A. Konsep Diksi
Kata merupakan simbol bahasa yang bermakna. Dalam sebuah kata terkandung unsur berikut.
1. Makna, mengacu pada suatu konsep atau gagasan yang mewakili lambang dari suatu benda, peristiwa, atau gejala.
2. Nilai rasa (emosi), berkaitan dengan cita rasa positif-negatif, santun-kasar, gembira-sedih, dan suka-duka.
3. Bentuk, keselarasan bentuk kata (dasar atau berimbuhan) atau frasa dengan posisinya dalam sebuah wacana atau konteks.
Dengan demikian, keefektifan penggunaan kata dalam mengarang, tidak hanya berkaitan dengan kesesuaian kata itu
dengan makna yang ingin disampaikan, tetapi juga berhubungan dengan ketepatan bentuk kata dengan konteks, serta nilai rasa
yang melekat pada kata itu sendiri.
Pemilihan kata harus memperhatikan kelayakan, keserasian, dan ketepatan dengan konteks kebahasaan, pesan yang
disampaikan, serta efeknya bagi pembaca. Hefferman dan Lincoln (1990) menyatakan bahwa tulisan yang baik tersusun dari
kata-kata yang serasi dengan persoalan yang dikemukakan serta tingkat kemampuan pembacanya. Kekeliruan dalam memilih
dan menggunakan kata akan mengakibatkan gangguan bahkan ketidaksampaian pesan.
Pemilihan kata melibatkan tiga hal, yaitu ketepatan, kesesuaian, dan kebenaran. Ketepatan, kata-kata yang dipilih harus
dapat menggambarkan secara cermat apa yang ingin dikemukakan oleh penulis atau pembicara. Kesesuaian, kata-kata yang
digunakan harus serasi dengan konteks tulisan dan keadaan pembacanya. Kebenaran, kata-kata yang digunakan mencerminkan
ketaatan terhadap kaidah bahasa.
B. Panduan Memilih Kata
Kata makan pada kalimat (a) dan pembantu rumah tangga pada kalimat (c) merupakan kata denotatif karena mengacu pada
makna dasar atau arti sesungguhnya. Sebaliknya, kata makan pada kalimat (b) dan pramuwisma pada kalimat (d) merupakan kata
denotatif.
Setiap kata mempunyai nuansa makna yang khas. Tidak ada kata bersinonim yang dapat menggantikan satu sama lain pada setiap
konteks. Adakalanya perbedaan nuansa makna kata bersinonim tidak selalu dapat dijelaskan secara verbal, kita hanya dapat
merasakannya dengan rasa kebahasaan kita.
Contoh kata pahit tidak hanya mengacu pada rasa makanan atau minuman yang dikecap oleh lidah, tetapi juga pada sesuatu hal
(perkataan, perbuatan, atau peristiwa) yang tidak nyaman dirasakan oleh nurani atau perasaan.
Kata teknis dan populer dibedakan berdasarkan frekuensi dan lingkup pemakainya dalam lapisan masyarakat pemakai bahasa.
Kata teknis dikenal dan digunakan oleh kalangan terpelajar atau tertentu dalam ruang lingkup komunikasi yang agak terbatas
dan bersifat resmi, seperti dalam seminar, diskusi ilmiah, rapat dinas, pembelajaran, makalah, laporan, dan surat dinas.
Sementara kata populer dikenal dan dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat dalam berbahasa sehari-hari.
Pada suatu masa sebuah kata tertentu dikelompokkan sebagai kata teknis tetapi, karena sering digunakan di kalangan umum
akhirnya kata tersebut dipahami dan digunakan oleh khalayak luas. Kondisi ini menggeser pengelompokkan kata teknis
tersebut menjadi kata populer.
Contoh:
kata populer kata teknis
kesimpulan konklusi
ikut serta partisipasi
mata uang valuta
putus asa frustasi
Kata abstrak merupakan kata yang maknanya mengacu pada sesuatu yang tidak dapat diserap oleh pancaindra. Karena
keabstrakannya pemaknaan setiap orang akan kata abstrak berbeda-beda. Kata konkret adalah kata yang maknanya merujuk
pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra.
6. Memperhatikan kata umum dan khusus
Karena keluasan daya jangkaunya kata umum digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide umum, sedangkan kata
khusus dipakai untuk penjabarannya.
Misalnya, unggas merupakan kata umum, sedangkan ayam, burung, bebek, dan angsa adalah kata khusus.
Jadi, semakin umum suatu kata semakin banyak pula kemungkinan penafsirannya. Sebaliknya, semakin khusus suatu kata,
semakin terarah pula pemaknaannya.
2. Kevariasian
kevariasian unsur kalimat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya melalui penggunaan
berbagai pola kalimat, jenis atau bentuk kalimat, diksi, kelompok kata atau bahkan klausa.
Penggunaan variasi dalam kalimat juga dapat menimbulkan efek tertentu, seperti penekanan
(emphasizing) bagian-bagian penting yang ingin ditonjolkan dalam kalimat.