KESEHATAN MENTAL
MAKALAH
Disusun Oleh:
SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan mental tidak luput dari perkembangan individu baik dari kecil hingga
sekarang, hal ini berkaitan dengan pengasuhan yang dilaluinya. Jika tindakan-tindakan
pengasuhan dilakukan dengan baik tentu akan membuat individu berkembang menjadi
pribadi yang sehat mental. Sebaliknya jika tindakan-tindakan pengasuhan dilakukan
secara salah atau keliru (abuse) sedikit banyak membuat individu dalam
perkembangannya mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan permasalahan yang
dialaminya. Hal ini menyebabkan tingkat kesehatan mental individu menjadi kurang
optimal, bahkan individu mengalami gangguan mental baik secara ringan maupun berat.
Perlakuan salah terhadap anak disebut child abuse, sebenarnya selain child abuse ada
pula adult (orang dewasa) abuse, dan elder (orang tua) abuse. Namun anak-anak sendiri
lebih rentan terhadap child abuse ini. Karena perlakuan salah pada anak akan berdampak
pada perkembangan masa depan anak, mengingat anak-anak memiliki memori yang lebih
kuat dalam mengingat apa yang dilihat, dialami dan juga dilakukan lingkungan
terhadapnya.
Dengan adanya pemahaman menganai tindakan child abuse diharapkan dalam
proses pengasuhan atau parenting yang baik akan membantu menciptakan orangtua
dengan kesiapan psikis dan mental untuk memperoleh tingkatan kesehatan mental.
Sehingga dapat meminimalisir terjadinya child abuse yang dapat mengganggu
perkembangan dan tumbuh kembang anak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian child abuse?
2. Apa saja yang masuk dalam kategori child abuse?
3. Bagaimana Cara Menanggulangi Terjadinya Child abuse?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian child abuse.
2. Mahasiswa dapat memahami kategori child abuse.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara penanggulangan perilaku child abuse.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Child abuse
(Abdul Qadir Shaleh, 2003) Secara harfiah kekerasan diartikan sebagai sifat atau
suatu hal yang keras, kekuatan, dan paksaan. Sedangkan secara terminologi kekerasan
berarti perbuatan seseorang atau sekelompok orang-orang yang menyebabkan cedera
atau matinya seseorang atau kerusakan fisik maupun barang. Segala macam
perbuatan yang menimbulkan penderitaan baik itu berupa fisik atau menyebabkan
kerusakan bagi orang lain dapat diartikan sebagai kekerasan.
Child abuse dapat pula diartikan sebagai sebuah penganiayaan mental atau fisik,
penganiayaan seksual atau penelantaran terhadap anak serta perampasan hak dalam
mendapatkan dukungan fisik dan moral yang layak untuk perkembangan anak di
bawah usia 18 tahun.
Istilah child abuse dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai perlakuan yang
salah/kejam terhadap anak, yang sering dilakukan oleh orang lain dan pada umumnya
dilakukan oleh orang dewasa. Kata abuse sendiri mempunyai banyak arti, antara lain
penyalahgunaan, salah pakai, perlakuan kejam, siksaan, makian, menyalahgunakan
dan berkhianat.
1. Menurut Suyanto (2010) menjelaskan bahwa secara teoritis child abuse dapat
didefinisikan sebagai peristiwa pelukaan fisik, mental atau seksual yang umumnya dilakukan
oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak.
2. Menurut Papalia (2004) menyatakan bahwa child maltreatment atau lebih dikenal dengan
child abuse merupakan tindakan yang disengaja dan membahayakan anak baik dilakukan oleh
orang tua atau orang lain. Abuse sendiri mengarah pada tindakan yang mengakibatkan kerusakan.
3. Reed (1991) menjelaskan bahwa perlakuan yang salah terhadap anak tidak hanya terbatas
luka fisik saja, tetapi meliputi penganiayaan atau pencideraan secara fisik, emosional, seksual
dan penelantaran yang menimpa anak usia dibawah 18 tahun dan dilakukan oleh orang yang
seharusnya bertanggung jawab atas hal tersebut.
4. Irwanto (1996) menjelaskan bahwa perlakuan salah terhadap anak adalah segala bentuk
perlakuan terhadap anak yang dapat mengancam kesejahteraan anak untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal, baik fisik maupun psikologis dan mental spiritual.
5. Patilima (2005) mengungkapkan bahwa segala perlakuan salah pada anak
mengakibatkan terancamnya kesejahteraan dan pertumbuhan anak baik secara fisik, psikologis,
sosial maupun mental
6. Sugiarno (2007) menjelaskan bahwa child abuse adalah perbuatan semena-mena terhadap
orang yang dilakukan oleh orang yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak.
Dari beberapa pendapat ahli diatas bisa disimpulakan bahwa child abuse terhadap anak
merupakan pola asuh (Pengasuhan) yang salah terhadap anak baik dari orang lain ataupun
keluarga itu sendiri, yang mana mengakibatkan terancamnya kesehatan mental terhadap
anak tersebut.
Dampak penyiksaan fisik yang berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan
menimbulkan cedera serius terhadap anak, meninggalkan bekas baik fisik maupun
psikis, anak menjadi menarik diri, merasa tidak aman, sukar mengembangkan trust
kepada orang lain, perilaku merusak, dll. Bila kejadian ini berulang maka proses
recoverynya membutuhkan waktu yang lebih lama pula.(Tharthit, 2019)
Dampak pengaruh buruk yang ditimbulkan dari pelecehan seksual ada banyak
sekali. Pada anak yang masih kecil dan yang biasanya tidak mengompol jadi
mengompol, mudah merasa takut, perubahan pola tidur, kecemasan tidak
beralasan, atau bahkan symptom fisik seperti sakit perut atau adanya masalah
kulit, dll. Pada remaja, mungkin secara tidak diduga menyulut api, mencuri,
melarikan diri dari rumah, mandi terus menerus, menarik diri dan menjadi
pasif, menjadi agresif dengan teman kelompoknya, prestasi belajar menurun,
terlibat kejahatan, penyalahgunaan obat dan alkohol, dll. Ada beberapa
bentuk-bentuk kekerasan selain kekerasan fisik, emosional, seksual juga
penelantaran anak/pengabaian. (Tharthit, 2019).
PENUTUP
SIMPULAN
Child abuse terhadap anak merupakan perlakuan salah terhadap anak oleh orang lain maupun
keluarga anak itu sendiri (pengasuhan yang salah) yang menyebabkan kemungkinan memicu
terjadinya permasalahan dalam kesehatan mental.
Pada awalnya terminologi tindak kekerasan pada anak atau child abuse berasal dari dunia
kedokteran karena terdapat banyak kasus penelantaran dan penganiayaan yang dialami anak-
anak. Kekerasan ini menjadi perhatian dan minat medis. Hingga child abuse mengalami
perkembangan hingga saat ini. Dalam beberapa kategori dalam child abuse yakni Kekerasan
secara fisik (Physical abuse), Kekerasan emosional (emotional abuse), Kekerasan secara verbal
(verbal abuse) Kekerasan seksual (sexual abuse).
Child abuse yang terjadi pada anak tentunya menjadi pembelajaran untuk memperbaiki pola asuh
kepada anak dari segala aspek. Mulai dari ranah paling dekat dengan mereka, orangtua. Dimana
menurut psikologi perkembangan Hurloc dalam proses pertumbuhannya anak selalu melihat,
meniru dan mendengar apa yang terjadi di depannya, termasuk pada lingkungan masyarakat
maupun sekolahnya. Sehingga untuk dapat meminimalisir perilaku child abuse diperlukan
kerjasanya dari segala pihak yang memiliki kemungkinan berperan dalam proses perkembangan
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Sofiah, Noly dan Septi Budi Sartika. 2018. Buku Ajar Mata Kuliah Asesmen Pembelajaran.
(Sidoarjo: Umsida press).
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangan. (Yogyakarta: Andi).
Mutmainnah. 2014. Membekali Anak Dengan Keterampilan Melindungi Diri. Jurnal Anak.
Vol.3. edisi 1
Andini, Thathit Mano. 2019. Identifikasi Kejadian Kekerasan Pada Anak di Kota Malang. Jurnal
Perempuan Dan Anak.Vol.2. No.1.
C.S.T. Kansil. Engelien, dan Altje, Tindak Pidana Dalam Undang-Undang Nasional (Jakarta:
Jala Permata Aksara, 2009).