Pada dasarnya manusia memiliki keingintahuan yang amat besar, hasil dari rasa ingin tahu
tentang sesuatu yaitu pengetahuan. Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan
menggunakan berbagai alat yang menggunakan sumber pengetahuan tersebut dan
dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Menurut Suprihadi Saputro proses pembelajaran
sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan instruksional, jenis dan kegiatannya membutuhkan
rangkaian pemikiran yang cermat. Rangkaian pemikiran yang cermat itu diperlukan agar
jenis dan prosedur kegiatan yang dipilih dan ditetapkan nantinya mempunyai nilai fungsional
yang tinggi sebagi alat untuk mencapai tujuan.
Perbedaan antara instuisi dan wahyu terletak pada keaktifak manusianya, Pada
Intuisi ada upaya aktif manusia, sedangkan pd Wahyu tdk ada keaktifan
manusia (diberikan langsung oleh tuhan)
Jika pengetahuan atas kebenaran informasi yang diperoleh manusia dari sumber tersebut
berbeda, akan timbul konflik mana yang benar. Maka diperlukan pengadilan objektif yaitu
Riset atau Penelitian.
Materi 3
Penelitian ada 2 (dua) Macam, yaitu “penelitian yang tidak ilmiah” dan “penelitian yang
ilmiah”. Perbedaan antara keduanya itu Terletak pada metode atau cara yang ditempuh /
gunakan untuk mendapatkan pengetahuan.
1. Penelitian yang tidak ilmiah
Penelitian tidak ilmiah merupakan penelitian yang umum dilakukan orang untuk
mencari dan menemukan sesuatu sesuai kebutuhan sehari-hari.
Ciri-Ciri Penelitian yang Tidak Ilmiah:
1) Tidak sistematik.
2) Data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subjektif (terkait
dengan emosi dan perasaan si peneliti).
2. Penelitian yang ilmiah
i(m
T
Es
r
p
k
a
dti
S
P
)nu
le
b
o
L
g Model Stimuli (Problem)
Materi 4
Metode Ilmiah (Scientific Method) untuk mencari kebenaran penelitian yaitu sebagai
berikut:
1. Ratio (Paham Rasionalisme) merupakan sumber pengetahuan (kebenaran) yang
dimulai dari suatu pernyataan yang sudah pasti (aksiomatik). Aksioma dasar yang
dipakai dalam membangun sistem pemikirannya diturunkan dari idea yang dianggap jelas,
tegas, dan pasti dalam pikiran manusia. Pikiran manusia mempunyai kemampuan
“mengetahui” idea tersebut, namun manusia tidak menciptakannya atau mempelajari lewat
pengalaman.
2. Pengalaman (Paham Empirisme) yaitu pengetahuan (kebenaran) diperoleh lewat
fakta yang terungkap lewat pengalaman manusia cara-cara yang dilakukan dapat
diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakannya.
Dasar Metode Ilmiah merupakan sumber menghasilkan ilmu pengetahuan dapat dibagi tiga
yaitu sebagai berikut:
1. Didasarkan pada rasionalisme dan empirisme
Prosedur berpikir ilmiah penalaran rasional dan empiris merupakan dua model yang
menjadi sumber serta metodologis dalam menghasilkan ilmu pengetahuan. Ilmu yang
dihasilkan dari sumber menuntut dilakukan observasi dan penjelajahan baru terhadap
permasalahan yang dihadapi dari praanggapan (hipotesis), pengujian yang dilakukan
melalui studi lapangan (empiris/induksi).
2. Rasionalisme menghasilkan penalaran deduktif, empirisme menghasilkan penalaran
induktif
Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat
khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir
silogismus dan terkait dengan rasionalisme. Pengambilan kesimpulan dari hal yang
bersifat umum biasanya disebut hipotesis yang berfungsi sebagai penunjuk jalan yang
memungkinkan kita untuk memperoleh jawaban. Hipotesis disusun berdasarkan cara kerja
deduktif dengan mengambil premis-premis dari penetahuan ilmiah yang sudah diketahui
sebelumnya.
Sebaliknya pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi
kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup terbatas dalam
menyusun argumentasi dan terkait dengan empirisme. fakta-fakta empiris bisa bersifat
sederhana yang bisa langsung ditangkap oleh pancaindra dan ada juga yang harus
menggunakan alat
3. Gabungan kedua penalaran ini disebut Logico – Hypothetiko – Verifikasi. Inilah dasar
metode ilmiah
Teori dan hipotesis jika tidak didukung dengan pengujian empiris maka tidak dapat
diterima kebenarannya secara ilmiah. Sebaliknya fakta fakta yang ada, tanpa didukung
asumsi rasional maka hanya menjadi fakta yang mati, serta tidak memberikan pengetahuan
kepada manusia. Dengan penggabungan antara logika deduktif rasionalisme dan logika
induktif empirisme berdampingan dalam sebuah sistem, maka sebelum teruji
kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan yang bersifat
sementara (hipotesis). Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang kita hadapi. hipotesis berfungsi sebagai penunjuk jalan yang
memungkinkan kita untuk memperoleh jawaban. Langkah selanjutnya setelah penyusunan
hipotesis adalah menguji hipotesis tersebut dengan mengkonfrontasikannya.
mengomunikasikannya dengan dunia fisik yang nyata dapat diterima pancaindra atau
dengan menggunakan alat bantu, dalam proses pengujian ini merupakan pengumpulan
fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan. Penggabungan tersebut dikenal
sebagai proses logico-hypothetico verifikaflo (logik, hipotetik, sekaligus verifikatif).
Eksistensi penggabungan antara deduktif dan induktif bagian prosedur berpikir ilmiah.
Materi 5
Peranan Penelitian Secara Umum
Penelitian berperan sebagai pemecah masalah
Dalam hal meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena
dari suatu masalah yang kompleks dan saling berkaitan.
Memberikan jawaban atas pertanyaan atas bidang yang diajukan
Artinya, meningkatkan kemampuan utnuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-
fenomena dari masalah tersebut.
Mendapatkan pengetahuan atau ilmu baru.
Berfungsi untuk menemukan pengetahuan atau ilmu baru yang mana belum diketahui
atau sama sekali belum pernah diterapkan dalam masyarakat.
Materi 6
MACAM-MACAM PENELITIAN
Menurut Jenisnya
1. Penelitian Eksploratif
penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan, penjelasan dan data
tentang hal-hal yang belum diketahui.
tujuan : untuk mengembangkan gagasan/ide dasar mengenai topik baru dan
memberikan atau menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.
2. Penelitian Deskriptif
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan atau melukisakan sesuatu
permasalahan di daerah tertentu atau pada saat tertentu, dengan berusaha
mengungkapkan fakta selengkap-lengkapnya dan apa adanya.
tujuan : menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik
mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.
terbagi atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
- Metode Survei
- Metode Deskriptif Kesinambungan (continuity decriptive research)
- Penelitian Komparatif
- Penelitian Komparatif
- Penelitian Analisis Pekerjaan & Aktivitas
3. Penelitian Eksplanatoris
penelitian untuk menjelaskan, memperkuat, atau menguji suatu teori atau
hipotesis. Tipe ini selalu menguji keterkaitan antara variabel-variabel penelitian.
tujuan : untuk menghubungkan pola-pola yang berbeda, namun memiliki
keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.
Menurut Bentuknya
1. Penelitian Diagnostik
penelitian yang dilakukan guna mendapatkan dan menganalisis sebab-sebab
timbulnya suatu gejala.
biasanya penelitian ini berangkat dari suatu akibat, untuk mencari sebab.
2. Penelitian Preskriptif
penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran suatu permasalahan
sesuai dengan keadaan atau fakta yang ada, untuk kemudian dikaitkan dengan
patokan atau norma yang ada.
3. Penelitian Evaluatif
penelitian yang berusaha melakukan penilaian.
dilakukan melalui pengujian maupun melalui analisis hubungan yang terjadi antar
variabel.
Menurut Kegunaannya
1. Penelitian Murni (pure research)
penelitian untuk mengembangkan ilmu atau teori.
suatu penelitian disebut sebagai penelitian murni/penelitian dasar, jika :
- berguna untuk memahami "fundamental nature dari suatu fenomena sosial;
atau
- menyediakan dasar pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisir
pada berbagai wilayah kebijakan, permasalahan, atau wilayah kajian.
2. Penelitian Terapan (applied research)
penelitian yang ditujukan untuk memanfaatkan secara langsung hasil suatu
penelitian dalam rangka kepentingan-kepentingan tertentu.
beberapa jenisnya, antara lain : action research, social impact assessment, dan
evolution research.
3. Penelitian Kasus atau Fokus Masalah
penelitian yang bertujuan mengungkap suatu kasus secara komprehensif.
mempertanyakan apakah sesuatu sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari oleh filsafat positivisme yang
menekankan fenomena - fenomena objektif dan dikaji melalui penelitian dengan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, dan percobaan terkontrol.
( penelitian kuantitatif adalah penelitian yang diolah dengan menggunakan metode statistika
dan analisisnya pada data- data numerikal (angka)).
Materi 7
Pengertian metodologi
Metode berasal dari kata methodos (yunani) yaitu cara atau menuju suatu jalan.
Fungsi metodologi
1. Memberikan pedoman tentang bagaimana, menganalisis dan memahami sesuatu
yang dihadapinya
2. Menambah kemampuan peneliti untuk mengadakan atau melaksanakan
penelitian secara baik dan lengkap
3. Memberikan kemungkinan untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui
4. Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian
5. Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan
pengetahuan
Metode ilmiah
Adalah cara pelaksanaan kegiatan penelitian yang disusun secara sistematik, logis
dan objektif yang mengikuti tahap-tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan permasalahan dan tujuan
2. Menyusun hypotesis (apabila diperlukan)
3. Menyusun rancangan penelitian
4. Melakukan pengumpulan data
5. Mengolah dan menganalisis data
6. Merumuskan kesimpulan atau teori
7. Melaporkan dan memublikasikan hasilnya
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan pronsip analisis
4. Mengunakan hipotesia
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi