Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NILAI DAN KARAKTER KONSERVASI

Dosen Pengampu:
Dewi Nilam Tyas, S.Pd, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 3
Aliffia Kusuma Rati (1401421298)
Defi Septiyani (1401421325)
Esti Ayu Ratnasari (1401421328)

ROMBEL H
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Nilai dan Karakter Konservasi” dengan tepat waktu. Pembuatan makalah ini
betujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pendidikan Konservasi”
yang diampu oleh Ibu Dewi Nilam Tyas, S.Pd, M.Pd.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberi dukungan kepada penyusun dalam menyelesaikan tugas
kelompok ini. Semoga apa yang telah kami usahakan ini dapat memberi manfaat
bagi orang lain.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa mendatang.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 25 Februari 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1. Latar belakang .................................................................................................1
2. Rumusan Masalah ...........................................................................................1
3. Tujuan .............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
1. Pengertian nilai dan karakter konservasi ................................................. 2
2. Macam macam nilai dan karakter konservasi .................................................3
BAB III PENUTUP ................................................................................................11
1. Kesimpulan ...................................................................................................11
2. Saran ..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap
memperhatikan, manfaat yang dapat diperoleh pada saat itu dengan tetap
mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan,
masa depan. Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan
sebagai the wise use of nature resource (pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana). Salah satu wujud konservasi adalah konservasi nilai dan karakter.
Penanaman nilai dan karakter sangat penting untuk mengatasi berbagai
penyimpangan akhlak dan perilaku yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Terlebih saat ini, para generasi muda banyak yang melakukan penyimpangan
perilaku seperti hilangnya rasa hormat, hilang rasa tanggungjawab,
mengonsumsi narkoba, dan penyimpangan lainnya. Oleh karena itu, saat ini
sangat diperlukan konservasi terhadap nilai-nilai dan karakter seperti nilai
inspiratif, nilai humanis, nilai peduli, nilai inovatif, nilai sportif, nilai kreatif,
nilai kreatif, nilai kejujuran, dan nilai keadilan.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan nilai dan karakter konservasi?
2. Apa saja macam nilai dan karakter yang ada dalam Pendidikan konservasi?

3. TUJUAN
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai dan karakter konservasi
2. Dapat menerapkan nilai dan karakter konservasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN NILAI DAN KARAKTER KONSERVASI


A. Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang berkonotasi positif, yang di aminkan,di senangi,
serta di inginkan oleh banyak orang. Sedangkan nilai negative lebih cenderung di
jauhi oleh seseorang, biasanya disebut sebagai disvalue. Banyak orang beranggapan
bahwa nilai merupakan suatu fakta. Padahal keduanya sangatlah berbeda ,meskipun
terdapat hubungan di antara keduanya. Fakta lebih cenderung menekankan pada
ciri serta kenyataan pada suatu objek dan menunjuk pada satu kesatuan. Sedangkan
nilai merupakan pandangan serta pendapat dari seseorang setelah mengetahui
suatu fakta yang ada.Berdasarkan pendapat di atas, dapat di tarik kesimpulan
bahwasannya nilai mempunyai 3 ciri utama, diantaranya adalah:
(1) Nilai selalu berkaitan dengan subjek
(2) Nilai bersifat praktis,dimana hal ini akan selalu berhubungan dengan fakta
(3) Nilai merupakan sifat objek yang mendapat pengaruh dari subjek, oleh karena
itu nilai selalu berbeda-beda tergantung pada penilainya
Nilai juga cenderung bersifat abstrak,misalnya nilai moral. Nilai ini tidak akan
bermakna jika tidak di implementasikan dalam bertingkah laku di kehidupan
sehari-hari. Wujud nilai moral bisa berupa kesetiaan, kejujuran, kepedulian, dan
lain sebagainya. Perwujudan nilai moral pada diri seorang individu di tunjukkan
dengan munculnya sifat bertanggung jawab. Nilai moral pada seseorang hanya bisa
dibangun pada dirinya sendiri, dan tidak di pengaruhi oleh perilaku orang lain. Nilai
mengandung suatu undangan atau imbauan (Bertens 2001). Pendapat ini sejalan
dengan kenyataan yang ada. Misalnya nilai moral, nilai ini berkaitan dengan hati
nurani seseorang, dimana dalam pelaksanaannya nilai ini mendorong seseorang
untuk melakukan suatu tindakan kebaikan, mendorong seseorang untuk peduli
dengan keadaan sekitar. Nilai moral bersifat formal, dimana nilai ini tidak bisa
berdiri sendiri dan harus di ikuti dengan nilai lainnya. Nilai moral di bagi menjadi
2, yaitu nilai universal (memaksa) dan nilai nonuniversal (besifat opsional).

B. Karakter
Nilai moral tidak akan lepas dengan yang namanya karakter. Karakter
menggambarkan watak seeorang. Karakter di perkuat dengan nilai
keadilan,kejujuran,kesetiaan,tanggung jawab, dan lain sebagainya. Karakter
diartikan sebagai nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik,
nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri
dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Kemko Kesra. 2010:7) Motivasi
yang baik selalu menumbuhkan karakter yang baik pula. Karakter yang baik di
tunjukkan dengan perilaku yang bisa memberikan manfaat pada diri sendiri maupun
pada orang lain.

2
Sumber Gambar 1: https://slideplayer.info/slide/11938139/

Karakter yang baik mempunyai 3 hal yang saling berkaitan. Diantaranya adalah
moral knowing, dimana dalam hal ini selalu berkaitan dengan pengetahuan akan
nilai moral; moral feeling, sedangkan hal ini berkaitan dengan perasaan moral
seperti simpati,empati dan lain sebagainya; dan moral action, dimana dalam hal ini
berhubungan dengan tindakan sesorang. Ketiga hal tersebut merupakan urutan
penting dalam nilai moral yang akan membentuk suatu karakter. Pengetahuan moral
memberikan penjabaran yang luas terkait pemikiran akan pentingnya nilai-nilai
moral. Kemudian nilai-nilai ini diresapi menjadi sebuah perasaan (feeling). Dan dari
sini muncullah rasa peduli,rasa empati,serta rasa simpati terhadap seseorang.
Feeling tersebut mendorong munculnya tidakan (action ). Dan dari sinilah terangkai
perilaku moral yang mencerminkan karakter seseorang. Moral yang baik
nantinya akan bembawa pengaruh pada karakter yang baik pula. Karakter yang
baik penting di gunakan dalam kehidupan berkeluarga,serta bermasyarakat.

C. Nilai Dan Karakter Konservasi


Nilai dan karakter konservasi sejatinya sangat penting untuk di ajarkan pada
generasi muda kita. Bnayak di temukan fenomena seorang murid tidak hormat pada
gurunya, seorang anak tidak hormat pada orang tuanya, dan lain sebagainya.
Rendahnya penerapan akan nilai dan karakter ini membuat keadaan cukup
memprihatinkan. Nilai karakter yang sejatinya dapat mencerminkan identitas suatu
bangsa, semakin hari semakin tergerus. Untuk itu kampus kita tercinta UNNES,
yang merupakan kampus berwawasan konservasi yang bereputasi internasional
memproklamirkan sebagai kampus berwawasan konservasi yang selalu berypaya
menjaga akan pentingnya pelestarian nilai dan karakter. Nilai-nilai tersebut
diantaranya adalah : nilai inspiratif nilai, humanis, nilai peduli, nilai inovatif, nilai
kreatif, nilai sportif, nilai jujur, dan nilai adil.

2. MACAM-MACAM NILAI DAN KARAKTER KONSERVASI


A. Inspiratif

3
Dalam perspektif Roger (dalam Feist & Feist, 2006), mengemukakan bahwa
peserta didik yang mampu menggali potensi dalam dirinya mempunyai 5
kharakteristik. Diantaranya adalah (1) mampu menyesuaikan diri dengan lebih baik,
(2) cenderung akan terbuka pada pengalaman, (3) siswa yang berkembang
mempunyai tingkat kepercayaan tinggi yang lebih tinggi, (4) dalam berinteraksi
sosial , siswa yang berkembang mampu berinteraksi sosial secara harmoni, (5) siswa
yang berkembang menjadi lebih berintegritas.
Seorang mahasiswa harus mempunyai sifat Inspiratif. Inspiratif ini sendiri
mempunyai makna bahwa untuk menjadi seorang mahasiswa harus
mengembangkan potensi dalam dirinya agar ia mampu menginspirasi bagi
mahasiswa lainnya. Inspiratif sejatinya merupakan bagian dari nilai dan karakter.
Seseorang yang mempunyai nilai dan karakter yang baik pasti terdorong untuk
melakukan suatu tindakan yang akan menginspirasi orang lain. Inspiratif merupakan
suatu tindakan yang mampu mendorong orang lain untuk berbuat sesuai dengan
tindakan-tindakan nyata yang tentunya bermuatan positif. Nilai inspiratif berarti
bergerak untuk mewujudkan serta menggali semangat pada diri seseorang melalui
tindakan yang menginspirasi. Tindakan inspirasi tersebut bisa dilakukan melalui
pesan baik secara verbal maupun yang lainnya.
Nilai dan karakter inspiratif mempunyai 3 unsur. Diantaranya adalh kesadaran
individu untuk peduli orang lain, nilai inspiratif disebarkan melalui sebuah pesan,
nilai inspiratif berdampak positif pada diri seseorang. Nilai inspiratif pada dunia
pendidikan bermakna bahwa dalam pelaksanaan pendidikan harus mampu menjadi
peserta didik yang saling menginspirasi agar tercapai tujuan dari pendidikan
tersebut.
Menanamkan nilai dan karakter inspiratif dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
melalui 3 hal. Diantaranya adalah nilai dan karakter inspiratif dalam pendidikan,
nilai dan karakter inspiratif dalam penelitian, serta nilai dan karakter inspiratif
dalam pengabdian kepada masyarakat.

B. Humanis
Nilai humanis dikembangkan berdasarkan filosofi humanistik, yaitu
memanusiakan manusia. Humanistik secara umum diartikan sebagai prinsip
menghormati antar setiap individu dalam keutuhannya sebagai manusia, dalam
martabatnya sebagai makhluk yang bebas, dan yang berhak menentukan sendiri
arah kehidupan serta keyakinannya (Suseno 1994). Pribadi yang humanistik dapat
digambarkan sebagai pribadi yang memiliki sikap tahu diri, bijaksana, menyadari
keterbatasannya, sehingga sering mengambil sikap yang wajar, terbuka, dan
melihat berbagai kemungkinan (Suseno 2001).
Untuk menginternalisasikan nilai humanistik ke dalam diri warga UNNES
diperlukan landasan filosofi dan landasan empirik. Landasan filosofinya adalah
sesanti KGPAA. Mangkunagara I atau terkenal dengan sebutan Pangeran

4
Sambernyawa ketika beliau dinobatkan sebagai Adipati Mangkunagara di
Surakarta. Sesanti itu disebut Tri Dharma, yaitu:
1. Rumangsa Melu Handarbeni (merasa ikut memiliki)
2. Wajib Melu Hangrungkebi (jika sudah merasa ikut memiliki berarti wajib
melindungi)
3. Mulat Sarira Hangrasawani (agar mampu menjadi pelindung harus berani
mawas diri dan mengendalikan kekuatan diri demi kebersamaan dalam
mencapai tujuan)
Agar dapat mengaktualisasikan nilai humanis dalam kehidupan warga
UNNES diperlukan indikator nilai humanis. Indikator tersebut antara lain religius,
pengetahuan dan keterampilan, kearifan, keteguhan, penegakan nilai kemanusiaan,
keadilan, pengendalian diri, keselamatan, kedamaian, dan kebenaran.
Nilai karakter humanis akan terwujud apabila telah dicapai kualitas
kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang dalam pergaulan kampus. Selaras
adalah keadaan yang menggambarkan suasana yang tertib, teratur, aman dan
damai, meski kadang ada pertentangan, tetapi tidak menggoyahkan ketenteraman
lahir batin. Ibarat busur anak panah (laras), semakin direntang semakin kuat dan
kencang ikatannya. Serasi merupakan keadaan yang melukiskan kesesuaian antara
unsur atau aspek yang berbeda dalam suatu interaksi sosial sehingga menimbulkan
kesatuan yang utuh, di sini etika-moral berperan sangat penting sebagai mediasi.
Seimbang adalah keadaan yang menggambarkan suatu interaksi sosial yang
sepantasnya, sepatutnya dalam melaksanakan hak dan kewajiban.
Beberapa perilaku yang menunjukkan nilai karakter humanis antara lain tidak
sombong, bersikap toleran, tidak mudah terpancing emosi, bersikap santun, suka
mengalah, memiliki simpati dan empati terhadap sesame, cinta akan perdamaian,
serta mampu mengendalikan diri.

C. Peduli
Nilai kepedulian merupakan sebuah nilai dasar, sikap memperhatikan dan
bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita. Nilai karakter peduli
merupakan kepedulian yang tidak hanya berorientasi pada diri sendiri melainkan
juga pada sebuah sistem. Sikap peduli secara tidak langsung akan melahirkan narasi
baru dalam kehidupan manusia. Narasi lokal tersebut akan membentuk ruang-
ruang yang mengajak manusia untuk terus bereflektif akan dirinya. Aktivitas
reflektif yang dilakukan oleh diri akan melahirkan moralitas yang menjunjung
kebudayaan yang menjadi karakter pemilik kebudayaan. Dengan kata lain,
mengaktualisasikan “budaya peduli” dari dalam sampai melahirkan aktifitas
dengan sense of art, humanity, and the truth akan menjadi budaya peduli bagi
tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Beberapa perilaku yang menunjukkan peduli diri adalah rendah hati, mengenali
potensi diri, mengakui kelemahan diri, memelihara kesehatan mental dan fisik,
serta dapat meningkatkan produktivitas diri. Kemudian beberapa perilaku peduli

5
sesama yaitu bersedia mendengarkan pendapat orang lain, saling menasehati untuk
kebaikan, membantu antar sesama, memiliki rasa empati dan simpati terhadap orang
lain, mengakui kesamaan derajat antar sesama, saling percaya, serta saling
memaafkan antar sesama. Selanjutnya yaitu sikap peduli institusi. Hal tersebut
dapat dilihat dari beberapa perilaku seperti tidak menggunakan hak orang lain
dalam institusi, mendahulukan kewajiban sebelum hak, fokus pada tugas institusi
dan melaksanakannya dengan baik, menjaga nama baik institusi, serta cinta tanah
air. Yang terakhir adalah peduli terhadap lingkungan. Beberapa sikap peduli
lingkungan yaitu hemat air, hemat energi, memelihara alam, melestarikan alam,
menjaga kebersihan, serta memelihara dan melestarikan budaya.

D. Inovatif
Menurut Roger (1983), inovasi memiliki makna gagasan, ide, konsep,
kebijakan, rencana, produk, praktek, atau apa saja yang merupakan hal baru yang
selanjutnya diimplementasikan. Inovasi dapat diartikan sebagai penambahan nilai
pada produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran, sistem pengiriman, dan kebijakan.
Hasil dari kegiatan inovasi harus bermakna bagi setiap individu, institusi,
masyarakat, bangsa, negara, dan masyarakat pada umumnya.
Innovation skills merupakan unsur yang sangat penting bagi individu,
kelompok, organisasi, bangsa dan negara untuk menghadapi abad ke-21 ini. Karena
kreatifitas saja tidak cukup untuk dapat menghadapi perubahan zaman. Kreativitas
dapat melihat perbedaan dan mampu membuka peluang baru, akan tetapi inovasi
menjadikan peluang baru memiliki nilai. Nilai tersebut dapat berupa nilai
komersial, nilai sosial, dan nilai-nilai yang lain. Sehingga, adanya inovasi
menjadikan hasil kreativitas lebih bermakna dan berguna bagi individu, institusi,
masyarakat, bangsa, negara, dan masyarakat pada umumnya.
Implementasi pengembangan karakter inovatif dilakukan dengan pendekatan
edukatif, komunikatif, dan keteladanan. Pendekatan edukatif bermakna bahwa
pengembangan karakter inovatif dilakukan melalui proses pendidikan secara
sistemik dan futuristik. Pendekatan komunikatif dilakukan dalam bentuk ajakan
dan diskusi pemikiran konservasi karakter inovatif secara realistis dan
argumentatif. Adapun pendekatan keteladanan dimanifestasikan dalam bentuk
pemberian contoh yang mencerminkan kemampuan berpikir dan bertindak secara
inovatif.
Beberapa contoh kegiatan yang menerapkan nilai karakter inovatif adalah
memiliki banyak ide-ide, tidak mudah putus asa, selalu berusaha menjadi yang
terbaik, selalu berkarya, memiliki kemauan menghasilkan hal baru, mampu berpikir
cepat dan tepat, mampu berpikir logis, detail, dan cermat, selalu berkontribusi
dalam kegiatan yang meningkatkan kreatifitas, serta selalu memiliki inisiatif.

E. Sportif

6
Menurut Sikrka (2011), nilai-nilai dan karakter sportif dapat diajarkan dari
praktik olahraga baik formal maupun informal. Olahraga mengajarkan pentingnya
karakter dan nilai keadilan, penghargaan terhadap perbedaan, toleran, etika, empati,
kejujuran, kegigihan, perjuangan, dan kepemimpinan (Fullinwider, 2006). Apabila
nilai-nilai dan karakter yang terkandung dari praktik olahraga tersosialisasikan dan
dapat dipahami dengan baik atau menjadi dasar penalaran moral (moral reasoning)
semua warga negara Indonesia, maka isu perpecahaan sangat mungkin untuk
diredam. Dengan berkembangnya nilai dan karakter sportif pada setiap warga
negara, maka kehidupan bernegara akan menjadi rukun, saling toleransi dan saling
menghargai terhadap perbedaan, harmonis, tertib, serta aman. Kondisi-kondisi
tersebut merupakan syarat yang penting bagi terwujudnya pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan sosial.
Dalam kaitannya dengan nilai dan karakter sportif, maka nilai dan karakter yang
terkandung dalam sportif meliputi: keunggulan (excellence), persahabatan
(friendship), penghormatan (respect), keadilan (fair play), dan integritas (integrity)
(Hall, Newland, Galli, & Visek, 2015). Beberapa perilaku yang menunjukkan nilai
karakter sportif dalam kehidupan sehari-hari adalah mengakui jika salah,
menjunjung tinggi kebenaran, berperilaku baik, tidak ingin merugikan orang lain,
mau menerima kekalahan dengan lapang dada, tidak suka berbuat curang, memiliki
keyakinan bahwa setiap perbuatan akan mendapat balasan, serta percaya bahwa
Tuhan selalu mengawasi kita.

F. Adil
Adil merupakan sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada hak dan
kewajiban asasi manusia dengan menjunjung tinggi perbedaan agama, ras, gender,
status sosial, dan keragaman budaya sehingga dapat menghindarkan diri dari
tindakan sewenang-wenang dan diskriminatif. Adil dapat diukur melalui berbagai
kriteria normatif, di antaranya:
1. berperilaku sesuai dengan harkat dan martabat manusia;
2. berperilaku seimbang, serasi, dan selaras dalam hubungan dengan manusia dan
lingkungan;
3. tidak sewenang-wenang dan tidak diskriminatif terhadap orang lain;
4. tidak membeda-bedakan hak orang yang satu dengan yang lain; 5. berperilaku
objektif dan proporsional dalam menyelesaikan masalah. (KBKK, 2012)
Pada dasarnya nilai keadilan berasal dari jiwa tiap insan manusia, karenanya
sulit untuk menyamakan persepsi nilai keadilan dalam masyarakat. Namun,
abstraknya nilai keadilan bukan berarti tidak dapat dimaknai secara general.
beberapa pakar telah mengemukakan persepsi nilai keadilan sebagai hasil
pemikiran yang mendalam, bahkan para pendiri bangsa telah mencantumkan
keadilan sebagai sebuah nilai yang sangat penting dan harus direalisasikan.
Dengan demikian, keadilan mengandung nilai moral universal yang merupakan
hak dan kebutuhan dasar manusia di seluruh dunia. Dalam hal ini keadilan menjadi

7
kesepakatan di antara berbagai unsur masyarakat yang menginginkan kehidupan
bernegara yang adil dan makmur. Begitupun dengan bangsa Indonesia,
sebagaimana terkandung dalam sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. John Rawls menyatakan bahwa keadilan adalah kebajikan
utama dalam institusi sosial sebagaimana dalam sistem pemikiran. Institusi yang
tertata dengan baik adalah jika dirancang tidak hanya untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya, namun secara efektif diatur oleh konsepsi publik
mengenai keadilan, yaitu:
1. Dimana setiap orang menerima dan mengetahui bahwa orang lain menganut
prinsip keadilan yang sama.
2. Institusi-institusi sosial dasar pada umumnya sejalan dengan prinsip prinsip
tersebut. Dalam hal ini institusi dianggap adil ketika tidak ada pembedaan
sewenang-wenang antar orang dalam memberikan hak dan kewajiban dan
ketika aturan menentukan keseimbangan yang pas antara klaim-klaim yang
saling berseberangan demi kemanfaatan kehidupan sosial.
3. Adanya prinsip keseimbangan dan kelayakan pada pembagian keuntungan
dalam kehidupan sosial. Keadilan sosial di sini melibatkan persoalan tentang
efisiensi, koordinasi dan stabilitas.
Implementasi nilai keadilan bagi sivitas akademika terbagi dalam dua bagian,
yaitu implementasi individu sebagai sivitas akademika dan implementasi nilai
keadilan individu sebagai anggota masyarakat. Indikator nilai karakter adil adalah
tidak diskriminatif, tidak memihak, tidak mengutamakan diri sendiri, memutuskan
berdasarkan ketentuan,mengutamakan kewajiban, dapat menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban, bersikap konsisten, menerima apapun yang diputuskan,
menerima konsekuensi apa yang telah dilakukan, dan menimbang sesuatu sebelum
diputuskan.

G. Kejujuran
Jujur merupakan sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada nilai-nilai
kebenaran yang diakui dan dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Jujur merupakan suatu sikap atau sifat seseorang yang
menyatakan sesuatu degan sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun
tidak dikurangi. Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan
sikap ini merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga dapat
menjadi cerminan dari kepribadian seseorang bahkan kepribadian bangsa. Oleh
karena itu, apabila ditarik suatu kesimpulan maka kejujuran mengandung arti yang
meliputi dapat dipercaya, setia, tulus , gigih dan, konsisten.
a) Dapat dipercaya (trustworthy), memiliki maksud bahwa setiap individu
maupun unit yang ada di UNNES memiliki tanggung jawab yang sama
sehingga mampu mengemban tugas yang diberikan kepadanya.
b) Setia (faithful), bahwa seluruh elemen di UNNES dan keluarga besar UNNES
akan tetap menjunjung tinggi kepentingan UNNES diatas kepentingan

8
individu/golongan demi terwujudnya kemakmuran bersama sesuai dengan
kadiah peraturan yang ada.
c) Tulus (sincere), bahwa seluruh civitas academia UNNES menjalankan setiap
tugas dan kewajibannya secara tulus dan berbesar hati sehingga mampu
terhindar dari segala macam bentuk ketidakjujuran.
d) Gigih (persistent), bahwa seluruh elemen di lingkungan UNNES senantiasa
mewujudkan visi dan misi UNNES tanpa mengenal putus asa.
e) Konsisten (consistent), bahwa seluruh keluarga besar UNNES senantiasa
melakukan segala sesuatunya sesuai antara hati dengan perilakunya tanpa
adanya kepalsuan.
Imam Al Ghazali (2013) menyebutkan bahwa terdapat lima bentuk jujur yang
meliputi:
1) Jujur dalam lisan, atau yang juga dapat diartikan sebagai dapat dipercaya
mempunyai makna bahwa setiap individu/organisasi harus senantiasa
memberikan informasi yang benar, menepati janji, memberikan deskripsi
secara benar dan tepat tanpa adanya konflik kepentingan didalamnya serta tidak
mempermainkan segala sesuatunya. Hal ini dapat disebut dengan trustworthy
yang berarti terpercaya/dapat dipercaya.
2) Jujur dalam berniat dan berkehendak, merupakan suatu kondisi dimana apa yang
ada dihati sesuai dengan keinginan yang akan dilakukan semata-mata hanya
untuk mencari ridho Tuhan.
3) Jujur dalam cita-cita, yaitu suatu keinginan yang kuat dan tulus untuk
melakukan kebaikan dan membuktikan kebenaran. Hal ini dapat disebut dengan
sincere yang berarti tulus.
4) Jujur dalam menepati obsesi, yaitu jika berjanji atau memiliki suatu obsesi akan
bersungguh-sungguh mewujudkannya. Hal ini disebut dengan persistent yang
berarti gigih.
5) Jujur dalam beramal, yaitu berperilaku konsisten antara isi hati dengan
perilakunya sehari- hari.
Kejujuran merupakan nilai yang harus diinternalisasikan kepada semua
pemangku kepentingan UNNES. Indikator nilai karakter jujur antara lain berkata
apa adanya, sportif, tidak ada fakta yang disembunyikan, yakin apa yang dipikirkan,
diucapkan dan dilakukan dilihat Allah swt, yakin bahwa apa yang dilakukan akan
mendapatkan balasan, tidak toleran terhadap perbuatan negatif, tidak bermuka dua,
malu jika melakukan perbuatan buruk, dan tidak berjiwa meminta.

H. Kreatif
Kreativitas pada hakikatnya adalah kemampuan untuk membuat kombinasi
baru yang berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada, baik
pengetahuan atau pengalaman (Munandar, 2012).Kreatifitas juga dapat diartikan
sebagai suatu kecenderungan untuk membangun atau mengenalkan gagasan,
alternatif, atau peluang yang akan bermanfaat dalam pemecahan masalah,

9
komunikasi antar manusia, danmelayani diri sendiri maupun melayani orang
lain. Salah satu ciri penting dari suatu hasil karya kreatif adalah unsur
kebaruan.Karakter kreatif hanya dimiliki oleh orang-orang yang selalu berpikir
kreatif.Berpikir kreatif memiliki ciri-cirifluency, fleksibility, originality,
elaboration, dan redefinition (Guilford, 1950).
Alasan mengapa manusia harus kreatif, antara lain adalah kebutuhan akan
sesuatu yang baru, bervariasi, dan tantangan yang kompleks. Abad 21 dan
seterusnya kehidupan akansemakin komplek dan masalah yang dihadapi oleh
manusia juga semakin kompleks, sehingga cara menghadapinya memerlukan
gagasan, pemikiran, cara berkomunikasi, perlengkapan dan peralatan, dan
sebagainya yang juga baru dan bervariasi. Munculnya nilai-nilai baru yang muncul
juga memerlukan cara baru untuk mengkomunikasikan.
Menurut Goman (1991), inovasi merupakan aplikasi praktis dari gagasan
kreatif. Dengan perkataan lain, melakukan inovasi berarti mengimplementasikan
ide hasil berpikir kreatif. Oleh karena itu,pengembangan karakter kreatif harus
mendahului atau bersamaan dengan pengembangan karakter inovatif. Indikator
nilai karakter kreatif adalah memiliki banyak akal, memiliki banyak ide, tidak
mudah putus asa, yakin apa yang diusulkan baik dan benar, berpikir dari segala
arah, memperhatikan proses, mampu berpikir cepat dan tepat, menghargai
pandangan orang lain, selalu mengambil inisiatif, dan memberikan yang terbaik.

10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan
konservasi merupakan sebuah proses pembelajaran untuk membangun spirit
penduduk (mahasiswa), tentang lingkungan untuk pembangunan berwawasan
masa kini dan memperhatikan generasi masa mendatang. Tujuan mata kuliah
Pendidikan Konservasi adalah untuk mengubah perilaku dan sikap yang
dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang
nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya
dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian
dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang
akan datang. Selain itu kita dapat mengetahui macam-macam nilai dan karakter
konservasi yaitu inovatif, kreatif, adil, jujur, sportif, humanis, peduli dan
inspiratif.

2. Saran
Demikian pembahasan makalah dari kami mengenai materi nilai dan
karakter konservasi. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca dan
penulis sendiri serta kita dapat meningkatkan nilai dan karakter konservasi
diantaranya inovatif, kreatif, adil, jujur, sportif, humanis, peduli dan inspiratif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Goman, C. K. 1999. Kreativitas Dalam Bisnis. Jakarta: Bina Aksara.


Guilford, J.P. 1950. Creativity.American Psychologist, Volume 5, Issue 9, 444–454
Hardati, P., Liesnoor D., Wilonoyudho, S., Kariada, Nana., 2016. Bahan Ajar
Pendidikan Konservasi. Semarang. Unnes Pres.
Munandar, U. 2012. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah.Jakarta:
Gramedia.
Wibowo, Mungin Eddy, dkk. 2017. Tiga Pilar Konservasi: Penopang Rumah
Ilmu Pengembang Peradaban Unggul. Semarang. Unnes Pres.

12

Anda mungkin juga menyukai