PERLINDUNGAN ANAK
Konsep dan Kebijakan Perlindungan Anak
1 Perlindungan Anak
8. Relevan dengan kondisi keseharian anak: yaitu tanggap terhadap perubahan kebutuhan
anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi keseharian anak;
9. Mengembangkan sistem berpikir kritis, kreatif, dan peduli: yaitu mendukung tumbuhnya
sistem berpikir kritis, kreatif dan peduli sejak usia anak;
10. Kehati-hatian: yaitu menghindari munculnya kerentanan dan ketergantungan warga
sekolah/madrasah termasuk anak terhadap sumber daya di luar diri; dan
11. Penegakan fungsi sekolah/madrasah: yaitu layanan prima senantiasa menjadi prioritas
utama sekolah/madrasah termasuk dalam keadaan darurat.
Sekolah Ramah Anak
Kewajiban negara untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak pendidikan anak
diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Kovenan Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya. Dalam hal ini, penerapan Sekolah Ramah Anak memastikan para
pemangku kepentingan menghormati ketersediaan pendidikan dengan tetap menghormati
partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan; melindungi aksesibilitas anak
perempuan dan anak laki-laki termasuk anak berkebutuhan khusus; menerapkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) yang memastikan pendidikan diselenggarakan relevan secara budaya
termasuk bagi kelompok minoritas dan penduduk asli; memenuhi ketersediaan pendidikan
dengan aktif mengembangkan sekolah/madrasah yang aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan
nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan psikososial anak perempuan dan anak laki-laki
termasuk ABK; memenuhi ketersediaan pendidikan melalui pengembangan kurikulum yang
mencerminkan kebutuhan semua anak untuk tumbuh dan berkembang di dunia yang sedang
berubah.
Sekolah Ramah Anak