& CONTOH
DIKSI
Oleh
Nyuherno Aris Wibowo
PENGERTIAN DIKSI MENURUT PARA AHLI
Agar lebih memahami apa arti diksi, maka kita bisa merujuk kepada
pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian diksi menurut para
ahli:
1. Harimurti
Menurut Harimurti pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal
untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau
dalam mengarang.
2. Gorys Keraf
Menurut Gorys Keraf definisi diksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Diksi adalah pilihan kata atau mengenai pengertian kata-kata mana yang
digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan, penggungkapan yang
tepat, dan gaya penyampaian kata yang lebih baik sesuai situasi.
Diksi merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna dari gagasan yang disampaikan dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan situasi, serta nilai dari suatu rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat, pendengar, dan pembaca.
3. Susilo Mansurudin
Menurut Susilo Mansurudin pengertian diksi adalah pilihan kata.
Pemakaian diksi yang tepat, cermat, dan benar dapat membantu
memberi nilai pada suatu kata. Pilihan kata yang sesuai dalam
kata lain adalah tepat untuk mencegah kesalahan penafsiran yang
berbeda.
4. Widyamartaya
Menurut Widyamartaya definisi diksi adalah kemampuan
seseorang dalam membedakan secara tepat suatu nuansa-nuansa
makna yang tepat dengan gagasan yang disampaikannya, dan
kemampuan tersebut yang sesuai dengan kehendak dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat dan
pendengar atau pembaca.
5. Enre
Menurut Enre, pengertian diksi adalah penggunaan kata
yang sesuai dalam mewakili pikiran dan juga perasaan
yang ingin dinyatakan dalam suatu pola untuk kalimat.
Diksi Diksi
Berdasarkan Berdasarka
Maknanya n Leksikal
DIKSI BERDASARKAN MAKNANYA
1. Makna Denotatif
Yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau
kalimat. Berikut ini contoh diksi bermakna denotatif:
Ryan sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Robby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai banyak orang.
Carla berinvestasi sejak dulu, sekarang ia mendapatkan “keuntungan melimpah”
2. Makna Konotatif
Konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Berikut
ini contoh diksi dengan makna konotatif:
Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya.
Hanny adalah seorang “kutu buku”, itu sebabnya ia banyak tahu tentang berbagai
hal
Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapat “durian runtuh”.
DIKSI BERDASARKAN LEKSIKAL
1. Sinonim
Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Berikut ini contoh
sinonim,
Bahagia = Senang
Matahari = Mentari
Cantik = Elok
Lezat = Enak
Pintar = Pandai
2. Antonim
Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Berikut contoh antonim:
Naik x Turun
Besar x Kecil
Banyak x Sedikit
Tinggi x Rendah
Gelap x Terang
Cepat x Lambat
Bagus x Jelek
Mahal x Murah
3. Homonim
Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun
artinya berbeda satu sama lain. Berikut contoh homonim,
Bulan itu terlihat bulat penuh malam ini
4. Homofon
Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun
lafal sama. Berikut contoh homofon,
Anton menabung uangnya di Bank secara rutin
Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan
Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama,
namun ejaan dan maknanya berbeda.
5. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun
ejaannya sama. Berikut contoh homograf,
Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng
6. Polisemi
Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Berikut contoh
polisemi,
Para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap
bulan
Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik
Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda
walaupun menggunakan kata yang sama.
7. Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya.
Sedangkan hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata
hipernim.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi
sangat penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir.
Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai
kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan
mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada
kesan ambigu.
SYARAT KALIMAT EFEKTIF
1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda
baca yang tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak
sampai kata yang ditulis ternyata tidak tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan
subjek dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap,
hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat,
buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang
tidak ada penegasan, subjek dan predikat diharapkan selalu berada di
awal kalimat.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1. Kesepadanan Struktur
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara
membuang, memilah, dan pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara
membuang, memilah, dan mengolahnya. (efektif)
4. KETEGASAN MAKNA
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat,
namun memang peletakan subjek seharusnya selalu
mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus
tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal
kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca
dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut.
Penegasan kalimat seperti ini biasanya dijumpai pada jenis
kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya
diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
5. KELOGISAN KALIMAT
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial
menyangkut kelogisan kalimat yang kalian buat.
Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan
ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan
ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar
pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud
dari kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu
persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan
pidatonya sekarang. (efektif)