PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang pengertian dari Child Abuse?
2. Apa penyebab dari Child Abuse?
3. Apa saja jenis-jenis dari Child Abuse?
4. Apa tanda-tanda anak yang mengalami kekerasan dikeluarga?
5. Apa penatalaksanaan anak dengan kekerasan di keluarga?
6. Apa strategi untuk mencegah kekerasan di rumah tangga?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Child Abuse.
2. Untuk mengetahui penyabab dari Child Abuse.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Child Abuse.
4. Untuk mengetahui tanda - tanda anak yang mengalami kekerasan
dikeluarga.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan anak dengan kekerasan di keluarga.
6. Untuk mengetahui strategi untuk mencegah kekerasan di rumah tangga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Child Abuse
Child abuse atau perlakuan yang salah terhadap anak didefinisikan sebagai
segala perlakuan buruk terhadap anak ataupun adolens oleh orang tua, wali, atau
orang lain yang seharusnya memelihara, menjaga, dan merawat mereka.
Child abuse adalah suatu kelalaian tindakan atau perbuatan orangtua atau orang
yangmerawat anak yang mengakibatkan anak menjadi terganggu mental maupun
fisik, perkembangan emosional, dan perkembangan anak secara umum.
3
c) Temperamen berbeda. Anak dengan temperamen yang lemah cenderung
mengalami banyak kekerasan bila dibandingkan dengan anak
yang memiliki temperamen keras. Hal ini disebabkan karena anak yang
memiliki temperamen keras cenderung akan melawan bila dibandingkan
dengan anak bertemperamen lemah.
d) Tingkah laku berbeda, yaitu anak memiliki tingkah laku yang tidak
sewajarnyadan berbeda dengan anak lain. Misalnya anak berperilaku dan
bertingkah anehdi dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.
e) Anak angkat. Anak angkat cenderung mendapatkan perlakuan kasar
disebabkanorangtua menganggap bahwa anak angkat bukanlah buah hati
dari hasilperkawinan sendiri, sehingga secara naluriah tidak ada
hubungan emosionalyang kuat antara anak angkat dan orang tua
2. Stress keluarga
a) Kemiskinan dan pengangguran, kedua faktor ini merupakan faktor terkuat
yangmenyebabkan terjadinya kekerasan pada anak, sebab kedua faktor
iniberhubungan kuat dengan kelangsungan hidup. Sehingga apapun akan
dilakukanoleh orang tua terutama demi mencukupi kebutuhan hidupnya
termasuk harusmengorbankan keluarga.
b) Mobilitas, isolasi, dan perumahan tidak memadai, ketiga faktor ini
jugaberpengaruh besar terhadap terjadinya kekerasan pada anak, sebab
lingkungan sekitarlah yang menjadi faktor terbesar dalam membentuk
kepribadian dan tingkah laku anak.
c) Perceraian, perceraian mengakibatkan stress pada anak, sebab anak akan
kehilangan kasih sayang dari kedua orangtua
d) Anak yang tidak diharapkan. Hal ini juga akan mengakibatkan
munculnya perilaku kekerasan pada anak, sebab anak tidak sesuai dengan
apa yangdiinginkan oleh orangtua, misalnya kekurangan fisik, lemah
mental, dsb.
3. Stress berasal dari orangtua, yaitu:
a) Rendah diri. Anak dengan rendah diri akan sering mendapatkan
kekerasan,sebab anak selalu merasa dirinya tidak berguna dan selalu
mengecewakan oranglain.
4
b) Waktu kecil mendapat perlakuan salah, orangtua yang mengalami
perlakuansalah pada masa kecil akan melakuakan hal yang sama terhadap
orang lain atauanaknyasebagai bentuk pelampiasan atas kejadian yang
pernah dialaminya.
c) Harapan pada anak yang tidak realistis. Akan membuat orang tua
mengalami stress berat sehingga ketika tidak mampu memenuhi
memenuhi kebutuhan anak, orang tua cenderung menjadikan anak
sebagai pelampiasan kekesalannya dengan melakukan tindakan
kekerasan.
2. Physical Abuse
Cedera yang dialami oleh seorang anak bukan karena kecelakaan atau tindakan
yang dapat menyebabkan cedera serius pada anak, atau dapat juga diartikan
sebagai tindakan yang dilakukan oleh pengasuh sehingga mencederai anak. Biasanya
berupa luka memar, luka bakar atau cedera di kepala atau lengan.
3. Neglect
Kegagalan orang tua untuk memberikan kebutuhan yang sesuai bagi anak, seperti
tidak memberikan rumah yang aman, makanan, pakaian, pengobatan, atau
meninggalkan anak sendirian atau dengan seseorang yang tidak dapat merawatnya .
5
Indikator fisik :
Indikator kebiasaan :
D. Tanda – tanda
1. Akibat pada fisik anak
a) Lecet, hematom, luka bekas gigitan, luka bakar, patah tulang, perdarahan
retina akibat dari adanya subdural hematom dan adanya kerusakan organ
dalam lainnya.
b) Sekuel/cacat sebagai akibat trauma. Misalnya jaringan parut, kerusakan
saraf, gangguan pendengaran, kerusakan mata dan cacat lainnya.
c) Kematian.
2. Akibat pada tumbuh kembang anak
6
2) Retardasi mental dapat diakibatkan trauma langsung pada kepala, juga
karena malnutrisi.
3) Pada beberapa kasus keterlambatan ini diperkuat oleh tidak adanya
stimulasi yang adekuat atau karena gangguan emosi.
Emosi
1) Terdapat gangguan emosi pada: perkembangan konsep diri yang positif,
atau bermusuh dalam mengatasi sifat agresif,perkembangan hubungan
sosial dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk percaya diri.
2) Terjadi pseudomaturitas emosi. Beberapa anak menjadi agresif atau
bermusuhan dengan orang dewasa, sedang yang lainnya menjadi
menarik diri / menjauhi pergaulan. Anak suka ngompol, hiperaktif,
perilaku aneh, kesulitan belajar, gagal sekolah, sulit tidur,tempretantrum,
dsb.
Konsep diri
Anak yang mendapat perlakuan salah merasa dirinya jelek, tidak dicintai,tidak
dikehendaki, muram, dan tidak bahagia, tidak mampu menyenangi aktifitas
dan bahkan ada yang mencoba bunuh diri.
Agresif
Anak mendapatkan perlakuan yang salah secara badani, lebih agresif terhadap
teman sebayanya. Sering tindakan agresif tersebut meniru tindakan orangtua
mereka atau mengalihkan perasaan agresif kepada teman sebayanya sebagai
hasil miskinnya konsep harga diri.
Hubungan social
Pada anak-anak ini sering kurang dapat bergaul dengan teman sebayanya atau
dengan orang dewasa. Mereka mempunyai sedikit teman dan suka
mengganggu orang dewasa, misalnya dengan melempari batu atau perbuatan-
perbuatan criminal lainnya.
7
Tanda-tanda penganiayaan seksual antara lain:
Tanda akibat trauma atau infeksi lokal, misalnya nyeri perianal, sekret
vagina, dan perdarahan anus.
Tanda gangguan emosi, misalnya konsentrasi berkurang, enuresis,
enkopresis, anoreksia, atau perubahan tingkah laku.
Tingkah laku atau pengetahuan seksual anak yang tidak sesuai dengan
umurnya. Pemeriksaan alat kelamin dilakukan dengan memperhatikan
vulva, himen, dan anus anak.
8
E. Penatalaksanaan dan Penanggulangan
Individu :
Keluarga :
Komunitas :
Individu :
Pengkajian yang lengkap pada tiap kejadian kekerasan pada keluarga padatiap
pelayanan kesehatan.
9
Rencana penyelamatan diri bagi korban secara education.
Pengetahuan tentang hukum untuk meminta bantuan dan perlindungan.
Tempat perawatan atau “Foster home” untuk korban.
Keluarga :
Komunitas :
Individu :
Keluarga :
10
Komunitas :
2. Pendidikan
4. Media massa
BAB III
11
JURNAL TERKAIT CHILD ABUSE
1
Rebeka D. Radja
2
Theresia
2
M. D. Kaunang
Anita E. Dundu
2
Herdy Munayang
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
BagianPsikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado Email: rebekadesriani@live.com
A. Analisa jurnal
12
lingkungan masyarakat. Kekerasan dapat bersifat turun-
temurun atau sudah menjadi budaya.
Kekerasan pada anak memiliki dampak yang sangat besar
bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Dampak yang
dapat terjadi secara langsung adalah komplikasi yang
serius seperti patah tulang, luka bakar, dan cacat menetap
sebanyak 25% dan bahkan 5% dapat mengalami
kematian.
Dampak lain yang dapat terjadi adalah kerusakan menetap
susunan saraf dan dapat mengalami gangguan jiwa. Anak
akan lebih mudah mengalami gangguan mental seperti,
gangguan kecemasan, depresi, borderline personality dan
gangguan mental lainnya. Anak korban kekerasan akan
mengalami gangguan perkembangan, IQ yang rendah,
dan kemampuan kognitif yang rendah.
2 I Ya • Pada penelitian yang dilaksanakan di enam sekolah dasar di
Kecamatan Malalayang Kota Manado dengan total siswa
berjumlah 507 orang, terdiri dari 146 orang (46,2%) laki-
laki dan perempuan 170 orang (53,8%) perempuan.
• Angka kekerasan terhadap anak merupakan suatu fenomena
gunung es. Jumlah kasus yang dilaporkan hanyalah
sebagian kecil dari yang terjadi sehari-hari di lingkungan
masyarakat. Kasus baru akan terungkap jika kekerasan telah
berlangsung lama. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti saksi mata yang merasa takut melaporkan kepada
pihak yang berwajib karena korban, pelaku, dan saksi mata
saling mengenal.
• Hasil survei kekerasan terhadap anak yang dilakukan pada
tahun 2013 menunjukkan setidaknya 1 dari 2 laki-laki dan 1
dari 3 perempuan sebelum berumur 18 tahun pernah
13
mengalami setidaknya satu jenis kekerasan.
3 C Ya • Berdasarkan Tabel 4, responden yang mengalami kekerasan
sebanyak 315 (99,7%) dan 1 (0,3%) responden yang tidak
mengalami kekerasan. Dari 317 responden yang mengalami
kekerasan, terdapat diantaranya 146 (46,4%) responden
laki- laki dan 169 (53,6%) responden perempuan. Hasil ini
menunjukkan bahwa semua responden laki-laki dan 169
responden perempuan pernah mengalami kekerasan
setidaknya 1 jenis kekerasan. Hasil ini sangat tinggi karena
persentase mencapai 99.7%.
• Jenis kekerasan yang terjadi paling banyak pada penelitian
ini adalah kekerasan fisik (97.5%).
• Hasil ini juga sebanding dengan penelitian di Arab Saudi
dan Kanada yang meneliti mengenai kekerasan pada anak
dan mendapati jenis kekerasan yang paling banyak adalah
kekerasan fisik.13,14 Hasil ini berbanding terbalik dengan
penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan India. Di
Amerika Serikat dan India, jenis kekerasan anak yang
paling banyak adalah penelantaran dan yang paling sedikit
adalah kekerasan emosional.
• Hal ini mungkin dapat terjadi karena perbedaan budaya dan
pola asuh orang tua pada masing-masing negara.
14
4 O Ya • Berdasarkan hasil penelitian, didapat-kan sebanyak 315 dari
316 responden mengalami setidaknya satu jenis kekerasan.
Kekerasan ini terjadi pada semua usia dengan rentang 9-12
tahun dan terbanyak pada perempuan, tingkat ekonomi
menengah. Jenis kekerasan yang paling sering terjadi secara
berturut-turut ialah kekerasan fisik dengan jenis perlakuan
terbanyak ialah dipukul, kekerasan emosional dengan jenis
perlakuan paling banyak ialah diejek, penelantaran dengan
jenis perlakuan paling banyak ialah diabaikan, dan
kekerasan seksual dengan jenis perlakuan paling banyak
ialah dipaksa melihat konten pornografi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Child Abuse (Kekerasan anak) adalah penganiayaan fisik, seksual atau emosional
atau penelantaran anak atau anak-anak. Sementara menurut U.S Departement of
Health, Education and Wolfare memberikan definisi Child abuse sebagai kekerasan
15
fisik atau mental, kekerasan seksualdan penelantaran terhadap anak dibawah usia 18
tahun yang dilakukan oleh orangyang seharusnya bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan anak, sehingga keselamatan dan kesejahteraan anak terancam.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.scribd.com/doc/39800308/Child-Abuse-padaanak
http://en.wikipedia.org/wiki/Child_abuse
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/05/140506_kekerasan_anak.s
html
16
http://www.ayahbunda.co.id/Berita.Ayahbunda/Seputar+AB/saran.pakar.soal.kekeras
an.pada.anak/002/001/41/all/0/1
17