbeda, namun memiliki
keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.

Menurut Bentuknya
1. Penelitian Diagnostik
 penelitian yang dilakukan guna mendapatkan dan menganalisis sebab-sebab
timbulnya suatu gejala.
 biasanya penelitian ini berangkat dari suatu akibat, untuk mencari sebab.
2. Penelitian Preskriptif
 penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran suatu permasalahan
sesuai dengan keadaan atau fakta yang ada, untuk kemudian dikaitkan dengan
patokan atau norma yang ada.
3. Penelitian Evaluatif
 penelitian yang berusaha melakukan penilaian.
 dilakukan melalui pengujian maupun melalui analisis hubungan yang terjadi antar
variabel.
Menurut Kegunaannya
1. Penelitian Murni (pure research)
 penelitian untuk mengembangkan ilmu atau teori.
 suatu penelitian disebut sebagai penelitian murni/penelitian dasar, jika :
- berguna untuk memahami "fundamental nature dari suatu fenomena sosial;
atau
- menyediakan dasar pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisir
pada berbagai wilayah kebijakan, permasalahan, atau wilayah kajian.
2. Penelitian Terapan (applied research)
 penelitian yang ditujukan untuk memanfaatkan secara langsung hasil suatu
penelitian dalam rangka kepentingan-kepentingan tertentu.
 beberapa jenisnya, antara lain : action research, social impact assessment, dan
evolution research.
3. Penelitian Kasus atau Fokus Masalah
 penelitian yang bertujuan mengungkap suatu kasus secara komprehensif.
 mempertanyakan apakah sesuatu sudah berjalan sebagaimana mestinya.

Macam-macamnya Menurut analisisnya , tujuan, disiplin ilmu , tempat


Menurut analisisnya :
Penelitian kualitatif Adalah penelitian yang analisis datanya menggunakan pendekatan
kualitatif. Data-data dalam penelitian tersebut tidak berupa angka-angka tapi kata-
kata verbal.
( menurut Miles and Huberman metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan
yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan
sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.")

Dalam kelompok kualitatif terdapat jenis penelitian yang lain


 Penelitian lapangan ( penelitian ini bisa dimulai dengan perumusan permasalahan
yang tidak terlalu baku. Instrumen yang digunakan juga hanya berisi tentang
pedoman wawancara. Pedoman wawancan ini dapat berkembang sesuai dengan
kondisi yang ada di lapangan.)
 Analisis wacana ( penelitian ini serupa dengan analisis isi, hanya saja bukan tampilan
frekuensi tampilan dari topik tertentu yang dipilih dalam materiil yang sudah
ditentukan, tetapi lebih jauh menggali topik tersebut pada setting atau kondisi yang
muncul bersamaan atau melatar belakangi topik tersebut.)
 Perbandingan sejarah ( penelitian ini bertujuan mengumpulkan deldan menjelaskan
aspek- aspek kehidupan sosial yang terjadi di nastlalu Penelitian ini/ sebaiknya
difokuskan pada satu periode sejarah beberapa kebudayaan berbeda, atau juga
kombinasi antara peristiwa sejarah dan kebudayaan yang berbeda)

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari oleh filsafat positivisme yang
menekankan fenomena - fenomena objektif dan dikaji melalui penelitian dengan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, dan percobaan terkontrol.
( penelitian kuantitatif adalah penelitian yang diolah dengan menggunakan metode statistika
dan analisisnya pada data- data numerikal (angka)).

Di dalam penelitian kuantitatif terdapat tiga tipe analisis:


1. Analisis utama/ primer ( adalah analisis primer adalah suatu analisis yang
mempertimbangkan data/informasi utama yang diperoleh dalam suatu penelitian)
2. Analisis sekunder ( merupakan suatu analisis tentang temuan-temuan yang ada dari
peneliti lain yang mungkin menggunakan metode yang berbeda dan lebih halus)
3. Meta analysis ( yaitu suatu analisis tentang data atau informasi yang telah dikumpulkan
atau disusun dan di analisis dari beberapa studi)

Perbedaan kualitatif dan kuantitatif


Perbedaan mendasar kualitatif dan penelitian kuantitatif yaitu penelitian kualitatif
bersifat eksploratoris dan induktif, sedangkan penelitian kuantitatif bersifat konfirmasi
dan deduktif.

MENURUT TUJUAN, terdapat 3 :


1. Penemuan fakta (fact finding) (yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta-
fakta/ gejala- gejala,. Fakta yang dimaksud suatu realitas yang terdapat di suatu tempat dan
waktu tertentu yang dapat dirasakan oleh manusia berupa peristiwa/kejadian. Pada tahap ini,
seorang praktisi menganalisis data dan informasi yang tersedia. Berdasarkan informasi dan
data yang tersedia kemudian dapat diperoleh interpretasi-interpretasi. Interpretasi in amt
berguna bagi seorang praktisi untuk memutuskan atau menentukan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan
2. Penemuan Problem (problem finding) (yaitu penelitian untuk merumuskan
permasalahan/ gejala yang ada. Cara-cara menemukan permasalahan ini, telah diamati oleh
Buckley , yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapar dilakukan secara "formal'
maupun'"informal'. Cara formal melibatkan prosedur yang menuruti metodologi tertentu,
sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak "rutin",. Dengan demikian, cara formal
lebih baik kualitasnya dibanding cara informal.

3. Problem Identification (yaitu penelitian untuk mengiventarisasi dan mengklarifikasi ,


terhadap permasalahan-permasalahan yang ada sesuai kepentingannya ,Identifikasi
permasalahan adalah tindakan yang diperlukan untuk mengetahui inti dari problem atau
persoalan, penyebab permasalahan, sekaligus solusi yang tepat untuk memperbaiki atau
menyelesaikan permasalaham tersebut. Identifikasi permasalahan sebaiknya menggunakan
kalimat tanya yang dimulai dengan bagaimana atau mengapa karena mutunya lebih tingei
daripada hanya menjawab apa, siapa dan di mana.)

Menurut Disiplin ilmu, terbagi atas 2 :

1. Penelitian monodisipliner (Penelitian Monodisipliner yaitu penelitian yang


menggunakan pendekatan satu disiplin ilmu saja,jadi pendekatan monodisipliner
bahwa dalam mengkaji manusia ada satu cabang ilmu pengetahuan yang khusus
mengkaji tentang manusia. Akan tetapi, dalam perkembangannya orang mulai
menyadari bahwa pendekatan monodisipliner dalam mengkaji manusia, terasa tidak
mumpuni lagi. Hal ini karena manusia memang
merupakan makhluk yang multidimensional. Oleh karena itu, dirasa perlu
menggunakan banyak disiplin ilmu dalam mengkaji manusia.

2. Pendekatan Interdisipliner (adalah pendekatan dalam pemecahan suatu


permasalahan dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu
serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Dalam permecahan
permasalahanannya di bidang ekonomi dengan interdisipliner hanya dengan satu
ilmu saja yang serumpun. Dengan demikian, secara singkat penelitian interdisipiner
dapat diartikan penelitian yang menggunakan pendekatan berbagai disiplin ilmy
yang berbeda.)

Penelitian Menurut Tempat, tedapat 3 bagian :

1. Penelitian Laboratorium (penelitian Laboratorium yaitu penelitian yang dilakukan di


Laboratorium penelitian jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk
mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian laboratorium untuk
ilmu pengetahuan sosial ialah mengumpulikan data, mengadakan analisis,
mengadakan tes, serta memberikan interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga
orang bisa meramalkan kecenderungan gerak satu gejala sosial dalam satu
masyarakat tertentu.)
2. Penelitian Kepustakaan (Penelitian Kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan di
perpustakaan
(biasanya data sekunder). Penelitian lapangan dilakukan dalam kancah kehidupan
sebenarnya. Misalnya saja penelitian tentang kehidupan para guru, permasalahan
religiusitas masyarakat desa, penelitian anak-anak pencandu narkoba, dan lain-lain.
Penelitian lapangan pada hakikatnya merupakan metode untuk menemukan secara
khusus dan realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat.
3. Penelitian Lapangan ( yaitu penelitian yang mengambil data langsung dilapangan
(biasanya data primer). Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan
data informasi dengan bantuan macam –macam materiil yang terdapat di ruang
perpustakaa, misalnya buku, majalah, dokumen dsb)

Materi 7

Pengertian metodologi

Metode berasal dari kata methodos (yunani) yaitu cara atau menuju suatu jalan.

Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara


kerja(sistematika) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai
upaya untuk menemukan jawaban yang dapat di pertanggungjawabkan secara
ilmiah dan termasuk keabsahannya.
Metodologi penelitian berasal dari kata "metode" Yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan.
Jadi metodologi yaitu cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
seksama untuk mencapai suatu tujuan.

Fungsi metodologi
1. Memberikan pedoman tentang bagaimana, menganalisis dan memahami sesuatu
yang dihadapinya
2. Menambah kemampuan peneliti untuk mengadakan atau melaksanakan
penelitian secara baik dan lengkap
3. Memberikan kemungkinan untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui
4. Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian
5. Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan
pengetahuan

Metode ilmiah
Adalah cara pelaksanaan kegiatan penelitian yang disusun secara sistematik, logis
dan objektif yang mengikuti tahap-tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan permasalahan dan tujuan
2. Menyusun hypotesis (apabila diperlukan)
3. Menyusun rancangan penelitian
4. Melakukan pengumpulan data
5. Mengolah dan menganalisis data
6. Merumuskan kesimpulan atau teori
7. Melaporkan dan memublikasikan hasilnya

Kriteria metode ilmiah :

1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan pronsip analisis
4. Mengunakan hipotesia
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi

Langkah-langkah metode ilmiah :


1. Perumusan permasalahan
2. Penyusunan kerangka berpikir
3. Perumusan hipotesis

Anda mungkin juga menyukai