Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN PADA CHILD ABUSE
PADA CHILD ABUSE
Kelompok 5
• Ester Lita Panjaitan (20.010)
• Kartini Sirait (20.022)
• Loise Tampubolon (20.026)
• Naudur Fitri Sari Manalu (20.030)
• Sabrina Sianipar (20.041)
• Tantiyani Barus (20.048)
• Tiara Hartati Simanjuntak (20.049)
A. Pengertian Child Abuse
Child abuse atau perlakuan yang salah terhadap anak
didefinisikan sebagai segala perlakuan buruk terhadap anak
ataupun adolens oleh orang tua, wali, atau orang lain yang
seharusnya memelihara, menjaga, dan merawat mereka. Child
abuse adalah suatu kelalaian tindakan atau perbuatan orang tua
atau orang yang merawat anak yang mengakibatkan anak menjadi
terganggu mental maupun fisik, perkembangan emosional, dan
perkembangan anak secara umum. Sementara menurut U.S
Departement of Health, Education and Wolfare memberikan
definisi Child abuse sebagai kekerasan fisik atau mental,
kekerasan seksual dan penelantaran terhadap anak di bawah usia
18 tahun yang dilakukan oleh orang yang seharusnya bertanggung
jawab terhadap kesejahteraan anak, sehingga keselamatan dan
kesejahteraan anak terancam.
B. Klasifikasi child abuse

Terdapat 2 golongan besar yaitu :


Dalam keluarga
Penganiayaan fisik, Non Accidental “injury” mulai dari
ringan “bruiser –laserasi” sampai pada trauma neurologic
yang berat dan kematian. Cedera fisik akibat hukuman
badan di luar batas, kekejaman atau pemberian racun
• Penelantaran anak/kelalaian, yaitu kegiatan atau
behavior yang langsung dapat menyebabkan efek
merusak pada kondisi fisik anak dan perkembangan
psikologisnya.
Penganiayaan emosional. Ditandai dengan kecaman/kata-
kata yang merendahkan anak, tidak mengakui sebagai anak.
Penganiayaan seperti ini umumnya selalu diikuti bentuk
penganiayaan lain.
Penganiayaan seksual, mempergunakan pendekatan
persuasif. Paksaan pada seseorang anak untuk mengajak
berperilaku/mengadakan kegiatan sexual yang nyata,
sehingga menggambarkan kegiatan seperti : aktivitas seksual
(oral genital, genital, anal atau sodomi) termasuk incest.

• Di luar rumah.
Dalam institusi/lembaga, di tempat kerja, di jalan, di
medan perang.
C. Etologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak
mengalami kekerasan. Baik kekerasan fisik
maupun kekerasan psikis. Diantaranya adalah:
• Stress yang berasal dari anak
Fisik berbeda, yang dimaksud dengan fisik berbeda
adalah kondisi fisik anak berbeda dengan anak yang
lainnya. Contoh yang bisa dilihat adalah anak
mengalami cacat fisik. Anak mempunyai kelainan fisik
dan berbeda dengan anak lain yang mempunyai fisik
yang sempurna.
• Stress Keluarga
Kemiskinan dan pengangguran, kedua faktor ini
merupakan faktor terkuat yang menyebabkan
terjadinya kekerasan pada anak, sebab kedua
faktor ini berhubungan kuat dengan
kelangsungan hidup. Sehingga apapun akan
dilakukan oleh orang tua terutama demi
mencukupi kebutuhan hidupnya termasuk harus
mengorbankan keluarga.
Stress Berasal dari Orangtua
• Rendah diri, anak dengan rendah diri akan
sering mendapatkan kekerasan, sebab anak
selalu merasa dirinya tidak berguna dan selalu
mengecewakan orang lain.
Akibat pada fisik anak :
• Lecet, hematom, luka bekas gigitan, luka bakar, patah tulang,
perdarahan retina akibat dari adanya subdural hematom dan
adanya kerusakan organ dalam lainnya.
• Sekuel/cacat sebagai akibat trauma, misalnya jaringan parut,
kerusakan saraf, gangguan pendengaran, kerusakan mata dan cacat
lainnya.
• Kematian.
• Akibat pada tumbuh kembang anak .Pertumbuhan dan
perkembangan anak yang mengalami perlakuan salah, pada
umumnya lebih lambat dari anak yang normal, yaitu:
• Pertumbuhan fisik anak pada umumnya kurang dari anak-anak
sebayanya yang tidak mendapat perlakuan salah.
• Perkembangan kejiwaan juga mengalami gangguan, yaitu:
Kecerdasan.
Pencegahan Child Abuse
•Pencegahan tersier
Fase awal : bina hubungan, kesepakatan tujuan konseling.
Fase pertengahan : konseling
Fase akhir : evaluasi tentang keberhasilan korban untuk tidak jadi korban kekerasan lagi
dan meningkatkan kualitas hidup.

•Pencegahan sekunder
Fase awal : bina hubungan saling percaya
Fase kedua : kaji bahaya yang dihadapi klien, kaji pemeriksaan kesehatan, pastikan kontak
korban dengan pelayanan, hubungkan dengan pengacara, pertahankan kontak.
Fase ketiga : kaji kebutuhan tempat tinggal, pertahankan keamanan.
Fase keempat : keputusan tentang hubungan dengan pelaku.

•Pencegahan primer
Menghentikan peredaran buku, film, media dan atraksi kekerasan perempuan.
Mengontrol pemilik senjata api.
Menghilangkan hukuman fisik di sekolah.
Promosi hubungan keluarga harmonis.
Informasi cara mencegah dan mengatasi masalah
Dampak Child Abuse
• Anak kehilangan hak untuk menikmati masa kanak-kanaknya.
• Sering menjadi korban eksploitasi dan penindasan dari orang
dewasa.
• Sering pada saat dewasa membawa dampak psikologis :
labilitas emosi, perilaku agresif, tindak kekerasan,
penyalahgunaan NAPZA, perilaku sex bebas, dan perilaku anti
sosial.
• Kerusakan fisik : pertumbuhan dan perkembangan tubuh
kurang normal atau bahkan mengalami kecacatan dan
rusaknya sistem syaraf.
• Besar kemungkinan setelah dewasa akan memberi perlakuan
keras secara fisik pada anaknya.
• Akibatnya yang paling fatal adalah kematian.
Simpulan
Child Abuse (Kekerasan anak) adalah penganiayaan
fisik, seksual atau emosional atau penelantaran anak
atau anak-anak. Di Amerika Serikat, Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) and the
Department for Children And Families (DCF) (Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit(CDC) dan
Departemen Anak dan Keluarga (DCF)) mendefinisikan
penganiayaan anak sebagai setiap tindakan atau
serangkaian tindakan atau kelalaian oleh orang tua
atau pengasuh lainnya yang mengakibatkan kerugian,
potensi bahaya, atau ancaman membahayakan anak.

Anda mungkin juga menyukai