Dalam memilih kata-kata, ada dua persyaratan yang harus
dipenuhi, yaitu persyaratan ketepatan dan kesesuaian. Tepat artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Untuk memenuhi persyaratan ketepatan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan kaidah kelompok kata/frase, kaidah makna kata, kaidah lingkungan sosial, kaidah karang mengarang. Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase
Pilihan kata/diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase,
seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat,seksama,lazim,dan benar. 1. Tepat Pengertian tepat adalah pemilihan kata dengan menepatkannya pada kelompoknya. Contoh : Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata. Kelompok kata pandangan mata memang tepat susunanya sedangkan kelompok kata lihatan mata tidak tepat susunannya. Jadi, walau kedua kata itu bersinonim, tetapi tidak dapat saling menggantikan. Dengan kata lain, kedua kata itu mempunyai pasangan tertentu/khusus yang menimbulkan pengertian tepat. 2. Seksama Pengertian seksama adalah makna kata harus benar dan sesuai dengan apa yang hendak disampaikan. Unsur seksama lebih ditekankan pada unsur kelompok katanya. Contoh : Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu juga dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan kata jaksa besar ataupun jaksa raya karena tidak seksama. Kata jaksa agung pun tidak pula dapat digantikn dengan jaksa tinggi kerana kedua kata itu berbeda maknanya. Sinonim dapat terjadi disebabkan oeleh hal-hal berikut ini : Pengaruh bahasa daerah Contoh : Kata harimau yang diberi sinonim dengan kata macan, kata auditorium yang bersinonim dengan kata pendopo, kata rindu yang bersinonim dengan kata kangen. Perbedaan dialek regional Contoh : Kata handuk yang bersinonim dengan tuala, kata selop yang bersinonim dengan kata seliper, kata butuh tang bersinonim dengan kata perlu. Pengaruh bahasa asing Contoh : Kata kolosal bersinonim dengan kata besar, kata aula bersinonim dengan kata ruangan, kata realita yang bersinonim dengan kata kenyataan. Perbedaan dialek sosial Contoh : Kata suami bersinonim dengan kata laki, kata istri bersinonim dengan kata bini, kata mati bersinonim dengan kata wafat. Perbedaan ragam bahasa Contoh : Kata membuat bersinonim dengan kata mengubah, kata asisten bersinonim dengan kata pembantu, kata tengah bersinonim dengan kata madya. Perbedaan dialek temporal Contoh : Kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan, kata kempa bersinonim dengan kata stempel, kata peri bersinonim dengan kata hantu. 3. Lazim Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa indonesia. Kelompok kata ataupun pengelompokan kata yang seperti itu memang sudah lazim dan dibiasakan dalam bahasa indonesia. Contoh : Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi, kita tidak dapat mengatakan anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokkannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakaiannya. Begitu juga dengan kelompok kata seprti tidak lazinkan dalam bahasa indonesia maupun belum menjadi milik indonesia. 4. Benar Benar adalah pilihan kata itu harus mempunyai bentuk yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa indonesia. Kata-kata yang kita pilih itu mematuhi aturan tata bahasa indonesia. Contoh : Kata-kata pengrusak dan pengrusak rumah, merubah pada merubah rencana, serta penetrapan pada penetrapan teknologi adalah kata-kata yang tidak benar atau kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa indonesia. Seharusnya kata-kata ini adalah perusak didalam bentuk perusak rumah, mengubah didalam bentuk mengubah rencana, dan penerapan didalam bentuk penerapan teknologi.