A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang
ada pada diri sipembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu
dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.
Menurut Akhaidah, dkk.(1988), Paragrah merupakan inti penuangan ide atau gagasan
dalam sebuah karangan. Pemakaian kata secara tepat dalam kalimat merupakan ciri khas
bahasa Indonesia ragam ilmiah. Kata-kata yang digunakan ialah yang bermakna tunggal dan
denotatif. Kata yang bermakna tunggal digunakan untuk menghindari timbulnya berbagai
penafsiran terhadap gagasan yang dikemukakan dalam kalimat. Kata adalah unsur bahasa
terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Untuk memperoleh ketepatan
penggunaan kata dalam kalimat, penulis karangan ilmiah harus paham betul akan makna
ataupun konsep yang terwakili dalam kata-kata yang dipilihnya.
Diksi atau pemilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin di sampaikannya,yang di sesuaikan
dengan situasi dan nilai rasa yang di miliki oleh sekolompok masyarakat dan pendengar atau
pembaca,dan mengandung ketepatan makna,kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada
pembaca atau pendengar. (Widyamartaya 1990:45 ) .
Selepas dari itu, dalam pembuatan karya tulis sastra pastinya penulis atau pengarang
memerhatikan komponen-komponen dalam penulisan kata dan kalimat yang tepat dan benar.
Namun, kadangkala kita menemui suatu karya tulis terdapat kesalahan penulisan baik kata
maupun kalimat. Oleh karena itu kita perlu memerhatikan komponen-komponen dalam
membuat atau mengarang seperti penerapan paragraf dan diksi agar pembaca tidak salah
dalam memahami konsep karya dan lebih spesifik.
Tujuan dibuatnya makalah yang memuat paragraf dan diksi adalah dapat memilih kosa
kata secara tepat dengan membedakan makna-maknanya dalam paragraf. Maka dari itu
makalah ini akan membahas secara detail mengenai materi paragraf dan diksi.
B. Rumusan Masaalah
Dari latar belakang masalah di atas kita dapat menemukan beberapa masalah berikut ini
BAB II
PEMBAHASAN
1. PILIHAN KATA (DIKSI)
1.1 PENGERTIAN PILIHAN KATA (DIKSI)
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan
Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).Dari
pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan
berbahasanya, termasuk saat membuat karangan ataupun karya tulis. Setiap kata memiliki
makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang.
Adapun fungsi dari diksi antara lain :
· Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap
apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis;
· Untuk mencapai target komunikasi yang efektif;
· Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verba;
· Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
Dalam hal ini, makna kata yang tepat atau sesuai dengan kondisi adalah kata yang kita pakai.
1.3 MAKNA KATA
1.3.1 Makna Denotatif
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk
menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak
mengalami perubahan makna.
Contoh :
1. Mas parto membeli susu sapi.
2. Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal.
1.3.2 Makna Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh:
1. Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam =
wts).
2. Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir).
1.4 MACAM-MACAM HUBUNGAN MAKNA
1.4.1 Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai
ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan
makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
1.4.2 Antonim
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan
dari makna /ungkapan lain. Antonim Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata
besar berantonim dengan kata kecil.
1.4.3 Polisemi
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada
manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala
susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti
kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
1.4.4 Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi
kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang
terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.Contoh :
Hipernim : Hantu
Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung Hipernim : Ikan
Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat.
1.4.5 Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti. Contoh :
· Bulan(dalam kalender), Bulan(nama satelit)
· Genting(gawat),Genting(atap rumah)
1.4.6 Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda. Contoh :
· Rok(pakaian), Rock(aliran music)
· Tank(kendaraan perang), Tang(alat perkakas)
1.4.7 Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh :
· Serang(nama kota), Serang(perang)
· Tahu(makanan), Tahu(mengetahui)
1.5 MAJAS (GAYA BAHASA)
Majas ialah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipergunakan dalam
suatu karya sastra dengan tujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran penulis. Menurut Prof.
Dr. H. G. Tarigan majas ialah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Sedangkan menurut Goris Keraf, suatu majas
dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu kejujuran, sopan-santun dan menarik. Majas
juga diartikan sebagai bahasa kias, bahasa yang dipakai untuk menciptakan suatu efek
tertentu. Majas nerupakan bentuk retoris yang penggunaanya untuk memunculkan kesan
imajinatif dari pendengar maupun pembaca.
Majas / gaya bahasa terdiri dari 4 kelompok, yaitu :
1.5.1 Gaya bahasa perulangan
· Aliterasi
Aliterasi ialah majas yang memiliki wujud perulangan konsonan pada suatu kata atau
beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi.Contoh :
- Susuri sungai Sebrangi samudra
- Senyum sopan sapa sesama
· Asonansi
Asonansi ialah jenis majas re[etsi yang berwujud perulangan vokal pada suatu kata atau
beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk memebrikan penekanan. Contoh :
- Segala ada menekan dada
- Mati api didalam hati
· Anafora
Anafora ialah jenis majas refetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris
atau kalimat.Contoh:
Kucari kau dalam toko-toko
Kucari kau karena cemas karena saying
Kucari kau karena sayang karena bimbang
Kucari kau karena kaya meski diganyang
· Efifora (Epistrofa)
Efifora ialah jenis majas refetisi yang berwujud perulangan kata pada akhir baris atau kalimat
yang berurutan.Contoh:
Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau sedang tidur.
Aku mencercah daging ketika kau tidur.
· Anadiplosis
Anadiplosis ialah jenis majas refetisi yang kata atau frasa terakhir dari suatu kalimat atau
klausa menjadi kata atau frasa pertama pada klausa atau kalimat berikutnya.Contoh:
Dalam raga ada darah
Dalam darah ada tenaga
Dalam tenaga ada daya
Dalam daya ada segalanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. DIKSI
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang pengarang untuk
penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam mengolah kata juga menjadi faktor
penting untuk menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca. Sehingga makna dengan
tepat akan tersampaikan kepada penerima informasi atau pembaca.
Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam pembacaan dan
pengertiannya tepat. Selain itu pemilihan kata yang tepat dalam komunikasi secara langsung
juga sangat penting sehingga terjadi komunikasi yang efektif dan efisien tanpa ada kesalahan
makna dan pemahamannya.
2. PARAGRAF
Paragraf atau alenia adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil dari
pengabungan beberapa kalimat. Paragraf sendiri terdiri dari kalimat topik atau ide pokok
sebagai kalimat utama dan kalimat penjelas sebagai pendukung kalimat pokok tersebut. Dan
syarat-syarat pembentukan paragraf yang baik ada 2, yaitu : kepaduan bentuk (kohesif) dan
kepaduan makna (koheren).
C. Saran
Saran kami kepada seluruh pembaca untuk mempelajari pemilihan kata (diksi)
maupun pembuatan paragraf dengan baik dan benar. Dengan mempelajari materi-materi
tersebut diharapkan pembaca dapat memahami fungsi dan tujuan diksi (pilihan kata) maupun
membuat suatu paragraf.
Selain itu pembaca dapat menerapkankemampuan berkomunikasi yang sesuai dan efektif
berdasarkan makna masing-masing kata baik dalam komunikasi berupa pembicaraan
langsung maupun berupa karya tulis.
DAFTAR PUSTAKA
· Alfinanurmaulida. 2013. Makalah Pilihan Kata
Diksi. https://zegyjib.files.wordpress.com/2013/05/makalah-pilihan-kata-diksi.docx
[11 Oktober 2015]
· Guntur L Prasetyo. 2012. Makalah Bahasa Indonesia
“Paragraf”.http://guntur66studentsitegunadarma.blogspot.co.id/2012/12/makalah-bahasa-
indonesia-paragraf_28.html [12 Oktober 2015]
· Disclamaboy. 2012. Diksi : Pengertian dan Macam-macamnya. http://www.cara-
wanita.com/2013/09/defenisi-dan-contoh-paragraf-narasi.html [08 Oktober 2015]
· Id.Wikibooks.org. 2015. Bahasa Indonesia/ Materi: Majas.
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Majas [12 Oktober 2015]