Anda di halaman 1dari 2

DEFINISI KEKERASAN

Kekerasan pada anak merupakan setiap perbuatan terhadap anak yang mengakibatkan
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan baik secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran,
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum. (UU 35 Tahun 2014, Tentang Perlindungan Anak). Anak merupakan makhluk yang
rentan sehingga mudah untuk dijadikan objek kekerasan, eksploitasi bahkan kekejaman. Perlakuan
terhadap anak berupa kekerasan emosi, verbal, fisik dan seksual dikategorikan sebagai tindakan yang
semuanya jelas melanggar hak anak.

Kekerasan pada anak, di Indonesia, mengacu pada UUD RI pasal 28B ayat 2, dan UU tertentu
berupa peraturan UU RI nomer 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, dan UU yang lebih khusus
seperti UU RI no 10 tahun 2012. Pemerintah juga telah memfasilitasi berdirinya lembaga independen
yang berfungsi untuk mengontrol keamanan, kenyamanan dan terpenuhinya hak-hak anak melalui
adanya Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Terbitnya UU no 35/2014 tentang perlindungan anak
yang bertujuan menggugah partisipasi semua elemen untuk mau bertindak sebagai pelaku aktif
pelindung anak, menjadi pemantau dan bahkan pelapor apabila menemui kekerasan pada anak
dengan cara arif dan bijaksana sesuai prinsip yang terbaik bagi anak.

Kesenjangan antara regulasi dengan implementasi dalam upaya perlindungan anak terjadi
karena terdapat pergeseran nilai didalam masyarakat, meskipun secara bersamaan negara terus
berkomitmen terhadap perlindungan anak. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan KPAI tahun 2012,
diperoleh hasil bahwa kekerasan pada anak Fakta kekerasan anak memperlihatkan bahwa dari 1026
responden anak (SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA) yang berhasil ditemui dan memberikan
pengakuannya, tercatat: 91% responden anak mengaku masih mendapatkan perlakuan tindak
kekerasan di keluarga; 87,6% responden anak mengaku mengalami tindak kekerasan di lingkungan
sekolah dan 17,9% responden anak yang pernah mengalami bentuk perlakuan kekerasan di
masyarakat.

Terdapat berbagai faktor penyebab terjadinya kekerasan pada anak, antara lain :

1. Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme, anak terlalu
lugu, memiliki tempramen lemah, ketidaktahuan anak terhadap hak-haknya, anak terlalu
bergantung kepada orang dewasa.
2. Kemiskinan keluarga, orang tua menganggur, penghasilan tidak cukup, banyak anak. Kondisi
ini banyak menyebabkan kekerasan pada anak
3. Keluarga tunggal (broken home), misalnya perceraian, ketiadaan ibu untuk jangka panjang
atau keluarga tanpa ayah dan ibu tidak mampu memenuhi kebutuhan anak secara ekonomi.
4. Keluarga yang belum matang secara psikologis, (unwanted child), anak yang lahir diluar
nikah.
5. Penyakit parah atau gangguan mental pada salah satu atau kedua orang tua, misalnya tidak
mampu merawat dan mengasuh anak karena gangguan emosional dan depresi.
6. Sejarah penelantaran anak. Orang tua semasa kecilnya mengalami perlakuan salah
cenderung memperlakukan salah anak-anaknya.
7. Kondisi lingkungan sosial yang buruk, pemukiman kumuh, tergusurnya tempat bermain anak,
sikap acuh tak acuh terhadap tindakan eksploitasi, pandangan terhadap nilai anak yang
terlalu rendah, meningkatnya faham.
8. Kondisi sosial budaya lainnya yang dapat menjadi penyebab kekerasan pada anak.

Anda mungkin juga menyukai