Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat
dan Karunia-Nya kami mampu menyelesaikan makalah tentang Pemakaian Tanda Baca ini
sampai selesai.
Dalam makalah ini Tim Penyusun akan membahas tentang Pemakaian Tanda Baca
yang meliputi beberapa kasus yang harus diperhatikan dalam pemakaian tanda baca titik,
tanda baca koma, tanda baca titik koma, tanda baca titik dua, tanda baca kurung, dan lain
sebagainya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan terselesaikannya makalah Pemakaian Tanda Baca ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia yang benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia di antaranya
meliputi ejaan, kaidah penggunaan dan penulisan huruf, penggunaan tanda baca,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di
Indonesia sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), yang selama ini
penggunaannya sering tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang
ejaan sangat penting karena dibuatnya kaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya
untuk memberi batasan penggunaan bahasa.
Pada masa perkuliahan mahasiswa membutuhkan kemampuan penulisan
bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Ada beberapa hal
yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam
makalah ini. Salah satunya adalah pemakaian tanda baca.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana menggunakan tanda baca yang baik dan benar sesuai Ejaan Yang
Disempurnakan ?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara cara pemakaian tanda baca sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan dalam pembuatan laporan-laporan, makalah, karya
tulis, dan skripsi yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
3. Untuk masyarakat umum setidaknya mengetahui beberapa isi dari kaidah Ejaan
Yang Disempurnakan dengan membaca makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh :
Saya suka makan nasi. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi
jarak satu ketukan.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh :
a. Irawan S. Gatot George W. Bush
b. Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh : Anthony Tumiwa.
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel), Bpk. (bapak).
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai
satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), tgl. (tanggal).
5. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan
ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
a. Tinjuan umum :
1. keterampilan berbahasa
i. hubungan antara menyimak dan berbicara
ii. hubungan antara menyimak dan membaca
iii. hubungan antara berbicara dan membaca
iv. hubungan antara ekspresi lisan dan ekspresi tulis
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang
menunjukan waktu.
2
Contoh :
a. Pukul 1.25.10 ( pukul 1 lewat 25 menit 10 detik )
b. Pukul 9.10.6 ( pukul 9 lewat 10 menit 6 detik)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka
ribuan,jutaan, dan
8. Tanda titik tidak digunakan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku
kata, atau gabungan keduannya, atau yang terdapat dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakaat.
Contoh :
a. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
b. SIM (Surat Izin Mengemudi)
c. PT (Perseroan Terbatas)
d. ALRI ( Angkatan Laut Republik Indonesia)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
a. Cu (tembaga)
b. 53 cm
c. 1 (liter)
d. Rp. 35.000,10. Tanda titik tidak digunakan pada judul yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
a. Salah Asuhan
b. Layar Terkembang
c. Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia
11. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dn tanggal surat, atau
nama dan alamat penerma surat.
Contoh:
a. Jalan bayangkara 5
b. Kabanjahe
c. 23 september 1984
d. Jalan Cibulan II no 3
e. Jakarta
f. 1 Juli 1983
B. Tanda koma (,)
Kaidah-kaidah penggunaan tanda koma yang harus kita terapkan adalah
sebagai berikut.
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh:
a. Contoh penggunaan yang benar :
Saya menjual baju, celana, dan topi. (Catatan: dengan koma sebelum
"dan")
b. Contoh penggunaan yang salah :
Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
Contoh:
a. Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
b. Dia ingin sekali membeli rumah itu, tetapi uangnya belum cukup.
c. Wanita itu bukan bibi saya, melainkan kakak saya.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat, tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
a. Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
b. Kalau ada waktu, saya akan datang mengunjungi nenek ke Palangkaraya.
c. Karena sibuk, saya lupa akan janji saya.
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
Contoh :
a. Malam makin larut; kami belum selesai juga.
b. Burung telah berkicau; matahari telah bersinar; paa petani sibuk bekerja
di sawah.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :
a. Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
mendengarkan siaran pilihan pendengar.
b. Kancil lincah dan cerdik; harimau galak dan menerkam; kerbau lamban
dan setia.
D. Tanda Titik Dua (:)
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan mengenai penggunaan tanda titik
dua adalah sebagai berikut:
1. Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau penguraian.
Contoh :
a. Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
b. Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
c. Yang kami butuhkan sekarang ialah barang-barang berikut ini : piring,
mangkuk, cangkir, sendok, dan garpu.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerincian.
Contoh :
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Wakil Sekretaris
Bendahara
Wakil Bendahara
:
:
:
:
:
:
Eko
Erna
Helena
Dewi
Tio
Christie
3. Tanda titik dua digunakan dalam teks drama setelah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh :
Ibu
Andi
4. Tanda titik dua digunakan (a) di antara jilid atau nomor dan halaman, (b) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (c) di antara judul dan anak
judul suatu karangan.
Contoh :
a. Kompas, XL (2004), 19:10
b. Gadis, I (1975), 17:4
c. Surat Yasin : 9
d. Mazmur 25 : 1
e. Karya Henry Guntur Tarigan, Membaca : Sebagai Suatu keterampilan
Berbahasa, sudah terbit.
f. Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah
terbit.
5. Tanda titik dua tidak digunakan jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh :
a. Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
b. Saya sangat membutuhkan bibit yang baik beserta pupuk yang cukup
untuk kebun saya ini.
E. Tanda Hubung (-)
Hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam penggunaan tanda hubung adalah.
1. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan, sawah-sawah, lading-ladang,
dan berlomba-lomba.
2. Tanda hubung digunakan untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu,
bagian-bagian tanggal, dan suku kata yang dipisah-pisahkan.
Contoh :
a. P-e-n-g-u-r-u-s
b. P-r-o-s-e-s
c. 8-4-1973
d. 26-07-1999
e. Me-ngu-rung-kan
f. Me-ngu-kur
3. Tanda hubung dapat dgunakani untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
Contoh,Bandingkan:
a. ber-evolusi dengan be-revolusi
b. ber-uang dengan be-ruang
c. gu-lai dengan gula-i
4. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf capital, (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan
-an, dan (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata,
Contoh:
a. se-Indonesia
b. se-Kalimantan Tengah
c. hadiah ke-2
d. anak ke-3
e. tahun 50-an
f. tahun 70-an
g. KTP-nya nomor 11111
h. SIM-nya nomor 600103 C
i. sinar-X
j. Menteri-Sekretaris Negara
5. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan
10
11
b. 1820 - 1830
c. MedanJakarta
d. 1013 Desember 1999
G. Tanda Elipsis (...)
Ada dua hal yang perlu kita perhatikan mengenai penggunaan tanda elepsis
yaitu :
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama.
Contoh :
a. Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b. Begitulah di mana ada gula, di situ ada semut.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang
dihilangkan.
Contoh :
a. Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
b. Kalau ragu-ragu jelas pekerjaan itu tidak akan berhasi dengan baik.
3. Perlu kita catat jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu
dipakai empat titik; tiga untuk menandai penghilangan bagian teks dan satu
untuk menandai akhir kalimat.
Contoh :
a. Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
b. Dalam karya tulis, ejaan harus digunakan dengan tepat.
H. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
a. Kapan ia berangkat?
b. Siapa nama ayah dan ibumu ?
c. Kenapa kamu tidak hadir pada rapat itu kemaren?
2. Tanda tanya digunakandi dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
a. Ia lahir pada tahun 1683 (?) di Palangkaraya
b. Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
c. Gajinya 50 juta rupiah (?) setiap bulan ?
I.
12
e. Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan
ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.
J. Tanda Kurung (( ))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh :
a. Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
b. Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi).
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh :
a. Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di
Bali) ditulis pada tahun 1962.
b. Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru
pasar dalam negeri.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
keterangan.
Contoh :
a. Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya
produksi, dan (c) tenaga kerja.
b. Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta
kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.
Dalam hal ini angka atau huruf dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Misalnya:
Kemarin kakak saya membeli
1)
buku,
2)
pensil, dan
3)
tas sekolah.
fisika,
b)
biologi, dan
c)
kimia.
13
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu
memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh :
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
14
15
16
17
BAB III
PENUTUP
1.
Simpulan
Penggunaan tanda baca sangat berarti dalam suatu tulisan, terutama dalam
penulisan makalah, karya ilmiah, skripsi yang sangat penting untuk
diperhatikan. Banyak pengguna bahasa yang kurang mengindahkan kaidah
tanda baca, sehingga tulisan yang disusunnya belum sesuai. Adanya
penggunaan tanda baca yang tepat dapat membantu pembaca memahami
tulisan dengan tepat.
2.
Saran
Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk selalu mengingatkan kepada
sesama kita baik di lingkungan pendidikan, sosial, maupun kebudayaan untuk
dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena
bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan
karakter masyarakat dalam bangsa ini.
Daftar Pustaka
1. Hs. Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.
2. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung:
Percetakan ANGKASA.
3. Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA
4. 283890171-Makalah-Penulisan-Unsur-Serapan-Dan-Pemakaian-Tanda-Baca
5. KBBI-Offline
18