Dosen Pembimbing :
Dr.Hj.Masyni.M.Pd
Disusun Oleh :
Mohammad Fauzi Aspianur
(21112001303167)
Macam-Macam Diksi
A. Sinonim
Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata sinonim
biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan/dituliskan menjadi lebih sesuai
dengan ekspresi yang ingin diungkapkan. Contohnya adalah mampus (ekspresi pengungkapan
yang kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih halus).
B. Antonim
Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan ataupun berbeda. Contoh
kata antonim adalah besar dan kecil.
C. Polisemi
Polisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala yang dapat
bermakna bagian tubuh yang terletak di atas leher atau dapat juga bermakna bagian yang
terletak di sebelah atas ataupun depan.
D. Homograf
Homograf merupakan kata-kata yang memiliki tulisan sama, tetapi memiliki arti dan bunyi yang
berbeda. Contohnya kata apel. Jika dibaca /apêl/, ia berarti buah. Jika dibaca /apèl/, ia berarti
upacara, misal apel pagi.
E. Homofon
Homofon merupakan kata-kata yang memiliki bunyi yang sama, tetapi berbeda makna dan
ejaan. Contohnya bang dan bank.
F. Homonim
Homonim merupakan kata-kata yang memiliki ejaan dan bunyi yang sama, berbeda makna.
Contohnya bulan yang bisa berarti bulan 'satelit alami Bumi' atau bulan dalam kalender.
G. Hiponim
Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata lainnya. Contohnya kata
salmon yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan.
H. Hipernim
Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya kata sempurna
yang telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.
Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
I. membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih paham
mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
II. menghasilkan penafsiran atau pemaknaan yang tepat, tidak ambigu, dan tidak menyebabkan
salah paham.
III. menghasilkan respons pembaca atau pendengar sesuai harapan penulis atau pembicara; serta
IV. menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
Penggunaan
Penulisan Puisi
Penulisan puisi memerlukan diksi yang cermat. Pemilihan kata di dalam puisi harus dipertambangkan
secara menyeluruh dari segi makna, susunan bunyi, dan hubungan antarkata dalam baris dan bait.
Penggunaan kata di dalam puisi bersifat konotatif sehingga diksi memiliki kedudukan penting. Pemilihan
kata berpengaruh pada jumlah makna yang dapat dipikirkan oleh para pembaca puisi. Dalam penulisan
puisi, diksi harus indah dan selaras. Diksi di dalam puisi ditentukan oleh sifat dari puisi tersebut. Sifat-
sifat ini merupakan sifat yang dapat diamati secara emotif, objektif, imitatif, dan konotatif.
Diksi merupakan salah satu bagian dari drama tragedi. Penggunaan diksi di dalam drama tragedi adalah
untuk memperjelas maksud seseorang dalam kata-katanya. Pemakaian diksi di dalam drama harus sama
seperti penggunaan diksi pada penulisan prosa dan puisi.
Kriteria
Pemakaian bahasa yang dapat mengungkapkan gagasan, pendapat, pikiran, atau pengalaman secara
tepat, harus memperhatikan kriteria pemilihan kata. Tiga kriteria dalam diksi yaitu ketepatan,
kecermatan, dan keserasian.
Ketepatan
I. mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar;
II. menghasilkan penafsiran atau pemaknaan yang tepat, tidak ambigu, dan tidak menyebabkan
salah paham;
III. menghasilkan respons pembaca atau pendengar sesuai harapan penulis atau pembicara; serta
IV. menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata berhubungan dengan penggunaan kata yang diperlukan untuk
mengungkapkan gagasan tertentu. Pemakai bahasa harus mampu menggunakan bahasa yang singkat
sehingga menghemat penggunaan kata. Penggunaan diksi yang cermat akan mengurangi jumlah kata
sehingga tulisan menjadi ringkas dan tidak ada kata yang bersifat mubazir. Selain itu, pemakai bahasa
harus mampu memahami penyebab terjadinya kemubaziran kata. Kemubaziran kata merupakan
penggunaan kata-kata yang kehadirannya dalam konteks pemakaian bahasa tidak diperlukan.
Pemahaman terhadap kemubaziran kata dapat menghindari penggunaan kata yang tidak perlu dalam
konteks tertentu.
Keserasian
Keserasian dalam diksi berkaitan dengan kesesuaian penggunaan kata-kata yang sesuai dengan konteks
pemakaiannya. Konteks pemakaian dalam diksi berkaitan dengan faktor kebahasaan dan faktor
nonkebahasaan. Faktor kebahasaan ini meliputi kesesuaian kata dengan konteks kalimat dan
penggunaan bentuk gramatikal. Selain itu, faktor kebahasaaan juga berkaitan dengan penggunaan idiom
dan penggunaan kata yang lazim. Sedangkan faktor nonkebahasaan yang berkaitan dengan diksi yaitu
situasi pembicaraan, teman bicara atau lawan bicara, sarana pembicaraan, kelayakan tempat berbicara,
dan kelayakan penggunaan waktu selama pembicaraan berlangsung.