Anda di halaman 1dari 7

RESUME KETERAMPILAN MENULIS

MODUL 2 KALIMAT EFEKTIF

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

MODUL 2

KALIMAT EFEKTIF

1. EKAYANA R.A.D, 837740395


2. INDAH FEBRIYANTI, 837740388
3. LINDA ANJAR SARI, 837740514
4. LINDA KUSUMAWATI, 837739874
5. SITI IMSIAH, 855719287
MODUL 2

KALIMAT EFEKTIF

Kegiatan Belajar 1

Pilihan Kata ( Diksi )

A. Konsep Diksi
Kata adalah simbol bahasa yang bermakna. Didalam sebuah kata terkandung
unsur-unsur berikut.
1. Makna, yang mengacu pada suatu konsep atau gagasan yang mewakili
lambang dari suatu benda, peristiwa, atau gejala.
2. Nilai rasa (emosi), yang berkaitan dengan cita rasa positif-negatif,
santun-kasar, gembira-sedih, dan suka-duka.
3. Bentuk, keselarasan bentuk kata (dasar atau beribuhan) atau frase
dengan posisinya dalam sebuah wacana atau konteks.

Kata merupakan salah satu unsur dasar bahasa yang sangat penting. Dalam
memilih kata-kata, ada dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Ketetapan : Dapat mengungkapkan yang ingin kita ungkapkan

2. Kesesuaian : Kecocokan antara kata-kata dengan kesempatan dan


keadaan.

B. Panduan Memilih Kata

Untuk memulai ketepatan dan kesesuaian diksi, penulis dapat mengajukan


pertanyaan pemandu.

1. Apakah kata yang digunakan telah mencerminkan gagasan atau perasaan


yang ingin saya kemukakan?

2. Apakah kata sudah mengandung makna yang cukup lengkap, atau masih
memerlukan penjelasan tambahan?

3. Apakah kata sesuai dengan topiks dan konteks tulisan saya

4. Apakah kata dapat dipahami dengan jelas tidak akan disalah tafsirkan
pembaca?

5. Apakah kata yang digunakan tidak terlalu banyak diulang sehingga dapat
membosankan pembaca?
1. Membedakan dengan cermat kata-kata Denotatif dan Konotatif

 Makna Denotatif dalam KBBI adalah berkaitan dengan denotasi. Denotasi


adalah kalimat yang mengundang makna sebenarnya.

contoh : - Banyak kupu-kupu beterbangan dimalam hari.

- Penata bunga itu sedang bekerja

 Makan Konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan satu kondisi dan
situasi tertentu, atau makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hak
yang lain.

contoh : - Kupu-kupu malam itu ditangkap petugas.

- Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam

2. Mencermati kata-kata yang bersinonim

Sinonim adalah beberapa kata yang memiliki arti yang sama


/hampir sama setiap kata memiliki nuansa makna yang khas, tidak ada kata
yang bersinonim yang dapat menggantikan satu sama lain pada setiap
konteks.

Contoh : Perwira yang penyantun dan pemberani itu gugur ketika


menjalankan tugasnya.

Kata gugur bersinonim dengan kata mati, sehingga tewas, wafat, dan
mangkat. Tepatkah kata gugur kita ganti dengan kata lain bersinonim?
Tentu tidak karena kata-kata itu memiliki karakteristik yang berlainan.

3. Memperhatikan pergeseran atau perubahan makna yang terjadi

Dalam buku-buku tata bahasa konsep perubahan makna kata itu


kita kenal dengan istilah meluas, menyempit, ameliorasi, peyorasi,
metafora metonim dan sinestesia.

Contoh : kata pahit misalnya tidak mengacu pada rasa makanan /minuman
saja yang dikecap oleh lidah tetapi juga kepada sesuatu hal
(perkataan/perbuatan/peristiwa) yang tidak nyaman dirasakan oleh nurani.
4. Mencermati pemakaian kata-kata teknik dan populer

kata teknik biasanya dikenal dan digunakan pada kalangan


terpelajar atau pada luang lingkup tertentu yang terbatas dan bersifat
resmi, seperti dalam seminar diskusi ilmiah, rapat dinas, pembelajaran
makalah, laporan, dan surat dinas. Adapun kata popular dikenal dan
dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat dalam bahasa sehari-hari.

Kata populer : gengsi, kesimpulan, kuman, kolot, terbatas

Kata teknis : prestasi, konklusi, konservatif, minim, volume

5. Mencermati penggunaan kata abstrak dan konkret

Kata abstrak adalah kata yang maknanya mengacu pada sesuatu


yang dapat diserap oleh panca indra. Sedangkan kata konkret adalah kata
yang maknanya merujuk pada sesuatu yang diserap oleh panca indra.

Contohnya adalah kata-kata yang berkenaan dengan perasaan seperti


indah, baik, sedih, nyaman.

Kata konkret adalah kata yang maknanya merujuk pada sesuatu yang
diserap oleh pancaindra seperti rumah, orang, pohon, ayam dan buku.

6. Memperhatikan kata-kata umum dan khusus

Kata umum biasanya dipertentangkan dengan kata khusus.


Semakin luas dan umum jangkauan suatu kata maka semakin umum pula
sifatnya, sebaliknya semakin sempit jangkauan suatu kata semakin khusus
pula sifatnya.

Contoh : unggas (kata umum), sedangkan ayam, burung, bebek dan angsa
adalah kata khusus.

7. Menggunakan kata yang hemat

Kehematan kata berhubungan dengan penggunaan kata yang benar


ialah kata-kata yang tidak diperlukan, yang jika dihilangkan tidak
mempengaruhi arti atau maksud kalimat, harus dihindari. Pemakaian kata
secara hemat akan menunjang diksi yang kuat.
8. Mewaspadai penggunaan kata-kata yang belum umum dipakai

Ketika menulis kita harus memilih kata yang tepat, jangan menggunakan
bahasa daerah atau bahasa indonesia yang belum populer. Kalau kita paksakan
memakai kata-kata seperti itu kita khawatir pembaca akan bingung.

Jika kita terpaksa mengguanakan kata yang belum dikenal dari manapun
sumbernya kita dapat menyiasatinya dengan cara berikut.

a. Berikanlah penjelasan atau padanannya untuk kata-kata yang belum


banyak dipakai.
b. Jika penjelasan kata-kata itu cukup panjang sehingga diperkirakan dapat
mengganggu pembaca, kita dapat meletakkannya sebagai catatan kaki.

9. Mencermati penggunaan kata baku dan tidak baku

Memperhatikan tingkat kebakuan kata yang digunakan dalam tulisan yang


sesuai dengan masalah yang dibahas, jenis tulisan serta pembacanya.

10.. Menggunakan majas secara cermat

Majas berfungsi untuk menghidupkan dan mengkonkretkan karangan.


Majas memiliki kekenyalan atau keluwesan makna yang luar biasa. Majas
hendaknya dipakai bila memang sangat diperlukan.
Pengembangan Kalimat Efektif

A. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mewakili gagasan, pikiran dan
perasaan penulis sehingga dapat dipahami dengan tepat oleh pembaca seperti
yang dipikirkan dan dirasakan penulisnya.

B.Membangun Kalimat Efektif

Kalimat efektif setidaknya dibangun oleh dua hal, yaitu :


1. Kepaduan
Kepanduan adalah keterkaitan antarberbagai unsur kalimat yang
membentuk satu kesatuan bentuk dan arti. Kepaduan kalimat dibangun oleh
kelogisan, kehematan, dsn kesejajaran.
2. Kevariasian
Kevariasian unsur kalimat dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya Melalui penggunaan berbagai pola kalimat jenis atau bentuk
kalimat dan diksi, kelompok kata tau bahkan klausa. Penggunaan variasi
dalam kalimat juga dapat menimbulkan efek tertentu, seperti penekanan
( emphasizing ). Bagian-bagian penting yang ingin ditonjolkan dalam
kalimat. Penekanan dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca akan
bagian informasi tertentu yang ingin dikemukakan penulis.

Anda mungkin juga menyukai