Anda di halaman 1dari 23

PILIHAN

KATA (DIKSI)
Definisi Diksi
Memilih kata yang tepat
Diksi adalah pilihan kata untuk menyatakan sesuatu

Dunia karang-mengarang
Pilihan kata merupakan unsur
sangat penting
Dunia tutur setiap hari

Ada di dalam kamus. Kamus memberikan suatu


ketepatan kepada kita tentang pemakaian SUMBER
kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang untuk menyatakan suatu maksud.
tepatlah yang diperlukan.

Contoh:
Pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan - Nenekku mampus tadi pagi (tidak tepat)
situasi dan tempat penggunaan kata itu. - Nenekku meninggal dunia tadi pagi
(tepat)

2

◍ Secara singkat, diksi dapat diartikan sebagai
pilihan kata. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia sendiri, pengertian diksi adalah
pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu (seperti apa yang
diharapkan).

3
Fungsi Diksi
Fungsi diksi adalah agar pemilihan kata
dan cara penyampaiannya dapat dilakukan
dengan tepat sehingga orang lain mengerti
maksud yang disampaikan. Diksi juga
berfungsi untuk memperindah suatu
kalimat.

4
Fungsi Diksi
◍ Membuat orang yang ◍ Mencegah kesalahpahaman.
membaca ataupun mendengar Kesalahpahaman dapat terjadi
karya sastra menjadi apabila komunikator tidak pandai
lebih faham mengenai apa dalam memilih kata. Kata-kata yang
yang ingin disampaikan baik belum tentu sesuai untuk
oleh pengarang. seorang komunikan dan dapat
menimbulkan kesalahpahaman.
Pemilihan kata yang baik dan tepat
adalah solusi untuk mencegah
kesalahpahaman yang sering terjadi
antara komunikator dan komunikan.

5
Fungsi Diksi
◍ Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
Diksi berfungsi untuk menciptakan komunikasi yang efektif dalam bentuk lisan maupun
tulisan. Pemilihan kata yang baik memberikan dampak komunikasi menjadi lebih baik pula.
Komunikasi yang efektif menghasilkan komunikasi yang berkualitas dan efisien.

◍ Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun
terucap”
Berfungsi untuk melambangkan gagasan yang ingin diungkapkan atau diekspresikan baik secara
lisan maupun tulisan. Pemilihan kata yang baik dapat menjelaskan maksud dalam sebuah gagasan
yang ingin diekspresikan, sehingga tidak ada gagasan yang terlihat buruk dari segi bahasa.

6
Syarat Pemilihan Kata (Diksi)

Tepat,
artinya kata- Sesuai,
kata yang artinya kata-
dipilih itu Ada 2 yaitu : kata yang
dapat Ketetapan dan digunakan
mengungkapkan Kesesuaian. selaras dan
dengan tepat memiliki
apa yang ingin kecocokan.
diungkapkan.

7
1. Kaidah kelompok kata
(frase)
Untuk memenuhi
persyaratan
ketetapan dan 2. Kaidah makna kata
kesesuaian dalam
pemilihan kata,
perlu diperhatikan : 3. Kaidah lingkungan sosial

4. Kaidah karang-mengarang

8
1. Tepat
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya
bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata
◍ Pilihan kata sesuai tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.
dengan kaidah
2. Seksama
kelompok kata (frase) Contohnya :
◍ Pilihan kata (diksi) yang Kata besar, agung, akbar, raya, dan
tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita
sesuai dengan kaidah
biasanya mengatakan hari raya serta hari besar,
kelompok kata (frase), tetapi kita tidak pernah mengatakan hari
seharusnya pilihan kata agung, hari akbar ataupun hari tinggi.
(diksi) yang
tepat,seksama, lazim,dan 3. Lazim
benar. Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi
tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai
sinonim anjing makan.

9
Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata

Jenis Makna :
1. Berdasarkan Sifat, Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
2. Berdasarkan Bentuk, Makna Denotasi dan Makna Konotasi Perubahan Makna :
3. Berdasarkan Wujud, Makna Referensial dan Makna Berdasarkan Cakupan, Meluas dan
Inferensial Menyempit

Pergeseran Makna,
Asosiasi dan Sinestesia

Relasi Makna, Homonim, Homograf,


Homofon, Sinonim, Antonim, dan Polisemi

10
Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.

1) JENIS MAKNA

Berdasarkan BENTUK maknanya, makna dibedakan atas


dua macam yaitu:
◍ 1. Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang
terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata
dasar.

◍ 2. Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah


mengalami proses gramatikal, seperti proses afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi
(pemajemukan).
Berdasarkan SIFATNYA, makna dibedakan atas dua macam:
1. Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil
observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran
lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna
sebenarnya.
Contoh :
Besi : logam yang sangat keras
2. Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan
hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran
lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau
makna kontekstual.
Contoh :
Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
Berdasarkan WUJUDNYA, makna dibedakan atas:
1. Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan
yang konkret.
Contoh :
meja, baju, membaca, menulis
2. Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai
rujukan yang konkret.
Contoh :
baik, indah, sedih, gembira
2. PERUBAHAN MAKNA

Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas.


1. Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata Dulu sekarang

Putera-puteri Dipakai untuk sebutan anak-anak Sebutan untuk semua anak laki-laki
raja dan perempuan

2. Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit


dari pada makna dahulu
Kata Dulu Sekarang

Madrasah Sekolah Sekolah yang mempelajari ilmu agama


Islam
2. PERUBAHAN MAKNA

Berdasarkan NILAI RASANYA, perubahan makna dibedakan atas :


1. Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi.
Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.
Contoh:
Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
2. Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah.
Arti baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti sebelumnya.
Contoh:
kata kawanan menjadi gerombolan

15
Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan Sosial Kata

1. Tingkat sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolek


Contoh:
Kata- kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat kita bedakan
penggunaanya didalam bahasa Indonesia berdasarkan rasa bahasa bukanlah melihat tingkat
sosialnya

2. Daerah (geografi) yang mengakibatkan dialek


Contoh:
Kata-kata bis, kereta , dan motor kita bedakan penggunaanya berdasarkan geografinya

3. Formal atau nonformal yang mengakibatkan bahasa baku dan tidak baku.
Contoh:
Kata tersangka, terdakwa, dan tertuduh kita bedakan berdasarkan maknanya.

4. Umum dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.
Ø Makna Umum( hipernim) adalah makna yang cakupannya luas. Co. ikan, bunga
Ø Makna khusus( hiponim) adalah makna yang cakupannya sempit atauterbatas. Co. lele mawar

16
Pilihan kata sesuai dengan kaidah
mengarang.

Pilihan kata akan memberikan informasi sesuai dengan


apa yang dikehendaki. Pilihan kata dengan kaidah
mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan
tetap, pilihan kata langsung dan pilihan kata yang
dekat dengar pembaca.

Contoh :
Ia menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia
memanggil kekasihnya melalui telepon (pilihan kata
yang panjang dan berbelit-belit)

17
Faktor yang Mendorong Terbentuknya Kesalahan
Pilihan Kata :

1. Kurangnya Kosa Kata

Orang yang kurang banyak menguasai kosakata terkadang tidak bisa


menempatkan kata terutama yang bersinonim, seperti kata meneliti sama
artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Kata-kata
turunannya penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan. Orang
yang menguasai banyak kosakata tidak akan menerima bahwa kata-kata
tersebut mengandung arti yang sama, karena bisa menempatkan kata-kata
itu dengan cermat sesuai dengan konteksnya.

18
2. Kurangnya Pengetahuan Tentang Proses
Pembentukan Kata
Di bawah ini beberapa contoh proses pembentukan dan
kesalahan dalam pemilihan kata.
a. Penganggalan Awalan Me- Amerika serikat luncurkan Amerika serikat meluncurkan
Penganggalan pada judul cerita dalam surat
pesawat bolak-balik pesawat bolak-balik
kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks
beritanya awalan me- harus eksplisit. Contoh: Colombia (salah) Colombia (benar)

b. Penganggalan Awalan Ber-


Kata-kata yang berawalan Ber- sering Sampai jumpa lagi (salah) Sampai berjumpa lagi (benar)
mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber
harus dieksplisitkan secara jelas. Contoh:
c. Peluluhan Bunyi /c/
Kata dasar yang diawali bunyi c sering Ali sedang menyuci Ali sedang mencuci mobil
menjadi luluh apabila mendapat awalan me. mobil (salah) (benar)
Padahal tidak seperti itu. Contoh:

19
Lanjutan

d. Penyengauan Kata Dasar e. Bunyi /s/, /k/, p/, dan /t/ yang Tidak Luluh
Ada gejala penyengauan bunyi awal kata Kata dasar yang bunyi awalnya s, k, p, atau
t sering tidak luluh jika mendapat awalan me atau
dasar, penggunaan kata dasar ini sebenarnya
pe.Padahal menurut kaidah buku bunyi-bunyi itu
adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam harus lebur menjadi bunyi sengau. Contoh:
tulis. Akhirnya pencampuran antara ragam lisan
dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk
kata yang salah dalam pemakaian.
Semua warga neraga harus Semua warga neraga harus
Contoh:
Nyopet, mandang, nulis, dan nambrak. Dalam mentaati peraturan yang menaati peraturan yang
bahasa Indonesia kita harus menggunakan berlaku (salah) berlaku (benar)
kata-kata mencopet,memandang, menulis, dan
menembrak.

20
Lanjutan

f. Awalan Ke- yang Keliru Kegunaan


Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang Pengendara motor itu pengendara motor itu
seharusnya berawalan ter sering diberi meninggal karena ketabrak meninggal karena tertabrak
awalan ke. Hal itu disebabkan oleh oleh kereta api (salah) oleh kereta api (benar)
kekurang cermatan dalam memilih awalan
yang tepat. Contoh:

g. Pemakaian Akhiran –ir


Pemakaian kata akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia
sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku untuk akhiran –ir adalah asi atau
isasi. Contoh:

Saya sanggup mengkoordinir Saya sanggup mengkoordinasi


kegiatan itu (salah) kegiatan itu (benar)

21
h. Padanan yang Tidak Serasi Karena modal dibank dibank terbatas sehingga tidak
Terjadi ketika pemakaian bahasa yang kurang
semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (salah)
cermat memilih padanan yang serasi, yang muncul
dalam kehitupan sehari-hari adalah padanan yang tidak Karena modal dibank terbatas, tidak semua pengusah
sepadan atau yang tidak serasi. Hal itu, terjadi karena lemah memperoleh kredit (benar)
dua kaidah yang berselang, atau yang bergabung dalam Modal dibank terbatas sehingga tidak semua pengusah
sebuah kalimat. Contoh:
lemah memperoleh kredit (benar)

i. Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, Putusan dari pada Putusan pemerintah itu
daripada, dan terhadap
pemerintah itu melegakan melegakan hati rakyat. (benar)
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata di, ke,
dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan. Contoh: hati rakyat. (salah)

22
Kesalahan Pemakaian Kata Dan Lain Sebagainya & Dan Lain-Lain
Penggunaan bentuk dan lain sebagainya yang kurang tepat masih banyak kita temukan. Ini sering
tertukar dengan penggunaan kata dan lain-lain. Penggunaan kedua kata itu berbeda-beda. Mengapa demikian?
Karena jika kita lebih cermat dalam berbahasa, kata dan lain-lain digunakan dalam kalimat yang mengadung
unsur rincian berbeda. Sedangkan, kata dan sebagainya digunakan dalam kalimat yang mengandung rincian
sejenis.

Kesalahan Umum:
Para petani mendapat bantuan dari pemerintah berupa bibit, pupuk, obat, traktor, dan lain sebagainya.
Di Surakarta terdapat beberapa universitas, seperti Universitas Sebelas Maret, Universitas Islam Batik
Surakarta, Universitas Tunas Pembangunan, dan lain-lain.

. Seharusnya:
Para petani mendapat bantuan dari pemerintah berupa bibit, pupuk, obat, traktor, dan lain-lain.
Di Surakarta terdapat beberapa universitas, seperti Universitas Sebelas Maret, Universitas Islam Batik
Surakarta, Universitas Tunas Pembangunan, dan lain sebagainya

23

Anda mungkin juga menyukai