Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Diksi
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata yang selaras dan tepat yang digunakan dalam
menyampaikan sebuah gagasan atau menceritakan sebuah peristiwa yang mencakup gaya
bahasa, ungkapan, serta bagian-bagian lain yang berhubungan dengan hal tersebut sehingga
diperoleh efek-efek tertentu yang diharapkan. Diksi juga dapat diartikan sebagai gaya
bahasa dari seorang penulis. Diksi berfungsi untuk memberikan cara penyampaian yang
tepat sehingga orang lain memahami maksud dari kalimat yang disampaikan dan juga
berfungsi dalam memperindah suatu kalimat. Ketepatan diksi atau pemilihan kata
dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena penggunaan diksi
yang tidak tepat akan menimbulkan makna yang tidak jelas serta rancu. Diksi dapat dibagi
menjadi dua bagian utama yaitu :

a) Berdasarkan maknanya, terbagi atas dua cabang yaitu :


 Makna Denotatif, merupakan makna yang mempunyai artian yang
sebenarnya tanpa diubah sedikit pun. Makna ini juga sering diartikan sebagai
makna asli, asal, dan tercantum dalam sebuah kamus panduan bahasa.
 Makna Konotasi, merupakan makna berupa kiasan yang bersifat tidak
sebenernya dan tidak mengacu langsung kepada arti asli sebuah kalimat.
Makna ini juga sering diartikan sebagai makna perlambangan. Contoh dari
makna konotatif adalah :
b) Berdasarkan leksikal, terbagi atas delapan cabang yaitu :
 Antonim, merupakan kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata
lainnya.
 Sinonim, merupakan kata yang memiliki arti sama dengan kata lainnya.
 Homonim, merupakan kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, namun
artinya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
 Homofon, merupakan kata yang memiliki persamaan bunyi, tetapi bentuk
ejaan dan maknanya berbeda.
 Homograf, merupakan kata yang memiliki arti berbeda, namun ejaan atau
penulisan ejaannya sama.
 Polisemi, merupakan kata yang memiliki lebih dari satu definisi atau arti.
 Hipernim, merupakan kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya.
 Hiponim, merupakan kata yang diwakili oleh hipernim itu sendiri.

B. Manfaat Diksi

1. Dapat memahami dan mengidentifikasikan secara cermat perbedaan dari jenis-jenis


diksi beserta kata yang mirip dalam sebuah ejaan, artinya dengan mempelajari diksi,
kita nantinya dapat mengelompokkan berbagai jenis diksi yang berbeda-beda sesuai
dengan kelompoknya masing-masing. Selain itu, kita juga dapat membedakan arti
berbeda dari sebuah kata yang sama, yang muncul dalam sebuah ejaan.
2. Mendapatkan banyak kosakata baru yang bermanfaat, artinya dengan mempelajari
dan memahami diksi, secara langsung kita juga akan mendapatkan berbagai
kosakata baru yang nantinya akan sangat berguna dalam proses penulisan sebuah
karya tulis.
3. Menjadi gaya bahasa khusus yang membedakan setiap penulis, diksi juga sangat
bermanfaat bagi penulisnya sendiri karena dengan menggunakan berbagai diksi,
para penulis dapat menimbulkan ciri khas gaya bahasa serta penulisannya masing-
masing yang nantinya akan menjadikan gaya pembeda penulisannya dengan penulis
lain.
4. Mempermudah penyampaian makna dalam proses pembuatan karya tulis, dengan
memahami serta menggunakan diksi, secara tidak langsung kita juga melatih diri kita
untuk memilih berbagai pilihan kata yang ringan dan mudah dipahami oleh orang
lain sesuai dengan konteks yang ingin kita sampaikan.
5. Melatih serta mengembangkan keterampilan dalam menulis, diksi merupakan
pilihan kata yang melambangkan dan mengekspresikan sebuah gagasan secara
estetis. Dengan mempelajari serta menggunakan diksi, secara tidak langsung kita
juga melakukan proses pengembangan keterampilan dalam menulis yang
diwujudkan melalui sebuah karya tulis yang sarat akan makna dan memiliki bahasa
yang indah serta mudah dipahami.

C. Penggunaan Diksi
Penggunaan diksi atau pemilihan kata dalam sebuah karya sastra atau karya tulis
bertujuan untuk dapat menciptakan dan menyampaikan perasaan serta suasana khusus
yang baik kepada pembaca. Pilihan kata ini tidak hanya memengaruhi sikap pembaca, tetapi
juga bertujuan untuk menyampaikan perasaan penulis itu sendiri terhadap karya sastra atau
karya tulisnya. Dalam penggunaan diksi ada beberapa hal yang harus diperhatikan di
antaranya adalah : kalimat yang disampaikan hendaklah ringkas dan tidak boros, tidak
menggunakan pengulangan kata, dan tidak menggunakan anak kalimat. Sebelum
menentukan pilihan kata terlebih dahulu perlu diperhatikan empat hal pokok yaitu masalah
makna, relasi makna, ragam bahasa, dan gejala bahasa. Tujuan dari penggunaan diksi di
antaranya adalah :
1. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal.
3. Membentuk ekspresi serta gagasan yang tepat.
4. Membuat setiap orang yang membaca karya sastra atau karya tulis tersebut menjadi
lebih paham mengenai hal yang ingin disampaikan oleh penulis.
Selain itu, penggunaan diksi yang baik harus memenuhi beberapa syarat di antaranya yaitu :

 Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.


 Seorang penulis harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi
pembacanya.
 Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut
menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti.
 Membedakan makna denotasi dan konotasi.
 Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim. Contohnya :
adalah, ialah, yaitu, dan.
 Membedakan secara cermat kata-kata yang memiliki ejaan mirip.
 Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri. Jika
pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna
yang tepat berdasarkan kamus panduan bahasa.
 Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan yang benar. Contohnya :
sesuai bagi seharusnya diganti dengan sesuai dengan.
 Menggunakan kata umum dan kata khusus.
 Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat. Contohnya : isu (berasal
dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) dan isu (dalam
bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar angin, desas-
desus).
 Menggunakan kata yang memiliki sinonim. Contohnya : pria dan laki-laki serta saya
dan aku.
 Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.

Anda mungkin juga menyukai