Anda di halaman 1dari 22

PENGKAJIAN PADA ANAK

DENGAN KEKERASAN

Ns. Amatus Y. Ismanto, Sp.Kep.An


PENDAHULUAN
• Perlindungan anak adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan
melindungi Anak dan hak-haknya.
• Perlakuan salah meliputi perbuatan
ataupun penelantaran mengakibatkan
morbiditas atau mortalitas.
FAKTA DAN DATA KEKERASAN PADA ANAK DI INDONESIA

Hasil Riset KPAI, pada tahun 2012 di 9 Provinsi di Indonesia


BENTUK KEKERASAN PADA ANAK DALAM KELUARGA

Hasil Riset KPAI, pada tahun 2012 di 9 Provinsi di Indonesia


BENTUK KEKERASAN PADA ANAK DALAM lingkungan pendidikan

Hasil Riset KPAI, pada tahun 2012 di 9 Provinsi di Indonesia


APA ITU TINDAK
KEKERASAN PADA
ANAK?
I. DEFINISI
• Kekerasan terhadap Anak (Child Abuse) semua bentuk perlakuan
menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalagunaan
seksual, pelalaian, eksploitasi komersil ataueksploitasi lain, yang
mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap
kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbung kembang
anak, atau martabat anak, yang dilakukan dalam hubungan
tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan
• “Child Abuse” dan “Neglect”: perlakuan salah terhadap fisik dan
emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga
penyalahgunaan seksual (Snyder et al., 1983 dalam Soetjiningsih,
1995)
• Penganiayaan anak (Child Maltreatment): penganiayaan atau
penelantaran fisik yang disengaja, penganiayaan emosional atau
pengabaian, dan pelecehan seksual terhadap anak-anak, biasanya
oleh orang dewasa (Hockenberry, Wilson & Rodgers, 2017).
II. LANDASAN HUKUM

 UUD Negara RI (45) pasal 28 B ayat 2 :


”Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”
 UU No 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak
III. PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK

 Non diskriminasi
 Kepentingan terbaik baik bagi anak
 Hak hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan
 Mendengarkan pendapat anak
IV. BENTUK KEKERASAN PADA ANAK

PENGANIAYAAN
FISK
PENGANIAYAAN
PENGANIAYAAN EMOSIONAL
SEKSUAL

KELALAIAN

Soetjiningsih, 1995
V. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

Bittner & Newberger (Soetjiningsih, 1995)


VI. DAMPAK CHILD ABUSE
FISIK:
• Lecet, luka, kerusakan organ, dll.
• Cacat
• Kematian

SEKSUAL:
• Infeksi lokal: nyeri perineal, sekret vagina, nyeri & perdaragan anus
•Gangguan emosi: konsentrasi berkurang, enuresis, enkopresis, anoreksia,
perubahan tingkah laku

TUMBUH KEMBANG:
• Pertumbuhan fisik kurang
•Perkembangan jiwa mengalami gangguan (Kecerdasan (kognitif, motorik, bahasa
terlambat); Emosi (pseudomaturitas); Konsep Diri (merasa jelek, tidak dicintai,
mecoba bunuh diri); Agresif (meniru tindakan ortu); Hubungan Sosial (sedikit
teman, kurang bergaul, tindakan kriminal, dll)
VII. PENATALAKSANAAN
A. TAHAP-TAHAP DALAM MENGELOLA CHILD ABUSE:
1.Diagnostik (anamnesis, Px. Fx., X-Foto tulang, Laboratorium, konsultasi
2.Program Rehabilitasi (kebutuhan akan kesehtan; kebutuhan fisik, sosial & lingk.
3.Follow-up (pemantauan): Perawatan kesehtan, pekerja sosial, dll Yan. Yg sesuai

B. PERTIMBANGAN UTAMA:
• Kelainan yg ditemukan, suspek child abuse, perlindungan hukum, rumah cukup
aman, anak dalam bahaya, membuat rumah aman setelah anak kembali; Apa
sumber-sumber keluarga (pendapatan); Siapa yg memonitor (follow-up)

C. INTERVENSI
• Pemeriksaan medis
• infokan ke ortu kecurigaan; tanggung jawab dokter untk melindungi
• Laporan ke pihak berwenang
• Evaluasi secara teratur diklinik
• Rencanakan pertemuan multidisiplin
• Rencanakan pengobatan & perawatan; koordinasi support system
VII. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1.Deteksi dini dan identinfikasi adalah yang laing penting:
manifestasi klinik penganiayaan anak dan kekerasan
2.Kebutuhan perawatan untuk mengenali tanda fisik dan prilaku
1. Melalui pemeriksaan fisik dan riwayat rinci adalah alat diagnostik
paling penting untuk mengidentifikasi pelecehan
2. Biasanya kombinasi manifestasi atau indikator menyarankan
penyalahgunaan
3.Catat bukti penganiayaan: Memar, luka bakar, patah tulang,
lecet, perilaku menarik diri, gangguan tidur.
……..Pengkajian

4. Sindrom bayi terguncang


1.Dapat menyebabkan trauma intrakranial yang fatal tanpa
tanda-tanda cedera kepala luar
2.Dugaan bayi <1 tahun: hadir dengan perdarahan subdural
atau retinal
5. Bukti penganiayaan
1.Pelecehan seksual: Sulit dibuktikan, hanya sedikit indikator
fisik yang jelas; Perhatikan verbal dan perilaku yang
menunjukkan pelecehan: ISK, pembengkakan pada alat
kelamin, bau yang tidak biasa, perilaku menyendiri,
hubungan yang buruk dengan teman sebaya, perilaku
regresif, yaitu mengompol
……..Pengkajian
6. Riwayat Kejadian
1.Perhatikan ketidakcocokan: riwayat dan cedera
2.Perhatikan hubungan : orang tua dan anak
3.Lakukan wawancara tentang apa yang terjadi: Berikan
lingkungan netral, Pertanyaan tidak mengarah, Bergerak dalam
pola kronologis (Non-seksual menjadi lebih seksual),
Bersikaplah sensitif dan hindari pertanyaan yang bias, Cobalah
terapi bermain dengan boneka atau gambar.
4.Perilaku orang tua: Tunjukkan sedikit tanda-tanda perhatian,
Tidak bisa menghibur anak, Kritis pada anak dan marah karena
terluka, Peduli dengan kebutuhan sendiri, bukan kebutuhan
anak
5.Perilaku anak: Tidak responsif terhadap orang tua,
Kemelekatan yang berlebihan dan intoleransi pemisahan, Takut
akan kontak fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risk terhadap trauma


2. Ketakutan (anxiety) b/d interaksi hubungan
interpersonal yang negative, penganiayaan
berulang

• Keterlambatan pertumbuhan dan perkebangan


• Harga diri rendah
• Isolasi Sosial Menarik diri
• Prilaku Kekerasan
Rencanakan saat dicurigai terjadi “Child abuse”

1.Lindungi anak dari pelecehan lebih lanjut


1.Beri tahu pihan-pihak yang terkait: Kementerian
PP-PA, BKKBN, Pemerintah setempat, Kepolisian,
KPAI
2.Perawat adalah reporter wajib
2.Dukung anak
3.Dukung keluarga
4.Rencanakan pemulangan
Pencegahan “Child abuse”

1.Intervensi dini untuk orang tua baru


2.Ajari anak-anak tentang "sentuhan yang baik
dan sentuhan yang buruk"
– Mendidik anak-anak tentang apa yang
harus dilakukan jika "sentuhan buruk"
3.Ajari orang tua tentang realitas pelecehan
anak dan perlunya menyadari
kemungkinannya
– Orang tua perlu mendengarkan
kekhawatiran anak-anak mereka
– Percaya pada anak-anak
– Mintalah bantuan dari para profesional
untuk membantu anak dan keluarga
mendapatkan hasil yang sehat
ADA
PERTANYAAN?
PENUTUP
• PERLAKUAN SALAH MERUPAKAN
MASALAH PADA ANAK
• PERLU PENANGANAN
MULTIDISIPLIN
• DIAGNOSIS SUKAR,
ORTU/PENGASUH BERUSAHA
MENUTUPI
• MENCEGAH PERLAKUAN SULIT,
TETAPI INTERVENSI PERLU
DILAKUKAN
• ANAK KEMBALI KE RUMAH ORANG
TUANYA TIDAK MENGALAMI NASIB
YANG LEBIH JELEK
DAFTAR PUSTKA
• Pranawati, R. (2014). Kekerasan pada anak dan aspek kuratif.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
• UU RI No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23
tahun 2002 tentang perlindungan anak
• Soetjiningsih (1995). Tumbung Kembang Anak. Jakarta: EGC
• Hockenberry, M. J., Wilson, D., & Rodgers, C. C. (2017).
Hockenberry: Wong's Essentials Of Pediatric Nursing (10th
Ed.). Canada: Elsevier
• Video (n.d). Animasi_3D Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan pada Anak. STIMIK Amikom Purwokerto, PemKab
Cilacap & Citra.

Anda mungkin juga menyukai