PENDAHULUAN
Anak adalah karunia tuhan yang maha esa, yang senantiasa harus kita jaga
karna dalam dirinya melekat harkat,martabat dan hak-hak sebagai manusia yang
harus di junjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak manusia yang
termuat dalam undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD NKRI )
Anak merupakan subjek hukum dan memiliki hak asasi manusia yang melekat
pada dirinya dari sejak dalam kandungan. Hak-hak anak yang diatur dan dilindungi
dalam Konvensi Hak Anak Tahun 1989 yang telah diratifikasi melalui Keputusan
3. Hak memperoleh kebangsaan, nama serta hak untuk mengetahui dan diasuh orang
tuanya. Hak memperoleh jati diri termasuk kebangsaan, nama, dan hubungan
keluarga.
13. Hak atas taraf hidup yang layak bagi pengembangan fisik, mental, dan sosial.
15. Hak untuk beristirahat dan bersenang-senang untuk terlibat dalam kegiatan
17. Hak perlindungan terhadap semu bentuk eksploitasi dalam segala aspek
kesejahteraan anak.
18. Hak memperoleh bantuan hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Dalam Undang-Undang No.35 Tahun 2014 pasal 1 ayat (12) dan pasal 6
menyatakan bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, negara, pemerintah,
dan pemerintah daerah. Setiap Anak berhak untuk beribadah menurut agamanya,
berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya dalam
bimbingan Orang Tua atau Wali. Perlindungan anak adalah segala bentuk kegiatan
dalam menjamin hak-hak asasi anak agar dapat hidup, berkembang dan berpartisipasi
Keluarga adalah sekelompok kecil yang terdiri dari suami istri atau suami istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah
dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga (Waluyadi,
seksual yang dilakukan oleh orang tua maupun dari pihak lain. Perlindungan anak
tersebut merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
Perkembangan anak di Indonesia telah dijamin dan telah diatur secara tegas
dalam Pasal 28 B ayat (2) UUD 1945 yang mengatur bahwa setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh kembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
diperhatikan 6 yang disebabkan oleh faktor masyarakat dan faktor penegak hukum.
Faktor masyarakat tersebut dapat berupa masyarakat yang acuh tak acuh terhadap
bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa , sehingga setiap anak berhak atas
perlindungan dan tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.
yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak
juga merupakan Amanah dan karunia Tuhan yang harus di jaga, karena anak
mempunyai masa depan yang memiliki harkat dan martabat sebagai manusia
seutuhnya yang tidak dapat di kurangi apalagi di larang siapapun dalam memenuhi
the child), sebagaimana telah diratifikasi dengan kepres nomor 36 tahun 1990
menyatakan, bahwa karena belum matangnya fisik dan mental anak-anak maka
dari latar belakang keluarga yang berbeda, ada yang berasal dari keluarga tidak
yang lebih miris lagi adalah anak terlantar yang tidak memiliki sama sekali
Ada anak terlantar yang ibunya tinggal di kota yang berbeda dengan tempat
tinggal ayahnya karena pekerjaan, menikah lagi atau bercerai. Ada anak yang
masih tinggal dengan kedua orang tuanya , ada tidak pernah pulang kerumahnya
tanpa adanya pendampingan dari orang tua dapat menyebabkan seorang remaja
mengambil jalan yang salah dalam menyikapi perkembangan yang terjadi dan
apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala macam
kehendak masyarakat.
sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh
tindak pidana dan anak yang melakukan perbuatan yang terlarang bagi anak, baik
perilaku seorang anak ditentukan oleh nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
Indonesia telah lama berkembang sejak tahun 1950-an hingga saat ini.
dibukanya pintu bagi masuknya budaya Barat di masa Orde Baru yang
Kebijakan ini membuat masalah baru di bidang sosial, yaitu masifnya arus
teknologi informasi dan komunikasi yang tidak tersaring dengan baik membuat
minuman keras (miras), dan seks bebas. Contoh budaya Barat yang mempengaruhi
tahun 70-an dan 80-an, yang membuat Pemerintah Indonesia melarang adanya
segala bentuk aktivitas yang menjurus ke dalam kegiatan hippies dan penampilan
dan miras, serta seks bebas. Pemerintah melalui Departemen Sosial Republik
anak sebagai salah satu bukti masih tingginya tingkat perasaan kemanusiaan yang
ada di masyarakat. Namun di balik itu semua ternyata semakin tingginya perhatian
yang di berikan oleh masyarakat ini tidak berdampak berbanding lurus terhadap
penurunan jumlah anak terlantar, tingkat kekerasan terhadap anak, perburuan anak
di bawah umur dan lain sebagainya. Kondisi anak-anak di Indonesia yang kurang
beruntung ini kian hari semakin kurang menggembirakan terutama bila di lihat
Kondisi ini di sebabkan karena perhatian yang selama ini di berikan hanya
sebatas tampilan fisiknya saja. Padahal di balik tampilan fisik itu ada kondisi yang
makin rumitnya krisis di Indonesia: Krisis ekonomi, Hukum moral, dan berbagai
krisis lainya .
yang putus sekolah mencapai 11,7 Juta, sementara itu sekitar 10.6 juta anak
kerusuhan berdarah yang meletup di berbagai wilayah, puluhan ribu anak terpaksa
hidup di jalanan, jutaan anak kekurangan gizi dan bahkan ribuan di antaranya
Negara menjamin hak dan kewajiban warga negaranya, sesuai dengan UUD
NKRI 1945, yaitu dalam Pasal 34 ayat (1), yang berbunyi,’’Fakir miskin dan anak-
anak terlantar dipelihara oleh negara’’. Dalam hal ini jelas, negara sebagai
penanganan dan pembinaan terhadap anak-anak terlantar. Pasal ini pada dasarnya
merupakan hak konstitusional bagi seluruh warga miskin dan anak-anak yang
terlantar di seluruh bumi Indonesia sebagai subyek hak asasi yang seharusnya
secara kasat mata. Begitu banyak dan silih bergantinya kemunculan masalah anak
ini. Khususnya anak jalanan yang tidak pernah hilang dari setiap lampu merah
bangku sekolah sehingga terpaksa berada di jalanan untuk bekerja dalam rangka
mempertahankan hidupnya.
kesejahteraan Sosial anak yang terus ada, sudah menjadi tanggung jawab Negara
segala kebutuhan anak baik itu Sosial fisik dan psikis, ekonomi dan lingkungan
agar program pelatihan keterampilan berjalan dengan baik, dan untuk menjamin
anak binaan itu dapat bertingkah laku moral yang baik dan tidak menyimpang dan
dapat berintegritas baik secara internal dalam batin sendiri , maupun secara
Dalam proses Pembinaan panti sosial fajar Amanah Sosial yang dilakukan
Panti Sosial harus dapat mencapai target sasaran yaitu agar anak-anak binaan
(Penerima Manfaat) itu setelah di bina dengan keterampilan bakatnya dan program
bimbingan sosial itu harus dapat membuat hidup anak dan keluarga nya itu
keluarga, dan menjamin anak tetap mendapatkan haknya walau sudah tidak dibina
lagi di Panti, dan dapat mencapai keberfungsian sosial anak, baik dilingkungan
keluarga maupun di masyarakat, hal ini lah yang ingin diketahui dari dampak
secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan seperti apa
yang dilakukan oleh pihak panti terhadap anak nakal dipanti tersebut.
Fajar Amanah Terhadap Anak Nakal Di Panti Fajar Amanah dan menambah
dan masukan terhadap dinas sosial kabupaten siak untuk lebih memperhatikan
lebih lagi panti sosial fajar Amanah agar tidak ada lagi anak terlantar maupun
anak nakal.
dalam meraih gelar sarjana di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas
Islam Riau. Mengenai judul, peneliti sangat tertarik dan suka dengan
kesejahteraan anak.
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN