Anda di halaman 1dari 22

KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM

LINGKUNGAN KELUARGA, SEKOLAH DAN


MASYARAKAT

Oleh:
Larsianus Sipayung
Penyuluh Hukum Ahli Muda
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta

Disampaikan pada kegiatan Sosialisasi kepada tokoh masyarakat


Kota Administrasi Jakarta Pusat

Jakarta, 07 April 2021


LANDASAN FILOSOFIS

 Anak adalah amanat Tuhan yang harus


dijaga dan diperlakukan dengan sebaik-
baiknya.

 Anak adalah generasi penerus keluarga,


bangsa dan peradaban.

 Anak adalah pemilik dan penentu masa


depan bangsa
LANDASAN SOSIOLOGIS

 Jumlah anak di Indonesia adalah sepertiga penduduk


Indonesia atau sekitar 85 juta anak.

 Masih banyak pola pikir dan perilaku yang menjadikan


anak sebagai obyek dan properti orang dewasa (orang
tua, guru, pemerintah, dll.) yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip perlindungan anak

 Norma perlindungan anak dan hak anak belum banyak


dipahami dan belum dipraktekkan.
LANDASAN YURIDIS

 UUD Negara RI pasal 28 B ayat 2 :


”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”

 UU No 35 Tahun 2014 tentang Perindungan Anak


Prinsip Perlindungan Anak

 Non diskriminasi
 Kepentingan terbaik baik bagi anak
 Hak hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan
 Mendengarkan pendapat anak
DEFINISI

 Anak adalah seseorang yang belum berusia


18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan
 (UU PA 35/2014 Pasal 1 ayat 1)
ANAK
- 0 th -18 th

dalam kandungan
KEKERASAN
THDP ANAK
Setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
FISIK, PSIKIS, SEKSUAL, dan/atau
PENELANTARAN, termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.

(UU 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak)


BENTUK KEKERASAN PADA ANAK

physical abuse
(kekerasan secara
Social/ economy
fisik)
abuse
sexual (kekerasan
(kejahatan) secara social/
secara seksual) ekonomi)
psychological
abuse (kekerasan
secara psikologis)

Bentuk Child Abuse, Suharto (1997 : 365-366)


Memukul
Menampar
Meninju
Jenis-jenis kekerasan
Menendang
Menjambak Penghinaan
Dg/tanpa alat bantu
Mencekik Memaki
(sapu, gunting, tongkat,
Mencubit tali,sabuk, Mengancam
Mendorong Fisik Melarang berhub dg klrga
Sjam, senpi, dll)
Penculikan Intimidasi
Penyekapan isolasi
Ekonomi Psikis
Tak beri nafkan
Memaksa mengemis/minta2 Dikucilkan dr
Memaksa prostitusi pergaulan masyarakat
Black campaign
Seksual Sosial
Memaksa hub seks
Penyerangan seksual
Pencabulan
Penelantaran
Perkosaan
rumga
meninggalkan
keluarga
(suami,istri, anak)
tanpa beri nafkah
lahir batin
Kekerasan dalam lingkungan keluarga

 Teridentifikasi 14 jenis perilaku kekerasan yang dialami anak dalam lingkungan


keluarga yakni :
 menjewer,
 mencubit,
 menendang,
 memukul dengan tangan,
 memukul dengan benda,
 menghukum hingga jatuh sakit,
 melukai dengan benda berbahaya,
 kekerasan fisik,
 membandingkan dengan saudara,
 membentak dengan suara keras,
 menghina di hadapan teman atau orang lain,
 menyebut “bodoh”, “pemalas”, “nakal”,
 mencap dengan sebutan jelek/jahat,
 kekerasan psikis lainnya.
Lanjutan……………………………….

 Pelaku kekerasan terhadap anak dalam lingkungan keluarga adalah


orang-orang terdekat anak, yakni :

 ayah,
 ibu,
 saudara, dan
 51,1% ibu terlibat menjadi pelaku kekerasan dalam bentuk
mencubit anak,
 48,1% ayah melakukan kekerasan dalam bentuk membentak
anak dengan suara keras/kasar,
 16,4% saudara melakukan kekerasan dengan cara memukul
dengan tangan.
Kekerasan dalam lingkungan sekolah
 Teridentifikasi 4 jenis perilaku kekerasan dominan yang
dialami anak dalam lingkungan pendidikan yakni
menjewer, mencubit, membentak dengan suara keras,
menghina di hadapan teman atau orang lain.

 Pelaku kekerasan terhadap anak dalam lingkungan


pendidikan adalah adalah guru, teman sekelas dan teman
lain kelas, ditemukan fakta, 31,8% guru pernah menjewer
anak, 49,1% teman sekelas pernah mencubit anak, dan
20,7% teman lain kelas menghina anak dihadapan teman
lainnya.
KASUS KEKERASAN DI SEKOLAH
Contoh :

 Kasus anak kelas 1 SD “menganiaya” temannya hingga


meninggal, Makassar, April 2014
 Kasus Renggo yang meninggal terindikasi mengalami kekerasan
di sekolah oleh temannya, Jakarta Timur, Mei 2014
 Kasus guru menggigit hidung muridnya, Kudus Jawa Tengah,
April 2014
 Kasus murid dicubit 34 teman sekolahnya atas instruksi guru
karena terlambat, Bandung, Maret 2014
 Kasus murid dihukum makan cabe di Sekolah Swasta Jakarta,
Maret 2014
KASUS KEKERASAN DI MASYARAKAT
Contoh :

 Di Jakarta Timur Akhir Oktober 2013, bayi 9 bulan


meninggal karena diperkosa dan disodomi pamannya.
Vaginanya robek hingga menembus rahim dan anusnya
melebar.
 Di Jambi Februari 2013, bayi 9 bulan diperkosa tetangga
(18 th) yang sudah beristri, kemaluannya sampai
berdarah.
 ECPAT terjadi kenaikan 450 % kejahatan seksual online
selama 4 tahun. Hingga 2012 jumlah kasus 18.000 kasus.
 KPAI tahun 2014 bahwa 90 % anak pelaku tindak pidana
kekerasan seksual di Lapas Anak Nusa Tenggara Timur
mengaku terbiasa melihat konten pornografi.
KASUS KEKERASAN SEKSUAL

Contoh :

 Kasus JIS: Awal April 2014, Anak usia dini/TK menjadi korban
kekerasan seksual oleh petugas cleaning service di sekolah
internasional.
 Kasus Sukabumi: Awal Mei 2014, 110 anak menjadi korban
sodomi yang dilakukan oleh 1 orang pelaku.
 Kasus Cirebon: Anak usia 9 tahun menjadi pelaku kejahatan
seksual.
 Kasus Emon Tegal dengan korban lebih dari 100 anak, Mei 2014
 Kejahatan seksual guru perempuan kepada murid laki-laki (3,5
tahun) di TK Internasional di Jakarta Utara (Mei 2014)
PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN
PADA ANAK DALAM KELUARGA
1. Orang tua mengalami perlakuan salah atau trauma pada
masa anak-anak.
2. Orang tua yang agresif dan emosional.
3. Orang tua tunggal.
4. Pernikahan dini dan belum siap secara emosional dan
ekonomi.
5. Sering terjadi KDRT.
6. Kemiskinan dan tidak mempunyai pekerjaan.
7. Jumlah anak banyak dan keluarga besar.
8. Adanya konflik dengan hukum.
9. Ketergantungan obat, alkohol, atau sakit jiwa.
Lanjutan ………………………….

10. Orang tua tidak mempunyai konsep pola asuh


11. Kondisi lingkungan pakumis (padat, kumuh dan miskin)
12. Lingkungan baru dan tidak mendapat dukungan dari keluarga
serta teman-temannya.
13. Pemenuhan kebutuhan tidak hanya fisik tetapi psikis
14. Ada kasih sayang perhatian yang hilang pada masa golden age
15. Pola komunikasi yang satu arah
16. Pemenuhan kebutuhan tidak seimbang
17. Keluarga broken home, TKW
18. Profil pelaku cybercrime: ada masa attachment dengan orang
dekat yang hilang
Penyebab terjadinya kekerasan pada anak
dalam satuan pendidikan
 Sistem dan peraturan sekolah tidak memiliki perspektif
perlindungan anak: metode pengajaran yang lebih banyak
ceramah
 Guru dan penyelenggara sekolah belum memiliki paradigma
tentang perlindungan anak, guru lebih banyak mengajar
daripada mendidik
 Guru belum memahami UU Perlindungan Anak
 Punishment lebih sering dari reward; Menghukum dianggap wajar
untuk membuat jera, tapi anak tidak pernah jera, justru
menjadi labelling ke anak; Menghukum sebaiknya dalam
kerangka membangun kesadaran, bukan menakut-nakuti.
 Siswa tidak dibekali pengetahuan tentang Perlindungan Anak
Lanjutan…………………….

• Siswa yang melakukan pelanggaran, bullying dan


kekerasan karena dipicu oleh permasalahan yang dibawa
dari rumah.
• Sistem BK di sekolah masih bersifat penanganan
terhadap anak yang bermasalah, seharusnya BK juga
bekerja untuk pencegahan dari awal dan memetakan
permasalahan setiap anak, sehingga sekolah mengetahui
bagaimana riwayat keluarga dan perilaku masing-masing
siswa.
• Perspektif “pintar” dengan kognisi
• Anak didik masih menjadi objek pendidikan, belum
menjadi subjek pendidikan
Penyebab terjadinya kekerasan pada
anak dalam masyarakat
1. Orangtua tidak memiliki konsep pengasuhan
2. Kurang mendapat ”kasih sayang” psikis dan psikologi di
rumah
3. Anak tidak menemukan jati diri di rumah sehingga
mencari pengakuan di luar rumah.
4. Ingin diakui sebagai anggota kelompok
5. Waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik.
6. Masyarakat acuh tak acuh dan kurang sensitif pada
kewaspadaan komunitas
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai