Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH BAHASA ASING DALAM BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh : Muhammad Adhan

NIM : 105611110816
DAFTAR ISI
                                                                                               
                                                                                                                        Halaman

Kata Pengantar........................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................        1
1.1.  Latar Belakang ...........................................................................          1         
1.2.  Tujuan Penulisan Makalah............................................................         2
1.3. Rumusan Masalah ……………………………………………… 2
1.4. Metode Pengumpulan Data…………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................        3
2.1. Penyebab Terjadinya Penggunaan Bahasa Asing di Indonesia ..... 3
2.2. Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing............................       5         
2.3. Jati Diri Bahasa Indonesia……………………………………….. 5
2.4. Fungsi Bahasa Asing sebagai Kata Serapan...................................  5
2.5. Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Kosakata Bahasa Indonesia….. 6
2.5.1. Cara Penyerapan Bahasa Asing ke Bahasa Indonesia………  8
BAB III  PENUTUP .................................................................................  14
3.1.  Kesimpulan................................................................................... 14
3.2. Saran ……………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................  15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Pada zaman sekarang memang sulit kalau kita hanya menguasai satu bahasa saja,
karena pada zaman globalisasi seperti sekarang ini kita wajib menguasai bahasa lain selain
bahasa indonesia untuk berkomunikasi dengan bangsa lain, akan tetapi kita harus bisa
melestarikan bahasa indonesia sebagai bahasa utama kita, bahasa yang harus sering dipakai
dalam pergaulan kita. Janganlah kita merasa malu menggunakan bahasa indonesia sebagai
bahasa pokok kita.
Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap
unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa
kata dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab
dan bahasa Inggris.
Setiap pengaruh tentu akan menghasilkan suatu hal yang positif ataupun negatif.
Dalam konsep agama Hindu dikenal dengan adanya hukum rwa bhineda (hal yang
berlawanan), hal tersebut pasti terjadi pada semua kasus. 
Kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu
hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap
menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka
bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah
menerima pengaruh. Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa
yang bersifat terbuka. Oleh karena itu, dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh.

1.2.  Tujuan Penulisan Makalah

Untuk memaparkan permasalahan dan penyebab terjadinya penggunaan bahasa asing


yang sekarang menjadi salah satu “budaya” masyarakat di Indonesia.

1.3.  Rumusan Masalah

Permasalahan-permasalahan timbul adalah sebagai berikut :


1.      Bercampurnya kosakata bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
2.      Hampir tergesernya bahasa Indonesia oleh bahasa asing.
3.      Berkurangnya minat masyarakat untuk mempelajari bahasa Indonesia.

1.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang kami gunakan untuk penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan Pustaka.
2. Pencarian referensi dari berbagai sumber.
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penyebab Terjadinya Penggunaan Bahasa Asing di Indonesia

A.    Interferensi
Heterogenitas Indonesia dan disepakatinya bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
berimplikasi bahwa kewibawaan akan berkembang dalam masyarakat. Perkembanngan ini
tentu menjadi masalah tersendiri yang perlu mendapat perhatian, kedwibahasaan, bahkan
kemultibahasaan adalah suatu kecenderungan yang akan terus berkembang sebagai akibat
globalisasi. Di samping segi positifnya, situasi kebahasaan seperti itu berdampak negatif
terhadap penguasaan Bahasa Indonesia. Bahasa daerah masih menjadi proporsi utama dalam
komunikasi resmi sehingga rasa cinta terhadap bahasa Indonesia harus terkalahkan oleh
bahasa daerah.
Alwi, dkk.(eds.) (2003: 9), menyatakan bahwa banyaknya unsur pungutan dari bahasa
Jawa, misalnya dianggap pemerkayaan bahasa Indonesia, tetapi masuknya unsur pungutan
bahasa Inggris oleh sebagian orang dianggap pencemaran keaslian dan kemurnian bahasa
kita. Hal tersebut yang menjadi sebab adanya interferensi.
Chaer (1994: 66) memberikan batasan interferensi adalah terbawa masuknya unsur
bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan sehingga tampak adanya penyimpangan
kaidah dari bahasa yang digunakan itu.
Selain bahasa daerah, bahasa asing (baca Inggris) bagi sebagian kecil orang Indonesia
ditempatkan di atas bahasa Indonesia. Faktor yang menyebabkan timbulnya sikap tersebut
adalah pandangan sosial ekonomi dan bisnis. Penguasaan bahasa Inggris yang baik
menjanjikan kedudukan dan taraf sosial ekonomi yang jauh lebih baik daripada hanya
menguasai bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa Inggris di ruang umum telah menjadi kebiasaan yang sudah tidak
terelakkan lagi. Hal tersebut mengkibatkan lunturnya bahasa dan budaya Indonesia yang
secara perlahan tetapi pasti telah menjadi bahasa primadona. Misalnya, masyarakat lebih
cenderung memilih “pull” untuk “dorong” dan “push” untuk “tarik”, serta “welcome” untuk
“selamat datang”.
Sikap terhadap bahasa Indonesia yang kurang baik terhadap kemampuan berbahasa
Indonesia di berbagai kalangan, baik lapisan bawah, menengah, dan atas; bahkan kalangan
intelektual. Akan tetapi, kurangnya kemampuan berbahasa Indonesia pada golongan atas dan
kelompok intelektual terletak pada sikap meremehkan dan kurang menghargai serta tidak
mempunyai rasa bangga terhadap bahasa Indonesia.
B.    Integrasi
Selain interferensi, integrasi juga dianggap sebagai pencemar terhadap bahasa
Indonesia.
Chaer (1994:67), menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur dari bahasa lain
yang terbawa masuk sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai sebagai bagian dan bahasa
yang menerima atau yang memasukinya. Proses integrasi ini tentunya memerlukan waktu
yang cukup lama, sebab unsur yang berintegrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya,
ejaannya, maupun tata bentuknya. Contoh kata yang berintegrasi antara lain montir, riset,
sopir, dongkrak.
3
C.     Alih Kode
Alih kode ( code swiching) dan campur kode (code mixing) merupakan dua buah
masalah dalam masyarakat yang multilingual. Peristiwa campur kode dan alih kode
disebabkan karena penguasaan ragam formal bahasa Indonesia.
Alih kode adalah beralihnya penggunaan suatu kode (entah bahasa atau ragam bahasa
tertentu) ke dalam kode yang lain (bahasa atau bahasa lain) (Chaer, 1994: 67). Campur kode
adalah dua kode atau lebih digunakan bersama tanpa alasan, dan biasanya terjadi dalam
situasi santai (Chaer, 1994: 69).
Di antara ke dua gejala bahasa itu, baik alih kode maupun campur kode gejala yang
sering merusak bahasa Indonesia adalah campur kode. Biasanya dalam berbicara dalam
bahasa Indonesia dicampurkan dengan unsur-unsur bahasa daerah. Sebaliknya juga bisa
terjadi dalam berbahasa daerah tercampur unsur-unsur bahasa Indonesia. Dalam kalangan
orang terpelajar seringkali bahasa Indonesia dicampur dengan unsur-unsur bahasa Inggris.
2.2. Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing
Kedudukan Bahasa Indonesia yang paling utama adalah sebagai bahasa persatuan
bangsa. Hal tersebut telah tercantum dalam Sumpah Pemuda, yang berarti bahwa Bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional serta yang kedua sebagai Bahasa Negara.
A.    Sebagai Bahasa Nasional
Dalam konteks sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia memiliki fungsi yang
sangat penting, yaitu:

1. Sebagai lambang kebanggan kebangsaan,

2. Sebagai lambang identitas nasional,

3. Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya,

4. Sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan
Indonesia.

B.     Sebagai Bahasa Negara


Selain sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan lain yaitu
sebagai bahasa Negara seperti tercantum dalam UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut:

 Bahasa resmi kenegaraan.


 Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
 Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan
 Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.

Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing pertama. Kedudukan


tersebut berbeda dengan bahasa kedua. Mustafa dalam hal ini menyatakan bahwa bahasa
kedua adalah bahasa yang dipelajari anak setelah bahasa ibunya dengan ciri bahasa tersebut
digunakan dalam lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan bahasa asing adalah bahasa
negara lain yang tidak digunakan secara umum dalam interaksi sosial.

4
Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia tersebut mengakibatkan jarang digunakannya
Bahasa Inggris dalam interaksi sosial di lingkungan anak. Hal tersebut menjadi tantangan
tersendiri bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menggunakan bahasa
pengantar Bahasa Inggris karena pemerolehan bahasa asing bagi anak berbanding lurus
dengan volume, frekuensi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan program pembelajaran dengan pengantar Bahasa Inggris tersebut
mendapat berbagai kendala mengingat kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia sebagai first
foreign languange (bahasa asing pertama). Artinya, Bahasa Inggris hanya menjadi bahasa
pada kalangan tertentu, tidak digunakan oleh masyarakat umum seperti jika kedudukannya
sebagai bahasa kedua. Hal ini menyebabkan kurangnnya interaksi anak terhadap Bahasa
Inggris. Selain itu terdapat juga berbagai pendapat mengenai pemerolehan bahasa kedua atau
bahasa asing yang bisa mempengaruhi perkembangan bahasa ibu.
Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa secara umum terjadi masalah jika anak
dikenalkan pada dua bahasa secara bersamaan pada usia dini. Terutama ketika dikenalkan
pada usia pra sekolah setelah bahasa ibu sudah sering digunakan. Pendapat lainnya
menjelaskan bahwa jika bahasa kedua dikenalkan sebelum bahasa pertama benar-benar
terkuasai, maka bahasa pertama perkembangannya akan lambat dan bahkan mengalami
regresi. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa bahasa kedua akan terperoleh ketika
bahasa pertama sudah dikuasai.
Berbagai pendapat tersebut menjadi permasalahan tersendiri mengenai pembelajaran
anak usia dini yang menggunakan Bahasa Inggris dalam konteks Bahasa Inggris sebagai
bahasa asing di Indonesia. Perlu pengembangan program yang mapan dan berkesinambungan
untuk menciptakan suatau program yang memang efektif untuk diterapkan di lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia, mengingat kedudukan Bahasa Inggris itu
sendiri sebagai first foreign language.
2.3. Jati Diri Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah okok tertentu yang
membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun
bahasa daerah.
Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok ini pulalah dapat dibedakan mana
bahasa Indonesia dan mana bahasa asing ataupun bahasa daerah. Oleh karena itu, ciri-ciri
umum dan kaidah-kaidah pokok tersebut merupakan jati diri bahasa Indonesia.
Ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok yang dimaksud adalah antara lain sebagai berikut.
a. Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan jenis kelamin.
Kalau kita
ingin menyatakan jenis kelamin, cukup diberikan kata ketarngan penunjuk jenis kelamin,
misalnya:
- Untuk manusia dipergunakan kata laki-laki atau pria dan perempuan atau wanita.
- Untuk hewan dipergunakan kata jantan dan betina.
b. Dalam bahasa asing (misalnya bahasa Ingris, bahasa Arab, dan bahasa Sanskerta) untuk
menyatakan jenis kelamin digunakan dengan cara perubahan bentuk.
Dari ketiga bahasa tersebut yang diserap ke dalam bahasa Indonesia adalah beberapa
kata yang berasal dari bahasa Arab dan bahasa Sanskerta; sedangkan perubahan bentuk dalam
bahasa Inggris tidak pernah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Penyerapan dari bahasa Arab
dan bahasa Sanskerta pun dilakukan secara leksikal, bukan sistem perubahannya. Dengan
demikian, dalam bahasa Arab, selain kata muslim, diserap juga kata muslimin dan muslimat;
selain mukmin, diserap juga kata mukminin dan mukminat; selain hadir (yang bermakna
‘datang’, bukan ‘orang yang datang’), diserap juga kata hadirin dan hadirat. Dalam bahasa
Sanskerta, selain dewa, diserap juga dewi; selain siswa diserap juga siswi.
6
2.4. Fungsi Bahasa Asing sebagai Kata Serapan
Fungsi bahasa asing sebagai kata serapan adalah dimana bahasa asing tersebut
berguna menjadi sebuah kata serapan yang ada didalam bahasa indonesia. Kata Serapan
merupakan kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu
bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Berdasarkan taraf integrasinya, kata serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi
menjadi 2 golongan besar. Pertama, kata serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, long march, dan lain-lain. Kata-kata ini
dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, kata serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa.
Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.Bahasa yang paling banyak
diserap kata-katanya, berdasarkan referensi penulis, yang pertama adalah bahasa Belanda.
Hal ini terutama disebabkan lamanya masa penjajahan oleh bangsa Belanda yang mencapai
3,5 abad. Bahasa Belanda dipakai hingga masa pergerakan kemerdekaan dalam komunikasi
gagasan kenegaraan dan tentunya juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa Belanda :


o   advokat (advocaat),
o   brankas (brandkast),
o   demokrasi (demokratie),
o   eksemplar (exemplaar), dan lain-lain.

Setelah bahasa Belanda, yang menempati peringkat kedua dalam penyerapan kata-
katanya adalah bahasa Inggris.
Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa Inggris :
o   aktor (actor),
o   aktris (actress),
o   bisnis (business),
o   departemen (department), dan lain-lain.
Dalam kedudukanya sebagai bahasa asing, bahasa-bahasa seperti bahasa Inggris,
Perancis, Mandarin, Belanda, Jerman tidak memiliki kemampuan untuk  bersaing dengan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional maupun bahasa Negara atau dengan kata lain
bahasa asing tidak akan pernah menjadi bahasa nasional ataupun bahasa Negara Indonesia.
Walaupun pada kenyataanya sebagian bahasa asing tersebut diajarkan di lembaga-lembaga
pendidikan tingkat tertentu.
Seperti bahasa-bahasa lainnya di dunia, bahasa Arab yang merupakan salah satu
bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi dan juga berfungsi sebagai sarana
untuk memperkenalkan kebudayaan dan peradabannya. Adapun fungsi bahasa asing yang
lainnya ialah:
1.      Alat penghubung antar bangsa.
2.      Alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern.
3.     Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan nasional.

7
2.5. Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Kosakata Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap
unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa
kata dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab
dan bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan
kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi pengaruh. Mula-mula
bahasa Sansekerta sejalan dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia sejak sebelum bahasa
Indonesia memunculkan identitas dirinya sebagai bahasa Indonesia, kemudian bahasa Arab
karena eratnya hubungan keagamaan dan perdagangan antara masyarakat timur tengah
dengan bangsa Indonesia, lalu bahasa Belanda sejalan dengan masuknya penjajahan Belanda
ke Indonesia, kemudian bahasa Inggris yang berjalan hingga sekarang, salah satu faktor
penyebabnya adalah semakin intensifnya hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi antara
bangsa Indonesia dengan masyarakat pengguna bahasa Inggris. Unsur-unsur asing ini telah
menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia
mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan
itu muncullah masalah-masalah kebahasaan, khususnya penyerapan kata-kata bahasa Inggris.

Adapun Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia adalah antara lain
sebagai berikut.
1. Kekuatan (strength)
Penyerepan kosa-kata tersebut dapat menambah pembendaharaan kosa-kota
Indonesia. Hal ini sudah tentu akan mempermudah kita  berinteraksi  khususnya kepada
negar-negara lain. Namun, penyerapan kosa-kota  tersebut  jangan diterima  begitu saja.
Dalam proses penyerapan harus dapat dilakukan dengan selektif, supaya karakteristik dari
bahasa Indonesia tidak akan hilang.
2. kelemahan (weaknes)
Bahasa Inggris sangat mempengaruhi pemakaian kosa-kota dan bahkan struktur
bahasa  Indonesia. Banyak kata yang mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang
terjadi terkadang dapat  menimbulkan kerancuan dalam pemakaiannya. Bahkan, pemakaian
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sering digabungkan dalam satu rangkaian kalimat. Hal
ini terjadi  supaya  orang yang menggunakannya akan terlihat lebih modern.
3. peluang (opportunity)
Contoh-Contoh pengaruh positif bahasa asing bagi perkembangan anak antara lain :

1. Mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak.

2. Semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris maka akan
semakin cepat pula proses transfer ilmu pengetahuan

3. Menguntungkan dalam berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis, sekolah).

4. anak dapat memperoleh dua atau lebih bahasa dengan baik apabila terdapat pola sosial
yang konsisten dalam komunikasi, seperti dengan siapa berbahasa apa, di mana
berbahasa apa, atau kapan berbahasa apa.

5. Anak akan melalui tahap perkembangan bahasa yang relatif sama meskipun setiap
anak dapat mencapai tahap-tahap tersebut pada usia yang berbeda.

6. Sangat baik untuk kondisi fisik dan kemampuan kerja otak.


8
4. tantangan (threat)
Contoh-contoh dampak negatif masuknya bahasa asing selain diatas antara lain:

1. Anak-anak mulai mengentengkan/menggampangkan untuk belajar bahasa Indonesia.

2. Rakyat Indonesia semakinlama kelamaan akan lupa kalau bahasa Indonesia


merupakan bahasa persatuan.

3. Anak-anak mulai menganggap rendah bacaan Indonesia.

4. Lama kelamaan rakyat Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

5. Mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan
budaya sendiri.

2.5.1 Cara Penyerapan Bahasa Asing ke Bahasa Indonesia

Ada dua cara penyerapan kata-kata dan ungkapan-ungkapan dari bahasa inggris ke
dalam bahasa Indonesia.
Pertama adalah dengan menyerap secara seluruhnya, baik dalam ejaan maupun pada
ucapannya. Cara kedua adlah dengan menyesuaikan ejaan maupun ucapannya. Penyerapan
dengan penyesuaian pada umumnya mengacu pada ucapan kata aslinya. Dengan demikian
akan terjadi  dalam ejaannya, diselaraskan dengan kaidah bahasa Indonesia
Cara kedua adalah dengan menyesuaikan ejaan maupun ucapannya. Penyerapan
dengan penyesuaian pada umumnya mengacu pada ucapan kata aslinya. Dengan demikian
akan terjadi  dalam ejaannya, diselaraskan dengan kaidah bahasa Indonesia.

1. Kata-kata dalam bahsa Inggris yang berawal dengan huruf C dapat berubah menjadi S, K, atau
diawali dengan huruf C dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan ucapannya.
Contoh:

Inggris Indonesia Arti

Ceremony Seremoni Upacara

Celebrity Selebriti Boring-orang terkenal

Circuit Sirkuit Tempat balapan mobil

Chaotic Keiotik,keiotis Berantakan

Check Cek Memeriksa

Café Kafe Semacam kedai atau


restoran

Campus Kampus Lingkungan perguruan


tinggi

Career Karir Pekerjaan

Clarification Klarifikasi Penjelasan

BAB III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Dengan masyarakat lebih mementingkan bahasa asing, maka bahasa Indonesia atau
bahasa daerah akan lebih dikesampingkan.
Bahasa asing berdampak positif dan negatif terhadap bahasa Indonesia. Dampak
positifnya, bangsa Indonesia dapat mengikuti perkembangan internasional dengan lancar.
Dan dampak negatifnya, bahasa Indonesia sedikit demi sedikit akan tergeser dengan bahasa
inggris.
Cara supaya sikap nasionalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang yaitu dengan
tambahan pelajaran untuk bahasa Indonesia dan bahasa daerah, lebih cinta terhadap bahasa
Indonesia, dll.

3.2    Saran
         masyarakat lebih mencintai bahasa Indonesia.
         walaupun kita belajar bahasa asing, namun kita tidak melupakan nilai-nilai yang ada
dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
         bahasa Indonesia dan bahasa daerah lebih diutamakan dalam pendidikan formal.
         masyarakat tidak boleh mengenyampingkan bahasa daerah, Negara Indonesia
mempunyai bermacam-macam bahasa daerah, dan itu yang memjadi ciri dari Negara
Indonesia, dan dipersatukan oleh bahasa Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA

Ari. 2012. Makalah Kedudukan dan Peran Bahasa Asing [online].


Tersedia : http://cilatutz.blogspot.com/2011/10/makalah-kedudukan-dan-peran-bahasa.html

Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia [online].


Tersedia : http://www.beritaterhangat.net/2013/01/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-
indonesia.html

Ibrahim, Ahmad. 2012. Pengaruh Bahasa Asing dalam Bahasa [online].


Tersedia : http://ahmadibrahim12.blogspot.com/2012/10/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-
bahasa.html

Khotimah, Khusnul dan Thalib, Ariyanty. 2012. Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Daerah dan Bahasa Asing [online].
Tersedia : http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/khusnul-khatimah.html

Marheni, Mpd. 2005. Buku Tuntunan Membuat Karya Ilmiah. Mojokerto


Sutomo, Yohanes Gregorius Rascal Silvent. 2012. Pengaruh Bahasa Asing dalam
Bahasa Indonesia [online].
Tersedia : http://rascalsilvent.blogspot.com/2012/11/pengaruh-bahasa-asing-dalam-
bahasa.html

Yusuf, Denny 2012. Pengaruh Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia [online].
Terseda : http://dennyug34.blogspot.com/2012/11/pengaruh-bahasa-asing-dalam.html

http://www.natalizer.co.cc/2010/02/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-bahasa.html
(http://wiwanmanusiabiasa.blogspot.com/2009/10/pengaruh-bahasa-inggris-di-dalam-
budaya.html)

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-
perkembangan-bahasa-indonesia/

11

Anda mungkin juga menyukai