Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI

Banyak orang tua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar, mereka
beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka lupa bahwa orang
tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan,
perlindungan, peningkatan kelangsungan hidup, dan mengoptimalkan tumbuh kembang
anaknya.

A. Pengertian Kekerasan Terhadap Anak Usia Dini

Kekerasan terhadap anak adalah segala tindakan baik yang sengaa maupun tidak
disengaja yang dapat merusak anak, baik berupa serangan fisik, mental sosial, ekonomi,
maupun seksual yang melanggar hak asasi manusia, bertentangan dengan nilai-nilai dan
norma-norma dalam masyarakat. Pengertian kekerasan menurut beberapa ahli yaitu :

1. Menurut Susanto

Kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa atau anak yang lebih tua dengan
menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak berdaya yang seharusnya
menadi tanggung jawab dari orang tua atau pengasuh yang berakibat penderitaan dan
kesengsaraan.

2. Menurut Partilima

Kekerasan merupakan perlakuan yang salah dari orang tua. Partilima mendefenisikan
perlakuan yang salah pada anak adalah segala perlakuan terhadap anak yang akibat dari
kekerasanya mengancam kesejahteraan dan tumbuh kembang anak, baik secara fisik,
psikologi sosial maupun mental.

3. Menurut WHO

Kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan
terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang kemungkinan
besar mengakibatkan trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau
perampasan hak.
B. Faktor-faktor Yang Mendorong Timbulnya Kekerasan Terhadap Anak Usia Dini

Beberapa faktor pemicu kekerasan terhadap anak menurut komnas perlindungan anak,
pemicu kekerasan terhadap anak yang terjadi diantaranya :

1. Pewarisan kekerasan antar generasi ( Inter Generational Transmission of Violence )

Banyak anak belajar perilaku kekerasan dari orang tuanya dan ketika tumbuh
menjadi dewasa mereka melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya.

2. Stress Sosial ( Social Stress )

Stress yang ditimbulkan oleh berbagai kondisi sosial meningkatkan resiko kekerasan
terhadap anak dalam keluarga. Kondisi-kondisi sosial ini mencakup : pengangguran,
penyakit, kondisi perumahan buruk, ukuran keluarga lebih besar dari rata-rata, kelahiran bayi
baru, orang cacat di rumah, dan kematian seorang anggota keluarga.

3. Isolasi sosial dan keterlibatan masyarakat bawah

Orang tua dan pengganti orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anak.

4. Struktur Keluarga

Tipe-tipe keluarga tertentu memiliki resiko yang meningkat untuk melakukan


tindakan, cenderung terisolasi secara sosial. Kekerasan dan pengabaian terhadap anak
misalnya, orang tua tunggal lebih memungkinkan melakukan tindakan kekerasan terhadap
anak dibandingkan dengan orng tua utuh

C. Macam-macam Kekerasan Terhadap Anak Usia Dini


1. Kekerasan Secara Fisik ( physical abuse )
Kekerasan fisik adalah penyiksaan, pemukulan, dan penganiayaan terhadap
anak, dengan atau tanpa menggunakan benda-benda tertentu yang menimbulkan luka-
luka fisik atau kematian pada anak. Bentuk luka dapat berupa lecet atau memar akibat
persentuhan atau kekerasan benda tumpul, seperti bekas gigitan, cubitan, ikat
pinggang, atau rotan.

2. Kekerasan Emosional ( emotional abuse )


Kekerasan emosional terjadi ketika orang tua atau pengasuh dan pelindung
anak setelah mengetahui anaknya meminta perhatian dan mengabaikanya. Misalnya ia
membiarkan anak lapar karena sedang terlalu sibuk atau tidak ingin diganggu pada
waktu itu. Anak akan mengingat semua kekerasan emosional jika kekerasan itu
berlangsung konsisten.
3. Kekerasan Secara Verbal ( verbal abuse )
Kekerasan secar verbal biasanya berupa perilaku dimana pelaku melakukan
pola komunikasi yang berisi penghinaan, ataupun kata-kata yang melecehkan anak
4. Kekerasan Seksual ( sexual abuse )
Kekerasan seksual adalah apabila seorang anak dilecehkan secara seksual oleh
orang dewasa berapapun usianya dan juga bisa dilakukan oleh anak yang usianya
sama.
5. Kekerasan Anak Secara Sosial
Kekerasan secara sosial dapat mencakup penelantaran anak dan eksploitasi
anak. Penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan
perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak. Misalnya, anak
dikucilkan diasingkan dari keluarga, atau tidak diberikan pendidikan, perawatan dan
kesehatan, yang layak.
6. Kekerasan Secara Mental
Bentuk kekerasan seperti ini juga sering tidak terlihat, namun dampaknya bisa
lebih besar dari kekerasan secara verbal. Kekerasan seperti ini meliputi pengabaian
orang tua terhadap anak yang membutuhkan perhatian, maupun sering membanding-
bandingkan hal-hal dalam diri anak tersebut dengan yang lain, dan biasanya
menyebabkan mentalnya menjadi lemah.
7. Kekerasan Psikis
Kekerasan psikis adalah apabila orang tua tidak memberikan support,
dorongan, serta bimbingan pada anak. Selain itu, tindakan orang tua yang selalu
mencari-cari kesalahan anak dan kerap kali meremehkanya.

D. Cara Orang Tua Dan Masyarakat Mencegah Dan Mengatasi Kekerasan Pada Anak
Usia Dini
1. Membantu anak melindungi diri
Yaitu dengan memberikan pemahaman dan pengajaran bagi anak untuk tidak
gampang mempercayai orang asing dan buat anak untuk selalu menceritakan segala
sesuatu yang terjadi dengan diri si anak dn berikan pemahaman serta ajarkan anak
untuk menolak segala perbuatan yang tidak senonoh dengan segera meninggalkan
dimana sentuhan itu terjadi.
2. Pembekalan ilmu bela diri
Pembekalan ilmu bela diripun dapat menjadi salah satu solusi agar anak tidak
menjadi korban kekerasan. Selain mengajarkan pada anak mengenai kedisiplinan dan
membentuk mental juga jasmani yang kuat, bela diri dapat digunakan untuk membela
diri sendiri dari ancaman-ancaman yang ada.
3. Maksimalkan Peran Sekolah
Sekolah harus memiliki fungsi control social, yakni sekolah memiliki
asessmenr ( penilaian ) tehadap perilaku anak. Sekolah juga harus menggagas
aktifitas-aktifitas internal sekolah yang bersifat positif.
4. Pendidikan Budi Pekerti
Salah satu solusi untuk mencegah krisis moral yang melanda di kalangan
generasi penerus adalah mengajarkan budi pekerti baik di rumah maupun di sekolah.
5. Laporkan pada pihak berwajib
Apabila terjadi kekerasan fisik, psikis ataupun seksual ada baiknya segera
laporkan pada pihak yang berwajib. Hal ini bertuuan agar segera diambil tindakan
lebih lanjut terhadap tersangka agar mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi.
E. Cara Orang Tua Dan Masyarakat Dalam Melindungi Kekerasan Pada Anak Usia
Dini
1. Perhatikan Orang-orang yang Berada di Sekeliling Anak
Perhatikan siapa saja yang berpotensi untuk melakukan kekerasan pada anak,
karena curiga itu tidaklah dosa asal kecurigaan memiliki dasar yang jelas.
2. Jangan meninggalkan anak sendirian tanpa ada satupun orang terdekat yang
mengawasi. Pastikan bahwa orang tua selalu menitipkan anak pada orang terdejat
yang dapat dipercaya.

F. Perlibatan Orang Tua Dan Masyarakat Dalam Permasalahan Kekerasan Pada Anak
Usia Dini
1. Orang Tua
Dalam kasus kekerasan pada anak dapat berkembang dalam keluarga. Individu
yang mengalami kekerasan dari orang tuanya dulu, memiliki kecenderungan
signifikan untuk melakukan hal yang sama pada anak mereka nanti.
Peran keluarga terutama orang tua sangatlah penting, perlindungan dan kasih
sayang seharusnya semakin ditingkatkan serta perekonomian yang sulit jangan
menjadikan anak sebagai bahan eksploitasi untuk mecari uang karena masa anak
masih dalam tahap belajar dan bermain serta mengenal lingkungan.
2. Guru
Peran seorang guru dituntut untuk menyadari bahwa pendidikan di Negara kita
bukan saja untuk membuat anak pandai dan pintar, tetapi juga harus dapat melatih
mental anak didiknya.
3. Masyarakat
Anak-anak selain bersentuhan dengan irang tua dan guru, mereka pun tidak
bisa lepas dari berbgai persinggungan dengan lingkungan masyarakat dimana dia
berada.
4. Pemerintah
Pemerintah adalah pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap
kemaslahatan rakyatnya, termasuk dalam hal ini adalah dengan menjamin masa depan
bagi anak-anak sebagai generasi penerus. Pemerintah harus memberikan ketegasan
pada masyarakat mengenai Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.

Anda mungkin juga menyukai