Anda di halaman 1dari 26

PENGKAJIAN PADA ANAK DENGAN

KEKERASAN (FISIK, MENTAL DAN


SEKSUAL)
Oleh kelompok
1. MILTIADES NATALIA DAHUT (191111022)
2. PRISCA DEA KOREMONE (191111026)
3. NIKE R TALAEN (1911110 (191111024)
4. SUSANA TRISANTI NDOLU (191111029)
Pengertian
• Menurut Sutanto (2006), kekerasan adalah perlakuan orang
dewasa/anak yang lebih tua dengan menggunakan
kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak berdaya yang
seharusnya menjadi tanggung jawab/pengasuhnya, yang
berakibat penderitaan, kesengsaraan, cacat atau kematian.
Kekerasan pada anak lebih bersifat sebagai bentuk fisik
dengan terdapatnya tanda atau luka pada tubuh sang anak.
Pelecehan anak adalah kesalahan kelalaian tindakan atau
orangtua atau orang yang merawat anak yang mengakibatkan
anak terganggu mental maupun fisik, perkembangan
emosional, dan perkembangan anak secara umum
LANJUTAN
• Sementara menurut U.S Department of
Health, Education and Wolfare memberikan
definisi Child abuse sebagai kekerasan fisik
atau mental, kekerasan seksual dan
penelantaran terhadap anak di bawah usia 18
tahun yang dilakukan oleh orang yang
seharusnya bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan anak, sehingga keselamatan
dan kesejahteraan anak terancam
Klasifikasi Child Abuse
1. Emotional abuse
Perlakuan yang dilakukan oleh orang tua seperti
menolak anak, meneror, mengabaikan anak, atau
mengisolasi anak. Hal tersebut akan membuat anak
merasa dirinya tidak dicintai, atau merasa buruk atau tidak
bernilai. Hal ini akan menyebabkan kerusakan mental fisik,
sosial, mental dan emosional anak. Indikator fisik :
kelainan bicara, gangguan pertumbuhan fisik dan
perkembangan. Indikator perilaku : kelainan kebiasaan
( menghisap, mengigit, atau memukul-mukul ).
LANJUTAN

2. Physical Abuse
Cedera yang dialami oleh seorang anak bukan karena
kecelakaan atau tindakan yang dapat menyebabkan cedera
serius pada anak, atau dapat juga diartikan sebagai tindakan
yang dilakukan oleh pengasuh sehingga mencederai anak.
Biasanya berupa luka memar, luka bakar atau cedera di kepala
atau lengan. Indikator fisik : luka memar, gigitan manusia, patah
tulang, rambut yang tercabut, cakaran. Indikator perilaku :
waspada saat bertemu degan orang dewasa, berperilaku
ekstrem seerti agresif atau menyendiri, takut pada orang tua,
takut untuk pulang ke rumah, menipu, berbohong, mencuri.
LANJUTAN
3. Neglect
Kegagalan orang tua untuk memberikan kebutuhan yang sesuai
bagi anak, seperti tidak memberikan rumah yang aman, makanan,
pakaian, pengobatan, atau meninggalkan anak sendirian atau
dengan seseorang yang tidak dapat merawatnya.
Indikator fisik : Kelaparan, kebersihan diri yang rendah, selalu
mengantuk, kurangnya perhatian, masalah kesehatan yang tidak
ditangani.
Indikator kebiasaan :Meminta atau mencuri makanan, sering tidur,
kurangnya perhatian pada masalah kesehatan, masalah kesehatan
yang tidak ditangani, pakaian yang kurang memadai ( pada musim
dingin ), ditinggalkan.
LANJUTAN…..
4. Sexual Abuse
Termasuk menggunakan anak untuk tindakan
sexual, mengambil gambar pornografi anak-anak,
atau aktifitas sexual lainnya kepada anak.
Indikator fisik : Kesulitan untuk berjalan atau
duduk, adanya noda atau darah di baju dalam,
nyeri atau gatal di area genital, memar atau
perdarahan di area genital / rektal, berpenyakit
kelamin.
Bentuk Child Abuse
Bentuk dari Child abuse adalah sebagai berikut (Martha, 2008):
• Tidak sayang dan dingin; Tindakan tidak sayang dan dingin ini
berupa misalnya: menunjukan sedikit atau tidak sama sekali
rasa sayang kepada anak (seperti pelukan), kata-kata sayang.
• Intimidasi; Tindakan intimidasi bisa berupa: berteriak, menjerit,
mengancam anak, dan menggertak anak.
• Mengecilkan atau mempermalukan anak; Tindakan
mengecilkan atau mempermalukan anak dapat berupa :
mencela nama, membuat perbedaan negatif antar anak,
menyatakan bahwa anak tidak baik, tidak mahal, jelek atau
sesuatu yang didapat dari kesalahan.
Lanjutan

• Kebiasaan mencela anak; Tindakan mencela anak bisa


dicontohkan seperti: mengatakan bahwa semua yang
terjadi adalah kesalahan anak.
• Tidak mengindahkan atau menolak anak; Tindakan tidak
mengindahkan atau menolak anak berupa: tidak
memperhatikan anak, memberi respons dingin, tidak
peduli dengan anak.
• Hukuman ekstrim ; Tindakan hukuman ekstrim bisa berupa:
mengurung anak dalam kamar mandi, mengurung dalam
kamar gelap. Mengikat anak di kursi untuk waktu lama dan
meneror.
Evaluasi Diasnogtik
• Diagnostik pengobatan dapat ditegakkan
berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik
yang teliti, dokumentasi riwayat psikologik yang
lengkap, dan laboratorium. Riwayat penyakit
dan pemeriksaan fisik ;
• Penganiayaan fisik
Tanda patogomonik berdasarkan hasil dapat
berupa: Luka memar, luka bakar, trauma kepala
(Faktur tengkorak).
• Pengabaian
Seperti Pengabaian medis, yaitu tidak mendapat
pengobatan yang memadai pada anak penderita
penyakit kronik karena tidak mampu
mengupayakan kesehatan dan perawatan
kesehatan lainnya.
• Penganiayaan seksual
Tanda dan gejala dari seks terdiri dari:
Nyeri vagina, anus, dan penis serta adanya
perdarahan atau sekret di vagina.
DAMPAK KEKERASAN TERHADAP ANAK
• Moore (dalam Nataliani, 2004) menyebutkan bahwa efek tindakan
dari korban penganiayaan fisik dapat diklasifikasikan dalam beberapa
kategori. Ada anak yang menjadi negatif dan agresif serta mudah
frustasi; ada yang menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak
mempunyai kepibadian sendiri; ada yang sulit menjalin relasi dengan
individu lain dan ada pula yang timbul rasa benci yang luar biasa
terhadap dirinya sendiri. Selain itu Moore juga menemukan adanya
kerusakan fisik, seperti perkembangan tubuh kurang normal juga
rusaknya sistem syaraf. Anak-anak korban kekerasan umumnya
menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan perilaku menyimpang
di kemudian hari. Bahkan, Komnas PA (dalam Nataliani, 2004)
mencatat, seorang anak yang berumur 9 tahun yang menjadi korban
kekerasan, memiliki keinginan untuk membunuh ibunya.
Pencegahan dan penanggulangan
penganiayaan pada anak
• Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan terjadinya kekerasan pada
anak dan di rumah tangga. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan melakukan
pendidikan kesehatan tentang child abuse dan mengidentifikasi resiko terjadinya child
abuse.
• Hal yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan memberikan pendidikan kepada
keluarga tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta cara menghadapi stress saat
menjadi orang tua. Browne mengemukakan, setidaknya skrening melibatkan 3 orang
perawat yang akan datang pada 9 bulan pertama kehidupan. Pada kunjungan pertama
dilakukan pengkajian atas adanya faktor yang berhubungan dengan abuse dan neglect, Pada
kunjungan selanjutnya perawat mengexplorasi persepsi orang tua tentang tentang anak dan
stressor si keluarga. Pada kunjungan ke tiga perawat melihat kembali tentang kebiasaan bayi
dan pengasuhannya. Mengamati pertumbuhan dan perkembangannya, dan membantu
orang tua untuk mengenali perkembangan yang sesuai dengan usia anak. Orang tua yang
beresiko menjadi abusive parents akan memiliki perkiraan yang tidak realistik tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya bayi berusia 6 bulan dianggap harus
didisiplinkan karena tidak dapat mengikuti toilet training. (Smith and Maurer, 1995)
Lanjutan
Selain hal di atas, perawat juga hendaknya
mengamati hubungan antara orang tua dengan
anak. Salah satu indikator kunci adalah
kurangnya bonding antara ibu dan anak.
Bila bonding lemah, maka perawat dapat
meningkatkan pegasuhan dan kepercayaan diri
orang tua sebagai pengasuh anak.
Pencegahan dan penanggulangan penganiayaan
dan kekerasan pada anak adalah melalui:
1. Pelayanan kesehatan
2. Pendidikan
3. Penegak hukum dan keamanan
4. Media massa
Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
• Perawat sering menjadi orang yang pertamakali menemui
tanda adanya kekerasan pada anak (lihat indikator fisik dn
kebiasaan pada macam-macam kekerasan anak di atas).
Saat penyalahgunaan terjadi, penting bagi perawat untuk
mendapatkan seluruh gambarannya, bicaralah terlebih
dahulu dengan orang tua tanpa disertai anak, kemudian
menginterview anak.
• Fokus pengkajian secara keseluruhan untuk menegakkan
diagnosa keperawatan berkaitan dengan child abuse,
antara lain:
Lanjutan
1. Psikososial
• Melalaikan diri (neglect), baju dan rambut kotor, bau.
• Gagal tumbuh dengan baik.
• Keterlambatan perkembangan tingkat kognitif, psikomotor,
dan psikososial.
• With drawl (memisahkan diri) dari orang-orang dewasa.
2. Muskuloskeletal
• Fraktur
• Dislokasi
• Keseleo (sprain)
Lanjutan
3. Genito Urinaria
• Infeksi saluran kemih
• per vagina
• pada vagina/penis
• Nyeri waktu miksi
• Laserasi pada organ genetalia eksternal, vagina, dan anus.
4. Integumen
• Lesi sirkulasi (biasanya pada kasus luka bakar oleh karena rokok)
• Luka bakar pada kulit, memar dan abrasi
• Tanda2 gigitan manusia yang tidak dapat dijelaskan
• Bengkak.
Diagnosa keperawatan dan intervensi
Diagnosa keperawatan : Intervensi (NIC) :
1. Ketidakseimbangan 1. Manajemen saluran
nutrisi kurang dari cerna
kebutuhan tubuh b.d 2. Manajemen gangguan
ketidakmampuan makan
mencerna, dan 3. Dukungan emosional
mengabsorpsi karena
4. Pengurangan
factor psikologis (Nanda
kecemasan.
ed 11, domain
Lanjutan
2. Risiko hambatan Intervensi (NIC)
menjadi orang tua b.d usia 1. Peningkatan koping
orang tua terlalu muda, 2. Terapi keluarga
kehamilan tidak
3. Dukungan pengasuhan
direncanakan, kesulitan
ekonomi dan 4. Bantuan kontrol marah
ketidakmampuan
pengaturan pengasuhan
anak ( Nanda ed 11,
domain 7 kelas 1)
LANJUTAN…
3. Ketidakefektifan Intervensi (NIC) :
perfoma peran b.d kurang 1. Peningkatan sosialisasi
sosialisasi peran, kurang 2. Pendidikan orangtua
sumber daya (Nanda ed
11, domain 7 kelas 3)
LANJUTAN…
4. Isolasi social b.d Intervensi (NIC) ;
kesulitan membina 1. Dukungan terhadap
hubungan social karena kekerasan anak
gangguan kesehatan, 2. Peningkatan
perubahan penampilsa perkembangan anak
fisik ( Nanda ed 11,
3. Peningkatan kesadaran
domain 12 kelas 3)
diri.
TERIMAKASIH AND THANK YOU :D

Anda mungkin juga menyukai