Convention on The Rights of The Child (CRC) adalah Konvensi Hak Anak (KHA).
Konvensi ini disetujui oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 20 November 1989. Konvensi ini
terdiri dari 54 pasal dan kemudian pada tahun 2000 konvensi ini dilengkapi dengan 2 (dua)
protokol, di antaranya:
1. Protocol tentang pelibatan anak dalam konflik bersenjata;
2. Protocol tentang perdagangan anak, anak, dan pornografi anak.
Prinsip Utama dari CRC : 1. Non diskriminasi (Pasal 2); 2. Kepentingan terbaik untuk
anak (Pasal 3); 3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan pengembangan anak (Pasal 6); dan
4. Menghargai pandangan anak (Pasal 12). Konvensi Hak Anak (KHA) 1989 ini diratifikasi
oleh indonesia melalui Kepres Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan berlakunya
Konvensi Hak-Hak Anak pada tanggal 5 September 1990.
Sementara terkait pengimplementasian hak-hak dari Konvensi Hak Anak ini diterapkan melalui
beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia, antara lain :
a) Hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi secara wajar;
b) Hak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan;
d) Hak untuk mengetahui orang tua, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri;
e) Hak pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai kebutuhan fisik, mental,
spiritual dan sosial;
f) Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran. Khusus bagi anak cacat dapat
memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan yang unggul mendapatkan pendidikan
khusus;
h) Hak beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul debfab anak sebaya,
bermain, berekreasi sesuai minat dan tingkat kecerdasannya;
i) Hak anak cacat untuk memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan
taraf kesejahteraan sosial;
j) Hak untuk dilindungi dan diperlakukan dari diskriminasi, ekspolitasi, baik ekonomi
maupun seksual, penelantaraan, kekejaman, kekerasan, penganiyaan, ketidakadilan,
perlakuan salah lainnya.
k) Hak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri;
o) Hak untuk mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan dipisahkan dari orang
dewasa bagi anak yang dirampas kemerdekaannya;
r) Hak untuk dirahasikan bagi anak korban kekerasan seksual atau yang berhadapan
dengan hukum;
Di dalam undang undang ini mengatur tentang perlindungan anak di berbagai peradilan,
diantaranya :
a) Hak untuk tidak disiksa atau dijatuhi pidana dan tindakan yang bersifat kejam, tidak
manusiawi dan merendahkan martabat;
b) Hak pengenaan pidana mati atau penjara seumur hidup bagi anak dibawah usia 18
tahun;
c) Hak penangkapan, penahanan dan pidana penjara hanya dikenakan bagi anak
sebagai tindakan dalam upaya terakhir dan untuk jangka waktu yang sangat
singkat/pendek;
d) Hak pemisahan dari orang dewasa dan hak untuk melakukan hubungan dengan
keluarganya;
(2) Pemberitahuan isi tuduhan secara cepat dan langsung melalui orang tua, wali
atau kuasa hukumnya;
i) Hak menjalani pidana dengan cara-cara yang sesuai dengan kesejahteraannya dan
seimbangan dengan keadaan lingkungan mereka serta pelanggaran yang
dilakukannya
Berdasarkan (Pasal 52 ayat 2 UU No. 39 Tahun 1999) bahwa hak anak adalah hak asasi
manusia dan untuk kepentingan hak anak itu, diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak
dalam kandung. Hal ini kemudian diatur lebih lanjut dalam pasal Pasal 52 s.d. 66 yaitu :
a) Hak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga dan masyarakat dan negara;
b) Hak untuk hidup sejak dalam kandungan, mempertahankan hidup dan menginkatkan
taraf kehidupannya;
f) Hak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya
sendiri dan atau walinya;
i) Hak mendapat perlindungan hukum dari berbagai bentuk kekerasan fisik, mental,
penelantaraan, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual;
j) Hak untuk tidak dipisah dari orang tuanya, kecuali jika ada alasan dan aturan hukum
yang sah demi kepentingan terbaik bagi anak;
l) Hak untuk mencari, menerima dan memberikan indrmasi sesuai dengan tingkat
intelektualitasnya;
m) Hak untuk beristirahat, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berrekreasi
sesuai minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri;
n) Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak;
p) Hak perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi, dan setiap pekerjaan yang
membahayakan dirinya;
q) Hak untuk tidak dijadikan sasaran penganiyaan, penyiksaan atau penjatuhan
hukuman yang tidak manusiawi;
t) Hak untuk mendapatkan dan menjalani pidana penjara sebagai usaha terakhir;
w) Hak membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif
dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
Di dalam UU ini diatur mengenai hak warga negara untuk dapat memperoleh pendidikan:
Pasal 5
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Pasal 6
Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti
pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang sekurang-
kurangnya setara dengan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan tamatan pendidikan
dasar.
Pasal 7
Penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan pendidikan
diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan
sosial dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan
satuan pendidikan yang bersangkutan.
Pasal 8
(1) Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh
pendidikan luar biasa.
(2) Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak
memperoleh perhatian khusus.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Di dalam undang-undang ini mengatur tentang batasan umur dan persyaratan bagi
pengusaha untuk memperkerjakan anak, hal ini dinyatakan dalam pasal 69 bahwa anak yang
berumur antara 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun untuk melakukan
pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental,
dan sosial.