Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

REFLEKSI PENDIDIKAN KONSERVASI MELALUI IMPLEMENTASI


& EVALUASI 3 PILAR KONSERVASI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 14
1. DIAN ANGELINA NAINGGOLAN (2301050169)
2. MUHAMMAD AGHNA KAYLA (2301050183)
3. MUHAMMAD FAHRUN NADA (2301050196)

Dosen Pengampu : Dr. Barokah Isdaryanti, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS

NEGERI SEMARANG

SEMARANG,2024
PRAKATA

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca terapkan dalam pengimplementasian 3 pilar konservasi.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.Esa yang telah melimpahkan anugerah dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Dalam menyusun makalah ini tidak
lepas dari dorongan, bimbingan serta

Semarang, 9 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Implementasi Konservasi ................................................... 3


2.2 Implementasi dan Evaluasi Pilar SDA dan Lingkungan ....................... 4
2.3 Implementasi dan Evaluasi Pilar Nilai dan Karakter Konservasi ......... 4
2.4 Implementasi dan Evaluasi Pilar Seni dan Budaya................................6
2.5 Misi UNNES Sebagai Universitas Berwawasan Konservasi................. 8
2.6 Kendala UNNES Dalam Mewujudkan Konservasi …………………...8

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Unnes sebagai universitas konservasi jelas harus mengusung pendidikan
konservasi bagi mahasiswa baik program studi kependidikan maupun non-
kependidikan. Kegiatan ini merupakan pembinaan sekaligus pendidikan yang
nyata. Aspek penting yang akan ditetapkan dalam pembelajaran kuliah ini adalah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif meliputi proses pemahaman dan
menjaga keseimbangan liingkungan. Materi pendidikan konservasi diberikan
sebagai materi yang harus diketahui dan dipahami oleh mahasiswa, selanjutnya
dikembangkan sendiri oleh mahasiswa. Aspek afektif yang dapat diterapkann
dalam pendidikan konservasi meliputi sikap, nilai, dan komitmenyang diperlukan
untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan. Asepek psikomotorik yang
dapat diterapkan dalam pendidikan konservasi meliputi perilaku dan ketrampilan
mahasiswa dalam mengelola lingkungan. Mahasiswa diberi kesempatan untuk
membangun ketrampilan yang dapat meningkatakan kemampuan memecahkan
masalah lingkungan.
Universitas Negeri Semarang adalah salah satu universitas yang
mengedepankan konservasi. Dalam peraturan rektor Universitas Negeri Semarang
Nomor 27 tahun 2012 tentang tata kelola kampus berbasis konservasi di
Universitas Negeri Semarang pada pasal 2 disebutkan bahwa tata kelola berbasis
konservasi bertujuan mewujudkan suasana kampus yang mendukung perlindungan,
dan pemanfaatan lingkungan hidup secara bijaksana melalui pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dan berpartisipasi penuh warga
Unnes.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan implementasi konservasi?
2. Apa saja 3 pilar konservasi?
3. Bagaimana implementasi pilar sumber daya alam dan lingkungan?
4. Bagaimana implementasi pilar nilai dan karakter konservasi ?
5. Bagaimana implementasi seni dan budaya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ap aitu implementasi konservasi
2. Untuk mengetahui apa saja 3 pilar konservasi dan penjelasannya
3. Untuk mengetahui apa misi unnes sebagai universitas berwawasan
konservasi
4. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dialami dalam mewujudkan
konservasi
1.4 Manfaat

1. Sebagai sarana dalam mengasah kemampuan diri dalam melakukan 3


pilar konservasi di UNNES
2. Sebagai bahan acuan mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan
tentang implementasi dan evaluasi 3 pilar konservasi terkhususnya di
UNNES

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Implementasi Konservasi
Implementasi konservasi adalah berbagai tindakan atau kegiatan yang
dilakukan untuk melaksanakan dan merealisasikan program konservasi yang
telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah dilaksanakan,
karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau
target yang hendak dicapai. Dalam hal ini implementasi konservasi dapat
diwujudkan melalui 3 pilar konservasi berupa kegiatan pelestarian lingkungan
dengan tetap memperhatikan manfaat yang bisa diperoleh pada saat itu dengan
cara tetap mempertahankan setiap keberadaan komponen lingkungan untuk
pemanfaatan di masa yang akan datang.
Pilar konservasi etika, seni, dan budaya bertujuan menjaga, melestarikan,
dan mengembangkan etika, seni, dan budaya local untuk menguatkan jati diri
bangsa. Program Pilar Konservasi etika, seni, dan budaya meliputi penggalian,
pemeliharaan, dan pemberian daya hidup etika. Seni, dan budaya lokal melalui
pemeliharaan, pendokumentasian, pendidikan, penyebarluasan, dan
mempromosikan unsur-unsurnya.
Kegiatan konservasi harus dilaksanakan secara komprehensif baik oleh
pemerintah, masyarakat, swasta, lembaga swadaya masyarakat, perguruan
tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Strategi nasional dirumuskan dalam 3 hal yaitu
perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK), pengawetan jenis tumbuhan
dan satwa berserta ekosistemnya, dan pemanfaatan secara lestari sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya.
Perilaku konservasi dalam mewujudkan kegiatan tersebut sangat
dipengaruhi konsekuensi-konsekuensi yang mengikuti perilaku tersebut, bahwa
mahasiswa bukan hanya belajar perilaku tapi juga belajar sikap, nilai, dan norma
dari sesama mahasiswa yang ada disekitarnya, dan bahwa mahasiswa berubah
sepanjang waktu dengan cara-cara yang telah terprogram secara genetis
sebagaimana respons terhadap lingkungannya. Efek dari pengalaman tertentu
mahasiswa berbeda-beda sesuai dengan tahap perkembangan seseorang, dan
beberapa pengalaman atau pengaruh warga lain yang memiliki dampak positif
dan negatif dalam awal perkembangan mahasiswa dalam mewujudkan misi
mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
peradaban dan olahraga yang berwawasan konservasi.
Hubungan pribadi dengan suatu tempat dimana mahasiswa berada dalam
lingkungan konservasi kehidupan kampus bisa juga dimanfaatkan bagi
keuntungan lingkungan. Dengan kata lain, pengidentifikasian dengan suatu
tempat sudah cukup untuk mendorong mahasiswa agar mendukung
pengembangan wilayah alamiah konservasi kehidupan kampus.

3
2.2 Implementasi dan Evaluasi Pilar Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Lingkungan terdiri atas unsur Sumber Daya Alam (SDA) yang meliputi SDA
hayati dan non hayati, serta sumber daya manusia (SDM). Sumber daya alam
hayati dan non hayati merupakan sumber bahan yang selalu digunakan oleh
manusia untuk kepentingan manusia. Strategi konservasi secara nasional mengacu
kepada tiga hal utama, yaitu: melindungi dan menyelamatkan (saving), mengkaji
(studying), dan memanfaatkan (using). Permasalahan yang paling mendesak dan
perlu segera ditangani adalah sampah. Permasalahan utama yang perlu ditangani
adalah produksi sampah yang terus menerus dan pengolahannya belum berimbang
sehingga terjadi penumpukan sampah. Meskipun upaya meminimalisir sampah
telah dilakukan melalui program-program larangan penggunaan wadah plastik
sekali pakai dan penggunaan TIK untuk meminimalkan penggunaan kertas, namun
sampah tetap dihasilkan. Bentuk implementasi pilar sumber daya alam dan
lingkungan yang dilakukan Universitas Negeri Semarang cukup beragam.
Beberapa contoh implementasi pilar sumber daya alam dan lingkungan antara lain :
a. Sistem Transportasi Internal Kampus Universitas Negeri Semarang
Upaya menetapkan standar clean energy diwujudkan dalam Peraturan
Rektor UNNES No. 11 Tahun 2020 tentang Sistem Transportasi Internal
Kampus Universitas Negeri Semarang. Transportasi internal kampus
menggunakan mobil listrik, sepeda motor listrik, sepeda, dan berjalan kali.
Jumlah kendaraan listrik setiap unit dimonitoring dan dievaluasi melalui
program pemeringkatan internal kampus yaitu Hijau, Bersih dan Sehat.
b. Budaya Berjalan Kaki dan Bersepeda
Budaya berjalan kaki dan bersepeda menjadi salah satu upaya kampus
meminimalisir polusi.
c. Penanaman Pohon
UNNES konsisten dan berkomitmen melakukan kegiatan konservasi
sejak dideklarasikan sebagai Universitas Konservasi tahun 2010. Penanaman
Pohon sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Nomor 26 Tahun 2009 tentang
Gerakan penanaman pohon dilaksanakan pada akhir tahun saat musim hujan
tiba. Penyediaan pohon yang ditanam disiapkan dan dibantu oleh UPT
Bangvasi dan Balai Sertifikasi Pembenihan Tanaman Hutan (BSPTH) dan
DLHK Jateng.

2.3 Implementasi dan Evaluasi Nilai dan Karakter Konservasi


Sebagai universitas berwawasan konservasi UNNES mendukung upaya
pemerintah ikut mengelola SDA hayati, non hayati, dan eksosistem ; melindungi,
mengawetkan, dan memanfaatkan SDA melalui kegiatan tri dharma dan
keseimbangan ekosistem tetap terjaga, dan menumbuhkan sikap mental, perilaku,
yang bertanggungjawab sivitas UNNES dalam upaya konservasi keanekaragaman
hayati, pelestarian lingkungan, seni, budaya, dan olahraga. Dalam penyelenggaraan
pendidikannya, UNNES mengembangkan dan mengimplementasikan nilai-nilai
aspiratif, humanis, peduli, inovatif, kreatif, sportif, jujur dan adil. (Retnoningsih
dkk.2020). Nilai-nilai karakter konservasi UNNES : inspiratif, humanis, peduli,
inovatif, sportif, kreatif, jujur, dan adil.

Nilai konservasi selalu menjadi acuan dalam proses pendidikan, penelitian dan
pengabdian oleh sivitas UNNES. Karakter khas UNNES melekat pada sosok
UNNES secara fisik dan aktivitas sivitas UNNES di dalam dan di luar kampus.

4
Perilaku mahasiswa, alumni, dosen, tenaga kependidikan, dan pimpinan UNNES di
masyarakat; kebijakan dan pelaksanaan Tridharma; kebijakan dan realisasi
organisasi dan manajemen; kebijakan lingkungan dan permasalahan lingkungan;
kebijakan dan realisasi kerja sama UNNES dengan institusi di luar kampus akan
berdampak kepada upaya mewujudkan UNNES sebagai Universitas Berwawasan
Konservasi dan Bereputasi Internasional. (Retnoningsih dkk. 2020). Bentuk
implementasi nilai dan karakter konservasi yang dilakukan Universitas Negeri
Semarang cukup beragam. Beberapa contoh implementasi nilai dan karakter
konservasi antara lain :
a. Program Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan Universitas
Negeri Semarang (PPAK UNNES) 2019
PPAK UNNES 2019 mengusung tema “Milenial Harmoni untuk
Indonesia Maju” yang fokus pada pembentukan karakter dan moral
mahasiswa baru UNNES 2019. Salah satu pembentukan karakter
diwujudkan dalam kegiatan religi dengan konsep ibadah bersama setiap
agama yang dilaksanakan Senin, 19 Agustus 2019. Tim PPAK UNNES
bekerjasama dengan organisasi keagamaan dan dosen mata kuliah umum
pendidikan agama.
b. Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Negeri
Semarang (PKKMB UNNES) 2020 Secara Daring
Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru UNNES (PKKMB
UNNES) mengusung tema “Membangun Insan Cerdas untuk Indonesia
Maju” dilakukan secara daring karena pandemi Covid-19. Sebanyak 8.532
mahasiwa baru mengikuti PKKMB UNNES selama empat hari mulai Sabtu-
Minggu, 5-6 September 2020 dan Sabtu-Minggu 12-13 Sepetember 2020.
Tujuan PKKMB UNNES adalah mahasiswa baru dapat beradaptasi dengan
cepat di perguruan tinggi. Selain mendapat pengarahan terkait topik-topik
kebangsaan dan bela negara, mahasiswa selama PKKMB diperkenalkan
dengan Elene yang merupakan fasilitas pembelajaran daring UNNES.
Fasilitas daring ini penting dipahami mahasiswa baru karena perkuliahan
semester gasal 2020/2021 dilaksanakan secara daring sepenuhnya.
c. Pelatihan Karakter Bagi Mahasiswa Bidikmisi FIS 2019
Pelatihan ini diselenggarakan untuk mendidik mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang (FIS UNNES) agar lebih mengenal nilai
dan karakter yg dikembangkan UNNES sebagai Universitas Berwawasan
Konservasi dan Bereputasi Internasional. Selain itu, mahasiswa juga
mendapatkan materi tentang nilai dan karakter konservasi sosial yg
dikembangkan FIS. Tujuan utama pelatihan ini adalah membentuk
mahasiswa yg berkarakter, peduli dan berprestasi agar UNNES mampu
mendunia untuk Indonesia. Kegiatan diselenggarakan 24 Oktober 2019
bertempat di Gedung C7 Lantai 3 FIS UNNES, dibuka oleh Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan FIS Arif Purnomo SPd SS MPd. dan diikuti oleh
195 mahasiswa FIS penerima beasiswa Bidikmisi Angkatan 2019.
d. Workshop Pengembangan Karakter Konservasi
Rabu 10 Juli 2019 bertempat di Ruang Prof Soedartono lantai 3 Gedung
Dekanat, Fakultas Teknik diadakan Workshop Pengembangan Karakter
Konservasi. Workshop yang ditujukan kepada mahasiswa Fakultas Teknik
ini mengundang 2 narasumber yaitu Budi Prasetiyo S.Si., M.Kom dan Asep

5
Purwo Yudi Utomo S.Pd., M.Pd. Mewakili Dekan Fakultas Teknik, Dr.
Wirawan Sumbodo, M.T. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
membuka workshop pengembangan karakter konservasi ini. Dr. Wirawan
Sumbodo, M.T. menjelaskan bahwa setiap mahasiswa Fakultas Teknik
UNNES merupakan kader konservasi yang memiliki tugas dan kewajiban
menjunjung tinggi nilai-nilai konservasi. Budi Prasetiyo S.Si., M.Kom
memaparkan pentingnya peranserta sistem informasi untuk mendukung
kinerja konservasi Universitas Negeri Semarang pada katagori dan indikator
UI GreenMetric. Selanjutnya, Asep Purwo Yudi Utomo S.Pd., M.Pd sebagai
narasumber kedua memaparkan tentang pentingnya mahasiswa sebagai
kader konservasi. Melalui kegiatan ini, semangat konservasi mahasiswa
Fakultas Teknik harapannya dapat dipacu dan kedepannya dapat
mengamalkan nilai-nilai konservasi baik di dalam maupun di luar kampus.

2.4 Implementasi dan Evaluasi Seni dan Budaya


Kebudayaan nasional Indonesia saat ini merupakan hasil dari perkembangan
kebudayaan pada masa-masa sebelumnya yang terus berkembang secara dinamis.
Kebudayaan terus tumbuh dan berkembang seiring dinamika masyarakat
pendukungnya. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan akumulasi dari
kebudayaan tradisional di Indonesia. Oleh karena itu, melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan tradisional di Indonesia pada dasarnya melestarikan
dan mengembangkan kebudayaan nasional.
Universitas Negeri Semarang (Unnes) dapat dilihat sebagai bagian dari
subjek masyarakat pendukung kebudayaan. Artinya, Unnes adalah subjek pelaku
sekaligus penerima produk kebudayaan nasional tersebut. Posisi demikian
menempatkan Unnes sebagai subjek yang hidup dalam ruang kebudayaan nasional
tersebut. Namun di sisi lain, sebagai Universitas Berwawasan Konservasi, Unnes
adalah motor yang dapat bertindak sebagai katalisator yang berperan aktif
mengembangkan kebudayaan nasional dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam praktik kehidupan sehari-hari warga Unnes, ada beberapa kebudayaan
nasional yang dilestarikan oleh warga Unnes, seperti gotong royong, musyawarah,
dan kesetiakawanan. Ketiga kebudayaan ini telah dikenal sebagai kebudayaan
penting yang dikembangkan menjadi identitas nasional bangsa Indonesia.
a. Gotong Royong
Gotong royong adalah aktivitas bersama (kolektif) yang dilakukan agar
sebuah pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Secara alamiah,
manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk
bekerja sama satu sama lain. Manusia memiliki dorongan alamiah untuk
bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dengan gotong
royong, sebuah pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan lebih
ringan. Bangsa Indonesia memiliki ungkapan “Berat sama dipikul, ringan
sama dijinjing” yang menunjukkan pengakuan bahwa gotong royong
merupakan nilai yang mulia.
Struktur organisasi Unnes yang disusun secara herarkies dapat dibaca
sebagai mekanisme gotong royong. Dengan struktur yang jelas, pekerjaan
besar dalam meraih visi dan misi universitas dilakukan bersama-sama
dengan peran yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain.
Dengan pembagian yang jelas, setiap anggota organisasi dapat berkontribusi
sesuai dengan kapasitas dan kewenangan yang dimilikinya. Mekanisme
pembagian tugas demikian diterapkan di berbagai tingkatan, baik dalam

6
kegiatan rutin maupun kegiatan dengan masa akhir yang jelas (proyek).
Implementasi nilai gotong royong tidak hanya dipraktikkan oleh
pengelola universitas. Mahasiswa, dalam kegiatan Pengenalan Program
Akademik dan Kehidupan Kampus (PPAKK) juga telah mempraktikkan
semangat gotong royong. Salah satu bentuknya adalah melakukan paper
mob. Tulisan atau gambar yang ditampilkan dalam paper mob hanya
mungkin berhasil ditampilkan jika ada kerja sama yang kooperatif oleh
seluruh peserta.
b. Kesetiakawanan
Kesetiakawanan adalah tindakan yang dilakukan untuk membantu orang
lain sehingga beban yang dirasakan oleh orang lain terasa lebih ringan.
Kesetiakawanan tumbuh berkat terpeliharanya rasa saling mengasihi sesama
anggota komunitas.
Di Unnes, kesetiakawanan telah dilaksanakan menjadi bagian dari kultur
yang diamini secara bersama-sama (kolektif). Namun untuk memantapkan
hal itu Unnes menerbitkan aturan dan membentuk unit kerja khusus agar
kegiatan nilai kesetiakawanan dapat dilaksanakan secara rapi, berkelanjutan,
serta membawa dampak yang besar. Salah satunya adalah dengan
didirikannya Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (Lazis) pada tahun
2014. Lembaga ini dibentuk untuk mengelola zakat, infak, dan sedakat
dosen, karyawan, mahasiswa, dan warga sekitar Unnes untuk disalurkan
kepada penerima yang tepat.
Salah satu program Lazis Unnes adalah menyalurkan beasiswa kepada
siswa dan mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Lazis Unnes mengelola
tiga jenis beasiswa, yaitu beasiswa mahasiswa, beasiswa IBOA, dan
beasiswa Perintis Nusantara (BPN). Beasiswa mahasiswa diberikan kepada
mahasiswa muslim UNNES yang dhuafa. Bantuan yang diberikan berupa
beasiswa sesuai ketentuan. Penerima beasiswa selain mendapatkan beasiswa
juga mendapatkan program pembinaan, pendampingan, dan pengkaryaan.
Tujuan program ini adalah untuk mendukung peningkatan prestasi akademik
dan pengembangan karakter islami melalui kegiatan pengabdian dan
pengkaryaan yang melibatkan penerima bantuan/beasiswa untuk selalu
peduli terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya. Dana kesetiakawanan
LAZIS Unnes juga dimanfaatkan untuk membantu mahasiswa yang terkena
musibah. Salah satu contohnya adalah penyerahan bantuan uang tunai
kepada mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) yang rumahnya
terbakar. Melalui bantuan tersebut keluarga Unnes menunjukkan solidaritas
dan kesetiakawanan.
c. Musyawarah untuk Mufakat
Musyawarah adalah salah satu mekanisme pengamilan keputusan yang
khas. Bagi bangsa Indonesia, musyawarah merupakan nilai yang dianggap
mengandung banyak keutamaan sehingga perlu diadaptasi dalam salah satu
dari lima sila dalam Pancasila. Musyawarah memungkinkan pengambilan
keputusan dilakukan secara demokratis, partisipatif, dan adil (fair).
Bagi Unnes, musyawarah telah menjadi nilai yang terimplementasi dalam
berbagai kegiatan di berbagai tingkat. Di tingkat universitas, musyawarah
dilaksanakan dalam bentuk Rapat Kerja Universitas (RKU) dan musyawarah
Senat Universitas. Ini merupakan rapat kerja tertinggi yang mempertemukan
pimpinan universitas, wakil dari unit-unit di bawahnya, dan pihak

7
berkepentingan (stake holder). Sebagai forum tertinggi, RKU merupakan
forum yang strategis karena keputusan-keputusan penting dirumuskan di
sini. Untuk merumuskan kebijakan akademik, pengambilan keputusan dalam
Senat Universitas juga dilakukan dengan musyawarah. Musyawarah senat
dilakukan dalam rapat rutin dan rapat insidental yang digunakan untuk
membahas hal-hal strategis. Dengan menerapkan mekanisme musyawarah,
setiap anggota Senat memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat
selama musyawarah berlangsung. Jika musyawarah mengalami jalan buntu
(deadlock), pengambilan keputusan baru dilakukan dengan pengambilan
suara terbanyak (voting).
Musyawarah juga menjadi mekanisme yang baku dalam pengambilan
keputusan di tingkat yang lebih kecil, seperti rapat kerja fakultas, rapa kerja
lembaga, rapat kerja badan, unit pelaksana teknis (UPT), juga di tingkat
jurusan. Rapat kerja demikian dilaksanakan setidaknya setahun sekali untuk
mengevaluasi kinerja tahun sebelumnya, memantapkan program tahun
berlangsung, dan merancang program tahun berikutnya.

2.5 Misi UNNES sebagai Universitas Berwawasan Konservasi


a. Pengembangan buku ajar PLH berkarakter berbasis konservasi. Merupakan
kebutuhan dalam mewujudkan pemahaman dan peningkatan kepedulian mahasiswa
Universitas Negeri Semarang terhadap berbagai isu lingkungan yang saat ini
tengah terjadi
b. Menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian dari
pendidikan karakter dilakukan melalui strategi kurikuler dan
ekstrakurikuler. Salah satu strategi kurikuler untuk menumbuhkan
kesadaran dan karakter peduli lingkungan adalah melalui pendidikan
lingkungan hidup
c. Larangan penggunaan plastik sekali pakai di UNNES melalui UNNES
Peduli Plastik (UPP). Hal ini untuk meningkatkan kepedulian untuk
mendukung ketercapaian misi konservasi UNNES
d. Universitas Negeri Semarang secara periodik dan continue melakukan
evaluasi diri guna memastikan ketercapaian visi dan misi UNNES.
Secara umum evaluasi diri ini dilaksanakan untuk menilai kinerja
UNNES dan memantau perjalannya dalam mewujudkan visinya menjadi
menjadi Universitas Berwawasan Konservasi dan Bereputasi
Internasional

2.6 Kendala UNNES Dalam Mewujudkan Konservasi


a. Masih kurangnya kesadaran dari warga kampus mulai dari aktivis
kampus sampai mahasiswanya
b. Kegiatan-kegiatan seperti memilah sampah, mengurangi penggunaan
plastik dan kertas tisu, masih belum sepenuhnya dilakukan oleh semua
mahasiswa
c. Hal lain yang masih menjadi hambatan adalah belum adanya kawasan
kampus bebas asap rokok
d. Kendala lainnya yaitu borosnya penggunaan listrik karena jika sirkulasi
udara dan cahaya yang masuk ruangan telah mencukupi maka tidak
dibutuhkan AC maupun lampu pada siang hari

8
e. Kurangnya sumber daya finansial untuk melakukan kegiatan konservasi
f. Kurangnya komitmen pihak kampus dalam pengoptimalan kebijakan-
kebijakan untuk mensukseskan kampus konservasi

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Implementasi konservasi adalah berbagai tindakan atau kegiatan yang
dilakukan untuk melaksanakan dan merealisasikan program konservasi yang
telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah dilaksanakan,
karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau
target yang hendak dicapai. Implementasi pendidikan konservasi dapat dilakukan
dengan berdasarkan 3 pilar konservasi, yaitu pilar nilai dan akrkter, pilar seni dan
budaya dan pialr sumber daya alam dan lingkungan. Ketiga pilar tersebut saling
terkait satu dengan lainnya dan menjadi misi wawasan konservasi UNNES. Semua
warga UNNES secara sadar mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
untuk mewujudkan visi misi UNNES berwawasan konservasi pereputasi
internasional.
Dalam hal ini implementasi konservasi dapat diwujudkan melalui 3 pilar
konservasi berupa Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Nilai dan Karakter
Konservasi, Seni dan Budaya.Misi UNNES sebagai Universitas
Berwawasan Konservasi antara lain : Pengembangan buku ajar PLH
berkarakter berbasis konservasi, Menumbuhkan kepedulian terhadap
lingkungan, Larangan penggunaan plastik sekali pakai di UNNES melalui
UNNES Peduli Plastik (UPP), Universitas Negeri Semarang secara periodik
dan continue melakukan evaluasi diri guna memastikan ketercapaian visi
dan misi UNNES.
Dalam menjalankan 3 pilar konservasi dan misi UNNES, UNNES juga
memiliki kendala dalam mewujudkan semua itu,antara lain : masih
kurangnya kesadaran dari warga kampus mulai dari aktivis kampus sampai
mahasiswanya, kegiatan-kegiatan seperti memilah sampah, mengurangi
penggunaan plastik dan kertas tisu, masih belum sepenuhnya dilakukan oleh
semua mahasiswa, hal lain yang masih menjadi hambatan adalah belum
adanya kawasan kampus bebas asap rokok, kendala lainnya yaitu borosnya
penggunaan listrik karena jika sirkulasi udara dan cahaya yang masuk
ruangan telah mencukupi maka tidak dibutuhkan AC maupun lampu pada
siang hari, kurangnya sumber daya finansial untuk melakukan kegiatan
konservasi, kurangnya komitmen pihak kampus dalam pengoptimalan
kebijakan-kebijakan untuk mensukseskan kampus konservasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Undang-undang Republik Indonesia Nomo 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati. Jakarta.
https://peraturan.bpk.go.id/Download/35455/UU%20Nomor%205%20Tahun%201990.pdf

Hardati, P; Liesnoor Setyowati, Saratri Wilonojudo, Nana Kariada, Asep Purwo Yudo. 2016. Bahan
Ajar Pendidikan Konservasi. Semarang. UNNES Press.
Buku Pendidikan Konservasi-Revisi 2023.pdf

Badan Pengembangan Konservasi (Bangvasi) Unnes. 2015. Panduan Nilai Konservasi, Karakter
Konservasi, Pilar Konservasi, dan Perilaku Konservasi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
https://unnes.ac.id/konservasi/id/pilar-nilai-dan-karakter/

11

Anda mungkin juga menyukai