OLEH
NAMA : L.M.MISHAR
PENGERTIAN DIKSI
Pengertian Diksi – Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk menggambarkan suatu cerita atau
memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.
Menurut KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat serta selaras dan bertujuan agar pembaca dapat memahami teks
dalam tulisan.
Dalam setiap penulisan kalimat, selalu membutuhkan diksi. Pemilihan kata atau diksi ini penting untuk merangkai kata,
kesesuaian dalam kalimat serta memberikan ekspresi pada kalimat penulis.
Diksi dapat menentukan gaya bahasa pada suatu tulisan. Setiap kalimat, paragraf bahkan wacana membutuhkan gaya
bahasa. Gaya bahasa yang dibentuk oleh diksi dapat membentuk kejujuran, kesopanan, tingkat keresmian dari suatu
tulisan dan bahkan suasana.
FUNGSI DIKSI
Fungsi diksi Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu cerita, dengan diksi
yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara untut, menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan
waktu, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah fungsi diksi:
• Memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami dan mengerti apa yang ingin disampaikan penulis atau
pembicara.
• Kata yang disampaikan menjadi lebih jelas sehingga terasa tepat dan sesuai dalam konteks penggunaannya.
• Mengantisipasi terjadinya interpretasi atau tafsiran yang berbeda antara penyampai kalimat dengan penerimanya.
• Diksi yang bagus dan sesuai dapat digunakan untuk memperindah kalimat sehingga cerita yang dibuat bisa lebih
runtut dengan mendeskripsikan karakter tokoh, latar dan waktu, serta alur cerita.
• Untuk menggambarkan ekspresi terhadap ide dan gagasan yang akan disampaikan
• Membuat komunikasi yang terjalin menjadi lebih efektif dan efisien.
JENIS-JENIS DIKSI
Secara umum, diksi terbagi menjadi dua jenis, yakni diksi berdasarkan makna dan diksi berdasarkan leksikal. Berikut ini, penjelasan
antara kedua jenis diksi tersebut.
1. Diksi Berdasarkan Makna
Jenis diksi berdasarkan maknanya masih terbagi menjadi 2 macam, meliputi makna denotatif dan makna konotatif. Menurut Chaer
(2009: 65), perbedaan diksi berdasarkan makna denotatif dan konotatif sesuai pada ada atau tidak adanya nilai rasa pada sebuah
kata. Singkatnya, denotatif bersifat umum dan konotatif bersifat khusus.
a. Makna Denotatif
Jenis diksi berdasarkan makna denotatif adalah diksi dengan makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Dalam kata lain,
makna denotatif adalah makna objektif tanpa membawa perasaan tertentu atau murni.
Diksi dengan makna denotatif memiliki ciri-ciri, antara lain memiliki makna yang lugas karena sifatnya yang literal dan biasanya
hasil dari observasi dari panca indra, yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau Pengalaman fisik lainnya.
Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna denotatif, meliputi:
1. Jerawat disebabkan oleh sebum pada wajah.
2. Jerapah memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan hewan-hewan lainnya.
3. Budi sangat bekerja keras untuk menggapai cita-citanya.
b. Makna Konotatif
Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi, kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Makna konotatif juga
bisa diartikan sebagai makna kias yang berkaitan dengan nilai rasa.
Diksi dengan makna konotatif ini dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dipegang oleh masyarakat tertentu. Meski begitu, makna
dari diksi ini juga akan berubah seiring dengan perubahan nilai dan norma di masyarakat.
Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna konotatif, antara lain:
4. Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur memiliki makna meninggal dunia).
5. Tasya adalah anak emas di kelas karena perilakunya yang sangat rajin. (anak emas memiliki makna anak yang paling disayang).
6. Selepas lulus kuliah, Rifky memilih berprofesi sebagai kuli tinta. (kuli tinta memiliki makna sebagai wartawan).
2. Diksi Berdasarkan Leksikal
Jenis-jenis diksi berdasarkan leksikal juga terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:
a. Sinonim
Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna. Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi lebih sesuai dengan
ekspresi yang ingin diungkapkan.
Adapun contoh penggunaan diksi berdasarkan leksikal sinonim, seperti mampus yang mengekspresikan hal-hal kasar dan wafat yang mengekspresikan hal-hal yang lebih halus
b. Antonim
Antonim adalah pemilihan diksi atau kata yang memiliki makna berlawanan atau berbeda. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal antonim, seperti naik x turun, besar
x kecil, tinggi x rendah, dan hemat x boros.
c. Homonim
Homonim merupakan pemilihan diksi yang memiliki pelafalan dan ejaan sama, tetapi artinya berbeda satu sama lain. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal
homonim, seperti kata “bulan” yang bisa memiliki makna sebagai satelit alami di bumi sekaligus arti waktu.
d. Homofon
Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna berbeda, tetapi pelafalannya sama. Adapun contoh diksi berdasarkan leksikal homofon, seperti “bank” dan
“bang”. Kedua kata itu memiliki arti dan ejaan yang berbeda, tetapi pelafalannya terdengar mirip.
e. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi ejaannya sama. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal homograf, seperti makanan kesukaan karin
adalah “tahu” goreng dan karin tidak “tahu” kalau hari ini dia libur. Dalam hal ini, tahu memiliki ejaan yang sama, tetapi bunyi dan maknanya berbeda.
f. Polisemi
Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu arti, seperti bunga dan kepala. Contohnya, orang yang menabung di Bank akan mendapatkan “bunga” setiap
bulannya dan Karin adalah bunga desa yang jadi incaran pada pria. Dalam hal ini, kata bunga memiliki banyak makna, baik sebagai keuntungan, kecantikan atau sebuah tanaman.
g. Hipernim
Hipernim merupakan diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau mencakup makna kata lainnya. Contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal Hipernim, seperti kata sempurna
yang bisa memiliki arti sebagai nilai yang baik, bagus, luar biasa dan lainnya.
h. Hiponim
Hiponim merupakan diksi yang bisa terwakili oleh kata hipernim. Contoh, pemilihan diksi berdasarkan leksikal hiponim, seperti ada binatang liar di kebun binatang, yang meliputi
gajah, singa, buaya, rusa, kuda dan lainnya. Pada kalimat itu, kata binatang liar termasuk hipernim. Sedangkan, gajah, singa, buaya dan lainnya termasuk hiponim.
MACAM-MACAM DIKSI
• Diksi pedantic
Diksi pedantik digunakan saat seorang penulis sangat detail atau akademis dalam tulisannya. Kata-kata dipilih secara
khusus untuk menyampaikan hanya satu makna.
• Diksi pedantik
kerap digunakan dalam sastra ketika karakter berbicara dengan cara yang berpendidikan tinggi. Diksi bahasa sehari-hari
Kata-kata atau ungkapan sehari-hari bersifat informal dan umumnya mewakili wilayah atau waktu tertentu. Bahasa
sehari-hari menambah warna dan realisme pada tulisan.
• Diksi bahasa gaul
Diksi bahasa gaul adalah kata-kata yang berasal dari budaya atau sub kelompok tertentu tetapi mendapatkan daya tarik.
Bahasa gaul dapat berupa kata baru, kata yang disingkat atau dimodifikasi, atau kata-kata yang memiliki arti baru.
• Diksi abstrak
Diksi abstrak adalah saat seorang penulis menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan sesuatu yang tidak berwujud,
seperti ide atau emosi. Diksi abstrak sering kekurangan detail fisik dan kekhususan karena mereka adalah hal-hal yang
pembaca tidak dapat alami melalui panca indra mereka
• Diksi konkret
Diksi konkret adalah penggunaan kata-kata untuk makna literalnya dan sering merujuk pada sesuatu yang menarik bagi
indra. Maknanya tidak terbuka untuk interpretasi karena penulisnya spesifik dan rinci dalam ungkapannya.
• Diksi puitis
Diksi puitis didorong oleh kata-kata liris yang berhubungan dengan tema tertentu yang tercermin dalam sebuah puisi, dan
menciptakan suara yang merdu, atau harmonis. Diksi puitis biasanya melibatkan penggunaan bahasa deskriptif, kadang-
kadang diatur ke irama atau sajak.
KALIMAT EFEKTIF
PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat. Kalimat yang dimaksud bisa dalam bentuk
lisan maupun tulisan. Pada cerita di atas, bentuk kalimat yang dipakai adalah lisan. Jelita sebagai pendengar tidak mampu
memahami dengan tepat apa yang diucapkan oleh pembicara yaitu Jenandra. Berarti kalimat yang diucapkan Jenandra tidak
efektif.Begitu pula untuk kalimat berbentuk tulisan. Jika pembaca tidak mengerti makna dari kalimat yang ditulis oleh orang lain
(penulis) dengan tepat, berarti kalimat yang ditulis tersebut tidak efektif.
KEGUNAAN KALIMAT EFEKTIF
Memudahkan kegiatan komunikasi dalam menyampaikan ide, gagasan, pikiran, atau kalimat-kalimat yg kita nyatakan melalui
perantara lisan kepada lawan yang diajak bicara / berkomunikasi .
CONTOH KALIMAT EFEKTIF
Contoh kalimat efektif Berikut beberapa contoh kalimat efektif:
• Kalimat tidak efektif: Ani pergi ke pasar dan Ani membeli sayur.
• Kalimat efektif: Ani pergi ke pasar dan membeli sayur.
• Kalimat tidak efektif: Walau masih pagi, tetapi Pak Joni sudah beraktivitas.
• Kalimat efektif: Walau masih pagi, Pak Joni sudah beraktivitas.
• Kalimat tidak efektif: Usman adalah merupakan salah satu atlet berprestasi.
• Kalimat efektif: Usman adalah seorang atlet berprestasi.
• Kalimat tidak efektif: Setelah bekerja seharian, kemudian Susi beristirahat.
• Kalimat efektif: Setelah bekerja seharian, Susi beristirahat.
• Kalimat tidak efektif: Hari ini para siswa-siswa sekolah SDN 111 Muhajirin diliburkan.
• Kalimat efektif: Hari ini para siswa SDN 111 Muhajirin diliburkan
PENGERTIAN KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal adalah kalimat yang tersusun atas suatu pola, tersusun atas subjek, predikat, dan dapat juga dilengkapi dengan objek dan
penjelasan.
Kalimat tunggal dapat disebut juga dengan kalimat simpleks atau kalimat sederhana. Karena struktur seperti itu, kalimat hanya berisi satu
informasi inti dan tidak memiliki klausa. Lawan kalimat tunggal yang memiliki lebih dari satu struktur bangunan kalimat juga disebut kalimat
majemuk.