Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 6

Adzqia Nur Hanifah (201411003)


Ferdi Wirawan (201411012)
Hanafiah Herliana (201411013)
Raghdah Yumna Aqillah (201411021)
Yohana Tiosari BR Simanjuntak (201411030)

Menganalisis Peran Pancasila sebagai solusi masalah perundungan

1. Pengertian Perundungan
 perbedaan mencolok pengertian bullying dari candaan adalah tujuan pelaku yang
melakukan perundungan karena perasaan benci dan bermaksud menyakiti. Tujuan
melakukan bullying bukanlah untuk membangun hubungan, melainkan untuk
mempermalukan dan menyakiti korban sehingga pelaku merasa lebih hebat.Namun,
perlu diwaspadai bahwa walaupun bercanda tidak memiliki tujuan awal buruk, tapi hal
yang lucu bagi seorang anak, mungkin tidak menyenangkan bagi anak lainnya. Pada
saat candaan yang tidak menyenangkan terus dilakukan berulang kali dan membuat
anak lainnya tersakiti, maka bercanda pun bisa berubah menjadi bullying.

2. Jenis-jenis bullying
Terdapat berbagai jenis bullying yang dapat terjadi di tengah lingkungan pergaulan
anak.
1. Perundungan fisik
Bullying fisik adalah tindakan intimidasi yang dilakukan sebagai usaha mengontrol
korban dengan kekuatan yang dimiliki pelakunya. Termasuk di antaranya menendang,
memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya.Bullying fisik
merupakan jenis bullying yang paling mudah dikenali dan biasanya orangtua maupun
guru lebih peka terhadap tipe perundungan ini.
2. Bullying verbal
Bullying verbal merupakan jenis perundungan dengan menggunakan kata-kata,
pernyataan, dan sebutan atau panggilan yang menghina. Pelaku perundungan verbal
akan terus melakukan penghinaan untuk meremehkan, merendahkan, dan melukai orang
lain.Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa intimidasi verbal dan pemberian nama
panggilan yang buruk memiliki konsekuensi serius pada korban dan dapat
meninggalkan bekas luka emosional yang dalam.
3. Agresi relasional
Agresi relasional adalah tipe perundungan yang dilakukan secara emosional dan kerap
luput dari perhatian orangtua dan guru. Padahal tipe perundungan ini tidak kalah
berbahaya. Dalam agresi relasional, biasanya pelaku berusaha menyakiti korban dengan
menyabotase status sosial mereka dengan cara:

 Mengasingkan korban dari kelompok


 Menyebarkan gosip atau fitnah
 Pelaku berusaha menaikkan kedudukan sosial sendiri dengan mengendalikan
atau mengintimidasi korban.

4. Cyberbullying
Cyberbullying adalah tindakan perundungan yang terjadi secara online di dunia maya.
Ini merupakan tindakan perundungan yang paling jarang disadari oleh orangtua dan
guru. Pelaku melakukan perundungan dengan cara melecehkan, mengancam,
mempermalukan, dan menargetkan korban melalui media online.Besar kemungkinan
seorang anak korban bullying tidak bicara terus terang jika dia mengalami perundungan.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda mulai lebih peka jika anak-anak menunjukkan
perubahan perilaku yang tidak biasa.Untuk menyelesaikan masalah perundungan,
mungkin akan diperlukan kerjasama oleh beberapa pihak, termasuk dengan pihak
sekolah. Mungkin pihak kepolisian harus dilibatkan jika perundungan telah melibatkan
kekerasan fisik atau pemerasan.
3. Dampak bullying terhadap anak
Bullying memiliki dampak yang luas. Selain bagi anak-anak yang menjadi korban,
dampak negatif juga dapat dirasakan pelaku perundungan hingga mereka yang
menyaksikan perundungan. Tindakan perundungan telah banyak dikaitkan dengan
dampak negatif pada perkembangan anak, termasuk gangguan kesehatan mental,
penggunaan narkoba, depresi, hingga bunuh diri.
1. Bagi anak korban perundungan
Anak korban perundungan dapat mengalami masalah kesehatan fisik, sosial,
emosional, mental dan juga masalah akademik. Mereka juga bisa merasakan gejala-
gejala, seperti depresi, cemas, meningkatnya perasaan sedih, perubahan pola tidur dan
makan, serta hilangnya minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Tidak jarang
korban perundungan kemudian melakukan tindakan balasan yang sangat kejam.
Masalah anak-anak ini juga dapat bertahan hingga usia dewasa.

2. Bagi anak pelaku perundungan


Anak pelaku perundungan dapat terlibat dalam perilaku kekerasan dan berisiko
lainnya, di mana perilaku ini bisa terbawa hingga dewasa. Mereka akan cenderung
agresif dan terlibat penyalahgunaan alkohol, narkoba, melakukan tindak pelecehan,
perusakan, bahkan melakukan tindakan pidana setelah dewasa.

3. Bagi anak-anak yang menyaksikan bullying


Anak-anak yang menyaksikan bullying dapat mengalami peningkatan
penggunaan tembakau, alkohol atau obat-obatan, memiliki masalah kesehatan mental,
temasuk depresi dan kecemasan serta membolos sekolah
4. Peran Pancasila terhadap perundunganyang sering terjadi di Indonesia
Jika dikaitkan dengan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila, tindakan
perundungan atau bullying ini tidak sesuai dengan Pancasila. Khususnya pada sila ke
dua sila Pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Sila ke dua
Pancasila tersebut mengandung makna bahwa kita sebagai manusia harus bersikap adil
tanpa memandang status dan memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama atau
memanusiakan manusia. 
Di dalam Undang-Undang telah mengatur tentang tindakan bullying di lingkungan
pendidikan pada Pasal 54 UU 35/2014 yang berbunyi sebagai berikut:

(1) bahwa anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan
perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual dan kejahatan
lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik,
dan/pihak lain,

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga
kependidikan, aparat pemerintah dan/masyarakat.

Pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pada alinea


pertama menyatakan ”Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Selain itu juga dalam Pancasila telah
dijelaskan pada sila pertama dan sila kedua. Pada sila pertama yang berbunyi
Ketuhanan yang Maha Esa. Sesuai dengan makna sila pertama kasus bullying tidak
menerapkan atau mengamalkan ’Ketuhanan yang Maha Esa’. Karena tidak ada sikap
saling menghormati dan menghargai antar umat beragama.

Selain itu, kita sebagai bangsa Indonesia dan sebagai generasi muda
seharusnya dapat menjiwai semboyan ’Bhinneka Tunggal Ika’. Berbeda-beda namun
tetap satu. Pancasila merupakan sumber pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam
bertingkah laku dan bertindak. Selain itu, nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila
sangatlah luhur. Namun, masyarakat Indonesia sering bertindak dan berperilaku tidak
sesuai dengan kaidah-kaidah dalam Pancasila salah satunya adalah bullying. Padahal
Bullying atau perendungan juga termasuk ke dalam tindak pidana dan tindak kekerasan
terhadap anak. Disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
pasal 54 ayat (1) berbunyi "Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib
mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan
kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta
didik, dan/atau pihak lain..

Selain termasuk ke dalam tindak kekerasan, perundungan atau bullying ini juga
melanggar Hak Asasi Manusia. Hal itu diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, tepatnya pasal 1 ayat (6)
yang berbunyi "Setiap perbuatan seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat
negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau sekelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme yang berlaku".

Dari Undang-Undang yang sudah disebutkan diatas dapat dilihat bahwa hak asasi setiap
individu sudah dijamin dalam Undang-Undang tersebut. Apabila ada seseorang yang
melanggar Undang-Undang tersebut, maka akan dikenakan sanksi berupa tindak pidana
berupa kurungan penjara atau denda. Sanksi tersebut diberikan kepada pelaku agar
pelaku jera dan tidak melakukan kembali hal yang sama

5. Upaya Pemerintah untuk mengatasi Perundungan yang terjadi di


Indonesia
Pihak pemerintah dapat memberlakukan tindakan tegas bagi yang melakukan
tindakan bullying atau perundungan. Salah satunya dengan menegakkan hukum dengan
tegas, seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu dengan diberlakukannya sanksi atau
hukuman bagi yang melanggar Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia yang
berkaitan dengan bullying atau perundungan. Maka, dengan adanya upaya-upaya
tersebut, diharapkan dapat mengurangi angka bullying stsu perunfungan yang selama
ini sering terjadi di Indonesia.
Presiden Joko Widodo akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur
tentang pencegahan dan penanggulangan perundungan atau tindakan kekerasan terus-
menerus (bullying) terhadap anak di satuan pendidikan, termasuk sekolah.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebutkan, Perpres ini akan disiapkan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Koordinator bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Ketua Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni'am Sholeh. Pramono menuturkan,
selama ini jika terjadi kekerasan terhadap anak, masyarakat biasanya hanya
menyelesaikan permasalahan dengan dua cara, yakni melakukan pembiaran atau
melaporkan ke polisi. Padahal, menurutnya, masih ada langkah-langkah lain yang bisa
ditempuh.
Sementara itu, Menteri Anies menjelaskan, presiden sebelumnya telah memberi
arahan agar negara harus hadir dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan
perundungan anak di satuan pendidikan. Menurutnya, selama ini tidak ada intervensi
khusus terhadap tindak kekerasan di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu,dimulai dengan
menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015
yang komponennya ada tiga, yakni penanggulangan, sanksi, dan pencegahan.
Kesimpulan
Jika dikaitkan dengan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila, tindakan
perundungan atau bullying ini tidak sesuai dengan Pancasila. Khususnya pada sila ke
dua sila Pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Sila ke dua
Pancasila tersebut mengandung makna bahwa kita sebagai manusia harus bersikap adil
tanpa memandang status dan memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama atau
memanusiakan manusia. Pancasila sangat lah berperan penting bagi negara ini khusus
nya pada kasus perundungan karena Pancasila merupakan sumber pedoman bagi
masyarakat Indonesia dalam bertingkah laku dan bertindak. Dalam Hal ini diperlukan
penguatan pendidikan karakter dengan tujuan dapat mengembangkan karakter peserta
didik agar mampu mewujudkan nilai2 luhur pancasila dan tidak tergerus oleh
kecanggihan teknologi, sehingga dapat mencetak generasi bangsa yg baik,
berkompeten, dan bermatabat di masa sekarang maupun yang akan datang
Daftar Pustaka
https://yoursay.suara.com/amp/news/2020/03/24/133301/kasus-bullying-dan-penanganannya-di-
indonesia?page=all
https://www.sehatq.com/artikel/pengertian-bullying-dan-jenis-jenisnya-yang-harus-diwaspadai
https://www.kompasiana.com/ninadwicandra/5e7ef7d0097f3604f70add72/bullying-dalam-pandangan-
ideologi-negara-dan-dasar-negara?page=all#section1
https://www.kompasiana.com/ninadwicandra/5e7ef7d0097f3604f70add72/bullying-dalam-pandangan-
ideologi-negara-dan-dasar-negara?page=all#section

Anda mungkin juga menyukai