A. Latar Belakang
1
novel ini juga dapat dinikmati dengan baik karena pemilihan katanya yang
menarik tetapi mudah dipahami.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Diksi
Diksi bermakna pemilihan kata atau memilih kata. Diksi tidak sekedar
memilih kata apa yang paling tepat untuk mengungkapkan gagasan, tetapi
menyangkut juga memilih frasa, ungkapan, dan gaya bahasa. Dan sekaligus diksi
adalah menyangkut pilihan kalimat untuk menyampaikan gagasan kepada orang
lain. Dalam pilihan kata dimaksud pembicara harus betul-betul menguasai makna
kata yang dipilih serta kemungkinan bisa diterima oleh pendengar atau pembaca.
Untuk dapat memilih kata yang tepat, pembicara harus menguasai perbendaharaan
kata.
2. Syarat-syarat Diksi
Pertama adalah diksi harus sesuai dengan kaedah sintaksis, atau ilmu tata
kalimat. Penempatan kata yang dipilih harus sesuai dengan kelompoknya dalam
3
sintaksis. Kata yang di pilih harus sesuai struktur bahasa Indonesia. Kalimat-
kalimat di bawah ini secara sintaksis betul. Akan tetapi apakah dalam konteks
penggunaan kata tersebut memiliki makna yang tepat. Contoh:
Kedua, diksi harus sesuai dengan kaidah makna, Makna sebuah kata dapat
mengalami perubahan berdasarkan sejarah, pengalaman, dan perasaan pemakai
bahasa yang bersangkutan. Sebuah kata bisa memiliki makna denotasi, asosiasi,
konotasi, kolokasi, refleksi, intrepretasi, dan berbagai macam perubahan mak-na
yang lain.
3. Tujuan Diksi
Dalam memilih kata, kita bertujuan Agar terdapat ketepatan gagasan yang
disampaikan pembicara dan diterima secara tepat oleh pendengar (Tamsir, 2002:
68). Selanjutnya untuk memperoleh keindahan guna menambah daya
ekspresivitas. (Samjar,2013). Lalu Untuk menyatakan gagasan atau meceritakan
peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ugkapan dan
sebagainya. (Samjar,2013).
4. Peranti-peranti Diksi
a. Makna denotasi
b. Makna konotasi..
4
Seperti kata kursi dalam kalimat ‘Para politikus memperebutkan kursi-
kursi parlemen.’ yang berarti kekuasaan
c. Kata bersinonim
d. Kata berantonim
f. Kata konkret
5
Kata konkret adalah kata yang menunjuk pada objek yang dapat
dipilih, didengar, dirasakan, dirasa, diraba, dan dicium.kata konkret
lebih mudah dipahami dalam deskripsi sebab kata deikian itu
merangsang panca indra. Seperti: komputer, buku. (Rahardi, 2009: 67)
g. Kata abstrak.
h. Kata umum
i. Kata khusus
j. Kata lugas.
l. Kata aktif
6
digunakan dalam pemakaian pembahasaan. Contoh: ‘wong cilik’, ‘gitu
aja repot’. (Rahardi, 2009: 71)
7
1. Kata denotatif
2. Kata konotatif
Kata konotatif merupakan kebalikan dari kata denotatif. Yaitu kata yang
tidak menunjuk pada makna sebenarnya. Dalam novel ini, banyak ditemukan
kata-kata yang bermakna konotatif, diantaranya:
Kata yang berarti konotatif dalam kalimat ini, terdapat pada kata
‘mencicipi’. Kata mencicipi dalam artian sesungguhnya adalah
merasakan dengan lidah. Biasa digunakan untuk hal yang berhubungan
dengan makanan atau minuman. Akan tetapi, dalam kalimat ini, kata
‘mencicipi’ dihubungkan dengan kata penjara yang menunjukkan
bahwa kata ini tidak bermakna sesungguhnya. Makna yang tepat untuk
kata mencicipi disini adalah masuk kedalam suatu tempat.
8
kalimat ini, ‘melahap’ berarti membaca hingga akhir. Maka, kata
‘melahap’ disini marupakan kata konotatif.
3. Kata bersinonim
Kata yang bersinonim berarti kata yang memiliki makna sejenis, sepadan,
sejajar, serumpun, dan memiliki arti yang sama. Dalam novel ini dapat ditemukan
dalam kaimat berikut:
Kata ‘ayah’ dan ‘bapak’ memiliki artian yang sama atau bersinonim.
4. Kata berantonim
Selain kata bersinonim, dalam novel ini juga terdapat kata-kata yang
berantonim. Apabila sinonim adalah persamaan kata, maka antonim merupakan
kata yang memiliki makna yang berlawan. Kata-kata berantonim, dapat kita lihat
dalam kalimat-kalimat seperti berikut:
9
berlawanan sehingga kedua kata ini merupakan kata berantonim yang
berjenis kembar.
5. Kata berasa
6. Kata konkret
Kata konkret adalah kata yang dapat diindera dengan alat-alat indra
manusia. Kata konkret menunjuk pada objek yang dapat dipilih, didengar,
dirasakan, diraba, atau dicium. Dalam novel ini, dapat ditemui dalam kalimat:
10
c. Lantas, Topan meneruskan di sebuah SD swasta kumuh di kawasan
Terboyo. (halaman 13)
Kata-kata ‘buku’, ‘ensiklopedi’, dan ‘SD’ merupakan kata konkret. Hal ini
dikarenakan ketiganya merupakan objek yang dapat diketahui dengan jelas
menggunakan indra manusia.
7. Kata Abstrak
Kata abstrak merupakan kebalikan dari kata konkret. Apabila kata konkret
menunjuk pada objek yang dapat dideteksi oleh indra manusia dan dapat
dipahami dengan mudah dalam deskripsi, sebaliknya, kata abstrak menunjuk pada
konsep atau gagasan, kata ini sering digunakan untuk mengungkapkan gagasan
yang cenderung rumit. Seperti yang tercantum dalam kalimat:
Keumuman adalah kata yang perlu dijabarkan lebih lanjut dengan katakata
yang sifatnya khusus untuk mendapatkan perincian lebih baik. Sedangkan kata
khusus lebih cenderung digunakan dalam konteks terbatas, dalam kepentingan
tertentu.
Contoh kata umum adalah seperti kata melihat, karena kata melihat masih
dapat dijabarkan menjadi kata ‘menonton’, ‘melirik’, ‘memandang’, ‘mengamati’,
dan seterusnya. Dalam novel ini, daripada menggunakan kata umum, penulis lebih
mengedepankan penggunaan kata Khusus yang lebih menjelaskan tentang
keadaan atau karakter tokoh secara detail. Seperti yang terdapat pada kalimat
berikut:
9. Bentuk idiomatis
11
demikian itu bersifat senyawa, baku dan standar, hubungan antara unsur yang satu
dengan unsur lainnya sangat dekat dan lekat. Bentuk idiomatis dapat dilihat pada
kalimat:
“Ia besar sebagai sosok yang sangat ditakuti, baik di jalanan maupun di
sekolah.” (halaman 13)
b. Sang bapak angkat adalah raja kecil di Tanjung Mas dan Terboyo.
(halaman 13)
Contoh bentuk serapan asing yang terdapat dalam novel ini adalah:
12
d. Usia 13 tahun, ia telah menjadi penjahat yang sangat profesional.
(halaman 14)
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai kaidah Bahasa Indonesia
yang telah ditentukan, sebagai sumber utama bahasa baku yang ditentukan adalah
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik
lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Sedangkan kata
tidak baku bukan berasal dari kaidah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dan
menurut hasil analisis ini, setiap kata disini merupakan kata berbentuk baku.
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diksi bermakna pemilihan kata atau memilih kata. Diksi tidak sekedar
memilih kata apa yang paling tepat untuk mengungkapkan gagasan, tetapi
menyangkut juga memilih frasa, ungkapan, dan gaya bahasa. Dan sekaligus diksi
adalah menyangkut pilihan kalimat untuk menyampaikan gagasan kepada orang
lain. Dengan memahami peranti-peranti diksi dengan baik, seorang penyunting
bahasa, peneliti, dan penulis akan dapat menghasilkan tulisan-tulisan yang
berdaya guna, efektif, dan bermatabat.
B. Saran
Dari segi diksi, novel ini cukup baik dan menarik. Maka alangkah baiknya
jika pembaca novel ini tidak hanya sekedar membaca novel ini saja. Akan tetapi,
juga menganalisis dan mencermati setiap kata dan diksi yang digunakan penulis
dalam novel ini. Dan penulis juga menyarankan bagi pembaca yang menginginkan
acuan referensi dalam menulis karya tulis serupa, untuk membaca dan
mempelajari konsep karya tulis yang dituangkan dalam novel ini, terutama tentang
perihal diksi atau pilihan kata.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16